FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PROFITABILITAS BANK SYARIAH (perbandingan kinerja keuangan di Indonesia dan Malaysia)

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PROFITABILITAS BANK SYARIAH (perbandingan kinerja keuangan di Indonesia dan Malaysia)

FACTORS INFLUENCES THE SHARIA BANK PROFITABILITY (Comparison of Financial Performance in Indonesia and Malaysia)

Oleh HAFIZHA 20130420337

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PROFITABILITAS BANK SYARIAH (perbandingan kinerja keuangan di Indonesia dan Malaysia)

FACTORS INFLUENCES THE SHARIA BANK PROFITABILITY (Comparison of Financial Performance in Indonesia and Malaysia)

Oleh HAFIZHA 20130420337

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(3)

HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini saya,

Nama : HAFIZHA

Nomer Mahasisiwa : 20130420337

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PROFITABILITAS BANK SYARIAH” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana disuatu perguruan tinggi, sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam Daftar Pustaka. Apabila terdapat dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatPalkan.

Yogyakarta


(4)

MOTTO

Kesuksesan hanya dapat diraih dengan

segala upaya dan usaha yang disertai dengan

doa, karena sesungguhnya nasib seseorang

manusia tidak akan berubah dengaan

sendirinya tanpa berusaha.

Dari Abud Darda’ra berkata, “saya mendengar Rasululah

SAW. Bersabda : “barang siapa yang menempuh jalan untuk

menuntut ilmu maka Allah memudahkan baginya jalan ke surga,

dan sesungguhnya malaikat membentangkan sayapnya untuk orang

yang menuntut ilmu karena puas dengan apa yang diperbuatnya.

Dan bahwasanyapenghunu langit dan bumi sampai ikan yang ada

dilautan itu senantiasa meminta ampun kepada orang yang pandai.


(5)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah… Alhamdulillah… Alhamdulillahirobbil’alamin…

Dengan penuh rasa syukur dan suka cita, aku persembahakan penulisan sederhana ini untuk orang orang yang tak ada hentinya mendoakanku dan mendukungku dalam penulisan ini.

 Sujud syukur kusembahkan kepada ALLAH SWT, Tuhan yang Maha Agung nan Maha Tinggi nan Maha Adil dan Maha Penyayang. Taburan cinta dan kasih sayang-Mu telah membekaliku dengan ilmu. Atas karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi ini dapat saya selesaikan.

 Shalawat serta salam saya haturkan kepada junjungan nabi Muhammad SAW yang selalu memberikan suritauladan yang baik kepada para kaumNya.

 Sebagai tanda bakti, hormat dan rasa terima kasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya kecil ini kepada kedua orangtuaku papa Durbah dan mama Rumaizar yang telah merawat, mendidik, dan memberikan kasih sayang kepadaku dari aku lahir hingga saat ini. Keringat yang bercucuran, tangisan, perjuangan, dan dukungan yang kalian lakukan demi kebahagiaanku, mungkin ku takkan mampu membalasnya. Hanya doa yang bisa aku panjatkan, semoga mama dan papa selalu diberi kesehatan, umur yang panjang dan dimudahkan dalam mencari rizkiNya. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat mama dan papa bahagia, karena kusadari selama ini aku belum bisa berbuat lebih untuk kalian. Aku sayang kalian. Terimakasih mama… Terimakasih papa…

 Buat abang dan kakakku tersayang bang Risa, bang Tami, bang Ussan, mas Taufik, kak Una, kak Ima, kak Icha, mba Dea, dan kak Yeni terima kasih sudah membantuku, mendoakanku, menghiburku sekaligus menjadi obat ketika aku jenuh dalam menyelesaikan skripsi ini.

 Ibu Dr. Harjanti Widiastuti., M.Si., Ak.,CA. terima kasih atas bimbingan, nasehat, kesabaran, ilmu yang ibu berikan kepada saya hingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini tanpa ada halangan yang berarti. Terimakasih atas pengetahuan yang telah ibu berikan yang sangat bermanfaat bagi saya.

 Terimakasih untuk sahabatku Mahrayuni, Rahima, Inggrid Pitaloka yang selalu memberikan semangat dan dukungan untuk sahabatmu ini.

 Terimakasih untuk sahabat jogjaku Ade, Hanifah, Aini, Nisa Utami, Linda, Nisa Ul, Putri, Ulfah, Dhika, Dwi Febrianti, Bella, Fitri, Qizwa, Widya.


(6)

 Terimakasih buat temen-temen dan sahabat-sahabat ku Akuntansi 2013 UMY dan yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .... Error! Bookmark not defined.

HALAMAN PENGESAHAN ... Error! Bookmark not defined. HALAMAN PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined. MOTTO ... iii PERSEMBAHAN ... iv INTISARI ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... vi DAFTAR TABEL ... ix DAFTAR GAMBAR ... ix BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A. Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined. B. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. A. Landasan Teori ... Error! Bookmark not defined. 1. Pengertian Bank dan Bank syariah ... Error! Bookmark not defined. 2. Fungsi Laporan Keuangan ... Error! Bookmark not defined. 3. Pengertian dan Analisis Rasio Keuangan ... Error! Bookmark not defined.

B. Hasil Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis .... Error! Bookmark not defined.

1. Pengaruh efisiensi operasi terhadap profitabilitas.. Error! Bookmark not defined.


(8)

2. Pengaruh kredit bermasalah terhadap profitabilitas ... Error! Bookmark not defined.

3. Pengaruh permodalan terhadap profitabilitas.. Error! Bookmark not defined.

4. Pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas... Error! Bookmark not defined.

BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. A. Populasi dan Sampel ... Error! Bookmark not defined. B. Jenis dan Sumber Data ... Error! Bookmark not defined. C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel .. Error! Bookmark not defined.

D. Metode Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 1. Uji Statistik Deskriptif ... Error! Bookmark not defined. 2. Uji Asumsi Klasik ... Error! Bookmark not defined. E. Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. 1. Uji signifikansi secara parsial (Uji t) Error! Bookmark not defined. 2. Uji koefisien determinasi (Adjusted R2) ... Error! Bookmark not defined.

F. Pengujian Tambahan ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Error! Bookmark not defined. B. Uji Kualitas Data ... Error! Bookmark not defined. 1. Uji Statistik Deskriptif ... Error! Bookmark not defined. 2. Uji Asumsi Klasik ... Error! Bookmark not defined. C. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis) ... Error! Bookmark not defined. 1. Koefisien Determinasi (Adjusted R2) Error! Bookmark not defined. 2. Uji Parsial (Uji t) ... Error! Bookmark not defined. D. Hasil Pengujian Tambahan ... Error! Bookmark not defined. E. Pembahasan ... Error! Bookmark not defined. BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.


(9)

A. Simpulan ... Error! Bookmark not defined. B. Saran ... Error! Bookmark not defined. C. Keterbatasan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA


(10)

DAFTAR TABEL

4.1 Prosedur Pemilihan Sampel di Indonesia dan Malaysia ... 26

4.2 Statistik Deskriptif Indonesia ... Error! Bookmark not defined.27 4.3 Statistik Deskriptif Malaysia ... 28

4.4 Uji Normalitas Indonesia dan Malaysia ... 29

4.5 Uji Autokorelas Durbin-Watson Indonesia dan Malaysia ... 30

4.6 Uji Multikolinearitas Indonesia dan Malaysia ... 31

4.7 Uji Heteroskedastisitas Indonesia dan Malaysia ... 32

4.8 Uji Koefisien Derterminasi Indonesia ... 33

4.9 Uji Koefisien Derterminasi Malaysia ... 33

4.10 Uji Parsial (Uji t) Indonesia dan Malaysia ... 34

4.11 Uji Independen sample t test Indonesia dan Malaysia ... 38


(11)

DAFTAR GAMBAR


(12)

(13)

(14)

ABSTRACT

This research aims to know the differences of financial performance between sharia bank in Indonesia and sharia bank in Malaysia. The method of the research used in this final graduation paper was Independent Sample T-Test to compare the financial performance sharia bank between sharia banks in those two countries. The fast development of sharia bank nowadays has encouraged the writer to do the research about sharia bank and compare it with other sharia bank in other country.

The data used in this research were secondary data in the form of financial report from each sharia bank taken from the financial report published by Indonesian Stock Exchange and Malaysian Stock Exchange and also from official sites from each bank. The analysis done by using the financial ratio analysis that consist of ROA, REO, NPF, CAR, FDR. The technique used to compare the financial performance sharia bank in Indonesia and sharia bank in Malaysia was the Independent Sample t-test method.

The analysis done had shown that there were significant comparison for the profitability, operating efficiency, NPL (Non Performing Loan), capital, and liquidity.


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bank syariah melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan pada prinsip-prinsip ekonomi islam. Tujuan ekonomi islam dalam perbankan syariah tidak hanya berfokus pada tujuan komersil saja, melainkan harus mempertimbangkan perannya dalam memberikan kesejahteraan bagi masyarakat luas. Kontribusi bank syariah dalam mensejahterakan masyarakat merupakan peran bank syariah dalam fungsi sosialnya. Fungsi sosial dalam bank syariah dapat diwujudkan melalui aktivitas penghimpunan dan penyaluran zakat, infaq, dan wakaf. Bank syariah juga dapat mengeluarkan zakat dari keuntungan operasinya serta memberikan pembiayaan kebajikan (qardh). Melalui fungsi ini diharapkan dapat memperlancar alokasi dan distribusi dana sosial kepada masyarakat yang membutuhkan (Asro dan Kholid, 2011).

