commit to user
II-12 mempertahankan potensi-potensi yang ada di Kabupaten Purworejo.
II.5. Potensi di Kabupaten Purworejo
II.5.1. Bangunan Bersejarah Konservasi merupakan pokok istilah dari kegiatan pelestarian bangunan, yaitu
segala bentuk
intervensi fisik
yang perlu
dilakukan untuk
menjaga ketahanankeutuhan struktur mulai yang paling mudah hingga perlakukan yang paling
radikal Historic Preservation. Pelestarian bangunan sebagai warisan masa lalu menjadi sangat penting karena dengan demikian proses perubahan serta
perkembangan kota akan terjadi secara alamiah, berurutan tanpa harus kehilangan masa lalu yang dapat dijadikan cermin untuk pembangunan masa depan. Simbolisme
Arsitektur adalah pengejawantahan yang jujur dari tata cara kehidupan masyarakat dan cerminan sejarah suatu tempat, sehingga Arsitektur dapat berfungsi sebagai
penyambung babakan sejarah masa kini, masa datang dan masa lampau. Pelestarian bangunan kuno juga menjamin variasi dalam bangunan kota. Walaupun demikian,
pelestarian tetap terkait oleh berbagai pertimbangan yang bersifat estetis, strategis, ekonomis dan simbolis, serta beberapa kriteria Pelestarian seperti yang tercantum
dalam Pengantar Perencanaan Kota, yaitu berdasarkan nilai estetika, kejamakan, kelangkaan, peranan sejarah, memperkuat kawasan di dekatnya, serta keistimewaan
karena merupakan bangunan berpredikat paling paling tua, paling besar, paling panjang dsb.
commit to user
II-13 II.5.1.1. Bedug.
Bedug terbesar di dunia yang ditabuh sebagai tanda waktu sholat ini, berada di dalam Masjid
JAMI’, alun-alun Purworejo, Bedug ini merupakan karya besar umat Islam yang
pembuatannya diperintahkan oleh Adipati Cokronagoro I, Bupati Purworejo pertama
yang terkenal sangat peduli terhadap perkembangan agama Islam. Awal mulanya, Cokronagoro I sangat
menginginkan memiliki sebuah bangunan Masjid Agung di tengah kota sebagai pusat kegiatan ibadah sekaligus memberikan ciri Islamiyah pada
Kabupaten Purworejo yang dipimpinnya.
II.5.1.2. Museum Keris Tosan Aji. Museum Keris Tosan Aji terletak di
pusat kota Purworejo, Jalan Mayjend Sutoyo Purworejo atau sebelah
selatan Alun-alun Purworejo. Obyek wisata Museum Keris Tosan Aji
merupakan obyek wisata budaya yang menyimpan banyak jenis senjata perang pusaka peninggalan masa lalu yaitu
dari masa kerajaan-kerajaan di Nusantara.
Ga mbar II.2 Bedug Terbesar di Dunia Sumber Pribadi
Ga mbar II.3 Museum Keris Tosan Aji Sumber Pribadi
commit to user
II-14 II.5.1.3. Masjid Santren.
Masjid Santren terletak di Masjid Pesantren, Dusun Bagelen, Kec. Bagelen.
Masjid ini bernilai sejarah sangat tinggi. Menurut cerita pada saat Kerajaan
Mataram mencapai puncak kejayaannya yaitu sekitar tahun 1613 – 1645, ada
seorang tetua Bagelen yang bernama Kyai Baidlowi membantu Mataram
dalam berperang melawan Belanda. Atas jasanya yang demikian besar tersebut, oleh istri Sultan Agung yang memerintah saat itu beliau
dibangunkan sebuah Masjid sebagai hadiah. Yang menarik masjid ini diarsiteki oleh Khasan Muhammad Shuufi seorang arsitek kenamaan kala
itu. Dari latar belakang itulah tercatat Masjid Santren sebagai masjid tertua di Bagelen yang dibanggakan.
