Modal dan Saham Perseroan Terbatas

veil bagi pemegang saham perseroan berlaku dalam hal ini, tetapi terhitung sejak lewat masa enam bulan yang diizinkan oleh UUPT. Konsekuensi lain dari pemilikan tunggal adalah dapat menyebabkan dibubarkannya perseroan tersebut oleh pengadilan negeri atas permohonan pihak yang berkepentingan, termasuk kejaksaan untuk kepentingan umum, pemegang saham, direksi, dewan komisaris, karyawan perseroan, kreditur dan atau pemangku kepentingan shareholder lainnya. Pengecualian terhadap pemilikan tunggal terdapat dalam ketentuan Pasal 7 ayat 7 yang mengizinkan perseroan yang seluruh sahamnya dimiliki oleh negara dan perseroan yang mengelola bursa efek, lembaga kliring dan penjaminan, lembaga penyimpangan dan penyelesaiann, lembaga lain sebagaimana diatur dalam undang-undang tentang pasar modal untuk didirikan oleh satu orang saja, dan tentu saja prinsip piercing the corporate veil tidak berlaku di sini.

D. Modal dan Saham Perseroan Terbatas

Modal perseroan terbatas selalu dibagi ke dalam saham-saham. Dengan demikian berapa jumlah saham yang dikeluarkan dan disetor penuh oleh pemegang saham merupakan terminan modal riil awal suatu perseroan terbatas. Saham merupakan hak terhadap harta kekayaan PT, bahkan merupakan- deelgerechtigheid-suatu hak atas bagian dari sesuatu terhadap harta kekayaan PT. Hak adalah kepentingan seseorang yang harus dilindungi hukum, sedangkan kepentingan itu adalah tuntutan perorangan atau kelompok yang diharapkan untuk dipenuhi. 83 Sudikno Mertokusumo, Op. Cit, hal. 25 83 Universitas Sumatera Utara Modal atau kapital sering diartikan sebagai kekayaan total suatu badan usaha atau kekayaan usaha yang segera dapat diubah ke dalam bentuk kontan adalah faktor mutlak penting dalam suatu perseroan. Modal adalah bagian dari nilai kekayaan yang dapat mendatangkan penghasilan. 84 Pada Pasal 31 UUPT dikatakan: “modal dasar perseroan terdiri atas seluruh nilai nominal saham, tetapi tidak menutup kemungkinan peraturan dibidang pasar modal mengatur modal perseroan terdiri atas saham tanpa nilai nominal”. Secara teori saham yang mencantumkan nilai nominal dan saham yang tidak mencantumkan nilai nominal sebenarnya tidak terdapat perbedaan. Apabila nilai nominal pada saham dan modal saham dihilangkan dan dinyatakan saham saham tersebut langsung sebagai sekian dari suatu kesatuan, itulah sebenarnya saham tanpa nilai nominal share without per value. 85 Modal dasar perseroan paling sedikit berjumlah Rp. 50.000.000,- tetapi dalam undang-undang yang mengatur kegiatan usaha tertentu dapat menentukan jumlah minimum modal perseroan yang lebih besar daripada ketentuan modal dasar tersebut sehingga pengaturan minimum dalam UUPT ini merupakan bagian modal yang harus dimiliki oleh para pendiri.Yang dimaksud “kegiatan usaha tertentu” antara lain usaha perbankan, asuransi atau ekspedisi pengangkutan freight forwarding. 86 Modal perseroan terbatas yang merupakan dan menjadi harta bersama dari para pemegang saham merupakan harta kekayaan perseroan yang dapat terwujud Tom Gunadi, Sistem Perekonomian menurut Pancasila dan UUD 1945, Bandung:Angkasa, 1981 hal.23 84 Nindyo Pramono, Hukum Bisnis Aktual bunga rampai, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2006, hal. 139 85 Jamin Ginting, Op. Cit, hal.55 86 Universitas Sumatera Utara dalam bentuk uang maupun benda yang digunakan oleh perseroan untuk menjalankan usahanya. Harta kekayaan perseroan dapat terwujud dalam berbagai bentuk kebendaan, baik yang bergerak maupun tidak bergerak, serta yang berwujud maupun yang tidak berwujud hak-hak, sepanjang perseroan memenuhi syarat sebagai subyek hukum pemilik kebendaan tersebut. Pada neraca perseroan, harta kekayaan yang merupakan penyertaan para pemegang saham dapat ditemukan dalam kolom kelompok modal sendiri. Modal sendiri tersebut mencerminkan modal yang terdapat pada perseroan tersebut untuk tiap tahun buku berjalan yang ternyata dalam laporan tahunan perseroan. 