Malaysia merupakan negara pertama yang mendirikan bank syariah di Asia Tenggara yaitu Bank Syariah Malaysia Berhad (BSMB), didirikan pada tahun 1983. Sedangkan Indonesia mendirikan bank syariah pertama pada tahun 1991 yaitu Bank Muamalat Indonesia. Pertumbuhan bank syariah di Indonesia mencatat perkembangan yang progresif. Hal ini didukung dengan jumlah penduduk muslim sebesar 6,96 persen, adanya dukungan dari pemerintah, peraturan perbankan dan peran ulama muslim, serta


(16)

organisasi-organisasi muslim. Jika dilihat dari profitabilitas bank syariah di Indonesia pada tahun 2015 yaitu sebesar 0.49 persen sedangkan pada tahun sebelumnya sebesar 0.41 persen. Artinya terjadi peningkatan profitabilitas sebesar 0.08 pada tahun 2015. Berdasarkan rangking Islamic Finance Index (IFCI) pada tahun 2015 Malaysia berada pada peringkat 2 dengan skor 80.3, sedangkan Indonesia berada pada peringkat 7 dengan skor 24.7. Jadi dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan bank syariah di Malaysia jauh lebih baik dibandingkan Indonesia.

Melihat pertumbuhan industri perbankan syariah yang sangat signifikan, penting untuk menjaga kinerja yang baik. Kinerja keuangan merupakan deskripsi dari kondisi keuangan bank pada periode tertentu baik dalam aspek penghimpunan dana maupun aspek penyaluran dananya. Kinerja bank syariah merupakan standar penting dalam menentukan posisi bank syariah di dunia perbankan. Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dalam mengevaluasi kinerja bank syariah menggunakan rasio analisis keuangan. Bashir (1999) mengatakan risiko dan profitabilitas memiliki pengaruh terhadap kinerja bank dari dua bank Sudan. Bashir (2003) Said dan Tumin (2010) dalam Yuliana (2011), peneliti menemukan faktor yang spesifik terhadap kinerja bank di Timur Tengah, Malaysia, dan China.

Penelitian tentang penilaian kinerja keuangan bank syariah dengan menggunakan informasi keuangan telah banyak dilakukan, diantaranya (1) membandingkan bank syariah nasional dan bank syariah asing (Sufian, 2007); (2) identifikasi tujuan bank syariah (Dusuki, 2008); (3) perkembangan bank


(17)

syariah di berbagai negara (Khan dan Bathi, 2008a); (4) kinerja bank syariah berdasarkan skema pembiayaan (Khan dan Bathi, 2008b).

Ada banyak faktor yang mempengaruhi kinerja bank, baik faktor yang berasal dari dalam maupun faktor dari luar. Faktor dari dalam merupakan faktor yang dapat dikendalikan oleh manajemen, sedangkan faktor dari luar tidak dapat dikendalikan manajemen. Kinerja bank syariah di Indonesia dapat di evaluasi melalui berbagai indikakator. Banyak studi telah dilakukan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank syariah yaitu (1) efisiensi (2) risiko pembiayaan (3) permodalan (4) likuiditas.

Efisiensi operasi (REO) merupakan perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional. Semakin besar REO maka semakin kecil ROA bank, karena laba yang diperoleh bank kecil. Dalam penelitian Puspitasari (2009) menunjukkan adanya pengaruh negatif antara efisiensi operasi terhadap profitabilitas bank. Sesuai dengan penelitian Prastiyaningtyas (2010) yang juga menyatakan menunjukkan efisiensi operasi berpengaruh negatif terhadap profitabilitas bank.

Pembiayaan mencerminkan besarnya kredit yang disalurkan kepada nasabah. Pembiayaan diukur menggunakan rasio Non Performing Financing

(NPF) yaitu kredit yang tidak dapat ditagih atau disebut sebagai kredit macet. Bank yang memiliki rasio NPF tinggi maka akan berakibat menurunnya pendapatan dan akan berpengaruh pada menurunnya profit dari suatu bank. Penelitian mengenai pembiayaan dilakukan oleh Bachri dan Suhadak (2013) yang memberikan hasil bahwa pembiayaan berpengaruh negatif terhadap


(18)

profitabilitas bank syariah. Namun penelitian Riyadi dan Yulianto (2014) menunjukkan hasil yang berbeda bahwa pembiayaan tidak berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah.

Permodalan yang diukur menggunakan Capital Adequacy Ratio (CAR) mencerminkan sejauh mana kemampuan permodalan suatu bank untuk menyerap risiko kegagalan kredit yang mungkin terjadi. Semakin tinggi rasio permodalan maka semakin sehat bank, begitu sebaliknya. Penelitian mengenai permodalan dilakukan oleh Mahardia (2008) dan Puspitasari (2009) yang memperoleh hasil bahwa CAR berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas.

Likuiditas mencerminkan kemampuan dari suatu bank dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya. Likuiditas diukur menggunakan rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) yang menunjukkan perbandingan antara volume kredit dengan volume deposit yang dimiliki bank. Semakin tinggi rasio FDR, maka semakin rendah likuidatas bank. Penelitian mengenai likuiditas dilakukan oleh Nugroho (2011) menunjukkan hasil bahwa likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas bank syariah.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa hasil penelitian tidak konsisten dengan penelitian yang lain, oleh karena itu peneliti ingin menguji kembali dalam penelitian ini. Penelitian ini merupakan penelitian kompilasi dari penelitian Yuliana (2011) dengan Riadi dan yulianto tahun (2014). Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka judul penelitian ini


(19)

PROFITABILITAS BANK SYARIAH (perbandingan kinerja keuangan di Indonesia dan Malaysia)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas penulis merumuskan masalah yang akan diangkat sebagai berikut:

1. Apakah efisiensi operasi berpengaruh terhadap profitabilitas perbankan syariah?

2. Apakah kredit bermasalah berpengaruh terhadap kinerja profitabilitas syariah?

3. Apakah permodalan berpengaruh terhadap kinerja profitabilitas syariah? 4. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap kinerja profitabilitas syariah? 5. Apakah terdapat perbedaan efisiensi operasi, risiko pembiayaan,

permodalan, dan likuiditas perbankan syariah antara Indonesia dan Malaysia?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan memperoleh bukti empiris tentang

1. Pengaruh efisiensi operasi terhadap profitabilitas bank syariah. 2. Pengaruh kredit bermasalah terhadap profitabilitas bank syariah. 3. Pengaruh permodalan terhadap profitabilitas bank syariah. 4. Pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas bank syariah.


(20)

5. Perbedaan efisiensi operasi, risiko pembiayaan, permodalan, dan likuiditas perbankan syariah antara Indonesia dan Malaysia.

D. Manfaat Penelitian

Dari sebuah penelitian yang sangat penting adalah manfaat yang dapat dirasakan, diambil dan diterapkan setelah terungkapnya hasil penelitian. Manfaat bagi penelitian ini adalah:

1. Manfaat Praktis

Untuk memberikan gambaran yang jelas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan di perbankan syariah dan sebagai informasi untuk mengetahui kinerja keuangan perbankan syariah di berbagai negara yang masyarakatnya mayoritas muslim.

2. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi mahasiswa maupun pihak-pihak lain yang akan menyusun proposal atau yang akan melakukan penelitian dimasa yang akan datang dengan top


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Bank dan Bank syariah

Bank berasal dari kata bonco yang berarti bangku atau meja. Kata

bonco berasal dari bahasa latin. Pada abad ke-12 bonco merujuk pada meja,

counter atau tempat penukaran uang (money changer). Penggunaannya kemudian diperlas untuk menunjukkan meja tempat penukaran uang yang digunakan para pemberi pinjaman dan para pedagang Eropa pada abad pertengahan untuk memperlihatkan uang mereka (Achan, 2014).

Bank merupakan sebuah lembaga atau perusahaan yang aktivitasnya menghimpun dana berupa giro, deposito, tabungan dan simpanan yang lain dari pihak yang kelebihan dana kemudian menempatkannya kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dana melalui penjualan jasa keuangan yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bank sebagai lembaga atau badan usaha, sedangkan perbankan merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan bank mencakup kelembagaan, kegiatan usaha menyangkut jasa keuangan, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya (Taswan, 2010).

Bank Islam atau disebut juga Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya dengan tidak mengandalkan bunga atau perbankan yang produk dan operasionalnya dikembangkan berdasarkan pada


(22)

prinsip syariah yaitu berdasarkan Al-Qur’an dan Sunah. Bank dengan konsep syariah pertama kali didirikan pada tahun 1963 di Mesir yaitu Myt-Ghamr Bank. Myt-Ghamr Bank dinilai sukses menggabungkan manajemen perbankan Jerman yang berdasrkan syariat islam. Karena faktor politik yang tidak mendukung, pada tahun 1967 Myt-Ghamr Bank ditutup. Pada tahun 1971, didirikan kembali Bank Islam yaitu Nasser Social Bank.

2. Fungsi Laporan Keuangan

Kinerja suatu perusahaan dapat diartikan sebagai prospek masa depan, pertambahan serta potensi perkembangan yang baik bagi perusahaan. Informasi kinerja keuangan diperlukan untuk menilai perubahan potensi sumber daya yang ada (Berlian, Orniati 2009). Laporan keuangan bank bertujuan untuk pengambilan keputusan, selain itu laporan keuangan bank juga bertujuan untuk menyediakan informasi yang berkaitan dengan posisi keuangan. Laporan keuangan yang baik yaitu laporan yang memberikan manfaat bila informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dapat dipahami, relevan, dan dapat dibandingkan. Akan tetapi laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang dibutuhkan oleh pihak yang berkepentingan, dikarenakan laporan keuangan secara umum hanya mendeskripsikan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non-keuangan.

3. Pengertian dan Analisis Rasio Keuangan

Rasio keuangan merupakan alat ukur yang banyak digunakan untuk menganalisis kondisi perusahaan pada periode tertentu. Rasio keuangan


(23)

merupakan angka yang diperoleh dari hasil perbandingan satu pos laporan keuangan dengan pos laporan keuangan lainnya yang memiliki hubungan relevan dan signifikan. Rasio keuangan sangat penting dalam melakukan analisis kondisi keuangan perusahaan. Rasio keuangan hanya menyederhanakan informasi yang mendeskripsikan hubungan antara variabel. Dengan adanya penyederhanaan kita dapat menilai secara cepat hubungannya dengan rasio lainnya sehingga kita dapat memperoleh informasi dan memberikan penilaian (Ramadaniar, 2013). Adapun rasio yang digunakan sebagai berikut:

a. Rasio Profitabilitas

Menurut Purwoko dan Sudiyatno (2013), rasio yang digunakan untuk mengukur dan membandingkan profitabilitas suatu bank adalah Return On Asset (ROA). Dari pengelolaan aset yang dimiliki, ROA menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan laba. Dengan menggunakan asset yang dimiliki, ROA mengindikasi kemampuan bank menghasilkan laba. Semakin besar rasio mengindikasikan maka semakin baik kinerja bank. ROA dipilih sebagai indikator pengukur kinerja keuangan perbankan, karena semakin meningkat profitabilitas, maka ROA suatu perusahaan juga akan semakin meningkat. Artinya perusahaan mampu meningkatkan profitabilitas sesuai dengan tujuannya.