Saat ini Masjid Santren tengah dipugar oleh Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Tengah. Diharapkan setelah pemugaran nanti Masjid Santren
ini akan banyak menarik minat peziarah, terutama yang menyukai ziarah ke masjid-masjid kuno yang dianggap sakral dan unik.
Ga mbar II.4 Masjid Santren Sumber Pribadi
commit to user
II-15 II.5.1.4. Benteng Pendem.
Benteng Pendem terletak di perbukitan Dukuh Kaliwaru, Dusun Bapangsari
Krendetan, Kec. Bagelen di ketinggian 200 m di atas permukaan laut. Benteng
Pendem ini merupakan peninggalan tentara Jepang yang dibangun pada 1945
dengan jumlah seluruhnya 29 buah. Di masa perang dulu tujuan dibangunnya benteng ini adalah sebagai tempat
pertahanan dan pengintaian Jepang dalam menghadapi musuh, terutama yang datang dari arah Laut Selatan. Sayangnya, sebagai saksi bisu sejarah, benteng
ini kurang terawat. Di masa datang diharapkan benteng ini dapat menjadi perhatian Pemda terutama aspek perawatannya sehingga dapat menarik minat
wisatawan untuk berkunjung. Selama ini lokasi Benteng banyak dikunjungi muda-mudi sebagai tempat rekreasi.
II.5.1.5. Rumah Bupati Purworejo. Pendapa Kabupaten Purworejo telah
dibangun sekitar tahun 1840, pada masa pemerintahan Bupati Purworejo
pertama RAA Tjokronegoro I. Rumah dalem Bupati sendiri kemungkinan
lebih tua, yakni dibangun sekitar tahun 1833. Berdasarkan data itu, bangunan utama pendapa Kabupaten Purworejo
Gambar II.5 Benteng Pendem Sumber Pribadi
Ga mbar II.6 Rumah Bupati Purworejo Sumber Pribadi
commit to user
II-16 umurnya sudah mencapai 169 tahun. Sementara dalem bupati lebih tua tujuh
tahun yakni mencapai 176 tahun.
II.5.2. Bangunan Seni Budaya II.5.2.1. Bedug Pendowo
Obyek wisata ini terletak di dalam Masjid Agung
Kauman Purworejo,
Kec. Purworejo, atau jalan Mayjen Sutoyo
Purworejo di sebelah barat Alun-alun Purworejo. Yang menarik dari Bedug
Pendowo ini adalah tahun pembuatannya yaitu pada tahun 1832-1840, yaitu pada
masa pemerintahan Bupati pertama Purworejo Raden Cokronegoro I yang berarti berumur sekitar 170 tahun.
Bedug Pendowo juga merupakan bedug terbesar di Indonesia bahkan di Asia Tenggara. Bedug ini terbuat dari kayu jati gelondongan utuh dengan panjang
2,92 m dan berdiameter 1,94 m. II.5.2.2. Gereja Katolik Santa Perawan Maria Purworejo
Gereja ini didirikan pada tahun 1927 oleh Mgr. Fisser, M.Sc. dengan arsitektur
bergaya gothic. Sampai saat ini gereja ini terawat dengan baik karena terletak di area
Ga mbar II.7 Bedug Pendowo Sumber Pribadi
Ga mbar II.8 Gereja Katolik Santa Perwan Maria Purworejo Sumber Pribadi
commit to user
II-17 Buderan dimana selain gereja di komplek tersebut ada juga lembaga
pendidikan yaitu SLTP dan SLTA Buderan. II.5.2.3. Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat GPIB Purworejo
Gereja ini dibangun pada tahun 1879 dengan arsitektur gaya Eropa beratap pilar dan pilaster
bergaya Yunani. Gereja ini bertempat di sebelah timur alun-alun dan sangat ramai dikunjungi umat
pada hari Minggu dan hari-hari besar keagamaan seperi Natal.
II.5.2.4. Klenteng Terletak di Kelurahan Baledono, Kecamatan
Purworejo tepatnya di belakang pasar Baledono Purworejo. Bangunan ini didirikan pada tahun
1888 oleh
masyarakat KonghucuBuddha.
