c. Pembiayaan
Pembiayaan merupakan besarnya kredit yang disalurkan kepada nasabah. Jika jumlah kredit yang disalurkan semakin besar maka
pembiayaan akan semakin besar pula. Risiko yang mungkin akan dihadapi suatu bank adalah risiko tidak terbayarnya kredit yang telah diberikan atau
disebut pembiayaan. Non Performing Financing NPF dalam jumlah yang banyak menyebabkan kesulitan dan menurunkan tingkat kesehatan bank.
Pembiayaan diukur menggunakan rasio NPF yaitu kredit yang tidak dapat ditagih atau biasa disebut sebagai kredit macet. Semakin besar rasio
pembiayaan macet pada suatu bank, maka dapat mengakibatkan hilangnya kesempatan dalam memperoleh pendapatan dari pembiayaan yang
diberikan sehingga mempengaruhi perolehan laba dan pengaruh buruk terhadap ROA.
d. Permodalan
Capital Adequacy Ratio CAR merupakan perbandingan antara modal bank dengan aktiva tertimbang menurut risiko ATMR. Dalam beberapa
penelitian permodalan diukur menggunakan variabel CAR, yang mendeskripsikan tingkat kecukupan modal bank. CAR merupakan rasio
yang menunjukkan sejauh mana kemampuan permodalan suatu bank untuk menyerap risiko kegagalan kredit yang mungkin terjadi. Semakin tinggi
angka rasio maka semakin sehat bank, begitu pula sebaliknya. Bank Indonesia menetapkan standar CAR minimal 8 persen. Jika CAR di bawah
8 persen artinya bank tidak mampu menyerap kerugian yang kemungkinan timbul Bank Indonesia. CAR di atas 8 persen menunjukkan bank
semakin solvable. Kondisi ini memberikan peluang untuk bank melakukan ekspansi kredit. Jika bank mampu melakukan ekspansi kredit dengan baik,
maka dapat meningkatkan pendapatan bank.
e. Likuiditas
Dalam beberapa penelitian likuiditas diukur menggunakan variabel FDR. FDR mendeskripsikan besarnya jumlah kredit yang dapat disalurkan
pada masyarakat. FDR menunjukkan perbandingan antara volume kredit dengan volume deposit yang dimiliki oleh bank. Semakin tinggi rasio
FDR, maka semakin rendah kemampuan likuiditas bank. Financing to Deposit Ratio FDR merupakan perbandingan antara
jumlah pembiayaan yang diberikan bank dengan dana yang diterima bank Dendawijaya, 2005. FDR digunakan untuk mengukur jumlah dana pihak
ketiga yang disalurkan dalam bentuk kredit. Bank yang meminjamkan seluruh dananya atau relatif tidak likuid menunjukkan bank tersebut
memiliki rasio yang tinggi, sebaliknya bank yang memiliki rasio rendah berarti bank memiliki dana lebih yang siap untuk dipinjamkan.
B. Hasil Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh efisiensi operasi terhadap profitabilitas
Tingkat pendapatan yang dihasilkan oleh bank dipengaruhi oleh tingkat efisiensi bank dalam menjalankan operasinya. Jika pendapatan
operasional lebih besar dibandingkan biaya operasionalnya, berarti rasio