Pengguna laporan keuangan sangat membutuhkan informasi mengenai kinerja keuangan. Investor, kreditor maupun masyarakat umum perlu untuk mengetahui kinerja bank atas investasi yang mereka tanamkan.


(24)

Total revenue yang relatif besar merupakan salah satu akibat peningkatan dari penjualan produk. Dengan meningkatnya total revenue, maka akan meningkatkan laba perusahaan sehingga profitabilitas menjadi lebih baik (Prasnanugraha, 2007).

b. Efisiensi Operasi

Tingkat efisiensi bank dalam menjalankan operasinya berpengaruh terhadap tingkat pendapatan yang dihasilkan oleh bank. Tujuan dari rasio REO (rasio efisiensi operasional) adalah untuk mengukur kemampuan pendapatan operasional bank dalam menutup biaya operasionalnya. Secara konseptual bank-bank yang bekerja secara efisien dapat menghasilkan laba yang tinggi, karena keefisienan biaya operasi tersebut akan memaksimalkan pendapatan bank. REO merupakan rasio antara biaya operasi dengan pendapatan operasi. Biaya operasi yaitu biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam menjalankan aktivitas usaha seperti biaya pemasaran, dan biaya operasi lainnya. Pendapatan operasi merupakan pendapatan yang diperoleh dari penempatan dana dalam bentuk kredit serta pendapatan operasi lainnya.

Semakin kecil REO menunjukkan semakin efisien bank dalam menjalankan aktivitas usahanya. REO yang rasionya kurang dari 1 menunjukkan bank yang sehat, sedangkan REO yang rasionya lebih dari 1 menunjukkan bank yang kurang sehat (Prasnanugraha, 2007).


(25)

c. Pembiayaan

Pembiayaan merupakan besarnya kredit yang disalurkan kepada nasabah. Jika jumlah kredit yang disalurkan semakin besar maka pembiayaan akan semakin besar pula. Risiko yang mungkin akan dihadapi suatu bank adalah risiko tidak terbayarnya kredit yang telah diberikan atau disebut pembiayaan. Non Performing Financing (NPF) dalam jumlah yang banyak menyebabkan kesulitan dan menurunkan tingkat kesehatan bank. Pembiayaan diukur menggunakan rasio NPF yaitu kredit yang tidak dapat ditagih atau biasa disebut sebagai kredit macet. Semakin besar rasio pembiayaan macet pada suatu bank, maka dapat mengakibatkan hilangnya kesempatan dalam memperoleh pendapatan dari pembiayaan yang diberikan sehingga mempengaruhi perolehan laba dan pengaruh buruk terhadap ROA.

d. Permodalan

Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan perbandingan antara modal bank dengan aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). Dalam beberapa penelitian permodalan diukur menggunakan variabel CAR, yang mendeskripsikan tingkat kecukupan modal bank. CAR merupakan rasio yang menunjukkan sejauh mana kemampuan permodalan suatu bank untuk menyerap risiko kegagalan kredit yang mungkin terjadi. Semakin tinggi angka rasio maka semakin sehat bank, begitu pula sebaliknya. Bank Indonesia menetapkan standar CAR minimal 8 persen. Jika CAR di bawah


(26)

8 persen artinya bank tidak mampu menyerap kerugian yang kemungkinan timbul (Bank Indonesia). CAR di atas 8 persen menunjukkan bank semakin solvable. Kondisi ini memberikan peluang untuk bank melakukan ekspansi kredit. Jika bank mampu melakukan ekspansi kredit dengan baik, maka dapat meningkatkan pendapatan bank.

e. Likuiditas

Dalam beberapa penelitian likuiditas diukur menggunakan variabel FDR. FDR mendeskripsikan besarnya jumlah kredit yang dapat disalurkan pada masyarakat. FDR menunjukkan perbandingan antara volume kredit dengan volume deposit yang dimiliki oleh bank. Semakin tinggi rasio FDR, maka semakin rendah kemampuan likuiditas bank.

Financing to Deposit Ratio (FDR) merupakan perbandingan antara jumlah pembiayaan yang diberikan bank dengan dana yang diterima bank (Dendawijaya, 2005). FDR digunakan untuk mengukur jumlah dana pihak ketiga yang disalurkan dalam bentuk kredit. Bank yang meminjamkan seluruh dananya atau relatif tidak likuid menunjukkan bank tersebut memiliki rasio yang tinggi, sebaliknya bank yang memiliki rasio rendah berarti bank memiliki dana lebih yang siap untuk dipinjamkan.

B. Hasil Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis 1. Pengaruh efisiensi operasi terhadap profitabilitas

Tingkat pendapatan yang dihasilkan oleh bank dipengaruhi oleh tingkat efisiensi bank dalam menjalankan operasinya. Jika pendapatan operasional lebih besar dibandingkan biaya operasionalnya, berarti rasio


(27)

efisiensi operasionalnya kecil, jadi dapat dikatakan bank semakin efisien dalam mengelola usahanya. Semakin besar rasio efisiensi, maka akan semakin menurun kinerja keuangan perbankan. Sebaliknya jika biaya rasio operasional terhadap pendapatan operasional semakin kecil, maka dapat disimpulkan profitabilitas perusahaan semakin meningkat (Ponco, 2008). ROA mencerminkan efektivitas perusahaan dalam mencerminkan laba. Seluruh aktiva yang dimanfaatkan dapat mempengaruhi besarnya tingkat keuntungan yang tercermin dalam ROA.

Suyono (2005) menunjukkan ROA dipengaruhi variabel efisiensi operasi yang merupakan variabel paling dominan dan konsisten. REO merupakan variabel yang mampu membedakan bank yang memiliki ROA di atas rata-rata maupun yang di bawah rata-rata. Penelitian Widati (2012) memperoleh hasil bahwa efisiensi operasi tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. Berbeda dengan hasil penelitian Rasyid (2012) yang memperoleh hasil adanya pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas. Dengan demikian dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1a : Efisiensi operasi berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia.

H1b : Efisiensi operasi berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas bank syariah di Malaysia.


(28)

2. Pengaruh kredit bermasalah terhadap profitabilitas

Non Performing Financing (NPF) mencerminkan kredit bermasalah. Semakin besar kredit bermasalah dibandingkan dengan aktiva produktifnya, mengakibatkan hilangnya kesempatan untuk memperoleh pendapatan dari pembiayaan yang diberikan sehingga mempengaruhi perolehan laba dan berdampak buruk terhadap ROA (Dendawijaya, 2009:82). Jadi semakin besar kredit bermasalah maka profitabilitas semakin menurun. Sebaliknya semakin kecil kredit bermasalah maka profitabilitas akan semakin meningkat. Semakin besar rasio NPF pada suatu bank, maka dapat mengakibatkan hilangnya kesempatan dalam memperoleh pendapatan dari pembiayaan yang diberikan sehingga mempengaruhi perolehan laba dan pengaruh buruk terhadap ROA. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Setiawan (2009) yang menggunakan obyek penelitian bank-bank syariah meliputi 5 bank umum syariah, 28 unit usaha syariah, dan 128 BPR syariah pada periode Januari 2005 sampai dengan desember 2008. Penelitian ini menunjukkan NPF berpengaruh negatif terhadap profitabilitas bank syariah. Pamungkas (2016) yang juga mengatakan pembiayaan berpengaruh negatif terhadap profitabilitas dengan menggunakan bank umum syariah periode 2010 sampai dengan 2014 sebagai sampel penelitian. Dengan demikian dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2a : Kredit bermasalah berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia.


(29)

H2b : Kredit bermasalah berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas bank syariah di Malaysia.

3. Pengaruh permodalan terhadap profitabilitas

Kecukupan modal berkaitan dengan penyediaan modal sendiri yang diperlukan untuk menutup risiko kerugian yang mungkin terjadi dari pergerakan aktiva bank yang sebagian besar bersumber dari pihak ketiga atau masyarakat. Tingginya rasio modal mampu melindungi deposan serta memberikan dampak meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada bank, yang akhirnya mampu meningkatka ROA.

Semakin tinggi rasio permodalan maka semakin sehat bank, karena dengan modal besar manajemen dapat leluasa menempatkan dananya kedalam aktivitas investasi yang mengakibatkan profitabilitas meningkat. Menurut Setiawan (2004), modal bank merupakan engine

daripada kegiatan bank, jika kapasitasnya terbatas maka sulit bagi bank untuk meningkatkan kapasitas kegiatan usahanya terutama dalam penyaluran pembiayaan. Berdasarkan peraturan Bank Indonesia, bank yang tidak dapat memberikan pembiayaan yaitu bank yang memiliki CAR di bawah 8 persen. Semakin baik rasio kecukupan modal, maka ROA suatu perusahaan akan semakin baik pula. Pendapat ini didukung oleh penelitian Suyono (2005) dengan sampel Bank Umum persero, Bank Umum Swasta Nasional Devisa, dan Bank Umum Swasta Nasional non-Devisa 2001-2003, Puspitasari (2009) dengan sampel 20 Bank Devisa memperoleh hasil bahwa rasio CAR berpengaruh positif


(30)

signifikan terhadap ROA. Penelitian Wibowo (2013) dengan sampel Bank Umum Syariah periode 2008 sampai 2011 juga memperoleh hasil bahwa rasio CAR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. Dengan demikian dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H3a : Permodalan berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia.