Bangunan ini dihiasi dengan ukiran-ukiran serta ornamen-ornamen yang memiliki nilai estetika
budaya tinggi. II.5.2.5. SMA 7 Purworejo Dulu SLTA 2 Purworejo
Bangunan ini didirikan pada tahun 1915 di lokasi jalan Ki Mangun Sarkoro No. 1 Purworejo. Sejak
awal bangunan ini diperuntukkan sebagai tempat
Ga mbar II.9 Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat
Sumber Pribadi
Ga mbar II.10 Klenteng Sumber Pribadi
Ga mbar II.11 SMA 7 Purworejo Sumber Pribadi
commit to user
II-18 pendidikan, sebelum menjadi SMA. Sekolah ini menjadi tempat
menggembleng calon-calon guru yaitu SPG dimana para pelajarnya tidak hanya dari Purworejo tapi juga dari kota sekitarnya seperti Kebumen dan
Wonosobo. Meskipun bangunan ini terbilang kuno tapi masih terawat dengan baik. Tentu saja perawatan itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
II.5.2.6. Tari Ndolalak-ndolalak Folk Dance Sejarah terciptanya tarian Ndolalak yang kemudian
menjadi tarian khas Purworejo ini, konon bermula dari peniruan oleh beberapa penggembala terhadap
gerakan tarian dansa serdadu Belanda. Penamaan Ndolalak diambil dari dominannya
notasi nada do-la-la yang dinyanyikan serdadu Belanda untuk tarian dansa mereka. Ketika
pertama kali tercipta, tarian Ndolalak tidak diiringi dengan peralatan instrumen musik, namun menggunakan nyanyian
yang dilagukan oleh para pengiringnya. Lagu-lagu yang dicipta biasanya bernuansakan romantis bahkan ada yang erotis. Nyanyian tersebut
dinyanyikan silih berganti atau terkadang secara koor bersama. Dalam perkembangannya, iringan musik tarian Ndolalak menggunakan instrumen
musik jidur, terbang, kecer, dan kendang. Sedang untuk iringan nyanyian menggunakan syair-syair dan pantun berisi tuntunan dan nasihat. Isi syair dan
pantun yang diciptakan merupakan campuran dari bahasa Jawa dan bahasa Indonesia sederhana. Untuk kostumnya, penari Ndolalak mengenakan
Gambar II.12 Tari Ndolalak-Ndolalak
Sumber Pribadi
commit to user
II-19 layaknya pakaian serdadu Belanda, yaitu pakaian lengan panjang hitam
dengan pangkat di pundaknya, topi pet, dan kacamata hitam. Tarian Ndolalak semula ditarikan oleh para penari pria. Namun dalam perkembangannya, sejak
tahun 1976 Ndolalak ditarikan oleh penari wanita. Kini hampir di tiap grup Ndolalak di Purworejo semua penarinya adalah wanita. Jarang sekali kini
ditemui ada grup Ndolalak dengan penari pria. II.5.2.7. Dzikir Saman
Dzikir Saman mengadopsi kesenian tradisional aceh dan bernuansa islami, dengan penari yang terdiri dari 20 pria memakai busana muslim dan
bersarung, nama Dzikir Saman diambil dari kata samaniyah arab, artinya : sembilan, yang dimaksudkan sembilan adegan dzikir. diiringi musik perkusi
islami ditambah kibord dan gitar. pada jeda tiap adegan disisipi musik-musik yang direquest oleh penonton.
