Uji Heteroskedastisitas Uji Autokorelasi

disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel dalam model regresi.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Pendeteksian ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan metode Glejser Test . Hasil pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat pada tabel IV.5 berikut: Tabel IV.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas Variabel t hitung Sig. Keterangan Dana Bagi Hasil Pajak Dana Bagi Hasil SDA Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus -0,373 0,250 1,093 -1,462 0,710 0,803 0,277 0,147 Bebas heteroskedastisitas Bebas heteroskedastisitas Bebas heteroskedastisitas Bebas heteroskedastisitas Sumber: data diolah Dari hasil perhitungan tersebut menunjukkan tidak ada gangguan heteroskedastisitas yang terjadi dalam proses estimasi parameter model penduga, dimana tidak ada nilai t hitung yang signifikan atau p0,05. Jadi secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa tidak ada masalah heteroskedastisitas dalam penelitian ini.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokolerasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode tertentu dengan kesalahan pada periode sebelumnya. Untuk melihat adanya autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan metode Durbin-Watson D-W. Sampel sebanyak 106 dan jumlah variabel independen sebanyak 4 variabel, maka nilai D-W pada tingkat kepercayaan 5 α= 0,05 adalah dl= 1,6061 dan nilai du= 1,7624, maka didapatkan nilai 4 – dl yaitu 4 – 1,7624 = 2,2376 dan 4 – du yaitu 4 – 1,7624 = 2,2376. Hasil pengujian autokorelasi dapat dilihat pada tabel IV.6 berikut: Tabel IV.6 Hasil Uji Autokorelasi D-W Dl du 4-du Kriteria Kesimpulan 2,139 1,6061 1,7624 2,2376 1,6061≤2,139≤2,2376 Bebas autokorelasi Sumber: data diolah Dengan nilai D-W sebesar 2,139 dimana angka tersebut berada diantara d U dan 4-d U 1,6061 ≤ 2,139 ≤ 2,2376, maka dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi. Berdasarkan uji asumsi klasik autokorelasi, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas diperoleh bahwa dalam model yang digunakan sudah tidak terjadi penyimpangan asumsi klasik, artinya model regresi pada penelitian dapat digunakan sebagai dasar analisis.

2. Analisis Regresi Berganda

Dokumen yang terkait

Pengaruh Transfer Pemerintah Pusat terhadap Belanja Modal Pemerintah Kabupaten/Kota di Sumatera Utara tahun 2011-2013

1 39 101

Pengaruh Transfer Pemerintah Pusat Terhadap Belanja Modal Pemerintah Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara

2 61 87

Analisis Flypaper Effect Pendapatan Asli Daerah, Dana Transfer Pemerintah Pusat, Dana Transfer Pemerintah Provinsi, Dan Belanja Daerah Terhadap Efisiensi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Jawa Barat (2012-2014)

0 2 83

PENGARUH INDIKATOR KINERJA KEUANGAN KABUPATEN DAN KOTA TERHADAP ALOKASI BELANJA MODAL PROVINSI JAWA Pengaruh Indikator Kinerja Keuangan Daerah Terhadap Alokasi Belanja Modal Pada Kabupaten Dan Kota Provinsi Jawa Timur Tahun 2010-2014.

1 6 15

PENGARUH TRANSFER PEMERINTAH PUSAT TERHADAP PENGARUH TRANSFER PEMERINTAH PUSAT TERHADAP REALISASI BELANJA MODAL KABUPATEN ATAU KOTA DI PROVINSI JAWA TIMUR.

0 0 16

BAB 1 PENGARUH TRANSFER PEMERINTAH PUSAT TERHADAP REALISASI BELANJA MODAL KABUPATEN ATAU KOTA DI PROVINSI JAWA TIMUR.

0 1 11

DAFTAR PUSTAKA PENGARUH TRANSFER PEMERINTAH PUSAT TERHADAP REALISASI BELANJA MODAL KABUPATEN ATAU KOTA DI PROVINSI JAWA TIMUR.

0 0 4

ANALISIS PENGARUH SUMBER DANA PERIMBANGAN TERHADAP REALISASI BELANJA LANGSUNG PROVINSI JAWA TENGAH (Studi Pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Tengah 2010-2012).

0 0 14

Pengaruh Transfer Pemerintah Pusat terhadap Belanja Modal Pemerintah Kabupaten/Kota di Sumatera Utara tahun 2011-2013

0 0 11

Pengaruh Transfer Pemerintah Pusat terhadap Belanja Modal Pemerintah Kabupaten/Kota di Sumatera Utara tahun 2011-2013

0 0 11