H3b : Permodalan berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas bank syariah di Malaysia.

4. Pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas

Financing to Deposit ratio merupakan rasio yang menunjukkan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengendalikan pembiayaan yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio likuiditas dalam batas tertentu, maka laba bank akan semakin meningkat, dengan asumsi bank menyalurkan dana untuk pembiayaan yang efektif. Peningkatan laba dapat meningkatkan profitabilitas, karena laba merupakan komponen pembentuk profitabilitas. Penyaluran dana ke pinjaman yang semakin besar menyebabkan laba akan meningkat, yang berarti terjadi peningkatan FDR. Peningkatan laba tersebut mengakibatkan kinerja bank yang diukur dengan ROA semakin tinggi.

Semakin tinggi kemampuan bank dalam menyalurkan kredit terhadap dana pihak ketiga, maka semakin tinggi kredit yang diberikan pihak bank dan akan meningkatkan laba bank yang terkait. Artinya FDR


(31)

yang tinggi akan meningkatkan ROA, dengan asumsi bank menyalurkan kredit dengan efektif sehingga jumlah kredit bermasalah akan semakin kecil yang mengakibatkan kinerja keuangan bank semakin baik. Secara parsial variabel FDR berpengaruh positif terhadap ROA (Desfian, 2005). Penelitian yang dilakukan Suryani (2011) memberikan hasil yang berbeda bahwa FDR tidak berpengaruh terhadap ROA. Adapun penelitian yang dilakukan Sari dan Bachri (2013) memperoleh hasil bahwa FDR berpengaruh poitif terhadap ROA. Dengan demikian dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H4a : Likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia.

H4b : Likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas bank syariah di Malaysia.

Berdasarkan hipotesis 1, 2, 3, dan 4 maka model penelitian ini adalah:

H1 : (+)

H2 : (-)

H3: (+)

H4 : (+)

Gambar 2.1 Kerangka teori Efisiensi Operasi

Kredit Bermasalah Profitabilitas Bank

Syariah di Indonesia dan Malaysia

Permodalan Likuiditas


(32)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan sekelompok objek yang memiliki standar dan ciri-ciri yang telah ditetapkan sebelumnya. Populasi juga dapat sebagai generalisasi yang terdiri dari objek, subjek yang memiliki kualitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian mangambil kesimpulan (Sugiyono, 1999). Populasi dalam penelitian ini yakni bank umum syariah yang ada di Indonesia dan Malaysia. Sampel dipilih dengan metode purposive sampling dengan kriteria bank tersebut menyajikan laporan keuangan lengkap di website masing-masing bank atau di bursa efek Indonesia dan Malaysia.

B. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung melalui perantara, data berupa rasio keuangan masing-masing perbankan syariah di Indonesia dan Malaysia. Data yang digunakan dalam penelitian ini di peroleh dari laporan keuangan publikasi yang dirilis oleh masing-masing bank syariah di Malaysia dan Indonesia yang dipublikasikan selama tahun 2011 hingga 2014.


(33)

C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel dependen berupa profitabilitas yang diukur menggunakan rasio Return On Asset (ROA). ROA yang paling sederhana dihitung sebagai laba dibagi aktiva. ROA merupakan komponen yang dapat dipisahkan, yang memiliki makna relatif terhadap penjualan. Hal ini dilakukan karena ROA berguna bagi analisis kinerja perusahaan. Penelitian ini menggunakan ROA yang mengacu pada Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 yang didefinisikan sebagai berikut:

x 100%

2. Variabel independen adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain. Variabel dalam penelitian ini berupa efisiensi operasi, risiko kredit, permodalan, dan likuiditas. Masing-masing variabel didefinisikan sebagai berikut:

a. Efisiensi Operasi dibanding dengan Pendapatan Operasi (REO)

Efisiensi operasional bank syariah diukur menggunakan Rasio Efisiensi Operasional (REO) yaitu perbandingan antara biaya operasional bank dengan pendapatan operasional (Dewi, 2010).


(34)

b. Non Performing Finance (NPF)

Kredit macet dalam penelitian ini diukur dengan rasio. NPF merupakan perbandingan antara pembiayaan bermasalah dengan total pembiayaan.

c. Capital Adequacy Ratio (CAR)

CAR merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko (Dendawijaya, 2009:121).

x 100% d. Financing to Deposit Ratio (FDR)

Financing to Deposit Ratio (FDR) merupakan perbandingan antara jumlah pembiayaan yang diberikan bank dengan dana yang diterima bank (Dendawijaya, 2005). FDR diukur dengan membandingkan total biaya yang disalurkan dengan total dana pihak ketiga yang dikumpulkan.

D. Metode Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif, uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, multikolinieriras, autokorelasi, dan heteroskedastisitas, serta pengujian hipotesis menggunakan regresi berganda.


(35)

1. Uji Statistik Deskriptif

Peneliti menggunakan statistik deskriptif untuk memberikan informasi mengenai karakteristik dari variabel penelitian. Statistik deskriptif mendeskripsikan data yang meliputi nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan standar deviasi (Ghozali, 2005)

2. Uji Asumsi Klasik

Karena yang digunakan adalah data sekunder, maka untuk menentukan ketepatan model perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik yang mendasari model regresi. Penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas dan auto korelasi. Masing-masing uji asumsi dijelaskan secara rinci, sebagai berikut: a. Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui uji t dan F mengasumsikan nilai residual mengikuti distribusi normal. Ghozali (2005), dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis uji statistik. Penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov

(K-S). Pengujian dilkukan dengan melihat signifikasi statistik yang dihasilkan dari perhitungan:

1. Jika nilai signifikasi > 0.05, maka residual persamaan regresi berdistribusi normal.

2. Jika nilai signifikasi < 0.05, maka residual persamaan regresi berdistribusi tidak normal.


(36)

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieriras bertujuan untuk menguji apakah model regresi menemukan adanya korelasi antara variabel independen. Korelasi diantara variabel independen seharusnya tidak terjadi untuk membuktikan model regresi yang baik.jika variabel-variabel independen berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Ghozali (2005), variabel orthogonal merupakan variabel independen yang nilai korelasinya antar sesama variabel independen sama dengan nol. Jika hasil Variance Inflation Faktor

(VIF) ≥ 10 berarti ada multikolinieritas.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dalam suatu model regresi linier bertujuan menguji apakah ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode sebelmnya (t-1). Problem autokorelasi timbul karena terjadinya korelasi (Imam Ghozali,2011). Uji hipotesis menggunakan uji-t yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara individu (parsial) terhadap variabel dependen. Adanya autokorelasi dapat dilihat dari angka DW (Durbin-Watson). Secara umum autokorelasi dapat diambil berdasarkan: dU < d < 4-dU berarti tidak ada autokorelasi.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dalam sebuah model regresi bertujuan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan varian dari residual pengamatan satu ke pengamatan lainnya. Homokedatisitas atau tidak terjadi


(37)

heteroskedastisitas merupakan model regresi yang baik. Ada tidaknya heteroskedastisitas dalam regresi linier berganda dapat diketahui dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat yaitu

SRESID dengan residual eror yaitu ZPRED. Jika grafik menunjukkan tidak ada pola tertentu dan titik menyebar diatas dan dibawah angka nol (0) pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

E. Uji Hipotesis

Sesuai dengan hipotesis yang dirumuskan maka alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh REO, NPF, CAR, dan FDR terhadap profitabilitas. Adapun persamaan regresi untuk menguji hipotesis adalah:

Keterangan:

ROA : Profitabilitas REO : Efisiensi Operasi

NPF : Kredit bermasalah/ Kredit Macet CAR : Permodalan

FDR : Likuiditas : Konstanta

b1-b4 : Koefisien regresi variabel independent e : Eror

“a” mencerminkan besarnya konstanta, dan besarnya koefisien regresi dari masing-masing variabel independen ditunjukan dengan b1, b2, b3, dan b4.


(38)

1. Uji signifikansi secara parsial (Uji t)

Uji secara parsial merupakan uji statistik untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel independen secara individual dalam menjelaskan variabel dependen. Dasar pengambilan keputusan dilakukan dengan melihat nilai koefisien regresi asymptototic significance (sig), yaitu:

a. Hipotesis pertama diterima jika koefisien regresi bernilai positif dan sig < 0.05.

b. Hipotesis kedua diterima jika koefisien regresi bernilai negatif dan sig < 0.05.

c. Hipotesis ketiga diterima jika koefisien regresi bernilai positif dan sig < 0.05.

d. Hipotesis keempat diterima jika koefisien regresi bernilai positif dan sig < 0.05.

2. Uji koefisien determinasi (Adjusted R2)

Uji koefisien determinasi (Adjusted R2) digunakan untuk melihat kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi perubahan variabel dependen. Nilai R2 berkisar antara 0-1. Jika semakin mendekati 1, maka semakin kuat kemampuan variabel independen dalam menerangkan variavel dependen.

F. Pengujian Tambahan

Penelitian ini menguji perbedaan kinerja variabel efisiensi operasi, risiko pembiayaan, permodalan, dan likuiditas dan profitabilitas bank syariah di


(39)

Indonesia dan Malaysia. Teknik pengujian yang digunakan adalah Independent Sampel t-test.


(40)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah bank umum syariah yang ada di Indonesia dan Malaysia. Pemilihan sampel dilakukan menggunakan metode

purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang

representative sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Berikut ini adalah hasil penyamplingan:

TABEL 4. 1

Prosedur Pemilihan Sampel di Indonesia dan Malaysia Kriteria Sampel Jumlah Bank

Syariah

Jumlah Bank Syariah Jumlah bank syariah yang ada di

Indonesia dan Malaysia tahun 2011 hingga 2014

11 16

Perusahaan yang tidak melaporkan laporan keuangan secara berturut-turut

0 (5)

Jumlah Sampel mulai tahun 2011 hingga 2014

44 44

Data Outlier (5) (2)

Total Bank syariah yang diteliti 39 42

Sumber: Data sekunder 2011 hingga 2014 (diolah) B. Uji Kualitas Data

1. Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif pada penelitian ini menyajikan jumlah data, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean) dan simpangan baku


(41)

(standar deviation) dari variabel dependen dan variabel independen. Hasil statistik deskriptif ditunjukkan pada Tabel 4.2 dan Tabel 4.3.