II.5.3. Wisata Alam II.5.3.1. Air Terjun Curug Muncar
Air terjun Curug Muncar terletak 45 km arah barat laut dari pusat Kota Purworejo. Tepatnya terletak di
Desa Kaliwungu, Kec. Bruno, di Kawasan Perhutani. Air terjun ini berada di ketinggian 900 m diatas
permukaan laut. Curug Muncar ini masih sangat alami, belum tersentuh oleh bermacam-macam
Gambar II.13 Air Terjun Curug Muncar
Sumber Pribadi
commit to user
II-20 teknologi manusia. Oleh karena itu jika Anda menyukai petualangan alam
maka Curug Muncar dapat menjadi pilihan yang tepat. II.5.3.2. Goa Seplawan
Goa Seplawan terletak di Desa Donorejo, Kecamatan Kaligesing dengan jarak tempuh 20 km
ke arah timur dari pusat kota dengan ketinggian 700 m di atas permukaan laut sehingga udaranya
sangat sejuk. Goa ini memiliki ciri khusus ornamen yang terdapat di dalam goa, antara lain: stalaktit,
stalakmit, flow stone, helekit, soda straw, gouwer dam, dan dinding-dinding berornamen seperti
bentuk kerangka ikan. Keadaan sekitar goa ini sangat mengesankan dengan pemandangan alam yang
begitu indah ditumbuhi flora antara lain lumut di mulut goa, paku-pakuan dan panorama hutan pinus yang asri. Para pengunjung juga dapat menikmati
taman bunga di sekitar goa. Panjang Goa Seplawan + 700 m dengan cabang-cabang goa sekitar 150 – 300
m dan berdiameter 15 m. Goa alam yang sangat menakjubkan ini menjadi sangat terkenal dengan diketemukannya arca emas Dewa Syiwa dan Dewi
Pawestri seberat 1,5 kg pada tanggal 28 Agustus 1979 yang kini disimpan di Museum Nasional Jakarta.
Obyek wisata ini merupakan potensi wisata yang sangat digemari oleh wisatawan karena disamping keindahan obyeknya, goa ini juga telah
Ga mbar II.14 Goa Seplawan Sumber Pribadi
commit to user
II-21 dilengkapi beberapa fasilitas penunjang lain seperti listrik sebagai penerang
dalam goa, MCK, dan taman. Bahkan pada kawasan ini sudah dibangun gardu pandang dan arena perkemahan camping ground.
II.5.3.3. Pantai Jatimalang Obyek pariwisata ini terletak di Desa
Jatimalang, Kecamatan Purwodadi yang berjarak +18 Km dari pusat Kota
Purworejo. Obyek
wisata Pantai
Jatimalang merupakan obyek wisata alam dengan perpaduan antara hamparan
rawa tambak dan keindahan Pantai Laut Selatan. Menurut searah, pantai ini pada tahun 1942 pernah dijadikan sebagai tempat
pendaratan kapal yang mengangkut tentara Jepang. Hal ini dapat dimungkinkan karena disamping daerahnya sepi, Pantai Jatimalang sangat
mudah dijangkau dan tidak begitu jauh dari pemukiman. Obyek wisata ini telah dilengkapi beberapa sarana prasarana seperti jalan
hotmix sampai tepi pantai, bangunan gasebo, hiburan café, dan karaoke. II.5.3.4. Pantai Pasir Puncu Ketawang
Pantai Pasir Puncu dan Ketawang yang
terletak di
Desa Harjobinangun,
dan Ketawang
Kec. Grabag, sekitar 22 km dari
Ga mbar II.15 Pantai Jatimalang Sumber Pribadi
Gambar II.16 Pantai Pasir Puncu Ketawang Sumber Pribadi
commit to user
II-22 pusat kota Purworejo. Pantai Pasir Puncu dan Ketawang memiliki pesona
yang hampir sama dengan Pantai Jatimalang. Akses jalan menuju pantai ini juga relatif tidak sulit. Bila kita berangkat dari
terminal Harjobinangun jauhnya sekitar 2 km sehingga dapat ditempuh dengan ojek atau dokar. Sehingga para pengunjung dapat menikmati deburan
ombak dan semilir angin pantai. Selamat mengunjungi. II.5.3.5. Kyai Kate
Tempat wisata yang terlatak di wilayah kecamatan Bruno, kabupaten
Purworejo tersebut masih
alami. Perawatanya
tidak merusak
ke asliannya
dari tempat
tersebut. Menurut cerita nama Curug Kyai
Kate tersebut dia ambil dari nama Sesepuh yang menunggu di wilayah tersebut.
