PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) SEBAGAI VARIABEL MODERASI PADA PERUSAHAAN NON KEUANGAN DAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2009-2014

(1)

PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

(CSR) DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) SEBAGAI VARIABEL MODERASI PADA PERUSAHAAN NON KEUANGAN DAN

PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2009-2014 THE EFFECTS OF PROFITABILITY TO CORPORATE VALUE WITH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) AND GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) AS MODERATING VARIABLE OF NON-FINANCIAL

CORPORATE AND BANKING WHICH ARE LISTED ON THE INDONESIA STOCK EXCHANGE PERIOD 2009-2014

Disusun Oleh: ARI NOFIANTI

20120410144

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

i

PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2009-2014 THE EFFECTS OF PROFITABILITY TO CORPORATE VALUE WITH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) AND GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) AS MODERATING VARIABLE OF NON-FINANCIAL

CORPORATE AND BANKING WHICH ARE LISTED ON THE INDONESIA STOCK EXCHANGE PERIOD 2009-2014

Disusun Oleh: ARI NOFIANTI

20120410144

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(3)

ii

PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

(CSR) DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) SEBAGAI VARIABEL MODERASI PADA PERUSAHAAN NON KEUANGAN DAN

PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2009-2014 THE EFFECTS OF PROFITABILITY TO CORPORATE VALUE WITH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) AND GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) AS MODERATING VARIABLE OF NON-FINANCIAL CORPORATE AND BANKING WHICH ARE LISTED ON THE INDONESIAN

STOCK EXCHANGE PERIOD 2009-2014 SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh: ARI NOFIANTI

20120410144

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(4)

DENGAN PENGUNGKAPAN (CSR) DAN GOOD

VARIABEL MODERASI

PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2009

THE EFFECTS OF PROFITABILITY TO CORPORATE VALUE WITH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY AND GOOD CORPORATE GOVERNANCE AS M

CORPORATE AND BANKING WHICH ARE LISTED ON THE INDONESIAN STOCK EXCHANGE PERIOD 2009

Telah disetujui Dosen Pembimbing Pembimbing

Rita Kusumawati, SE, M.Si. NIK : 19710727199702143059

iii

DENGAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) SEBAGAI

VARIABEL MODERASI PADA PERUSAHAAN NON KEUANGAN DAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE

2009-THE EFFECTS OF PROFITABILITY TO CORPORATE VALUE WITH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY AND GOOD CORPORATE

RNANCE AS MODERATING VARIABLE OF NON-FINANCIAL CORPORATE AND BANKING WHICH ARE LISTED ON THE

INDONESIAN STOCK EXCHANGE PERIOD 2009-2014

Diajukan Oleh:

ARI NOFIANTI

20120410144

Telah disetujui Dosen Pembimbing

Rita Kusumawati, SE, M.Si. Tanggal, 01 Agustus 2016 710727199702143059

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

(GCG) SEBAGAI PADA PERUSAHAAN NON KEUANGAN DAN

-2014

THE EFFECTS OF PROFITABILITY TO CORPORATE VALUE WITH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY AND GOOD CORPORATE

FINANCIAL CORPORATE AND BANKING WHICH ARE LISTED ON THE


(5)

PENGARUH PROFITABILITAS DENGAN PENGUNGKAPAN

(CSR) DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

VARIABEL MODERASI

PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2009

THE EFFECTS OF PROFITABILITY TO CORPORATE VALUE WITH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) AND GOOD CORPORATE

GOVERNANCE (GCG) AS MODERATING VARIABLE OF NON FINANCIAL CORPORATE AND BANKING WHICH ARE

INDONESIA STOCK EXCHANGE PERIOD 2009

Skripsi ini telah Dipertahankan dan Disahkan di depan Dewan Penguji Program Studi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Rita Kusumawati, SE., M.Si. Anggota Tim Penguji

Universitas

iv

PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) SEBAGAI

VARIABEL MODERASI PADA PERUSAHAAN NON KEUANGAN DAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE

2009-THE EFFECTS OF PROFITABILITY TO CORPORATE VALUE WITH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) AND GOOD CORPORATE

GOVERNANCE (GCG) AS MODERATING VARIABLE OF NON FINANCIAL CORPORATE AND BANKING WHICH ARE LISTED ON THE

INDONESIA STOCK EXCHANGE PERIOD 2009-2014

Diajukan oleh ARI NOFIANTI

20120410144

Skripsi ini telah Dipertahankan dan Disahkan di depan Dewan Penguji Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Tanggal 20 Agustus 2016

Yang terdiri dari

Edi Supriyono, SE., MM Ketua Tim Penguji

Rita Kusumawati, SE., M.Si.

Anggota Tim Penguji Anggota Tim PengujiDr. Arni Surwanti, M.Si. Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Dr. Nano Prawoto, S.E., M.Si. 19660604199202 143 016

TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

(GCG) SEBAGAI PADA PERUSAHAAN NON KEUANGAN DAN

-2014

THE EFFECTS OF PROFITABILITY TO CORPORATE VALUE WITH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) AND GOOD CORPORATE

GOVERNANCE (GCG) AS MODERATING VARIABLE OF NON-LISTED ON THE

Fakultas Ekonomi

Dr. Arni Surwanti, M.Si. Anggota Tim Penguji


(6)

v Nama : Ari Nofianti Nomor Mahasiswa : 20120410144

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul “PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PENGUNGKAPAN

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DAN GOOD CORPORATE

GOVERNANCE (GCG) SEBAGAI VARIABEL MODERASI PADA

PERUSAHAAN NON KEUANGAN DAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2009-2014” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, melainkan secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta, 20 Agustus 2016


(7)

vi MOTTO

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan.” (Q.S. Al- Mujadalah: 11)

“Kita adalah sutradara bagi diri kita sendiri, maka jangan beri kesempatan pada orang lain untuk menentukan jalan hidup kita, dan buatlah hidupmu bermanfaat

untuk orang lain”.

“Lakukanlah semua hal yang ingin kamu lakukan, jangan membatasi diri hanya karena takut atau malu. Lakukanlah hal sesuai keinginan hatimu, bukan emosimu

sehingga kamu tak menyesal setelahnya.” (Bapak)

“Setiap kesuksesan pasti ada prosesnya. Setiap hidup pasti ada manfaatnya. Jangan hanya berhayal dan mengandai-andai. Lakukanlah!!!”


(8)

vii

Dengan Rahmat Allah SWT yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, penulis ingin mempersembahkan skripsi ini kepada:

1. Bapak tercinta, Bapak Sinang Sukamto yang selalu memberikan dukungan material, emosional, dan spiritual sampai detik ini, dan samapi seribu tahun yang akan datang.

2. Kedua Ibu tercinta dan tersayang, Ibu Wahyuni dan Ibu Asyah yang selalu memberikan yang terbaik dan selalu mendukung.

3. Adik tercinta, Siti Lailatul Maghfiroh dan Mas tersayang Heri Kriswanto. 4. Ibu Bapak Dosen yang memberikan ilmu sehingga Ari bisa sampai

menjadi Sarjana. Terimakasih kepada Bu Rita yang telah membimbing Ari selama ini.

5. Keluarga besar Bank Syariah Mandiri Yogyakarta yang sudah memberikan kesempatan bergabung selama 3 tahun serta dukungan untuk menyelesaikan skripsi selama ini. Terimakasih atas ilmu yang Mas Rio, Mbak Syafa, Bu Lily, Om Rian, Om Wawan, Om Yudi, Babe, Pak Djangkung, Mas Anggi berikan sehingga membentuk Ari yang seperti sekarang ini.

6. Keluarga besar UMY BOGA yang selalu memberikan semangat dan dukungan. Terimakasih kepada Bu Ista, Mbak Villa, Mbak Tri, Mas Verry yang selalu mendengarkan curhatan Ari selama ini.

7. Keluarga besar PT. Aseli Dagadu Djokdja yang memberikan kesempatan selama 9 bulan bergabung.

8. Teman – teman terbaik selama kuliah, Intan, Beni, Zainudin, Ari, mas Hilman, mas Windu, Sukirman, Debby dan teman-teman kelas 9D lainnya.


(9)

viii INTISARI

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dan Good Corporate Governance (GCG) sebagai variabel moderasi. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan non keuangan dan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak periode 2009-2014 dan dipilih dengan metode purposive sampling. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari data sekunder yang dikumpulkan dengan metode dokumentasi. Analisis pengujian data pada penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji autokorelasi, uji multikolinieritas dan uji heterokedastisitas. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan MRA (Moderated Regression Analysis).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Profitabilitas (ROA) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, Profitabilitas (ROE) berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Corporate Social Responsibility (CSR) tidak mampu memoderasi hubungan Profitabilitas (ROA,ROE) terhadap nilai perusahaan. Good Corporate Governance (GCG) mampu memoderasi hubungan Profitabilitas (ROA) terhadap nilai perusahaan dengan arah pengaruh negative atau memperlemah hubungan. Good Corporate Governance (GCG) mampu memoderasi hubungan Profitabilitas (ROE) terhadap nilai perusahaan dengan arah hubungan positif atau memperkuat hubungan.