TABEL 4. 2 Statistik Deskriptif

Indonesia Descriptive Statistics

Variable N Minimum Maximu m

Mean Std. Deviation ROA 39 -,0187 ,0357 ,014569 ,0102408 REO 39 ,4760 1,4331 ,847344 ,1532243 NPF 39 ,0000 ,0485 ,018969 ,0151771

CAR 39 ,1135 ,7344 ,202503 ,1409076

FDR 39 ,7295 2,8920 1,018392 ,3888843 Valid N

(listwise) 39

Sumber: Output SPSS 16.0

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa pengamatan dalam penelitian di Indonesia sebanyak 39 sampel. Persentase tertinggi ROA ada pada Maybank Indonesia sebesar 3.57% dan persentase terendah ada pada Bank Victoria Syariah sebesar -1.87% .

Variabel Efisiensi operasi (REO) dengan persentase tingkat biaya operasional tertinggi pada Bank Victoria Syariah sebesar 143.31% dan persentase terendah pada Bank Panin Syariah 47.6%. Kredit bermasalah (NPF) dengan persentase tertinggi sebesar 4.85% pada Maybank Indonesia dan persentase terendah sebesar 0% pada Bank Muamalat. Permodalan (CAR) dengan persentase tertinggi sebesar 73.44% pada BRI Syariah dan persentase terendah sebesar 11.35% pada Maybank Indonesia. Likuiditas (FDR) dengan persentase tertinggi sebesar 289.2% pada BJB Syariah dan persentase terendah sebesar 72.95% pada Maybank Indonesia.


(42)

Tabel 4.3 Statistik Deskriptif

Malaysia Descriptive Statistics

Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation ROA 42 .0053 .0200 .012593 .0041223 REO 42 .2012 .8446 .511843 .1391932 NPF 42 .0060 .0510 .022374 .0124275 CAR 42 .0850 .1889 .147471 .0193810 FDR 42 .4040 1.0312 .813000 .1310295 Valid N

(listwise) 42 Sumber: Output SPSS 16.0

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa pengamatan dalam penelitian di Indonesia sebanyak 42 sampel. Persentase tertinggi ROA ada pada Public Bank Islamic Berhad sebesar 2% dan persentase terendah ada pada Bank Bank Muamalat Malaysia sebesar 0.53% .

Variabel Efisiensi operasi (REO) dengan persentase tingkat biaya operasional tertinggi pada RHB Islamic bank sebesar 84.46% dan persentase terendah pada KFH Islamic Bank 20.12%. Kredit bermasalah (NPF) dengan persentase tertinggi sebesar 5.1% pada CIMB Malaysia dan persentase terendah sebesar 0.6% pada Public Bank Islamic Berhad. Permodalan (CAR) dengan persentase tertinggi sebesar 18.89% pada KFH Malaysia dan persentase terendah sebesar 8.5% pada Hong Leong Islamic Bank. Likuiditas (FDR) dengan persentase tertinggi sebesar 103.12% pada KFH


(43)

Malaysia dan persentase terendah sebesar 40.4 pada Bank Muamalat Malaysia.

Dari tabel 4.2 dan 4.3 menujukkan bahwa rata-rata profitabilitas di Indonesia yaitu 14.56% lebih besar dibandingkan rata-rata profitabilitas di Malaysia yaitu 12.59%, hal ini berarti bahwa kinerja di Indonesia lebih baik dibandingkan Malaysia karena semakin tinggi rasio profitabilitas semakin baik kinerja bank. Rata-rata efisiensi operasi di Indonesia sebesar 84.73% sedangkan Malaysia sebesar 51.18%, hal ini menunjukkan bahwa kinerja di Indonesia lebih baik dibandingkan kinerja di Malaysia, karena semakin tinggi efisiensi operasi maka kegiatan operasional bank semakin efisien sehingga dapat disimpulkan kinerja keuangan bank semakin meningkat. Rata-rata pembiayaan di Indonesiaa sebesar 1.89% sedangkan pembiayaan di Malaysia sebesar 2.23%, hal ini menunjukkan bahwa kinerja bank di Indonesia lebih baik dibandingkan di Malaysia karena semakin besar rasio pembiayaan macet pada suatu bank, maka mengakibatkan hilangnya kesempatan dalam memperoleh pendapatan dari pembiayaan yang diberikan sehingga mempengaruhi prolehan laba yang memberikian pengaruh buruk terhadap profitabilitas.

Rata-rata permodalan di Indonesia sebesar 20.25% sedangkan di Malaysia sebesar 14.74% yang berarti kinerja bank di Indonesia lebih baik dibandingkan kinerja bank di Malaysia, karena semakin tinggi rasio kecukupan modal maka semakin sehat bank. Rata-rata likuiditas di Indonesia sebesar 101.83% sedangkan di Malaysia sebesar 81.30%, hal ini


(44)

berarti menunjukkan bahwa rendahnya kemampuan likuiditas bank di Indonesia dibandingkan Malaysia.

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Data

Hasil uji normalitas menggunakan metode uji One-Sampel Kolmogorov-Smirnov (KS) gijasikan pada tabel berikut:

Tabel 4.4 Uji Normalitas Indonesia dan Malaysia Model

Penelitian

Nilai Kolmogorov

Smirnov Z

Sig Kesimpulan

Indonesia 0.722 0.675 Normal

Malaysia 0.773 0.589 Normal

Sumber: Ouput SPSS 16.0

Berdasarkan Tabel 4.4 didapatkan hasil bahwa nilai Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0.675 (0,05). Jadi, dapat disimpulkan data pada penelitian di Indonesia berdistribusi normal, dan didapatkan hasil bahwa nilai Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0.589 (0,05). Jadi, dapat disimpulkan data pada penelitian di Malaysia berdistribusi normal.

b. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah antara variabel pengganggu masing-masing variabel saling mempengaruhi dalam model regresi. Uji autokorelasi dalam penelitian ini dilakukan dengan pendekatan DW (Durbin-Watson). Model yang bebas autokorelasi adalah model yang nilai dt-nya lebih besar dari dU dan nilai dt-nya lebih kecil dari


(45)

4-dU dengan kata lain 4-dU < dt <4-4-dU (Ghozali, 2011). Nilai 4-dU diperoleh dari tabel pembanding. Hasil uji autokorelasi dalam penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Uji Autokorelas

Durbin-Watson

Indonesia dan Malaysia

Model Durbin-Watson

Indonesia 1.955

Malaysia 2.107

Sumber: Output SPSS 16.0

Berdasarkan Tabel 4.5 didapatkan hasil bahwa nilai DW sebesar 1.955. Nilai antara dU < dW < 4-dU, model Indonesia 1.7215 < 1.955< 2.2785 menunjukkan tidak adanya autokorelasi. Jadi, dapat disimpulkan data pada penelitian di Indonesia tidak terjadi autokolerasi.

Tabel 4.5 menunjukkan hasil bahwa nilai DW sebesar 2.107. Nilai antara dU < dW < 4-dU, model Malaysia 1.7202 < 2.107 < 2.298 menunjukkan tidak adanya autokorelasi. Jadi, dapat disimpulkan data pada penelitian di Malaysia tidak terjadi autokolerasi

c. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antar variabel independen dalam model regresi. Uji multikolinearitas dalam penelitian dapat dilihat dari nilai Tolerance atau Variance Inflation Faktor

(VIF). Hasil uji multikolinearitas dalam penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 4.6.


(46)

Tabel 4.6 Uji Multikolinearitas Indonesia dan Malaysia

Sumber: Output SPSS 16.0

Berdasarkan Tabel 4.6 didapatkan hasil bahwa VIF masing-masing variabel ≤ 10. Efisiensi Operasi (REO) sebesar 2.443; Kredit Bermasalah (NPF) sebesar 1.825; Permodalan (CAR) sebesar 3.789; Likuiditas (FDR) 3.314. Jadi, dapat disimpulkan data pada penelitian di Indonesia tidak terjadi multikolinearitas.

Berdasarkan Tabel 4.6 didapatkan hasil bahwa VIF masing-masing variabel ≤ 10. Efisiensi Operasi (REO) sebesar 1.017; Kredit Bermasalah (NPF) sebesar 1.006; Permodalan (CAR) sebesar 1.009; Likuiditas (FDR) 1.016. Jadi, dapat disimpulkan data pada penelitian di Malaysia tidak terjadi multikolinearitas.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain dalam model regresi. Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini

Sampel Model Tolerance VIF Kesimpulan Indonesia REO

NPF CAR FDR 0.409 0.548 0.264 0.302 2.443 1.825 3.789 3.314

Tidak terjadi multikolinearitas Tidak terjadi multikolinearitas Tidak terjadi multikolinearitas Tidak terjadi multikolinearitas Malaysia REO

NPF CAR FDR 0.983 0.994 0.991 0.985 1.017 1.006 1.009 1.016

Tidak terjadi multikolinearitas Tidak terjadi multikolinearitas Tidak terjadi multikolinearitas Tidak terjadi multikolinearitas


(47)

dilakukan dengan menggunakan uji Glejser. Hasil uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7

Uji Heteroskedastisitas Indonesia dan Malaysia

Model Variabel Sig Kesimpulan

Indonesia REO NPF CAR FDR 0.909 0.578 0.869 0.779

Tidak Terjadi Heteroskedastisitas Tidak Terjadi Heteroskedastisitas Tidak Terjadi Heteroskedastisitas Tidak Terjadi Heteroskedastisitas

Malaysia REO NPF CAR FDR 0.230 0.885 0.244 0.174

Tidak Terjadi Heteroskedastisitas Tidak Terjadi Heteroskedastisitas Tidak Terjadi Heteroskedastisitas Tidak Terjadi Heteroskedastisitas

Sumber: Output SPSS 16.0

Berdasarkan Tabel 4.7 didapatkan hasil bahwa nilai signifikansi dari masing-masing variabel independen pada penelitian ini lebih besar dari (0,05). Efisiensi operasi (REO) sebesar 0.909; Kredit bermasalah (NPF) sebesar 0.578; Permodalan (CAR) sebesar 0.869; Jumlah Likuiditas (FDR) sebesar 0.779. Jadi, dapat disimpulkan data pada penelitian di Indonesia tidak terjadi heteroskedastisitas.