Sesuai dengan daerahnya yang masih pegunungan. Selain buat pariwisata Curug Kyai Kate bisa di jadikan tempat alternatif buat pecinta alam. daerah
sekelilingnya yang banyak di kelilingi bukit-bukit indah bisa di jadikan tempat pembelajaran untuk pendakian.
Ga mbar II.17 Air Terjun Kyai Kate Sumber Pribadi
commit to user
II-23 II.5.4. Kerajinan Daerah
II.5.4.1. Pembuatan Tikar dari Mendong Kerajinan Tikar dengan bahan baku mendong
merupakan salah satu warisan budaya Jawa. Hampir setiap daerah di pulau jawa memiliki
pengrajin tikar
ini. Namun
dengan perkembangan jaman dan budaya akhirnya
kerajinan tikar ini mulai tersisih. Namun di Kabupaten Purworejo kerajinan tikar dari
mendong ini masih tetap eksis bahkan banyak sekali inovasi-inovasi untuk membuat jenis produk baru dengan bahan dasar tikar mendong.
Tikar mendong tidak hanya digunakan sebagai tikar ataupun alas tempat duduk saja tetapi telah berkembang penggunaannya sebagai salah satu bahan
dasar pembuatan dompet, tas, peci dan lain-lain. Inovasi-inovasi yang baru tersebut menjadikan warisan budaya berupa tikar mendong tetap berjaya di
Kabupaten Purworejo. Pemasaran tikar mendong dari Kabupaten Purworejo ini masih bersifat lokal yaitu sekitar Kabupaten Purworejo saja namun untuk
produk-produk dompet dan tas mendong telah mencapai Kabupaten Cilacap, Yogyakarta, dan Borobudur Kabupaten Magelang. Produksi produk-produk
dari mendong ini berada di Kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo. Namun untuk tikar mendong tersebar hampir di seluruh kecamatan.
Gambar II.18 Pembuatan Tikar dari mendong
Sumber Pribadi
commit to user
II-24 II.5.4.2. Pembuatan Tikar dari Daun Pandan
Kebanyakan pengrajin tikar dari daun pandan ini asal mulanya juga pengrajin
tikar dari mendong, namun karena bahan baku mendong sudah sulit didapatkan
sehingga banyak pengrajin yang beralih bahan baku. Menurut pengrajin tikar dari
daun pandang, kualitas tikarnya tidak jauh berbeda dengan tikar dari mendong hanya saja tikar dari daun pandan lebih
tipis tetapi untuk awetnya, lebih awet tikar yang berbahan dasar daun pandan. Pemasaran tikar dari daun pandan ini disekitar Kabupaten Purworejo seperti
Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Magelang, Kabupaten Kebumen, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam perkembangannya, tikar dari daun
pandan ini juga berkembang seperti tikar dari mendong, yaitu pemanfaatannya tidak hanya sebatas untuk tikar saja tetapi juga telah dimanfaatkan untuk
pembuatan dompet, tas, bahkan banyak pula sandal dan sepatu yang bermotif daun pandan.
II.5.4.3. Kerajinan Bambu Keranjang
bambu merupakan
hasil kerajinan masyarakat Kabupaten Purworejo
yang cukup terkenal. Keranjang bambu itu
Gambar II.19 Pembuatan Tikar dari Daun Pandan
Sumber Pribadi
Ga mbar II.20 Kerajinan Bambu Sumber Pribadi
commit to user
II-25 sendiri sebenarnya juga diproduksi oleh masyarakat di Kabupaten Magelang,
Kabupaten Wonosobo, dan Kabupaten Temanggung, namun keranjang bambu yang berasal dari Kabupaten Purworejo ini memiliki keunikan dan karakter
yang cukup khas. Biasanya keranjang bambu yang diproduksi memiliki lingkaran bambu yang oleh masyarakat setempat disebut “wengku” yang lebar
sehingga lebih kuat dibandingkan keranjang bambu yang diproduksi oleh daerah lain. Selain itu, keranjang bambu dari Kabupaten Purworejo juga
memiliki ciri anyaman yang khas pula yaitu adanya kulit bambu masyarakat setempat menyebutnya “wilah” di kombinasi dengan daging bambunya. Jenis
anyaman tersebut menjadikan ciri khas yang cukup menarik dan memberikan kekuatan pada keranjang yang cukup baik pula. Pemasaran keranjang bambu
ini disekitar Kabupaten Purworejo dan kabupaten-kabupaten lain di sekitarnya.