Kata kunci : Profitabilitas, Corporate Social Responsibility, Good Corporate Governance, Nilai Perusahaan


(10)

ix

the Corporate Value Disclosure of Corporate Social Responsibility (CSR) and Good Corporate Governance (GCG) as a moderating variable. The sample used in this study were all non-financial companies and banks listed on the Indonesia Stock Exchange since the period of 2009-2014 and selected by purposive sampling method. The data used in this study from secondary data collected by the method of documentation. The data analysis on this study used classical assumption test such us normality test, autocorrelation test, multikolinieritas test heterokedastisitas test. The hypothesis was tested by MRA (Moderated Regression Analysis).

The results showed that the profitability (ROA) has positive effect on corporate value, profitability (ROE) negatively affect the value of the company. Corporate Social Responsibility (CSR) was not able to moderate the relationship profitability (ROA, ROE) to corporate value. Good Corporate Governance (GCG) was able to moderate the relationship profitability (ROA) to the value of companies with negative direction of influence or weaken the relationship. Good Corporate Governance (GCG) was able to moderate the relationship Profitability (ROE) to the value of the company with the direction of a positive relationship or strengthen relationships.

Keywords: Profitability, Corporate Social Responsibility, Good Corporate Governance, Corporate Values


(11)

x

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan, karunia dan Rahmat-Nya dalam penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Dan Good Corporate Governance (GCG) sebagai variabel Moderasi pada Perusahaan non Keuangan dan Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2009-2014”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persayaratan dalam memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Nano Prawoto, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Ibu Retno Widowati, P.A, M.Si.,Ph.D selaku pimpinan Prodi Manajemen.

3. Ibu Rita Kusumawati, SE., M.Si. yang telah memberi dukungan dan memberikan masukan demi terselesaikannya skripsi ini.

4. Semua Bapak dan Ibu Dosen Prodi Manajemen yang telah mendidik penulis selama menjalani proses pendidikan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.


(12)

xi

6. Orangtua dan saudara yang senantiasa memberikan doa, dorongan dan perhatian kepada penulis hingga dapat menyelesaikan studi tepat waktu. 7. Sahabat dan teman-teman seperjuangan.

Sebagai kata akhir tiada gading yang tak retak, penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, kritik, saran dan pengembangan penelitian selanjutnya sangat diperlukan untuk kedalaman karya tulis dengan topik ini.

Yogyakarta, 20 Agustus 2016


(13)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING iii

HALAMAN PENGESAHAN iv

HALAMAN PERNYATAAN v

HALAMAN MOTTO vi

HALAMAN PERSEMBAHAN vii

INTISARI viii

ABSTRAK ix

KATA PENGANTAR x

DAFTAR ISI xii

DAFTAR TABEL xiv

DAFTAR GAMBAR xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian 1

B. Rumusan Penelitian 6

C. Tujuan Penelitian 7

D. Manfaat Penelitian 8

E. Batasan Penelitian 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 10

1. Nilai Perusahaan 10

2. Profitabilitas 13

3. Corporate Social Responsibility 15 4. Good Corporate Governance 19 B. Penelitian Terdahulu dan Penurunan Hipotesis 24

1. Penelitian Terdahulu 24

2. Penurunan Hipotesis 29


(14)

xiii

C. Teknik Pengambilan Sampel 36

D. Teknik Pengumpulan Data 37

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian 37

F. Metode Analisis Data 40

G. Uji Hipotesis 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 46 B. Analisis Statistik Deskriptif 47

C. Uji Asumsi Klasik 48

D. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis) 52

E. Pembahasan 57

BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN

A. Simpulan 62

B. Saran 63

C. Keterbatasan Penelitian 63

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(15)

xiv

DAFTAR TABEL

4.1 Proses Pemilihan Sampel 46

4.2 Hasil Analisis Deskriptif 47

4.3 Ringkasan Uji Normalitas 49

4.4 Ringkasan Uji Multikolinieritas 49

4.5 Ringkasan Uji Heterokedastisitas 50

4.6 Ringkasan Uji Autokorelasi 51

4.7 Ringkasan Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) 52

4.8 Ringkasan Uji F 52


(16)

(17)

(18)

(19)

ABSTRACT

This study was aimed to empirically examine the effect of profitability on the Corporate Value Disclosure of Corporate Social Responsibility (CSR) and Good Corporate Governance (GCG) as a moderating variable. The sample used in this study were all non-financial companies and banks listed on the Indonesia Stock Exchange since the period of 2009-2014 and selected by purposive sampling method. The data used in this study from secondary data collected by the method of documentation. The data analysis on this study used classical assumption test such us normality test, autocorrelation test, multikolinieritas test heterokedastisitas test. The hypothesis was tested by MRA (Moderated Regression Analysis).

The results showed that the profitability (ROA) has positive effect on corporate value, profitability (ROE) negatively affect the value of the company. Corporate Social Responsibility (CSR) was not able to moderate the relationship profitability (ROA, ROE) to corporate value. Good Corporate Governance (GCG) was able to moderate the relationship profitability (ROA) to the value of companies with negative direction of influence or weaken the relationship. Good Corporate Governance (GCG) was able to moderate the relationship Profitability (ROE) to the value of the company with the direction of a positive relationship or strengthen relationships.

Keywords: Profitability, Corporate Social Responsibility, Good Corporate Governance, Corporate Values


(20)

1 A. Latar Belakang Penelitian

Persaingan perusahaan-perusahaan di Indonesia khususnya perusahaan go public kian ketat karena sudah diberlakukannya MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). Dampak terciptanya MEA antara lain terciptanya pasar bebas di bidang permodalan, barang dan jasa, serta tenaga kerja. Hal ini menjadikan perusahaan kian kompetitif dalam persaingan untuk meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan memberikan gambaran umum mengenai keadaan suatu perusahaan (Putra, 2013). Para investor cenderung memilih untuk menanamkan modalnya pada perusahaan yang memiliki nilai perusahaan yang tinggi. Semakin tinggi nilai perusahaan, semakin besar kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik perusahaan atau pemegang saham (Husnan, 2006). Hal ini tercermin melalui harga pasar saham perusahaan yang meningkat akan memberikan return bagi pemegang saham atau stockholders.

Menurut Brigham (2001), nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang mampu mengoptimalkan potensi financial maupun non financial yang ada, guna meningkatkan nilai perusahaan. Dengan meningkatkan nilai perusahaan diharapkan para investor akan tertarik untuk menanamkan modalnya. Karena nilai


(21)

2

perusahaan merupakan presepsi investor terhadap tingkat keberhasilan suatu perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham dan profitabilitas .

Nilai perusahaan yang tinggi salah satunya diakibatkan oleh peran kinerja keuangan yang sehat. Semakin sehat kondisi keuangan suatu perusahaan maka akan semakin tinggi nilai perusahaannya. Kinerja keuangan merupakan gambaran kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana, yang biasanya diukur dengan rasio likuiditas, aktivitas, solvabilitas, profitabilitas dan pasar. Rasio keuangan sering digunakan oleh para investor untuk mengetahui nilai pasar perusahaan (Weston dan Copeland, 2008). Menurut Silvia Agustina (2013) rasio-rasio tersebut antara lain adalah Price Earning Ratio (PER),Price to Book Value (PVB), dan rasio Tobin`s Q. Rasio tersebut dapat memberikan indikasi bagi manajemen mengenai penilaian investor terhadap kinerja perusahaan di masa lampau dan prospeknya di masa depan (Weston dan Copeland, 2008). Dalam penelitian ini digunakan rasio Tobin`s Q dalam mengukur nilai perusahaan.

Nilai perusahaan erat kaitannya dengan kinerja keuangan, terutama profitabilitas. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba/profit. Tujuan didirikannya sebuah perusahaan adalah memperoleh laba (profit), maka wajar apabila profitabilitas menjadi perhatian utama para analis dan investor. Tingkat profitabilitas yang


(22)

kosisten akan mampu bertahan dalam bisnisnya dengan memperoleh return yang memadai dibanding dengan resikonya (Toto, 2008 dalam Agustina, 2013). Menurut Hanafi (2013), profitabilitas adalah kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, asset dan modal saham tertentu. Profitabilitas menjadi evaluasi bagi perusahaan akan kinerjanya selama ini. Nilai profitabilitas yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba yang maksimum, sesuai yang diinginkan para investor. Besarnya profitabilitas menjadikan para investor tertarik untuk menanamkan modalnya ke perusahaan, dikarenakan ada jaminan bahwa perusahaan tersebut akan mampu menghasilkan laba yang tinggi sehingga investor tidak akan mengalami kerugian.

Rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas perusahaan dalam penelitian ini adalah Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE). Return on Asset (ROA) adalah kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset tertentu (Hanafi, 2013). Rasio ini biasanya dilihat oleh para manajer perusahaan untuk mengevaluasi capaian perusahaan dalam mengoptimalisasikan assetnya untuk mendapatkan keuntungan. Semakin tinggi Return on Asset (ROA) menunjukkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan asset, yang berarti semakin baik (Hanafi, 2013). Return on Equity (ROE) mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan modal tertentu (Hanafi,2013). Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dilihat


(23)

4

dari sudut pandang pemegang saham. Rasio ini mengukur tingkat pengembalian atas investasi bagi para pemegang saham. Semakin tinggi Return on Equity (ROE) maka semakin baik juga kedudukan pemilik perusahaan, sehingga menyebabkan baiknya penilaian investor terhadap perusahaan yang dapat meningkatkan harga saham dan nilai perusahaan.

Nilai perusahaan yang tinggi tidak hanya dipengaruhi oleh faktor financial saja, namun juga non financial seperti Corporate Social Responsibility (CSR) dan Good Corporate Governance (GCG). Menurut CSR Forum, Corporate Social Responsibility (CSR) didefinisikan sebagai bisnis yang dilakukan secara transparan dan terbuka serta berdasarkan pada nilai-nilai moral dan menjunjung tinggi rasa hormat kepada karyawan, komunitas dan lingkungan (Wibisono, 2007). Corporate Social Responsibility (CSR) saat ini tidak lagi bersifat sukarela/komitmen yang dilakukan perusahaan didalam mempertanggungjawabkan kegiatan perusahaannya, melainkan bersifat wajib bagi beberapa perusahaan untuk menerapkannya. Hal ini diatur dalam Undang – Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UU PT), yang disahkan pada 20 Juli 2007. Pasal 74 Undang – Undang Perseroan Terbatas menyatakan : (1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumberdaya alam wajib melakukan tanggung jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). (2) TJSL merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan


(24)

kewajaran. (3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan.

Sanksi pidana mengenai pelanggaran CSR pun terdapat dalam Undang – Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPLH) Pasal 41 ayat (1) yang menyatakan: “Barangsiapa yang melawan hukum dengan sengaja melakukan perbuatan yang mengakibatkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup, diancam dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun dan denda paling banyak lima ratus juta rupiah”. Selanjutnya, Pasal 42 ayat (1) menyatakan: “Barangsiapa yang karena kealpaannya melakukan perbuatan yang mengakibatkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup, diancam dengan pidana penjara paling lama tiga tahun dan denda paling banyak seratus juta rupiah”.

Agency theory menggambarkan pihak manajemen sebagai agen lebih banyak tahu tentang perusahaan dan bisa memanfaatkan posisinya tersebut untuk keuntungan pihaknya (Jensen dan Meckling, 1976 dalam Ratih 2011). Hal ini akhirnya mendesak akan adanya suatu sistem pengawasan yang baik yang dikenal dengan Good Corporate Governance (GCG) untuk memberi jaminan keamanan atas dana atau asset yang tertanam pada perusahaan tersebut sekaligus efisiensinya. Good Corporate Governance (GCG) akan bermanfaat untuk mempermudah memperoleh modal, cost of capital menjadi lebih rendah, dan berpengaruh baik pada


(25)

6

harga saham, sehingga dimungkinkan mampu meningkatkan profitabilitas dan kemudian mampu memingkatkan nilai perusahaan.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Maria Ni Luh Susianti dan Gerianta Wirawan Yasa yang berjudul “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan dengan Pemoderasi Good Corporate Governance dan Corporate Social Responsibility” tahun 2013. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yakni periode penelitian pada tahun 2009 sampai 2014 dan proksi yang digunakan untuk ukuran profitabilitas yakni Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE). Dilihat dari latar belakang di atas maka peneliti mengambil judul: “Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dan Good Corporate Governance (GCG) sebagai Variabel Moderasi”.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Rumusan masalah yang diajukan pada penelitian ini adalah :

1. Apakah Return on Asset (ROA) berpengaruh terhadap nilai perusahaan?

2. Apakah Return on Equity (ROE) berpengaruh terhadap nilai perusahaan?

3. Apakah Corporate Social Responsibility (CSR) mampu memoderasi pengaruh Return on Asset (ROA) terhadap nilai perusahaan?

4. Apakah Good Corporate Governance (GCG) mampu memoderasi pengaruh Return on Asset (ROA) terhadap nilai perusahaan?


(26)

5. Apakah Corporate Social Responsibility (CSR) mampu memoderasi pengaruh Return on Equity (ROE) terhadap nilai perusahaan?

6. Apakah Good Corporate Governance (GCG) mampu memoderasi pengaruh Return on Equity (ROE) terhadap nilai perusahaan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk:

1. Menguji pengaruh Return on Asset (ROA) terhadap nilai perusahaan. 2. Menguji pengaruh Return on Equity (ROE) terhadap nilai perusahaan. 3. Menguji pengaruh Return on Asset (ROA) terhadap nilai perusahaan

dengan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai variabel moderasi.

4. Menguji pengaruh Return on Asset (ROA) terhadap nilai perusahaan dengan Good Corporate Governance (GCG) sebagai variabel moderasi.

5. Menguji pengaruh Return on Equity (ROE) terhadap nilai perusahaan dengan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai variabel moderasi.

6. Menguji pengaruh Return on Equity (ROE) terhadap nilai perusahaan dengan Good Corporate Governance (GCG) sebagai variabel moderasi.


(27)

8

D. Manfaat Penelitian 1. Bidang Teoritis.

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dalam bidang manajemen keuangan khususnya mengenai profitabilitas, nilai perusahaaan, corporate social responsibility (CSR), dan good corporate governance (GCG).

b. Menjadi salah satu referensi atau bahan acuan untuk penelitian selanjutnya.

2. Bidang Praktis.

a. Bagi perusahaan, semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai masukan dan dapat memberikan informasi yang diperoleh dari hasil pengujian kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dengan pengungkapan CSR dan GCG.

b. Bagi investor, semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan untuk menanamkan modalnya kepada perusahaan yang mempunyai nilai perusahaan yang tinggi.

E. Batasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya :

1. Objek pada penelitian ini adalah perusahaan yang tercatat di BEI dan memiliki score CGPI yang dipublikasikan oleh majalah SWA periode 2009-2014.


(28)

2. Variabel yang digunakan pada penelitian ini meliputi: Profitabilitas yang diproksikan ROA dan ROE sebagai variabel independent, dan Nilai Perusahaan sebagai variabel dependent, Corporate Social Responsibility (CSR), dan Good Corporate Governance (GCG) sebagai variabel moderasi.


(29)

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Nilai Perusahaan a. Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan merupakan presepsi investor terhadap perusahaan, yang sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Perusahaan memiliki tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan, sedangkan tujuan bisnisnya adalah untuk memberikan nilai dan insentif bagi para pemegang sahamnya (Mohamed, 2003 dalam Purwaningsih, 2014).

Menurut Soliha dan Taswan (2002) dalam Anggitasari (2012) nilai perusahaan yang tinggi mengindikasikan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Tetapi dalam realitasnya tidak semua perusahaan menginginkan harga saham yang tinggi/mahal, karena apabila harga saham tinggi/mahal maka daya beli saham tersebut akan menurun. Harga saham harus seoptimal mungkin, artinya harga saham tidak terlalu mahal namun juga tidak terlalu rendah/murah. Karena harga saham yang terlalu murah akan berdampak buruk bagi citra perusahaan di mata investor. Harga saham yang optimal dapat dicapai melalui penarikan kesimpulan dari serangkaian pengalaman perusahaan dalam menjual saham di bursa efek. Apabila pasar sangat tertarik/menginginkan saham yang diperdagangkan, maka perusahaan


(30)

bisa menaikkan harga sahamnya dan sebaliknya, apabila respon pasar kurang baik akan saham yang diperdagangkan maka perusahaan bisa menurunkan harga sahamnya.

Menurut Hanafi (2013), nilai perusahaan dapat ditingkatkan dengan menciptakan aliran kas yang positif, dengan memperhatikan tiga dimensi yaitu jumlah aliran kas (magnitude), waktu (timing) dan risiko. Aliran kas yang besar, diterima lebih awal dan mempunyai resiko yang rendah, mempunyai nilai yang lebih tinggi.

b. Rasio Penilaian Perusahaan

Pengukuran nilai perusahaan dapat menggunakan rasio-rasio penilaian atau rasio pasar. Menurut Silvia Agustina (2013) rasio penilaian perusahaan dapat diukur menggunakan rasio pasar, antara lain Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), dan Tobin’s Q.

1) Price Earning Ratio

Rasio Price Earning Ratio (PER) mencerminkan banyak pengaruh yang kadang-kadang saling menghilangkan yang membuat penafsirannya menjadi sulit. Semakin tinggi risiko, semakin tinggi faktor diskonto dan semakin rendah rasio PER. Rasio ini menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (Weston dan Copeland, 2008).