Berdasarkan Tabel 4.7 didapatkan hasil bahwa nilai signifikansi dari masing-masing variabel independen pada penelitian ini lebih besar dari (0,05). Efisiensi operasi (REO) sebesar 0.230; Kredit bermasalah (NPF) sebesar 0.885; Permodalan (CAR) sebesar 0.244; Jumlah Likuiditas (FDR) sebesar 0.174. Jadi, dapat disimpulkan data pada penelitian di Indonesia tidak terjadi heteroskedastisitas.


(48)

C. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis) 1. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Uji koefisien determinasi bertujuan untuk menguji kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi perubahan variabel dependen. Hasil uji koefisien determinasi dalam penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8

Uji Koefisien Determinasi Indonesia

1. Predictors: (Constant), FDR, NPF, CAR, REO

Berdasarkan tabel 4.8 didapatkan hasil bahwa besarnya koefisien determinasi (Adjusted R2) adalah 0.868 atau 86.8%%, hal ini menunjukkan bahwa profitabilitas bank syariah di Indonesia sebesar 86.8% oleh variabel Efisiensi Operasi (ROE), Kredit Bermasalah (NPF), Permodalan (CAR), dan Likuiditas (FDR). Sedangkan sisanya 13.2% (100%-86.8%) dipengaruhi oleh variabel lain di luar model penelitian.

Tabel 4.9

Uji Koefisien Determinasi Malaysia

Model Summaryb

Mode l

R R

Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .345a .119 .024 .00168

a.Predictors: (Constant), FDR, NPF, CAR, REO

Berdasarkan tabel 4.9 didapatkan hasil bahwa besarnya koefisien determinasi (Adjusted R2) adalah 0.024 atau 2.4%, hal ini menunjukkan

Model R R

Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate


(49)

bahwa profitabilitas bank syariah di Malaysia sebesar 2.4% oleh variabel Efisiensi Operasi (ROE), Kredit Bermasalah (NPF), Permodalan (CAR), dan Likuiditas (FDR). Sedangkan sisanya 97.6% (100%-2.4%) dipengaruhi oleh variabel lain di luar model penelitian.

2. Uji Parsial (Uji t)

Uji parsial (Uji t) bertujuan untuk menguji apakah variabel independen mempunyai pengaruh secara parsial terhadap variabel dependen dalam model penelitian. Hasil uji parsial (Uji t) dalam penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10 Uji Parsial (Uji t) Indonesia dan Malaysia Model

Variable B Std.

Error Beta t Sig

Indonesia Constant REO NPF CAR FDR 0.062 -0.052 -0.140 0.003 -0.001 0.006 0.006 0.054 0.008 0.003 -0.783 -0.207 0.040 -0.037 11.003 -8.483 -2.595 0.344 -0.349 0.000 0.000 0.014 0.733 0.729 Malaysia Constant REO NPF CAR FDR 0.018 -0.005 -0.117 0.028 -0.005 0.006 0.004 0.049 0.032 0.005 -0.185 -0.354 0.132 -0.167 2.857 -1.247 -2.392 0.893 -1.122 0.007 0.220 0.022 0.378 0.269

Sumber: Output SPSS 16.0

Berdasarkan pengujian pada Tabel 4.10 dapat dirumuskan model regresi Indonesia dan Malaysia sebagai berikut:

ROA= 0.062 -0.052 (REO) – 0.140 (NPF) + 0.003 (CAR) - 0.001 (FDR) + e


(50)

0.005 (FDR) + e

Hasil pengujian terhadap hipotesis-hipotesis penelitian :

a. Efisiensi operasi berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas bank syariah

Berdasarkan Tabel 4.10 menunjukkan Efisiensi Operasi memiliki nilai koefisien regresi yang arahnya negatif sebesar -0,052, dengan signifikansi sebesar 0,000 < alpha (0,05) sehingga Efisiensi Operasi berpengaruh negatif terhadap profitabilitas bank syariah. Dengan demikian hipotesis pertama (H1a) yang menyatakan bahwa Efisiensi operasi berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia dinyatakan ditolak.

Berdasarkan Tabel 4.10 menunjukkan Efisiensi Operasi memiliki nilai koefisien regresi yang arahnya negatif sebesar -0.005, dengan signifikansi sebesar 0,220 > alpha (0,05) sehingga Efisiensi Operasi tidak berpengaruh negatif terhadap profitabilitas bank syariah. Dengan demikian hipotesis pertama (H1b) yang menyatakan bahwa Efisiensi operasi berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas bank syariah di Malaysia dinyatakan ditolak.

b. Kredit bermasalah berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas bank syariah

Berdasarkan Tabel 4.10 menunjukkan Kredit bermasalah memiliki nilai koefisien regresi yang arahnya negatif sebesar -0,140, dengan


(51)

signifikansi sebesar 0,014 < alpha (0,05) sehingga Kredit bermasalah berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas bank syariah.

Dengan demikian hipotesis kedua (H2a) yang menyatakan bahwa Efisiensi operasi berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia dinyatakan diterima.

Berdasarkan Tabel 4.10 menunjukkan Kredit bermasalah memiliki nilai koefisien regresi yang arahnya negatif sebesar -0.117, dengan signifikansi sebesar 0,022 < alpha (0,05) sehingga Kredit bermasalah berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas bank syariah.

Dengan demikian hipotesis kedua (H2b) yang menyatakan bahwa Kredit Bermasalah berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas bank syariah di Malaysia dinyatakan diterima.

c. Permodalan berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas bank syariah

Berdasarkan Tabel 4.10 menunjukkan Kredit bermasalah memiliki nilai koefisien regresi yang arahnya positif sebesar 0,003, dengan signifikansi sebesar 0,733 > alpha (0,05) sehingga Kredit bermasalah tidak berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah. Dengan demikian hipotesis ketiga (H3a) yang menyatakan bahwa Efisiensi operasi berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia dinyatakan ditolak.

Berdasarkan Tabel 4.10 menunjukkan Kredit bermasalah memiliki nilai koefisien regresi yang arahnya positif sebesar 0.28, dengan


(52)

signifikansi sebesar 0,378 > alpha (0,05) sehingga Permodalan tidak berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah. Dengan demikian hipotesis ketiga (H3b) yang menyatakan bahwa Permodalan berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas bank syariah di Malaysia dinyatakan ditolak.

d. Likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas bank syariah

Berdasarkan Tabel 4.10 menunjukkan Kredit bermasalah memiliki nilai koefisien regresi yang arahnya negatif sebesar -0.001, dengan signifikansi sebesar 0,729 > alpha (0,05) sehingga Kredit bermasalah tidak berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah. Dengan demikian hipotesis keempat (H4a) yang menyatakan bahwa Efisiensi operasi berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia dinyatakan ditolak.

Berdasarkan Tabel 4.10 menunjukkan Kredit bermasalah memiliki nilai koefisien regresi yang arahnya negatif sebesar -0.005, dengan signifikansi sebesar 0,269 > alpha (0,05) sehingga Likuiditas tidak berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah. Dengan demikian hipotesis keempat (H4b) yang menyatakan bahwa Likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas bank syariah di Malaysia dinyatakan ditolak.

D. Hasil Pengujian Tambahan


(53)

Uji Independent sampel t test Indonesia dan Malaysia

Variabel Sig Sig. (2-tailed)

ROA Equal variances not assumed REO Equal variances assumed NPF Equal variances assumed CAR Equal variances not assumed FDR Equal variances not assumed

0.004 0.682 0.121 0.000 0.039

0.267 0.000 0.271 0.020 0.003

Sumber: Output SPSS 16.0

Berdasarkan tabel 4.11 hasil uji independen sampel t-test menunjukkan bahwa nilai signifikansi ROA 0.267 lebih besar dibandingkan nilai alpha 0.05 yang berarti tidak ada perbedaan profitabilitas Indonesia dengan Malaysia. Nilai signifikansi REO 0.000 lebih kecil dibandingkan nilai alpha 0.05 hal ini berarti ada perbedaan yang signifikan antara efisiensi operasi di Indonesia dengan Malaysia. Nilai signifikansi NPF 0.271 lebih besar dibandingkan nilai alpha 0.05 yang berarti tidak ada perbedaan kredit bermasalah Indonesia dengan Malaysia. Nilai signifikansi CAR 0.020 lebih kecil dibandingkan nilai alpha 0.05 hal ini berarti ada perbedaan yang signifikan antara pemodalan di Indonesia dengan Malaysia. Nilai signifikansi FDR 0.003 lebih kecil dibandingkan nilai alpha 0.05 hal ini berarti ada perbedaan yang signifikan antara likuiditas di Indonesia dengan Malaysia.


(54)

E. Pembahasan

1. Pengaruh efisiensi operasi terhadap profitbilitas bank syariah

Efisiensi operasi merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pembiayaan bank maka laba yang diperoleh bank akan semakin kecil. Beban biaya operasional bank yang tinggi akan menjadi tanggungan bank yang pada umumnya akan dibebankan pada pendapatan yang diperoleh dari alokasi pembiayaan. Beban atau biaya kredit yang semakin tinggi akan mengurangi permodalan serta laba yang dimiliki suatu bank. Hasil uji secara parsial di Indonesia dan Malaysia menunjukkan bahwa efisiensi tidak berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah yang berarti hasil penelitian menolak hipotesis pertama (H1a dan H1b). Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Widati (2012) dan Mawardi (2004) yang mengemukakan bahwa efisiensi operasi tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.