II.5.5. Bidang Perkebunan di Kabupaten Purworejo II.5.5.1. Durian Somongari
Beberapa kecamatan
di Kabupaten
Purworejo merupakan penghasil utama buah durian seperti Kec. Kaligesing, Kec.
Bruno, Kec. Bener, dan Kec. Loano. Durian Purworejo memiliki ciri khusus bila
dibanding durian daerah lain.
Yang
Gambar II.21 Durian Somongari Sumber Pribadi
sumber: analisa penulis
commit to user
II-26 membedakannya antara lain bentuknya bulat telur dengan warna hijau
kekuning-kuningan, durinya pendek dan rapat, serta rasanya manis kepahit- pahitan. Meskipun kulitnya tipis sekitar 3 mm, namun agak sulit dibelah.
Bobotnya berkisar antara 1-4 kg per buah, dalam setiap buah ada lima juring ruang yang berisi 5-10 daging buah. Daging buah berwarna kuning dan
tebal, seratnya halus, kadar airnya sedikit sehingga baunya cukup menyengat hidung. Hasil buah durian Purworejo melimpah sekitar bulan November
sampai dengan bulan Februari setiap tahunnya. II.5.5.2. Empon-empon Kencur
Di Kabupaten Purworejo, empon-empon rempah-rempah
termasuk jenis
tumbuhan yang banyak ditanam oleh petani. Oleh karena itu tak mengherankan
apabila perkembangannya di beberapa wilayah cukup baik. Besarnya empon-
empon yang dihasilkan ini tak lain, karena ditunjang oleh kondisi topografi wilayah Purworejo yang umumnya di perbukitan dan pegunungan. Tak pelak
lagi kondisi itu telah menjadi sumber penghasilan bagi petani di wilayah Purworejo. Adapun jenis usaha empon-empon yang dikelola petani ini antara
lain temulawak, jahe, dan kunyit.
Ga mbar II.22 Empon-Empon Kencur Sumber Pribadi
commit to user
II-27 II.5.5.3. Gula Kelapa
Luas Perkebunan Kelapa di Kabupaten Purworejo +893,510 ha dengan produksi
rata-rata 12.117.319 ton per tahun dan melibatkan 6.413 orang petanipengrajin
gula kelapa. Gula kelapa dibuat dari bahan nira kelapa legen. Cara pembuatan gula
kelapa cukup sederhana yaitu nira kelapa atau legen disaring agar bersih kemudian dididihkan menggunakan jadikenceng atau alat lain yang
permukaannya lebar. II.5.5.4. Jeruk Bayan
Tanaman jeruk
di Kabupaten
Purworejo banyak berkembang di daerah Kec. Bayan dan sekitarnya.
Bahkan kini banyak tanaman jeruk yang mudah dijumpai di areal-areal
pertanian hampir di setiap wilayah Kabupaten Purworejo. Jeruk yang ditanam oleh masyarakat Purworejo adalah jeruk jenis Siam yang memiliki
keunggulan rasa manis dan menyegarkan. Pemasaran buah jeruk Siam dari Purworejo meliputi kota-kota di Jawa
Tengah, DIY, Jawa Timur, Jawa Barat, DKI, hingga ke luar Jawa. Selain
Ga mbar II.23 Gula Kelapa Sumber Pribadi
Gambar II.24 Jeruk Bayan Sumber Pribadi
commit to user
II-28 membudidayakan buah jeruk, petani jeruk juga membudidayakan pembibitan
yang banyak dipasarkan di wilayah timur pulau Jawa. II.5.5.5. Salak Nglaris
Salak merupakan komoditi yang mempunyai pasaran luas akan halnya jenis buah lain. Di Purworejo
terutama di Desa Nglaris, Kec. Bener, salak menjadi produk utama.
