Uji Normalitas Uji Multikolinearitas

mendeteksi adanya penyimpangan asumsi klasik menggunakan alat bantu komputer program SPSS 16.0 for windows.

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi data yang normal atau tidak normal. Proses uji normalitas data dapat dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Untuk menerima atau menolak hipotesis dengan cara membandingkan p- value dengan taraf signifikansi α sebesar 0,05. Jika p-value 0,05, maka data berdistribusi normal. Dalam asumsi kenormalan regresi, uji normalitas dilaksanakan terhadap residual dari regresi. Hasil analisis terhadap asumsi normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov terhadap nilai residual dari persamaan regresi disajikan dalam tabel IV.3 berikut ini: Tabel IV.3 Hasil Uji Normalitas Variabel Kolmogorov- Smirnov Z Sig. p-value Keterangan Unstandardized Residual 0.749 0.629 p0,05 Normal Sumber: data diolah Hasil uji normalitas pada tabel IV.2 menunjukan bahwa nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 p0,05, yaitu sebesar 0,749 maka dapat dinyatakan bahwa seluruh data memiliki sebaran data yang normal.

b. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas pada suatu model adalah dengan melihat nilai yang dipakai untuk menandai adanya faktor multikolinearitas. Nilai yang dipakai dalam penelitian ini adalah nilai tolerance dan Variance Inflation Factor VIF. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel IV.4 berikut: Tabel IV.4 Hasil Uji Multikolinearitas Variabel Tolerance VIF Keterangan Dana Bagi Hasil Pajak Dana Bagi Hasil SDA Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus 0,799 0,849 0,608 0,677 1,252 1,178 1,645 1,476 Bebas Multikolinearitas Bebas Multikolinearitas Bebas Multikolinearitas Bebas Multikolinearitas Sumber: data diolah Hasil perhitungan nilai Tolerance menunjukkan bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95. Hasil perhitungan Variance Inflation Factor VIF juga menunjukkan hal yang sama, tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel dalam model regresi.

c. Uji Heteroskedastisitas

Dokumen yang terkait

Pengaruh Transfer Pemerintah Pusat terhadap Belanja Modal Pemerintah Kabupaten/Kota di Sumatera Utara tahun 2011-2013

1 39 101

Pengaruh Transfer Pemerintah Pusat Terhadap Belanja Modal Pemerintah Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara

2 61 87

Analisis Flypaper Effect Pendapatan Asli Daerah, Dana Transfer Pemerintah Pusat, Dana Transfer Pemerintah Provinsi, Dan Belanja Daerah Terhadap Efisiensi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Jawa Barat (2012-2014)

0 2 83

PENGARUH INDIKATOR KINERJA KEUANGAN KABUPATEN DAN KOTA TERHADAP ALOKASI BELANJA MODAL PROVINSI JAWA Pengaruh Indikator Kinerja Keuangan Daerah Terhadap Alokasi Belanja Modal Pada Kabupaten Dan Kota Provinsi Jawa Timur Tahun 2010-2014.

1 6 15

PENGARUH TRANSFER PEMERINTAH PUSAT TERHADAP PENGARUH TRANSFER PEMERINTAH PUSAT TERHADAP REALISASI BELANJA MODAL KABUPATEN ATAU KOTA DI PROVINSI JAWA TIMUR.

0 0 16

BAB 1 PENGARUH TRANSFER PEMERINTAH PUSAT TERHADAP REALISASI BELANJA MODAL KABUPATEN ATAU KOTA DI PROVINSI JAWA TIMUR.

0 1 11

DAFTAR PUSTAKA PENGARUH TRANSFER PEMERINTAH PUSAT TERHADAP REALISASI BELANJA MODAL KABUPATEN ATAU KOTA DI PROVINSI JAWA TIMUR.

0 0 4

ANALISIS PENGARUH SUMBER DANA PERIMBANGAN TERHADAP REALISASI BELANJA LANGSUNG PROVINSI JAWA TENGAH (Studi Pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Tengah 2010-2012).

0 0 14

Pengaruh Transfer Pemerintah Pusat terhadap Belanja Modal Pemerintah Kabupaten/Kota di Sumatera Utara tahun 2011-2013

0 0 11

Pengaruh Transfer Pemerintah Pusat terhadap Belanja Modal Pemerintah Kabupaten/Kota di Sumatera Utara tahun 2011-2013

0 0 11