PER = Harga pasar per saham Laba per saham


(31)

12

2) Price to Book Value (PBV)

Rasio ini menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Semakin tinggi Price to Book Value (PBV) berarti pasar percaya akan prospek perusahaan tersebut (Weston dan Copeland, 2008).

PBV = Harga pasar per saham

Nilai Buku

3) Rasio Tobins`Q

Rasio Tobin’s Q merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur nilai perusahaan dalam penelitian ini. Rasio ini dinilai bisa memberikan informasi paling baik, karena dalam Tobin’s Q memasukkan semua unsur hutang dan modal saham perusahaan. Tidak hanya saham biasa dan ekuitas perusahaan saja yang dimasukkan, namun seluruh asset perusahaan. Dengan memasukkan seluruh asset

perusahaan berarti perusahaan tidak hanya terfokus pada satu tipe investor saja, tapi juga untuk kreditur. Hal ini terjadi karena sumber pembiayaan operasional perusahaan berasal dari ekuitas dan pinjaman dari kreditur (Rika, 2010 dalam Agustina, 2013). Rasio Tobin’s Q

(Agustina, 2013) dapat dihitung dengan rumus : Q = ( EMV + D )


(32)

Keterangan :

Q : Nilai Perusahaan

EMV: nilai pasar ekuitas (closing price saham x jumlah saham beredar) D : nilai buku dari total hutang

EBV: nilai buku dari total ekuitas (total aktiva-total hutang) 2. Profitabilitas

a. Pengertian Profitabilitas

Menurut Brigham (2001), profitabilitas adalah hasil akhir dari serangkaian kebijakan dan keputusan manajemen, di mana kebijakan dan kebijakan ini menyangkut pada sumber dan penggunaan dana dalam menjalankan operasional perusahaan yang terangkum dalam laporan neraca dan unsur dalam neraca.

Menurut Hanafi (2013), profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan profit/laba. Para investor menanamkan saham pada perusahaan adalah untuk mendapatkan

return, yang terdiri dari yield dan capital gain. Semakin tinggi kemampuan memperoleh laba maka semakin besar return yang diperoleh investor, sehingga menjadikan nilai perusahaan menjadi lebih baik.


(33)

14

b. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas yakni mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, asset, dan modal saham tertentu. Menurut Hanafi (2013), ada beberapa penilaian rasio profitabilitas, antara lain Profit Margin (PM), Return On Asset (ROA), dan Return On Equity (ROE).

1) Profit Margin

Profit margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Profit margin yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini bisa juga diinterpretasikan sebagia kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya (ukuran efisiensi) di perusahaan pada periode tertentu. Profit margin dapat dihitung dengan (Hanafi, 2013):

Profit Margin = Laba Bersih

Penjualan

2) Return on asset (ROA)

Return on asset (ROA) mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan tingkat asset tertentu. Rasio ROA yang tinggi menunjukkan tingkat efisiensi dan efektifitas pengelolaan aset yang baik. ROA sering disebut juga sebagai Return on Investment


(34)

Return On Asset = Laba Bersih

Total Aset

3) Retun On Equity (ROE)

Retun On Equity (ROE) mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan modal tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dilihat dari sudut pandang pemegang saham. Angka yang tinggi pada ROE menunjukkan tingkat profitabilitas yang tinggi. Rasio ROE tidak memperhitungkan deviden maupun capital gain untuk pemegang saham. Rasio ROE bisa dihitung sebagai berikut (Hanafi, 2013):

Return On Equity = Laba Bersih

Modal Saham

3. Corporate Social Responsibility (CSR)

a. Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR)

Corporate Social Responsibility adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomi, sosial dan lingkungan (Untung, 2008).

Menurut World Business Council in Sustainable Development, corporate social responsibility adalah komitmen dari perusahaan untuk berperilaku etis dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan secara meningkatkan kualitas hidup karyawan dan


(35)

16

keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat luas. Dalam aktifitasnya setiap perusahaan akan berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Akibat dari interaksi itu menuntut adanya timbal balik antara perusahaan dan lingkungan sosialnya yang berimplikasi pada timbulnya dampak-dampak sosial atas kegiatan operasi perusahaan pada lingkungannya.

b. Manfaat Corporate Social Responsibility bagi perusahaan Penerapan Corporate Social Responsibility yang dilakukan oleh perusahaan akan memberikan manfaat bagi kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Menurut Untung (2008), manfaat yang diperoleh perusahaan antara lain:

1) Mempertahan dan mendongkrak reputasi serta citra merek perusahaan.

2) Mendapatkan lisensi untuk beroperasi secara sosial. 3) Mereduksi resiko bisnis perusahaan.

4) Melebarkan akses sumber daya bagi operasional usaha. 5) Membuka peluang pasar yang lebih luas.

6) Mereduksi biaya, misalnya terkait dampak pembuangan limbah.

7) Memperbaiki hubungan dengan stakeholders.

8) Memperbaiki hubungan dengan regulator.

9) Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan. 10)Peluang mendapatkan penghargaan.


(36)

c. Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia Penelitian yang dilakukan oleh Silvia Agustina (2013) menyatakan bahwa pertanggungjawaban sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) merupakan mekanisme bagi suatu organisasi untuk sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stakeholders. Hal ini bisa dilihat dari ketidakpuasan publik yang bermunculan.

Hal ini bertentangan dengan peraturan yang telah diterapkan di Indonesia, dimana CSR telah diatur dalam undang – undang sejak 16 Agustus 2007 melalui Undang – Undang Perseroan Terbatas (UU Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas). UU ini mengikat semua jenis korporasi yang berbentuk perseroan terbatas baik itu berstatus swasta maupun milik negara. Pengikat perusahaan berbadan BUMN mengenai CSR telah diatur dalam UU tentang BUMN pasal 2

juncto pasal 66 Ayat 1, UU Nomor 19 tahun 2003 pasal 8 Keputusan Menteri Negara Nomor 236 tahun 2003.

d. Ruang lingkup Corporate Social Responsibility

Ruang lingkup corporate social responsibility perusahaan merupakan pengklasifikasian dari bidang-bidang utama perusahaan perseroan atas perbuatan sosial untuk memudahkan perusahaan dalam mengetahui item-item mana saja yang merupakan tanggungjawab sosialnya, klasifikasi tersebut meliputi:


(37)

18

1) Klasifikasi yang melibatkan masyarakat

Mencakup aktivitas yang pada dasarnya menguntungkan masyarakat seperti pelayanan kesehatan, program pemberian makanan, serta perencanaan dan perbaikan masyarakat.

2) Klasifikasi sumber daya manusia

Mencakup bidang-bidang yang menguntungkan karyawan seperti program pendidikan dan pelatihan, kebijakan kenaikan pangkat serta tunjangan karyawan.

3) Klasifikasi sumber daya fisik dan sumbangan lingkungan Mengenai kualitas udara dan air serta pengendalian polusi maupun pelestarian lingkungan hidup

4) Klasifikasi sumbangan produk dan jasa

Memperhatikan pengaruh produk atau jasa perusahaan terhadap masyarakat dengan memperhitungkan beberapa pertimbangan seperti kualitas produk, pembungkus produk, pengiklanan produk, ketentuan garansi produk dan keamanan produk.

Pemahaman ruang lingkup tersebut dapat dibagi menjadi enam bagian, yaitu:

a) Environment

Meliputi aspek lingkungan dalam produksi, mencegah polusi selama produksi, mencegah atau memperbaiki kerusakan lingkungan akibat dari proses sumber daya alam dan peremajaan sumber daya alam yang digunakan.


(38)

b) Energi

Meliputi penghematan energi dalam hubungannya dengan operasi bisnis dan meningkatkan efisiensi konsumsi energi dari pemakaian produk yang dihasilkan perusahaan.

c) Human Resources

Berhubungan dengan aktivitas-aktivitas orang-orang yang ada dalam perusahaan dan menguntungkan pihak manajemen dalam perusahaan.

d) Fair Business Practice

Memusatkan perhatian pada hubungan antara perusahaan dengan kelompok kepentingan khusus tertentu.

e) Community Involment

Meliputi aktivitas yang melibatkan dan berhubungan dengan masyarakat.

f) Product

Menyangkut aspek kualitatif dari produk yang dihasilkan. 4. Good Corporate Governance (GCG)

a. Pengertian Good Corporate Governance (GCG)

OECD (1998) mendefinisikan Corporate Governance

sebagai berikut: “Corporate Governance is the system by which business corporations are directed and controlled. The corporate governance structure specifies among different participants in the corporation, such as the board, the managers, shareholders and other stakeholders, and spells out the rules and procedures and for making decisions on corporate affairs. By doing this, it also provides thr structure throught which the company objectives are set, and the means of attaining those objectives and monitoring performance” (Jatmiko, 2014).