2. Pengaruh kredit bermasalah terhadap profitabilitas bank syariah

Semakin kecil kredit bermasalah maka profitabilitas akan semakin meningkat. Rasio NPF yang terus meningkat dapat menunjukan tingkat resiko kredit bank yang semakin memburuk. Meningkatnya NPF dapat mengakibatkan perputaran keuntungan bank mengalami penurunan, yang jika tidak segera diantisipasi dengan langkah menekan tingkat NPF (sita jaminan, lelang, dst), maka akan menguras sumber daya pokok usaha bank yang lain sehingga dapat mengganggu perputaran dana masyarakat yang


(55)

tersimpan didalam bank. Hasil uji secara parsial di Indonesia dan Malaysia menunjukkan bahwa kredit bermasalah berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas bank syariah, yang berarti hasil penelitian menerima hipotesis kedua (H2a dan H2b). Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Pamungkas (2006) dan Yuliani (2007), yang mengatakan kredit bermasalah berpengaruh negatif terhadap profitabilitas.

3. Pengaruh permodalan terhadap profitabilitas bank syariah

Semakin tinggi rasio permodalalan maka semakin sehat suatu bank, karena dengan modal besar manajemen dapat leluasa menempakan dananya kedalam aktivitas investasi yang mampu meningkatkan profitabilitas. Semakin baik CAR maka ROA juga akan semakin meningkat. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa besar kecilnya kecukupan modal bank (CAR) belum tentu mengakibatkan besar kecilnya keuntungan bank. Bank yang memiliki modal besar tetapi tidak dapat menggunakan modalnya secara efektif untuk menghasilkan laba maka modal tidak akan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank. Dengan adanya upaya untuk menjaga kecukupan modal, maka bank syariah tidak mudah mengeluarkan dana untuk pendanaan karena hal tersebut dapat memberikan risiko yang besar. Hasil uji secara parsial pada penelitian ini menunjukkan bahwa permodalan tidak berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia dan Malaysia, yang berarti penelitian ini menolak hipotesis ketiga (H3a dan H3b). Hasil penelitian ini


(56)

sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Bachri (2013), yang menyatakan bahwa permodalan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

4. Pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas bank syariah

Likuiditas mempengaruhi besarnya profitabilitas bank, nilai positif rasio FDR menunjukkan bahwa semakin tinggi FDR menunjukkan semakin buruk kondisi likuiditas bank demikian juga sebaliknya semakin rendah FDR akan mempengaruhi penurunan ROA bank. Hal ini mengindikasikan bahwa perbandingan jumlah penyaluran kredit pada bank mempengaruhi profitabilitas bank. Prosentase likuiditas siginfikan karena dimungkinkan adanya spread prosentase bunga kredit dan bunga dana pihak ketiga yang besar. Hasil uji secara parsial pada penelitian ini menunjukkan bahwa likuiditas tidak berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia dan Malaysia, berarti penelitian ini menolak hipotesis keempat (H4a dan H4b). Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suryani (2011), yang mengatakan likuiditas tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.

TABEL 4.12

RINGKASAN SELURUH HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS

Kode Hipotesis Hasil

H1a Efisiensi operasi berpengaruh positif signifikan

terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia

Ditolak H1b Efisiensi operasi berpengaruh positif signifikan

terhadap profitabilitas bank syariah di Malaysia


(57)

H2a Kredit bermasalah berpengaruh negatif signifikan

terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia

Diterima H2b Kredit bermasalah berpengaruh negatif signifikan

terhadap profitabilitas bank syariah di Malaysia

Diterima H3a Permodalan berpengaruh positif signifikan

terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia

Ditolak H3b Permodalan berpengaruh positif signifikan

terhadap profitabilitas bank syariah di Malaysia

Ditolak H4a Likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap

profitabilitas bank syariah di Indonesia

Ditolak H4b Likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap

profitabilitas bank syariah di Malaysia


(58)

BAB V

SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN PENELITIAN

A. Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh efisiensi operasi, kredit bermasalah, permodalan, dan likuiditas terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia dan Malaysia yang ada Indonesi dan Malaysia atau bank yang mempublikasi laporan keuangan secara lengkap pada masing- masing website bank syariah tahun 2011 hingga tahun 2014. Berdasarkan metode purposive sampling diperoleh 44 data untuk Indonesia dan 44 data untuk Malaysia. Berdasark analisis dan pengujian data dalam penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang dikemukakan diatas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Efisiensi operasi tidak berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia dan Malaysia.

2. Kredit bermasalah berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia dan Malaysia.

3. Permodalan tidak berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia dan Malaysia.

4. Likuiditas tidak berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia dan Malaysia.

5. Berdasarkan hasil uji independen sampel t test profitabilitas dan kredit bermasalah antara bank syariah Indonesia dan bank syariah Malaysia memiliki perbedaan yang signifikan, sedangkan efisiensi operasi,


(59)

permodalan, dan likuiditas antara bank syariah di Indonesia dan Malaysia tidak memiliki perbedaan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini terdapat terdapat beberapa saran untuk perbaikan penelitian diantaranya sebai berikut:

1. Menambah jumlah sampel dengan menambah periode waktu penelitian agar hasil penelitian dapat lebih mencerminkan kondisi yang sesungguhnya.

2. Dengan kemampuan prediksi sebesar 86.8% untuk bank syariah di Indonesia serta 2.4% untuk bank syariah di Malaysia yang ditunjukkan pada nilai adjusted R2 yang mengindikasi perlunya rasio keuangan bank yang lain yang belum dimasukkan sebagai variabel independen yang mempengaruhi profitabilitas.

3. Penelitian selanjutnya diharapkan bisa membandingkan dengan negara lain.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan beberapa keterbatasan penelitian yang dengan keterbatasan tersebut dapat berpengaruh terhadap hasil penelitian. Keterbatasan-keterbatasan yang ada dalam penelitian ini diantaranya sebagai berikut:

1. Sebagaimana dikemukakan bahwa hasil penelitian ini terbatas pada pengamatan yang relatif pendek yaitu selama 4 tahun.


(60)

2. Sampel yang digunakan terbatas yaitu 39 sampel di Indonesia dan 42 sampel di Malaysia.

3. Rasio-rasio keuangan bank yang digunakan sebagai dasar untuk memprediksi ROA hanya terbatas pada REO, NPF, CAR, dan FDR. 4. Penelitian ini hanya membandingkan dua negara Indonesia dan


(61)

DAFTAR PUSTAKA

Achan, Nita Valliana Aprilini, and Anis Chariri. 2014. Analisis perbedaan kinerja keuangan bank syariah murni dengan bank syariah campuran pada tahun 2011 dengan menggunakan metode camel: Studi Kasus Pada Bank Syariah Diseluruh Dunia. Disertasi. Fakultas Ekonomika dan Bisnis.

Adyani, Lyla Rahma, and R. Djoko. 2011. SAMPURNO. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas (ROA)(Pada Bank Umum Syariah yang terdaftar di BEI periode Desember 2005–September 2010). Disertasi. Universitas Diponegoro.

Alamsyah, Halim. 2012. "Perkembangan dan Prospek Perbankan Syariah Indonesia: Tantangan Dalam Menyongsong MEA 2015." Makalah disampaikan pada Ceramah Ilmiah Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI), Milad ke-18 IAEI,(13 April 2012).

Antonio, Muhammad Syafi'I. 2001. Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik. Gema Insani.

Asro, Muhammad, and Muhamad Kholid. 2011. "Fiqh Perbankan." Bandung: Pustaka Setia.

Bashir, A. H. M. 2011. Determinants of profitability in Islamic banks: Some evidence from the Middle East. Islamic economic studies, 11(1), 31-57. Bachri, S., & Saifi, M. 2013. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja

Keuangan Bank Syariah. Jurnal Administrasi Bisnis, 1(2), 177-185. Dendawijaya, Lukman. 2005. "Manajemen perbankan." Bogor: Ghalia Indonesia. Dusuki, Asyraf Wajdi. 2008. "Understanding the objectives of Islamic banking: a

survey of stakeholders' perspectives." International Journal of Islamic and Middle Eastern Finance and Management 1.2: 132-148.

Farook, Sayd, M. Kabir Hassan, and Gregory Clinch. 2012. Profit distribution management by Islamic banks: An empirical investigation." The Quarterly Review of Economics and Finance 52.3: 333-347.

Gelos, R Gaston. 2006. ”Banking Spreads in Latin America,” IMF Working Paper, International Monetary Fund.

Hamdi, Faouzi Mohamed, and Mohamed Ali Zarai. 2012. "Earnings management to avoid earnings decreases and losses: empirical evidence from Islamic


(62)

banking industry." Research Journal of Finance and Accounting 3.3 : 88-107.

Hamdi, Faouzi Mohamed, and Mohamed Ali Zarai. 2013. "Perspectives of earnings management in Islamic banking institutions." International Journal of Business and Management Invention 2.9 : 26-38.

Imam, Ghozali. 2005 "Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS."

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Khan, M. M., dan M. I. Bhatti. 2008a. “Islamic banking and finance: on its way to globalization”. Managerial Finance, Vol. 34, No. 10, hlm 708-725. Khan, M. M., dan M. I. Bhatti. 2008b. Developmentin Islamic banking: afinancial

risk-allocation approach. The Journal of Risk Finance, Vol. 9, No. 1, hlm 40-51.

Mahardia, Pandu. 2008. Analisis pengaruh rasio CAR, BOPO, NPL, NIM dan LDR terhadap kinerja keuangan perbankan (studi kasus perusahaan perbankan yang tercatat di bej periode juni 2002 â juni 2007). Disertasi.

Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.

Mansoor Khan, M., and M. Ishaq Bhatti. 2008. "Islamic Banking and Finance: on its way to globalization." Managerial Finance 34.10 : 708-725.

Mansoor Khan, M., and M. Ishaq Bhatti. 2008. "Development in Islamic banking: a financial risk-allocation approach." The Journal of Risk Finance 9.1: 40-51.

Masruroh, Nikmatul. "zakat di perbankan syariah."

