Permasalahan Keaslian Penulisan Tinjauan Kepustakaan

2007. Para pihak diharuskan untuk menyampaikan akta tersebut atau salinannya secara tertulis kepada Perseroan Pasal 56 ayat 2 dan kemudian Direksi Perseroan berkewajiban untuk melakukan pencatatan mengenai perubahan susunan pemegang yang saham yang terjadi akibat pengalihan hak atas saham tersebut serta memberikan pemberitahuan kepada Menteri Hukum dan HAM Pasal 56 ayat 3.

B. Permasalahan

1. Bagaimanakah mekanisme pengalihan hak atas saham pada perseroan terbatas? 2. Bagaimanakah manfaat pengalihan hak atas saham pada perseroan terbatas? 3. Bagaimanakah peran RUPS terhadap pengalihan hak atas saham pada perseroan terbatas?

C. Tujuan dan manfaat penulisan

1. Tujuan

a. Untuk mengetahui mekanisme pengalihan hak atas saham pada perseroan terbatas b. Untuk manfaat pengalihan hak atas saham pada perseroan terbatas c. Untuk mengetahui peran RUPS terhadap pengalihan hak atas saham pada perseroan terbatas

2. Manfaat

a. Teoritis

Universitas Sumatera Utara Secara teoritis, pembahasan terhadap masalah-masalah yang telah dirumuskan akan memberikan kontribusi pemikiran serta menimbulkan pemahaman tentang pengalihan saham perseroan terbatas yang ada dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

b. Praktis

Pembahasan ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pembaca terutama para pihak yang ingin melakukan pengalihan atas saham dan juga sebagai bahan kajian untuk para akademisi dalam menambah wawasan pengetahuan terutama dalam bidang hukum perusahaan yang berasas.

D. Keaslian Penulisan

Penelitian mengenai “Peran RUPS terhadap Pengalihan Hak Atas Saham pada Perseroan Terbatas” ini belum pernah dilakukan dalam topik dan permasalahan-permasalahan yang sama. Dengan demikian penelitian ini merupakan penelitian yang baru dan asli sesuai dengan asas-asas keilmuan, yaitu jujur, rasional, objektif dan terbuka untuk kritikan-kritikan yang sifatnya membangun dengan topik dan permasalahan dalam penelitian ini. Penulis mengangkat tulisan ini karena ingin mengetahui lebih lanjut mengenai bagaimana pengalihan hak atas saham pada perseroan terbatas menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007. Semua ini merupakan implikasi pengetahuan dalam bentuk tulisan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah. Universitas Sumatera Utara

E. Tinjauan Kepustakaan

Pasal 60 ayat 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas merumuskan pengertian saham sebagai berikut: “Saham merupakan benda bergerak dan memberikan hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 kepada pemiliknya”. Selanjutnya penjelasan Pasal 60 ayat 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 menyatakan sebagai berikut: “Kepemilikan atas saham sebagai benda bergerak memberikan hak kebendaan kepada pemiliknya. Hak tersebut dapat dipertahankan kepada setiap orang”. Berkaitan dengan rumusan ketentuan di atas, Pasal 52 ayat 1 Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 mengatur sebagai berikut: “1 Saham memberikan hak kepada pemiliknya untuk: a. menghadiri dan mengeluarkan suara dalam RUPS; b. menerima pembayaran deviden dan sisa kekayaan hasil likuidasi; c. menjalankan hak-hak lainnya berdasarkan Undang-Undang ini”. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur dari konsep yuridis saham adalah sebagai berikut: a Bukti atas kepemilikan suatu Perseroan yang biasanya tercipta dengan memberikan kontribusi ke dalam modal Perseroan yang bersangkutan; 8 b memberikan hak kepada pemiliknya untuk i menghadiri dan mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham suatu Perseroan; ii menerima pembayaran deviden dan sisa kekayaan hasil Steven H.Gifs, Law Dictionary, Woodbury: Baron’s Educational Series Ind, 1984, hal. 584. 8 Universitas Sumatera Utara likuidasi Perseroan; dan iii menjalankan hak-hak lain yang dapat dilakukan oleh pemegang saham Perseroan menurut ketentuan Undang- Undang; c memberikan hak kebendaan kepada pemiliknya yang dapat dipertahankan kepada setiap orang. Lebih lanjut lagi, Pasal 49 Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 mengatur sebagai berikut : “1 Nilai saham harus dicantumkan dalam mata uang Rupiah; 2 Saham tanpa nilai nominal tidak dapat dikeluarkan; 3 Ketentuan sebagaimana diatur dalam ayat 2 tidak menutup kemungkinan diaturnya pengeluaran saham tanpa nilai nominal dalam peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal”. Rumusan Pasal di atas semakin mempertegas karakteristik saham yang harus memiliki nilai nominal yang dicantumkan dalam mata uang rupiah. Namun demikian, hal ini secara hukum dapat disimpangi sejauh diatur secara berbeda dalam peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. Nilai nominal bisa saja tidak sama dengan nilai pasar harga pasar dari saham yang bersangkutan, karenanya seseorang dapat menjual sahamnya dengan harga di atas nilai nominalnya, dimana hal ini sangat bergantung kepada nilai dari perusahaan itu sendiri pada saat saham tersebut dijual. 9 Pemegang saham akan mendapatkan bukti kepemilikan saham yang dimilikinya Pasal 51 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007. Sedangkan mengenai bentuk dari bukti kepemilikan atas saham tersebut, dapat diatur lebih Munir Fuady, Hukum Perusahaan Dalam Paradigma Hukum Bisnis, Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2002, hal. 36. 9 Universitas Sumatera Utara lanjut dalam anggaran dasar Perseroan Penjelasan Pasal 51 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007.

F. Metode Penelitian