(39)

20

Maksud dari definisi tersebut bahwa suatu sistem yang dipergunakan untuk mengarahkan dan mengendalikan kegiatan bisnis perusahaan. Corporate Governance mengatur pembagian tugas, hak dan kewajiban mereka yang berkepentingan terhadap kehidupan perusahaan, termasuk para pemegang saham, dewan pengurus, para manajer, dan semua anggota stakeholders non-pemegang saham. Corporate governance juga mengetengahkan ketentuan dan prosedur yang harus diperhatikan dewan pengurus -board of directors dan direksi dalam pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan kehidupan perusahaan. Dengan pembagian tugas, hak dan kewajiban serta ketentuan dan prosedur pengambilan keputusan, perusahaan mempunyai pegangan bagaimana menentukan sasaran usaha (corporate objectivies) dan strategi untuk mencapai sasaran tersebut. Pembagian tugas, hak dan kewajiban di atas juga berfungsi sebagai pedoman bagaimana mengevaluasi kinerja Board of directors dan manajemen perusahaan (Jatmiko, 2014).

Menurut ASX (Australian Stock Exchange) Corporate Governance didefinisikan sebagai berikut (Jatmiko,2014) : “Corporate governance is the system by which companies are directed and managed. It influences how the objectives of the company set and achieved, how risk is monitored and assessed, and how performance is optimized” (Jatmiko, 2014). Artinya,


(40)

corporate governance adalah sistem yang dipergunakan untuk mengarahkan dan mengelola kegiatan perusahaan. Sistem tersebut mempunyai pengaruh besar dalam menentukan sasaran usaha maupun dalam upaya mencapai kinerja bisnis yang optimal serta dalam analisis dan pengendalian resiko bisnis yang dihadapi perusahaan (Jatmiko, 2014).

Bank Dunia (World Bank) mendefinisikan good corporate governance (GCG) sebagai kumpulan hukum, peraturan, dan kaidah-kaidah yang wajib dipenuhi, yang dapat mendorong kinerja sumber-sumber perusahaan untuk berfungsi secara efisien guna

menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang

berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun masyarakat sekitar secara keseluruhan (Effendi, 2009).

Berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik

Negara Nomor KEP-117/M-MBU/2002, Good Corporate

Governance adalah suatu proses dari struktur yang digunakan oleh organisasi BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan

stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan nilai-nilai etika.


(41)

22

b. Tujuan Corporate Governance

Tujuan good corporate governance mempunyai lima tujuan (Jatmiko, 2014), yaitu:

1) Melindungi hak dan kepentingan pemegang saham. Maksudnya penyalahgunaan jabatan seperti CEO (Chief Executive Officer)

dan Board of Directors perusahaan besar akan merugikan

stakeholders.

2) Melindungi hak dan kepentingan para anggota stakeholders

non-pemegang saham.

3) Meningkatkan nilai perusahaan dan para pemegang saham. 4) Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja dewan pengurus

(board of directors) dan manajemen perusahaan.

5) Meningkatkan mutu hubungan board of directors dengan manajemen senior perusahaan.

c. Manfaat penerapan Good Corporet Governance bagi perusahaan

Menurut Effendi (2009), ada empat manfaat yang diperoleh perusahaan yang menerapkan GCG antara lain:

1) Meningkatkan reputasi manajemen (reputation management). Reputasi merupakan hal yang kritikal bagi kesuksesan perusahaan. reputasi yang positif perlu dibangun dan dikelola oleh perusahaan secara serius.


(42)

2) Mempermudah dalam mengelola profil risiko (risk profile) dan manajemen resiko (risk managemet). Beberapa risiko potensial yang mungkin akan menimpa perusahaan perlu diantisipasi, sehingga dapat meminimalkan dampak negative yang merugikan perusahaan.

3) Meningkatkan kreativitas dan inovasi terutama pada karyawan level bawah. Perusahaan dapat berkembang dengan pesat, apabila para karyawan memiliki ide-ide kreatif dan inovasi yang tinggi yang dapat diaplikasikan untuk kemajuan perusahaan.

4) Meningkatkan efisiensi operasional. Perusahaan yang menerapkan GCG akan berfokus pada tujuan utama, sehingga dapat melakukan perbaikan langsung pada berbagai bidang operasional yang berdampak pada penghematan biaya (cost reduction).

d. Prinsip – prinsip dalam Good Corporate Governance (GCG) Undang – undang No 40 Tahun 2007 oleh Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia tentang perseroan terbatas dan tata kelola perseroan yang baik (Good Corporate Governance) dalam menjalankan perusahaan, dan dalam Keputusan Menteri BUMN Tahun 2002 tentang prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) harus mencerminkan pada hal-hal sebagai berikut:


(43)

24

1) Transparansi, yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses

pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam

mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan.

2) Kemandirian, yaitu suatu keadaan yang mana perusahaan dikelola secara professional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/ tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

3) Akuntabilitas, yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggung jawaban organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.

4) Pertanggung jawaban, yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

5) Kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Effendi (2008), perusahaan yang tidak mengimplementasikan

Good Corporate Governance pada akhirnya dapat ditinggalkan oleh para investor, kurang dihargai oleh masyarakat, dan dapat dikenakan sanksi apabila berdasarkan hasil penilaian, perusahaan tersebut terbukti melanggar hukum. Perusahaan ini akan


(44)

kehilangan peluang (opportunity) untuk dapat melanjutkan kegiatan usahanya dengan lancar (going concern). Namun sebaliknya, perusahaan yang telah mengimplementasikan Good Corporate Governance dapat menciptakan nilai (value creation) bagi masyarakat, pemasok, distributor, pemerintah dan ternyata lebih diminati para investor sehingga berdampak langsung bagi kelangsungan usaha perusahaan tersebut.

e. Pengukuran Good Corporate Governance

Di negara Eropa pengukuran implementasi corporate governance , variabel yang digunakan adalah Deminor’s Corporate Governance Rating yang terdiri dari 300 kriteria yang dikelompokkan menjadi 4 bagian yaitu Hak dan Kewajiban Pemegang Saham, Range Pertahanan Takeover, Pengungkapan

Corporate Governance, dan Struktur dan Fungsi Dewan (Bauer, dkk, 2003 dalam Agustina, 2013).

Penelitian ini menggunakan Corporate Governance Perception Index (CGPI) seperti yang dilakukan oleh Nuswandari, (2009) yaitu pengukuran tingkat implementasi corporate governance yang dikembangkan oleh Indonesian Institute of Corporate Governance (IIGC). Pengukuran tersebut disebut

Corporate Governance Preception Index (CGPI) yang berupa skor.

Corporate Governance Preception Index (CGPI) merupakan penilaian penerapan corporate governance perusahaan yang


(45)

26

berdasarkan pada 7 dimensi GCG yaitu : komitmen terhadap tata kelola perusahaan, tata kelola dewan komisaris, komite-komite fungsional, dewan direksi, perlakuan terhadap pemegang saham, perlakuan terhadap stakeholder lain dan transparansi, integritas dan independensi.

B. Penelitian Terdahulu dan Penurunan Hipotesis 1. Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang nilai perusahaan telah banyak dilakukan, antara lain: Ira Agustine (2014); Galih Syaiful Imron, Riski Hidayat, dan Siti Aliyah (2012); Trikartika Pertiwi dan Ferry Madi Ika Pratama (2012); Ayu Sri Mahatma Dewi dan Ari Wijaya (2013); Mari Ni Luh Susianti dan Gerianta Wirawan Yasa (2013); serta Niyanti Anggitasi dan Siti Mutmainah (2012).

Ira Agustine (2014) menguji tentang pengaruh corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan, akan tetapi CSR tidak dapat secara langsung mempengaruhi nilai perusahaan sehingga diperlukan variabel moderating, yaitu prosentase kepemilikan manajemen dan profitabilitas untuk menguatkan hubungan variabel independen dan dependennya. Penelitian tersebut menggunakan metode regresi linear berganda. Objek penelitian menggunakan populasi semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008 – 2012. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa CSR mampu memoderasi antara hubungan ROA dengan nilai perusahaan. Hal ini


(46)

mengindikasikan bahwa ROA sebagai variabel moderating dapat meningkatkan nilai perusahaan saat pengungkapan CSR meningkat. Semakin besar pengungkapan CSR akan mampu memperkuat brand positioning, meningkatkan image perusahaan dan market share.

Dengan meningkatnya market share tersebut akan mampu

meningkatkan penjualan dan menambah laba perusahaan, sehingga rasio profitabilitas perusahaan juga akan meningkat. Dengan meningkatnya profitabilitas sebagai salah satu ukuran investor dalam menanamkan saham akan berdampak pada peningkatan nilai perusahaan.