II.5.6. Bidang Industri di Kota Purworejo II.5.6.1. Emping Mlinjo
Jenis usaha industri emping mlinjo termasuk kategori home industry. Hal
ini dibuktikan
dengan banyaknya
industri emping mlinjo yang dikelola oleh rumah tangga warga Baledono, Kec.
Purworejo. Emping mlinjo dari Baledono selama ini tidak hanya dikenal oleh masyarakat Purworejo tetapi juga telah
dikenal oleh masyarakat di luar Kabupaten Purworejo. Keunggulan jenis emping mlinjo Purworejo karena dibuat oleh tenaga-tenaga terampil yang
telah berproduksi bertahun-tahun sehingga dalam pembuatannya selalu
Ga mbar II.25 Salak Nglaris Sumber Pribadi
Ga mbar II.26 Emping Mlinjo Sumber Pribadi
commit to user
II-29 mengutamakan mutu produksi.
II.5.6.2. Jointing Board Jointing board laminating board
merupakan kayu gergajian olahan yang tergolong bahan setengah
jadi. Bentuk
jointing board
laminating board berupa papan dengan bahan baku kayu jenis
albasia sengon. Selama ini jointing board laminating board telah menjadi komoditi unggulan daerah Purworejo yang berorientasi ekspor terutama
dengan negara tujuan Jepang, Korea, dan Taiwan. Dalam perdagangan internasional produk tersebut diklasifkasikan dalam nomor HS 4413.00.000
atau SITC 6342. II.5.6.3. Mebel
Mebel kayu produk Purworejo merupakan mebel yang terbuat dari bahan baku utama
kayu jati dan kayu sonokeling. Sesuai dengan fungsinya produk mebel kayu ini
dapat dikelompokkan untuk keperluan kantor dan keperluan rumah tangga, serta
merupakan barang bebas, dalam arti dunia usaha yang bebas melakukan ekspor tanpa ada peraturan mengikat. Negara tujuan ekspor terutama Malaysia
dan Singapura. Melihat perkembangannya, di masa datang produk mebel ini
Gambar II.27 Jointing Board
Sumber Pribadi
Ga mbar II.28 Mebel
Sumber Pribadi
commit to user
II-30 akan meraih pangsa pasar yang lebih luas seperti Eropa dan Timur Tengah.
Dalam perdagangan internasional produk mebel kayu yang biasa digunakan untuk kantor diklasifikasikan dalam nomor HS. 9403. 30. 900 atau SITC
8215. 19. 00. Diperkirakan produk ekspor mebel tahun 2001 lalu mencapai 25 milyar lebih.
II.5.6.4. Sangkar Burung Sangkar burung merupakan industri
kecil kerajinan bambu yang dikelola secara turun-temurun di Desa Wirun,
Kec. Kutoarjo. Karena dikelola secara turun-temurun tentu manajemennya pun
masih tradisional. Seiring
dengan meningkatnya
penggemar burung peliharaan yang tidak hanya di dalam negeri tapi juga di luar negeri, maka kebutuhan akan sangkar burung pun meningkat. Namun,
keterbatasan produksi seringkali menjadi kendala industri kecil kerajinan kegemaran ini. Jadi, sebenarnya produksinya masih dapat ditingkatkan lagi.
II.5.7. Bidang Peternakan di Kota Purworejo II.5.7.1. Kambing Etawa
Kambing peranakan
Etawa P.E
merupakan kambing keturunan Etawa asal negara India yang dibawa oleh
Gambar II.29 Sangkar Burung
Sumber Pribadi
Ga mbar II.30 Kambing Etawa
Sumber Pribadi
commit to user
II-31 penjajah Belanda. Kambing tersebut kemudian dikawinsilangkan dengan
kambing lokal di Kaligesing. Saat ini kambing Peranakan Etawa dikenal sebagai ras kambing Peranakan Etawa asli Kaligesing, Purworejo.
