dikeluarkan harus saham atas nama, sedang untuk jenis saham lain hal tersebut tidak dilarang namun untuk pengeluarannya harus sesuai dengan peraturan
perundang-undangan di bidang pasar modal.
E. Kedudukan Saham Dalam Perseroan Terbatas
Saham merupakan bukti penyertaan modal seseorang dalam sebuah perusahaan, pengertian ini terlihat dari bunyi Pasal 1 angka 1 Undang-undang
Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Tebatas yaitu Perseroan Terbatas, yang
selanjutnya disebut Perseroan adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal
dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Undang-Undang ini serta peraturan perlaksanaanya.
Setiap saham haruslah memiliki nilai nominal. Ini berlaku mutlak, karena UUPT melarang suatu perusahaan untuk menerbitkan saham tanpa nilai nominal.
Namun demikian, tidak ada ketentuan berapa nilai nominal untuk masing-masing saham tersebut. Jadi, untuk satu saham dapat mempunyai nilai nominal misalnya
Rp.1000,- Rp.500,- dan sebagainya. Kecuali untuk perusahaan terbuka dimana nilai nominal sahamnya sudah ditentukan oleh peraturan di bidang pasar modal
dan harus seragam untuk semua perusahaan.
93
Batas minimal modal yang ditentukan dalam pendirian perseroan terbatas adalah Rp.50.000.000,- lima puluh juta rupiah. Namun apabila sebuah perseroan
terbatas hendak melakukan penawaran umum dipasar modal maka persyaratannya adalah sahamnya harus dimiliki sekurang-kurangnya 300 pemegang saham dan
Munir Fuady, Op. Cit, hal. 83-36.
93
Universitas Sumatera Utara
juga harus memiliki modal setor sekurang-kurangnya Rp. 300.000.000,- tiga ratus milyar rupiah. Jadi apabila perseroan tertutup akan menambah modalnya
melalui pasar modal maka harus memenuhi persyaratan tersebut jika tidak maka perusahaan tersebut tidak dapat melakukan penawaran umum.
Adapun ketentuan yang mengatur pengurangan saham antara lain: 1.
Saham perseroan dikeluarkan atas nama pemiliknya. Perseroan hanya diperkenankan mengeluarkan saham atas nama pemiliknya dan perseroan
tidak boleh mengeluarkan saham atas tunjuk. 2.
Persyaratan kepemilikan saham dapat ditetapkan dalam anggaran dasar dengan memperhatikan persyaratan yang ditetapkan oleh instansi yang
berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 3.
Dalam hal persyaratan kepemilikan saham sebagaimana dimaksud pada huruf b, telah ditetapkan dan tidak dipenuhi, pihak yang memperoleh
kepemilikan saham tersebut tidak dapat menjalankan hak selaku pemegang saham dan saham tersebut tidak diperhitungkan dalam kuorum yang harus
dicapai sesuai dengan ketentuan UUPT danatau anggaran dasar. Mengenai nilai nominal saham dalam Pasal 49 UUPT dikatakan:
1. Nilai saham harus dicantumkan dalam mata uang rupiah.
2. Saham tanpa nilai nominal tidak dapat dikeluarkan.
3. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 tidak menutup
kemungkinan diaturnya pengeluaran saham tanpa nilai nominal dalam peraturan perundang-undangan dibidang pasar modal.
Universitas Sumatera Utara
Dalam perkembangannya saham tanpa nilai nominal ini menjadi instrumen bursa pasar modal yang sangat likuid di Amerika, khususnya sebagai instrumen
lembaga mutual fund atau investment fund semacam reksa dana di pasar modal. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal telah
mengintrodusir saham tanpa nilai nominal dalam lembaga reksa dana yang berbentuk perseroan.
94
Nindyo Pramono, Hukum Bisnis Aktual bunga rampai, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2006, hal. 139
94
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PERAN RUPS TERHADAP PENGALIHAN HAK