Galih Syaiful Imron, Riski Hidayat, dan Siti Alliyah (2012) menguji tentang pengaruh kinerja keuangan dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan dengan corporate social responsibility dan

good corporate governance sebagai variabel moderasi. Objek dari penelitian tersebut adalah perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008 – 2010. Terdapat 28 sampel penelitian dengan 84 data observasi. Analisis data menggunakan

regression analysis moderation (MRA). Hasil dari penelitian tersebut adalah GCG mampu memperkuat hubungan antara kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan. Hal ini terjadi karena tata kelola perusahaan yang baik menggambarkan bagaimana usaha manajemen mengelola asset dan modalnya dengan baik agar menarik para investor. Komisaris independen dipersepsi sebagai salah satu alat monitoring yang efektif


(47)

28

terhadap perilaku manajemen. Dengan adanya fungsi pengawasan terhadap perusahaan, maka kinerja keuangan akan semakin baik dan dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Tri Kartika Pertiwi dan Ferry Madi Ika Pratama (2012) menguji tentang pengaruh kinerja keuangan, good corporate governance

terhadap nilai perusahaan food and beverage. Objek penelitian tersebut adalah perusahaan food and beverage. Teknik yang digunakan untuk menganalisis pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan kinerja keuangan (ROA) berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dari hasil penelitian menunjukkan para investor melakukan overview suatu perusahaan dengan melihat rasio keuangan sebagai alat evaluasi investasi, karena rasio keuangan mencerminkan tinggi rendahnya nilai perusahaan. Jika investor ingin melihat seberapa besar perusahaan menghasilkan return atas investasi yang akan mereka tanamkan, yang akan dilihat pertama kali adalah rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas dalam penelitian ini adalah ROA. ROA menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan atau diinvestasikan dalam suatu periode. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas asset dalam memperoleh keuntungan bersih. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor. Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan


(48)

perusahaan tersebut makin diminati investor. Kinerja perusahaan yang meningkat akan turut meningkatkan nilai perusahaan.

Ayu Sri Mahatma Dewi dan Ary Wirajaya (2013) menguji tentang pengaruh struktur modal, profitabilitas dan ukuran perusahaan pada nilai perusahaan. Objek pada penelitian ini adalah industri manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2009 – 2011. Metode penentuan sampel menggunakan purposive sampling, dengan beberapa criteria. Jumlah sampel sebanyak 71 perusahaan manufaktur. Data penelitian merupakan data sekunder diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun 2009-2011. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan pada nilai perusahaan. profitabilitas yang tinggi mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham. Semakin besar keuntungan yang diperoleh semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayarkan devidennya, dan hal ini berdampak pada kenaikan nilai perusahaan. Dengan rasio profitabilitas yang tinggi yang dimiliki perusahaaan maka akan menarik minat investor untuk menananmkan modalnya diperusahaan.

Maria Ni Luh Susianti dan Gerianta Wirawan Yasa (2013) menguji pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dengan pemoderasi good corporate governance dan corporate social


(49)

30

responsibility. Sampel penelitian sebanyak 30 perusahaan dengan 71 data observasi. Metode analisis menggunakan regresi linear berganda dengan metode moderated regression analysis (MRA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa CSR merupakan variabel moderasi terhadap hubungan ROA dengan nilai perusahaan. Hasil ini memberikan arti bahwa para investor di Indonesia telah mempertimbangkan laporan pertanggungjawaban sosial perusahaan dalam pengambilan keputusan investasi. Selain sebagai alat legitimasi untuk meningkatkan nilai perusahaan, kegiatan CSR juga dapat digunakan sebagai salah satu keunggulan kompetitif perusahaan yang dapat meningkatkan penjualan karena dapat menarik konsumen. Apabila perusahaan memiliki kinerja sosial dan lingkungan yang baik, maka akan mempengaruhi kepercayaan investor sehingga direspon positif melalui peningkatan harga saham perusahaan.

Niyanti Anggitasari dan Siti Mutmainah (2012) menguji pengaruh

kinerja keuangan dengan pengungkapan corporate social

responsibility dan struktur good corporate governance sebagai variabel pemoderasi. Objek dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI tahun 2007-2010. Teknik analisis data menggunakan regresi sederhana dan MRA. Hasil dari penelitian tersebut adalah CSR mampu memoderasi hubungan ROA terhadap nilai perusahaan. Pengungkapan CSR merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan perusahaan. Sesuai dengan peraturan dalam


(50)

Undang-Undang No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal dan Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Dengan terpenuhinya kewajiban tersebut maka investor-investor akan tertarik untuk berinvestasi di perusahaan yang akan mengakibatkan harga pasar saham akan semakin membaik.

2. Penurunan Hipotesis

a. Pengaruh ROA terhadap Nilai Perusahaan

Penelitian yang dilakukan Ira Agustine (2014) dan Galih Syaiful Imron dkk (2012) menyatakan bahwa ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Pada penelitian Tri Kartika Pertiwi (2012) juga menyatakan bahwa ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

ROA adalah salah satu faktor financial yang mempengaruhi besarnya nilai suatu perusahaan. Tingginya ROA mengindikasikan semakin baik produktifitas asset dalam memperoleh keuntungan bersih. Dalam penelitian Pertiwi (2012) dinyatakan bahwa ketika keuntungan yang dicapai suatu perusahaan tersebut semakin baik maka akan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Nilai suatu perusahaan yang semakin baik mengindikasikan bahwa kondisi perusahaan juga mempunyai prospek yang menjanjikan kedepannya sehingga bisa menarik investor untuk menanamkan modalnya.


(51)

32

Berdasarkan teori dan hasil penelitian sebelumnya maka hipotesis pertama yang diajukan pada penelitian ini adalah :

H1 = ROA berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan

b. Pengaruh ROE terhadap Nilai Perusahaan

Penelitian yang dilakukan oleh Silvia Agustina (2013) dan Ayu Sri Mahatma Dewi (2013) menyatakan bahwa ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

ROE merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. Penelitian yang dilakukan Dewi (2013) menyatakan bahwa ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini mengindikasikan bahwa besarnya ROE menunjukkan tingkat keuntungan bersih. Semakin besar keuntungan yang diperoleh perusahaan maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayarkan devidennya. Semakin tinggi deviden yang dibagikan maka semakin baik nilai perusahaannya dimata investor. Sehingga, akan semakin banyak investor yang tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut.

Berdasarkan teori dan hasil penelitian sebelumnya maka hipotesis kedua yang diajukan pada penelitian ini adalah:


(52)

c. Pengaruh ROA terhadap Nilai Perusahaan dengan Corporate Social Responsibility sebagai variabel moderasi

Penelitian yang dilakukan oleh Maria Ni Luh Susianti (2013) menyatakan bahwa pengungkapan corporate social responsibility (CSR) merupakan variabel moderasi terhadap hubungan antara ROA dan nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Niyanti Anggitasari (2012) juga menyatakan bahwa

corporate social responsibility (CSR) dapat memoderasi ROA terhadap nilai perusahaan.

Menurut hasil penelitian Susianti (2013) menyatakan bahwa para investor di Indonesia telah mempertimbangkan laporan pertanggungjawaban sosial perusahaan dalam pengambilan keputusan investasi. Selain sebagai alat legitimasi untuk meningkatkan citra perusahaan, kegiatan CSR juga dapat digunakan sebagai salah satu keunggulan kompetitif perusahaan yang dapat meningkatkan penjualan karena dapat menarik konsumen. Dampak penerapan CSR memang tidak bisa langsung dirasakan, namun dalam jangka waktu yang panjang akan menumbuhkan rasa kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan. Apabila perusahaan memiliki kinerja sosial dan lingkungan yang baik, maka akan mempengaruhi kepercayaan investor sehingga direspon positif melalui peningkatan harga saham perusahaan.


(53)

34

Berdasarkan teori dan hasil penelitian sebelumnya maka hipotesis ketiga yang diajukan pada penelitian ini adalah:

H3 = Corporate social responsibility memoderasi hubungan ROA dengan Nilai Perusahaan

d. Pengaruh ROA terhadap Nilai Perusahaan dengan Good Corporate Governance sebagai variabel moderasi

Nurcahyani (2013) menguji pengaruh penerapan good corporate governance dan kepemilikan institusional terhadap kinerja keuangan (studi pada perusahaan peserta CGPI yang terdaftar di BEI tahun 2009-2011). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar pada CGPI selama periode tahun 2009-2011. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa GCG berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Hasil ini membuktikan bahwa peusahaan yang sudah menerapkan good corporate governance dengan baik dan berkesinambungan akan mampu memberikan keuntungan kepada perusahaan dengan memanfaatkan aktiva yang telah dikeluarkan perusahaan, sehingga dengan diterapkannya GCG ini, perusahaan dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Dengan meningkatnya kinerja perusahaan maka akan berpengaruh kepada nilai perusahaan nantinya.