Hingga saat ini kambing Etawa terus dikembangbiakkan. Kambing Peranakan Etawa diminati oleh banyak orang terutama di sekitar Jawa Tengah sehingga
kambing ini menyebar pesat ke berbagai wilayah di Kabupaten Purworejo bahkan hingga ke luar Purworejo seperti ke Kulon Progo, Kendal, Sidoarjo-
Jatim. Kambing Peranakan Etawa ini memiliki ciri khas pada bentuk mukanya yang
cembung, bertelinga panjang-mengglambir, postur tubuh tinggi gumla antara 90-110 cm, bertanduk panjang dan ramping.
II.5.7.2. Hasil Olahan Susu Saat ini tengah dikembangkan susu
kambing Etawa sebagai konsumsi sehari- hari
yang ternyata
berkhasiat menyembuhkan gangguan pencernaan
maag. Kandungan protein, lemak Ca, Vitamin A dan Niacin yang tinggi sangat
baik untuk memperkuat daya tahan tubuh. Rasanya yang khas disertai kandungan gizi yang spesifik yaitu setara ASI, non kolesterol membuat susu
Etawa mudah dicerna dan dapat dikonsumsi untuk anak-anak. Hasil susu kambing Etawa sangat bervariasi berkisar antara 1,5-2,7 literhari ekor
Ga mbar II.31 Hasil Olahan Susu
Sumber Pribadi
commit to user
II-32 dengan masa laktasi 5-7 bulan sehingga sangat memungkinkan untuk
dibudidayakan sebagai penghasil susu. II.5.7.3. Ikan Gurame
Hingga saat
ini beberapa
usaha penangkaran telah berjalan, namun masih
terbatas oleh penduduk setempat. Benih gurami ini dikembangkan oleh Kelompok
Tani Sidodadi, Desa Sendang Sari, Kec. Bener dan Kelompok Tani Karya Abadi,
Desa Kaliurip. Selama ini dua kelompok inilah yang mempunyai penangkaran benih gurami relatif produktif dan telah
menghasilkan benih untuk memenuhi kebutuhan lokal maupun regional luar daerah. Dua kelompok tani tersebut disamping membudidayakan benih ikan,
juga membudidayakannya untuk konsumsi. Banyaknya objek wisata yang berada di Kabupaten Purworejo membuat
semakin banyaknya pilihan bagi para wisatawan domestik maupun mancanegara untuk mengunjungi objek-objek wisata yang mereka inginkan. Salah satu hal
terpenting bagi Dinas Pariwisata Kabupaten Purworejo saat ini adalah masyarakat atau konsumen mengetahui keberadaan objek-objek wisata tersebut. Oleh karena itu
sangat perlu untuk mengkomuniksasikannya kepada masyarakat dan wisatawan. Hal ini dilakukan dengan berbagai macam bentuk promosi.
Selama ini Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo hanya mengeluarkan brosur, booklet, kalender sebagai media promosi. Masalah yang
Ga mbar II.32 Ikan Gura me
Sumber Pribadi
commit to user
II-33 muncul dari terbatasnya media promosi tersebut yaitu kurang tersebarluaskannya
informasi mengenai tujuan-tujuan pariwisata yang menarik untuk dikunjungi oleh masyarakat. Selain itu, data dan informasi pariwisata dirasa kurang up to date karena
Dinas Pariwisata Kabupaten Purworejo hanya mengeluarkan brosur petunjuk pariwisata sekali dalam setahun.
Mempromosikan pariwisata Kabupaten Purworejo di dalam hotel diharapkan semua informasi mengenai pariwisata dapat secara langsung diketahui oleh para
wisatawan yang menginap di dalam hotel. Strategi yang digunakan antara lain dengan cara membuat pameran-pameran, pertunjukan kesenian dan kerajinan yang terdapat
di Kabupaten Purworejo.
II.6. Perkembangan Kabupaten Purworejo