Mawardi, Wisnu. 2004. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Bank Umum di Indonesia. Tesis. Magister Manajemen, Universitas Diponegoro Semarang.

Nandadipa, Seandy, and Prasetiono PRASETIONO. 2010. Analisis Pengaruh CAR, NPL, Inflasi, Pertumbuhan DPK, dan Exchange Rate terhadap LDR (Studi Kasus pada Bank Umum di Indonesia Periode 2004–2008). Diss. Universitas Diponegoro.

Nugroho, A. W. 2011. Analisis Pengaruh FDR, NPF, BOPO, KAP, Dan Plo Terhadap Return On Asset Studi pada Bank Syariah di Indonesia Periode Tahun 2006-2010. ( DisertasiDoktoral, Universitas Diponegoro).

Pamungkas, Lukito, and Eni Wuryani. 2016. "Pengaruh Permodalan, Likuiditas, Kualitas Aset Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah Yang Terdaftar Di Bank Indonesia (Periode 2010–2014)." Jurnal Mahasiswa Teknologi Pendidikan.


(1)

profitabilitas. Semakin baik CAR maka ROA juga akan semakin meningkat. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa besar kecilnya kecukupan modal bank (CAR) belum tentu mengakibatkan besar kecilnya keuntungan bank. Bank yang memiliki modal besar tetapi tidak dapat menggunakan modalnya secara efektif untuk menghasilkan laba maka modal tidak akan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank. Dengan adanya upaya untuk menjaga kecukupan modal, maka bank syariah tidak mudah mengeluarkan dana untuk pendanaan karena hal tersebut dapat memberikan risiko yang besar. Hasil uji secara parsial pada penelitian ini menunjukkan bahwa permodalan tidak berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia dan Malaysia, yang berarti penelitian ini menolak hipotesis ketiga (H3a dan H3b). Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Bachri (2013), yang menyatakan bahwa permodalan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

4. Pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas bank syariah

Likuiditas mempengaruhi besarnya profitabilitas bank, nilai positif rasio FDR menunjukkan bahwa semakin tinggi FDR menunjukkan semakin buruk kondisi likuiditas bank demikian juga sebaliknya semakin rendah FDR akan mempengaruhi penurunan ROA bank. Hal ini mengindikasikan bahwa perbandingan jumlah penyaluran kredit pada bank mempengaruhi profitabilitas bank. Prosentase likuiditas siginfikan karena dimungkinkan adanya spread prosentase bunga kredit dan bunga dana pihak ketiga yang besar. Hasil uji secara


(2)

parsial pada penelitian ini menunjukkan bahwa likuiditas tidak berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia dan Malaysia, berarti penelitian ini menolak hipotesis keempat (H4a dan H4b). Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suryani (2011), yang mengatakan likuiditas tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.

Kode Hipotesis Hasil

H1a Efisiensi operasi berpengaruh positif signifikan

terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia

Ditolak H1b Efisiensi operasi berpengaruh positif signifikan

terhadap profitabilitas bank syariah di Malaysia

Ditolak H2a Kredit bermasalah berpengaruh negatif signifikan

terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia

Diterima H2b Kredit bermasalah berpengaruh negatif signifikan

terhadap profitabilitas bank syariah di Malaysia

Diterima H3a Permodalan berpengaruh positif signifikan

terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia

Ditolak H3b Permodalan berpengaruh positif signifikan

terhadap profitabilitas bank syariah di Malaysia

Ditolak H4a Likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap

profitabilitas bank syariah di Indonesia

Ditolak H4b Likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap

profitabilitas bank syariah di Malaysia

Ditolak

V. Simpulan, Keterbatasan, dan Saran

1. Efisiensi operasi tidak berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia dan Malaysia.

2. Kredit bermasalah berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia dan Malaysia.

3. Permodalan tidak berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia dan Malaysia.


(3)

4. Likuiditas tidak berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia dan Malaysia.

5. Berdasarkan hasil uji independen sampel t test profitabilitas dan kredit bermasalah antara bank syariah Indonesia dan bank syariah Malaysia memiliki perbedaan yang signifikan, sedangkan efisiensi operasi, permodalan, dan likuiditas antara bank syariah di Indonesia dan Malaysia tidak memiliki perbedaan.

Berdasarkan hasil penelitian ini terdapat terdapat beberapa saran untuk perbaikan penelitian diantaranya sebai berikut:

1. Menambah jumlah sampel dengan menambah periode waktu penelitian agar hasil penelitian dapat lebih mencerminkan kondisi yang sesungguhnya.

2. Dengan kemampuan prediksi sebesar 86.8% untuk bank syariah di Indonesia serta 2.4% untuk bank syariah di Malaysia yang ditunjukkan pada nilai adjusted R2 yang mengindikasi perlunya rasio keuangan bank yang lain yang belum dimasukkan sebagai variabel independen yang mempengaruhi profitabilitas.

3. Penelitian selanjutnya diharapkan bisa membandingkan dengan negara lain.

Keterbatasan-keterbatasan yang ada dalam penelitian ini diantaranya sebagai berikut:

1. Sebagaimana dikemukakan bahwa hasil penelitian ini terbatas pada pengamatan yang relatif pendek yaitu selama 4 tahun.


(4)

2. Sampel yang digunakan terbatas yaitu 39 sampel di Indonesia dan 42 sampel di Malaysia.

3. Rasio-rasio keuangan bank yang digunakan sebagai dasar untuk memprediksi ROA hanya terbatas pada REO, NPF, CAR, dan FDR. 4. Penelitian ini hanya membandingkan dua negara Indonesia dan


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Achan, Nita Valliana Aprilini, and Anis Chariri. 2014. Analisis perbedaan kinerja keuangan bank syariah murni dengan bank syariah campuran pada tahun 2011 dengan menggunakan metode camel: Studi Kasus Pada Bank Syariah Diseluruh Dunia. Disertasi. Fakultas Ekonomika dan Bisnis.

Asro, Muhammad, and Muhamad Kholid. 2011. "Fiqh Perbankan." Bandung: Pustaka Setia.

Bashir, A. H. M. 2011. Determinants of profitability in Islamic banks: Some evidence from the Middle East. Islamic economic studies, 11(1), 31-57. Bachri, S., & Saifi, M. 2013. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja

Keuangan Bank Syariah. Jurnal Administrasi Bisnis, 1(2), 177-185. Dendawijaya, Lukman. 2005. "Manajemen perbankan." Bogor: Ghalia Indonesia. Dusuki, Asyraf Wajdi. 2008. "Understanding the objectives of Islamic banking: a

survey of stakeholders' perspectives." International Journal of Islamic and Middle Eastern Finance and Management 1.2: 132-148.

Farook, Sayd, M. Kabir Hassan, and Gregory Clinch. 2012. Profit distribution management by Islamic banks: An empirical investigation." The Quarterly Review of Economics and Finance 52.3: 333-347.

Gelos, R Gaston. 2006. ”Banking Spreads in Latin America,” IMF Working Paper, International Monetary Fund.

Khan, M. M., dan M. I. Bhatti. 2008a. “Islamic banking and finance: on its way to globalization”. Managerial Finance, Vol. 34, No. 10, hlm 708-725. Khan, M. M., dan M. I. Bhatti. 2008b. Developmentin Islamic banking: afinancial

risk-allocation approach. The Journal of Risk Finance, Vol. 9, No. 1, hlm 40-51.

Mahardia, Pandu. 2008. Analisis pengaruh rasio CAR, BOPO, NPL, NIM dan LDR terhadap kinerja keuangan perbankan (studi kasus perusahaan perbankan yang tercatat di bej periode juni 2002 â juni 2007). Disertasi.

Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.

Nugroho, A. W. 2011. Analisis Pengaruh FDR, NPF, BOPO, KAP, Dan Plo Terhadap Return On Asset Studi pada Bank Syariah di Indonesia Periode Tahun 2006-2010. ( DisertasiDoktoral, Universitas Diponegoro).


(6)

Puspitasari, Diana. 2009. Analisis Pengaruh CAR, NPL, PDN, NIM, BOPO, LDR, dan Suku Bunga Sbi Terhadap ROA (Studi Pada Bank Devisa Di Indonesia Perioda 2003-2007). Disertasi. program Pascasarjana Universitas Diponegoro.

Prastiyaningtyas, Fitriani, and Irene Rini Demi Pangestuti. 2010. Faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas perbankan (studi pada bank umum go public yang listed di bursa efek indonesia tahun 2005-2008). Disertasi. Universitas Diponegoro.

Rasyid, Sri Wahyuni. 2012. Analisis Pengaruh Loan To Deposit Ratio (LDR), Net Interest Margin (NIM) Dan Efisiensi Terhadap Return On Asset (ROA) Bank Umum Indonesia. Disertasi.

Riyadi, S., & Yulianto, A. 2014. Pengaruh Pembiayaan bagi Hasil, Pembiayaan Jual Beli, Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia.

Accounting Analysis Journal, 3(4).

Sufian, Fadzlan, and Muzafar Shah Habibullah. 2010. "Does economic freedom

fosters banks’ performance? Panel evidence from Malaysia." Journal of Contemporary Accounting & Economics 6.2 : 77-91.

Suyono, Agus. 2005. Analisis Rasio-rasio Bank yang Berpengaruh Terhadap Return on Asset (ROA). Diss. Tesis Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas Diponegoro (tidak dipublikasikan).

Taswan, 2010. Manajemen Perbankan, Edisi Kedua, UPP STIM YKPM, Yogyakarta.

WIBOWO, Edhi Satriyo, and Muhamad Syaichu. 2013. Analisis pengaruh suku bunga, inflasi, CAR, BOPO, NPF terhadap profitabilitas bank syariah (Studi Kasus pada Bank Mega Syariah, Bank Muamalat dan Bank Syariah Mandiri Periode Tahun 2008-2011). Disertasi. Fakultas Ekonomika dan Bisnis.

Yuliana, Rita. 2014 "pemetaan penelitian kinerja bank syariah dengan menggunakan informasi keuangan." Jurnal Akuntansi Multiparadigma.