(54)

Berdasarkan teori dan hasil penelitian sebelumnya maka hipotesis kelima yang diajukan pada penelitian ini adalah:

H4 = Good Corporate Governance memoderasi hubungan ROA dengan Nilai Perusahaan

e. Pengaruh ROE terhadap Nilai Perusahaan dengan Corporate Social Responsibility sebagai variabel moderasi

Wijayanti (2011) menguji pengaruh corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008). Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling, dengan kriteria perusahaan manufaktur yang memberikan laporan keuangan pada tahun 2008. Jumlah sampel yang memenuhi kriteria terdapat 44 perusahaan. Proksi yang digunakan untuk kinerja keuangan adalah ROA, ROE, dan EPS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CSR berpengaruh terhadap ROE. Perusahaan yang menggungkapkan CSR lebih banyak, maka kinerja keuangan perusahaan cenderung lebih baik dibanding dengan perusahaan yang tidak mengungkapkan CSR, hal ini dikarenakan investor lebih percaya kepada perusahaan yang melakukan tanggung jawab sosial perusahaan, sehingga investor lebih tertarik untuk menanamkan modalnya ke perusahaan. Selain itu CSR atau tanggung jawab perusahaan merupakan masalah yang sangat penting untuk kegiatan ekonomi karena memperhatikan semua


(55)

36

aspek dari aktivita ekonomi perusahaan dan hubungannya dengan

stakeholder (Geovani Fiori et al, 2007 dalam wijayanti, 2011). Berdasarkan teori dan hasil penelitian sebelumnya maka hipotesis keempat yang diajukan pada penelitian ini adalah:

H5 = Corporate social responsibility memoderasi hubungan ROE dengan Nilai Perusahaan

f. Pengaruh ROE terhadap Nilai Perusahaan dengan Good Corporate Governance sebagai variabel moderasi

Penelitian yang di lakukan oleh Dian Prasinta (2012) yang berjudul Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Terdapat 31 perusahaan. Penerapan good corporate governance diukur dengan skor CGPI. Dalam penelitian tersebut menyatakan bahwa good corporate governance berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROE. Hal ini disebabkan karena indeks skor GCG yang tinggi membuat iklim kepercayaan

stakeholders meningkat, dengan demikian modal menjadi tidak terlalu tinggi sehingga ROE cenderung meningkat. Semakin tinggi skor GCG, maka semakin tinggi pula tingkat ketaatan sehingga menarik investor yang berakibat meningkatnya kinerja keuangan.

Kinerja keuangan yang meningkat maka akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan teori dan hasil penelitian


(56)

sebelumnya maka hipotesis keenam yang diajukam pada penelitian ini adalah:

H6 = Good Corporate Governance memoderasi hubungan ROE dengan Nilai Perusahaan

C. Model Penelitian

Profitabilitas

Gambar 2.1 Model Penelitian CSR

ROA Nilai

Perusahaan GCG


(57)

38 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Objek Penelitian

Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan non perbankan dan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2010 sampai 2014.

B. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, berupa laporan keuangan yang bisa diperoleh melalui website resmi perusahaan seperti www.idx.co.id dan majalah SWA yang menyajikan laporan Corporate Governance Perception Index (GCPI). C. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Perusahaan non perbankan dan keuangan yang tercatat di BEI dan mendapat score CGPI yang diterbitkan oleh majalah SWA.

2. Perusahaan memperoleh laba selama periode penelitian. 3. Perusahaan yang mengungkapkan CSR pada annual report. D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengambilan data pada penelitian ini yaitu dokumentasi, data diambil dalam bentuk dokumen atau arsip. Data diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI), pada situs www.idx.co.id dan studi kepustakaan (library research), majalah SWA untuk data CGPI.


(58)

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari veriabel dependen, variabel independen dan variabel moderasi:

1. Variabel Dependen

Variabel dependen pada penelitian ini adalah nilai perusahaan. Nilai perusahaan merupakan presepsi investor terhadap perusahaan, yang dikaitkan dengan harga saham (Sujoko & Soebiantoro, 2007). Harga saham yang tinggi mengindikasikan nilai perusahaan yang tinggi. Hal ini menunjukkan pasar percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun juga prospek perusahaan di masa depan (Hardiyanti, 2012 dalam Wijaya, 2015). Nilai pasar perusahaan diukur dengan Tobin’s Q (Purwaningsih dan Wirajaya, 2014) yakni:

Q = (EMV+D)

(EBV+D)

Keterangan :

Q :Nilai Perusahaan

EMV (nilai pasar ekuitas) : closing price saham x jumlah saham beredar

D : nilai buku dari total hutang EBV : nilai buku dari total ekuitas


(59)

40

2. Variabel Independen a. ROA (Return On Asset)

ROA merefleksikan keuntungan bisnis dan efisiensi perusahaan dalam pemanfaatan total asset (Chen,2005 dalam Aryani,2011, dalam Anggitasari 2012). Untuk memperoleh nilai ROA dapat dihitung dengan rumus (Hanafi, 2013):

ROA = Laba Bersih Total Asset b. ROE (Return On Equity)

Semakin tinggi ROE menunjukkan semakin efisien perusahaan dalam menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba atau keuntungan bersih (Ang,1997 dalam penelitian Wijaya, 2015). ROE dapat diukur dengan rumus (Hanafi, 2013) :

ROE = Laba Bersih

Total Ekuitas

3. Variabel Moderating

a. CSR (Corporate Social Responsibility)

Pengungkapan Corporate Social Responsibility diukur dengan menggunakan CSR disclousure / CSRDI seperti yang digunakan Mukhtaruddin, Relasari dan Messa Felmania (2014). Indikator pengukuran pengungkapan corporate social responsibility (CSR)


(60)

dalam penelitian ini menggunakan indikator yang dipakai penelitian Sembiring (2005) dalam Silvia (2013) yaitu sebanyak 7 kategori yang terdiri dari : (1) lingkungan; (2) energi; (3) kesehatan dan keselamatan tenaga kerja; (4) lain-lain tentang tenaga kerja; (5) produk; (6) keterlibatan masyarakat; dan (7) umum. Ketujuh kategori tersebut terbagi dalam 78 item pengungkapan. Langkah – langkah perhitungan CSR disclosure (CSRDI) seperti yang digunakan Nurlela dan Islahudin (2008) dalam Agustina (2013) adalah sebagai berikut:

a) Membuat suatu daftar (checklist) pengungkapan sosial perusahaan. b) Menentukan indeks pengungkapan sosial untuk setiap perusahaan

sampel berdasarkan daftar (checklist) pengungkapan social dengan cara sebagai berikut :

Score 0 : Jika perusahaan tidak mengungkapkan item pada daftar pertanyaan.

Score 1 : Jika perusahaan mengungkapkan item pada daftar pertanyaan.

c) Selanjutnya, skor dari setiap item dijumlah untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan. Rumus perhitungan CSRDI adalah sebagai berikut:

CSRDI = Xj


(61)

42

Keterangan:

CSRDI j : corporate social responsibility index perusahaan j Xj : jumlah item yang diungkapkan oleh perusahaan j Nj : jumlah item pengungkapan CSR

b. GCG (Good Corporate Governance)

Good Corporate Governance diproksikan dengan skor Corporate Governance Perception Index (CGPI) yang dipublikasikan oleh majalah SWA. Indeks berupa angka mulai dari 0 sampai 100.

F. METODE ANALISIS DATA 1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui apakah sampel yang ditetapkan telah dapat dilakukan analisis dan melihat apakah model prediksi yang dirancang telah dapat dimasukkan ke dalam srangkaian data, maka perlu dilakukan pengujian data. Hal ini sering disebut uji asumsi klasik yang didalamnya termasuk pengujian normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi (Ghozali,2013).

a. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas, yaitu adanya hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi (Wiyono, 2011). Model regresi seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independent.Analisis untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas didalam model regresi adalah sebagai berikut (Ghozali, 2013) :


(62)

1) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen. 2) Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar

variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas. Multikolinearitas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen.

3) Multikolinearitas dapat juga dilihat dari : a) Nilai tolerance dan lawannya

b) Variance inflation factor (VIF)

Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan diregres terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥10.

Cara mengobati multikolinearitas menurut (Ghozali, 2013) antara lain : 1) Menggabungkan data crossection dan time series (pooling data)


(63)

44

2) Keluarkan satu atau lebih variabel independen yang mempunyai korelasi tinggi dari model regresi dan identifikasikan variabel independen lainnya untuk membantu prediksi.

3) Transformasi variabel merupakan salah satu cara mengurangi hubungan linear di antara variabel independen.

4) Gunakan model dengan variabel independen yang mempunyai korelasi tinggi hanya semata-mata untuk prediksi.

5) Gunakan metode analisis yang lebih canggih seperti Bayesian regression atau dalam kasus khusus ridge regression.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya peyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas, yaitu adanya ketidaksamaan varian residual untuk semua pengamatan pada model regresi (Wiyono, 2011).

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya peyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi (Wiyono, 2011).

d. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2013).


