BAB II WAVELENGTH DIVISION MULTIPLEXING WDM
2.1 Umum
Pada mulanya, teknologi Wavelength Division Multiplexing WDM, yang merupakan cikal bakal lahirnya Dense Wavelength Division Multiplexing
DWDM, berkembang dari keterbatasan yang ada pada sistem serat optik, dimana pertumbuhan trafik pada sejumlah jaringan backbone mengalami
percepatan yang tinggi sehingga kapasitas jaringan tersebut dengan cepatnya terisi. Hal ini menjadi dasar pemikiran untuk memanfaatkan jaringan yang ada
dibandingkan membangun jaringan baru. Konsep ini pertama kali dipublikasikan pada tahun 1970, dan pada tahun
1978 sistem WDM telah terealisasi di laboratorium. Sistem WDM pertama hanya menggabungkan 2 sinyal. Pada perkembangan WDM, beberapa sistem telah
sukses mengakomodasikan sejumlah panjang-gelombang dalam sehelai serat optik yang masing-masing berkapasitas 2,5 Gbps sampai 5 Gbps. Namun penggunaan
WDM menimbulkan permasalahan baru, yaitu ke-nonlinieran serat optik dan efek dispersi yang kehadirannya semakin signifikan yang menyebabkan terbatasnya
jumlah panjang-gelombang 2-8 buah saja. Pada perkembangan selanjutnya, jumlah panjang-gelombang yang dapat
diakomodasikan oleh sehelai serat optik bertambah mencapai puluhan buah dan kapasitas untuk masing-masing panjang gelombang pun meningkat pada kisaran
10 Gbps, kemampuan ini merujuk pada apa yang disebut DWDM.
Universitas Sumatera Utara
Teknologi WDM pada dasarnya adalah teknologi transport untuk menyalurkan berbagai jenis trafik data, suara, dan video secara transparan,
dengan menggunakan panjang gelombang λ yang berbeda-beda dalam suatu
fiber tunggal secara bersamaan. Implementasi WDM dapat diterapkan baik pada jaringan long haul jarak jauh maupun untuk aplikasi short haul jarak dekat.
WDM populer karena memungkinkan untuk mengembangkan kapasitas jaringan tanpa menambah jumlah serat. Sistem WDM dibagi menjadi 2 segmen :
dense dan coarse WDM [1]. Teknologi CWDM dan DWDM didasarkan pada konsep yang sama yaitu menggunakan beberapa panjang gelombang cahaya pada
sebuah serat optik, tetapi kedua teknologi tersebut berbeda pada jarak antar panjang gelombang, jumlah kanal, dan kemampuan untuk memperkuat sinyal
pada medium optik.
2.2 Dense Wavelength Division Multiplexing DWDM