87 UUPT mengatur struktur modal sebagai berikut: 88 1. Modal Dasar Authorized Capital atau Equity Modal dasar authorized capital atau equity adalah jumlah saham maksimum yang dapat dikeluarkan oleh perseroan sehingga modal dasar terdiri atas seluruh saham nominal dalam perseroan. Modal dasar inilah yang sering dipakai sebagai kinerja agar suatu perseroan dapat digolongkan ke dalam kategori tertentu, yaitu apakah suatu perseroan tersebut tergolong ke dalam perusahaan kecil, menengah atau besar. 2. Modal yang ditempatkan Issued Capital Modal yang ditempatkan issued capitaldikeluarkan adalah saham yang telah diambil dan sebenarnya terjual, baik kepada para pendiri maupun pemegang saham. Para pendiri telah menyanggupi untuk mengambil bagian sebesar atau sejumlah tertentu dari saham perseroan dan karena itu, Gunawan, Widjaja, Efek Sebagai Benda, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005, hal. 53 87 Jamin Ginting, Op. Cit. hal. 55 88 Universitas Sumatera Utara dia mempunyai kewajiban untuk membayar atau melakukan penyetoran kepada perseroan. 89 3. Modal yang disetor Paid up Capital adalah saham yang telah dibayar penuh kepada perseroan yang menjadi pernyataan atau penyetoran saham riil yang telah dilakukan, baik oleh pendiri maupun para pemegang saham perseroan. Dalam Pasal 33 UUPT dikatakan : 1. Paling sedikit 25 dua puluh lima persen dari modal dasar harus ditempatkan dan disetor penuh. 2. Modal ditempatkan dan disetor penuh sebagaimana dimaksud pada angka 1 dibuktikan dengan bukti penyetoran yang sah. Yang dimaksud dengan “bukti penyetoran yang sah” antara lain, bukti setoran pemegang saham ke dalam rekening bank atas nama perseroan, data dari laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan, atau neraca perseroan yang ditandatangani oleh direksi dan dewan komisaris. 3. Pengeluaran saham lebih lanjut yang dilakukan setiap kali untuk menambah modal yang ditempatkan harus disetor penuh. Ketentuan dalam Pasal ini menegaskan bahwa pada saat pendirian perseroan paling sedikit 25 duapuluh lima persen dari modal dasar harus telah ditempatkan dan seluruh modal yang ditempatkan tersebut harus sudah di setor penuh, dengan demikian jumlah yang harus disetor penuh paling sedikit pada saat pendirian adalah sebesar 25 duapuluh lima persen dari Rp. 50.000.000 yaitu 12.500.000,- Ibid, hal. 56 89 Universitas Sumatera Utara Untuk melakukan penambahan modal perseroan dilakukan dengan mengacu pada Pasal 41 UUPT yaitu: 1. Penambahan modal perseroan dilakukan berdasarkan persetujuan RUPS. 2. RUPS dapat menyerahkan kewenangan kepada dewan komisaris guna menyetujui pelaksanaan keputusan RUPS sebagaimana dimaksud pada huruf a, untuk jangka waktu paling lama 1 satu tahun. Yang dimaksud dengan pelaksanaan adalah penentuan saat, cara dan jumlah penambahan modal yang tidak melebihi batas maksimum yang telah ditetapkan oleh RUPS tetapi tidak termasuk hal-hal yang menjadi tugas direksi dalam penambahan modal, seperti menerima setoran saham dan mencatatnya dalam daftar pemegang saham. 3. Penyerahan kewenangan sebagaimana dimaksud pada huruf b sewaktu- waktu dapat ditarik kembali. Pengurangan modal adalah pengurangan modal dasar; modal ditempatkan, dan modal disetor. Pengurangan modal dapat terjadi dengan cara menarik kembali saham yang telah dikeluarkan untuk dihapus atau dengan cara menurunkan nilai nominal saham. Saham merupakan modal perseroan yang memiliki nilai nominal, setiap pemegang saham diberi bukti pemilikan saham untuk saham yang dimilikinya. Pengaturan bentuk bukti pemilikan saham ditetapkan dalam anggaran dasar sesuai dengan kebutuhan. Saham adalah suatu bagian dalam kepemilikan suatu perusahaan atau suatu modal yang ditanam dalam suatu perusahaan seperti yang diwakili oleh bagian-bagian dari modal itu yang dimiliki oleh individu masing-masing dalam Universitas Sumatera Utara bentuk sertifikat saham. 