(64)

2. Moderating Regression Analysis (MRA)

Moderating Regression Analysis (MRA) atau uji inetraksi merupakan aplikasi khusus regresi linear berganda dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau lebih variable independen) dengan rumus persamaan sebagai berikut :

Y = a + b1 X1 + b2X2 + b3 X1 X2 + e G. UJI HIPOTESIS

1. Uji Simultan (F)

Pengujian ini bertujuan untuk menunjukkan apakah semua variabel independent yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependent. Langkah – langkah melakukan uji F adalah sebagai berikut(Ghozali, 2011):

1) Menentukan Ho dan Ha.

2) Menentukan tingkat signifikansi (α) (menggunakan tingkat signikansi sebesar 5%).

3) Kriteria pengujian (berdasar probabilitas)

Bila P value < 0,05,maka Ho ditolak,artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara semua variabel independent terhadap variabel dependent.

Bila P value > 0,05,maka Ho diterima, artinya kedua variabel independent tidak berpengaruh terhadap variabel dependent.


(65)

46

2. Uji Regresi Parsial (Uji t)

Pengujian ini bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas /independent secara individual dalam menerangkan variasi vaiabel dependent. Langkah – langkah melakukan uji t adalah sebagai berikut (Ghozali, 2013):

1) Menentukan Ho dan Ha.

2) Menentukan tingkat signifikansi (α) (menggunakan tingkat signikansi sebesar 5%).

3) Kriteria pengujian

Ho diterima jika -t tabel < t hitung < t tabel

Ho ditolak jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel Berdasar probabilitas:

Bila P value < 0,05, maka Ho ditolak,artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara satu variabel independent terhadap variabel dependent.

Bila P value > 0,05, maka Ho diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara satu variabel independent terhadap variabel dependent.

3. Koefisien Determinasi (R²).

Pengukuran koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui persentase pengaruh variabel independen terhadap perubahan variabel dependen. Dari ini diketahui seberapa besar variabel dependen mampu dijelaskan oleh


(66)

variabel independennya, sedangkan sisanya dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model (Ghozali, 2013).


(67)

48 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan non perbankan dan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode pengamatan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2014. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu data perusahaan yang diterbitkan oleh majalah SWA, annual report dan laporan keuangan perusahaan dari tahun 2009 sampai dengan 2014 yang diperoleh dari situs www.idx.co.id. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Adapun prosedur pemilihan sampel yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.1.

Proses Pemilihan Sampel

No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Jumlah 1

Perusahaan yang tercatat di BEI dan mendapatkan score

CGPI yang

dipublikaikan oleh majalah SWA

16 17 14 14 8 4 73

2

Perusahaan yang tidak menyajikan laporan keuangan secara lengkap

(15) (15)

3 Perusahaan yang tidak mengalami laba (2) (1) (2) (5) 4 Data outlier (3) (1) (1) (5) Jumlah 1 12 12 11 8 4 48

Total 48

Sumber: Hasil olah data 2016 (Lampiran 1)

Berdasarkan tabel 4.1., perusahaan non keuangan dan perbankan yang mendapat score CGPI yang diterbitkan oleh majalah SWA pada tahun 2009


(68)

sampai 2014 sebanyak 73 perusahaan. Terdapat 48 sampel penelitian yang memenuhi kriteria sebagai obyek dalam penelitian ini setelah dikurangi 15 perusahaan pada tahun 2009 yang tidak menerbitkan laporan keuangan, 5 perusahaan mengalami kerugian, dan terdapat 5 data outlier.

B. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif mengambarkan jumlah pengamatan, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata dan standar deviasi. Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah Tobin’s Q sebagai variabel dependent, Return on Asset

(ROA) dan Return on Equity (ROE) sebagai variabel independent, Corporate Social Responsibility (CSR) dan Good Corporate Governance (GCG) sebagai variabel moderasi. Berikut adalah hasil statistik deskriptif variabel tersebut:

Tabel 4.2.

Hasil Analisis Deskriptif

Variabel N Minimum Maximum Mean Std.Deviation ROA 48 0,0002 0,2043 0,077806 0,0579699 ROE 48 0,0005 0,3069 0,150660 0,0844890 CSR 48 0,1154 0,5385 0,362452 0,0779991 GCG 48 65,94 90,66 80,5123 6,74676 TQ 48 0,474 2,773 1,53254 0,597549 Sumber: Hasil olah data 2016 (Lampiran 12)

Hasil dari statistik deskriptif menunjukkan nilai minimum, maksimum, nilai rata-rata dan standar deviasi dari masing-masing variabel. Dalam tabel 4.2 variabel Return On Asset (ROA) diperoleh nilai terendah 0,0002 dan tertinggi 0,2043 dengan rata-rata 0,077806 dan standar deviasi sebesar 0,0679699. Return On Equity (ROE) memiliki nilai terendah 0,0005 dan tertinggi 0,3069 dengan nilai


(1)

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value .88045 2.54857 1.53254 .450119 48

Std. Predicted Value -1.449 2.257 .000 1.000 48

Standard Error of Predicted

Value .079 .239 .127 .038 48

Adjusted Predicted Value .86446 2.50178 1.53574 .446750 48

Residual -1.106100E0 .955988 .000000 .393011 48

Std. Residual -2.692 2.327 .000 .957 48

Stud. Residual -2.798 2.400 -.004 1.002 48

Deleted Residual -1.194650E0 1.017444 -.003199 .432205 48

Stud. Deleted Residual -3.057 2.549 -.004 1.034 48

Mahal. Distance .737 14.892 3.917 3.124 48

Cook's Distance .000 .125 .020 .028 48

Centered Leverage Value .016 .317 .083 .066 48


(2)

NPar Tests

[DataSet0]

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 48

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .39301099

Most Extreme Differences Absolute .071

Positive .071

Negative -.050

Kolmogorov-Smirnov Z .490

Asymp. Sig. (2-tailed) .970


(3)

Regression

[DataSet0]

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered

Variables

Removed Method

1 GCG, CSR, ROE,

ROAa . Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: ABSRES

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -.498 .485 -1.025 .311

ROA -.813 1.199 -.188 -.678 .501 .272 3.678

ROE .185 .790 .062 .234 .816 .295 3.390

CSR .878 .471 .273 1.865 .069 .974 1.027

GCG .006 .006 .172 1.109 .274 .868 1.152


(4)

Lampiran 14

Hasil Uji Hipotesis

Regression

[DataSet0]

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered

Variables

Removed Method

1 ROE_GCG, CSR,

GCG, ROA_CSR, ROE_CSR, ROA, ROE, ROA_GCGa

. Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: TQ

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .825a .681 .616 .3703950

a. Predictors: (Constant), ROE_GCG, CSR, GCG, ROA_CSR, ROE_CSR, ROA, ROE, ROA_GCG


(5)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 11.432 8 1.429 10.416 .000a

Residual 5.351 39 .137

Total 16.782 47

a. Predictors: (Constant), ROE_GCG, CSR, GCG, ROA_CSR, ROE_CSR, ROA, ROE, ROA_GCG b. Dependent Variable: TQ

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .799 1.304 .612 .544

ROA 79.299 26.657 7.693 2.975 .005

ROE -32.514 14.867 -4.597 -2.187 .035

CSR -.970 1.110 -.127 -.873 .388

GCG .004 .017 .046 .235 .815

ROA_CSR 19.830 30.696 .740 .646 .522

ROA_GCG -1.036 .299 -8.502 -3.466 .001

ROE_CSR -5.458 17.860 -.294 -.306 .762

ROE_GCG .477 .180 5.632 2.649 .012


(6)

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value

.599870 2.730997 1.532537E

0 .4931776 48

Std. Predicted Value -1.891 2.430 .000 1.000 48

Standard Error of Predicted

Value .073 .336 .150 .057 48

Adjusted Predicted Value

.049101 2.779420 1.514360E

0 .5369327 48

Residual

-8.8014239E -1

.7909680 .0000000 .3374026 48

Std. Residual -2.376 2.135 .000 .911 48

Stud. Residual -2.601 2.225 .012 .998 48

Deleted Residual

-1.0542904E 0

1.4720991E

0 .0181776 .4403986 48

Stud. Deleted Residual -2.824 2.350 .011 1.030 48

Mahal. Distance .855 37.695 7.833 7.348 48

Cook's Distance .000 1.444 .046 .208 48

Centered Leverage Value .018 .802 .167 .156 48


Dokumen yang terkait

Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

1 58 93

Pengaruh Pengungkapan Corporte Social Responsibility, Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan dan Nilai Perusahaan sebagai Variabel Pemoderasi pada Perusahaan Pertambangan

15 166 138

Pengaruh Kinerja Keuangan, Good Corporate Governance, dan pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

12 179 88

Mekanisme Good Corporate Governance (GCG), Kinerja Keuangan, Corporate Social Responsibility (CSR), dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 30 100

Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Empiris Padaperusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bei Periode 2008-2010)

1 67 129

Pengaruh Corporate Social Responsibility, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2014

0 19 112

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 68 88

Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2012-2014

2 82 70

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan dengan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Moderasi : Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2013

0 78 98

PENGARUH PROFITABILITAS, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, DAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI.

0 5 29