90 Sedangkan menurut UUPT saham adalah suatu benda bergerak dan memberikan hak kepemilikan kepada pemegangnya. Setiap saham haruslah memiliki nilai nominal. Ini berlaku mutlak, karena UUPT melarang suatu perusahaan untuk menerbitkan saham tanpa nilai nominal. Namun demikian, tidak ada ketentuan berapa nilai nominal untuk masing-masing saham tersebut. Jadi, untuk satu saham dapat mempunyai nilai nominal misalnya Rp.1000,- Rp.500,- dan sebagainya. Kecuali untuk perusahaan terbuka dimana nilai nominal sahamnya sudah ditentukan oleh peraturan di bidang pasar modal dan harus seragam untuk semua perusahaan. 91 Batas minimal modal yang ditentukan dalam pendirian perseroan terbatas adalah Rp.50.000.000,- lima puluh juta rupiah. Namun apabila sebuah perseroan terbatas hendak melakukan penawaran umum dipasar modal maka persyaratannya adalah sahamnya harus dimiliki sekurang-kurangnya 300 pemegang saham dan juga harus memiliki modal setor sekurang-kurangnya Rp. 300.000.000,- tiga ratus milyar rupiah. Jadi apabila perseroan tertutup akan menambah modalnya melalui pasar modal maka harus memenuhi persyaratan tersebut jika tidak maka perusahaan tersebut tidak dapat melakukan penawaran umum. Adapun ketentuan yang mengatur pengurangan saham antara lain: 1. Saham perseroan dikeluarkan atas nama pemiliknya. Perseroan hanya diperkenankan mengeluarkan saham atas nama pemiliknya dan perseroan tidak boleh mengeluarkan saham atas tunjuk. A. Abdurrahman, Ensklopedi Ekonomi Keuangan dan perdagangan, Jakarta : PT. Pradnya Paramitha, 1991, hal.1029 90 Munir Fuady, Op. Cit, hal 36 91 Universitas Sumatera Utara 2. Persyaratan kepemilikan saham dapat ditetapkan dalam anggaran dasar dengan memperhatikan persyaratan yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 3. Dalam hal persyaratan kepemilikan saham sebagaimana dimaksud pada huruf b, telah ditetapkan dan tidak dipenuhi, pihak yang memperoleh kepemilikan saham tersebut tidak dapat menjalankan hak selaku pemegang saham dan saham tersebut tidak diperhitungkan dalam kuorum yang harus dicapai sesuai dengan ketentuan UUPT danatau anggaran dasar. Mengenai nilai nominal saham dalam Pasal 49 UUPT dikatakan: 1. Nilai saham harus dicantumkan dalam mata uang rupiah. 2. Saham tanpa nilai nominal tidak dapat dikeluarkan. 3. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 tidak menutup kemungkinan diaturnya pengeluaran saham tanpa nilai nominal dalam peraturan perundang-undangan dibidang pasar modal. Dalam perkembangannya saham tanpa nilai nominal ini menjadi instrumen bursa pasar modal yang sangat likuid di Amerika, khususnya sebagai instrumen lembaga mutual fund atau investment fund semacam reksa dana di pasar modal. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal telah mengintrodusir saham tanpa nilai nominal dalam lembaga reksa dana yang berbentuk perseroan. 92 Pasal 48 angka 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dikatakan bahwa saham perseroan dikeluarkan atas nama pemiliknya. Dilihat dari jenis saham diatas dan UUPT maka saham yang Nindyo Pramono, Op. Cit., hal.2 92 Universitas Sumatera Utara dikeluarkan harus saham atas nama, sedang untuk jenis saham lain hal tersebut tidak dilarang namun untuk pengeluarannya harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.

E. Kedudukan Saham Dalam Perseroan Terbatas