14
2.5 Proses pengeringan gabah.
Di dalam biji-bijian terdapat air bebas dan air terikat. Air bebas terdapat dibagian permukaan biji-bijian, diantara sel-sel dan dalam pori-pori, air ini mudah
teruapkan pada pengeringan. Dan sebagai zat-zat yang terkandung dalam gabah, air terikat memang sulit untuk dihilangkannya, memerlukan beberapa perlakuan
dan ketekunan seperti halnya terhadap beberapa faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengeringan, antara lain temperatur, kelembaban, dengan ketekunan yaitu
kegiatan membalik-balik bahan gabah selama dalam pengeringan. Bahri Daulay Saipul, 2005.
Air yang diangkut dari biji berlangsung dengan proses penguapan. Perubahan air menjadi uap air terjadi dipermukaan biji. Untuk itu uap harus
didifusikan terlebih dahulu kepermukaan lalu diuapkan. Energi panas harus cukup untuk menguapkan air dan juga untuk mendifusikan air. Sumber SNI, 1998.
2.6 Cara Kerja Alat Pengering.
Prinsip kerja alat pengeringan gabah yaitu bahan gabah setelah dari panen masih basah dimasukan ke dalam drum dengan disusun rata dan teratur sesuai
dudukannya. Kemudian bahan bakar arang dibakar di dalam tungku pembakaran. Lalu udara panas hasil pembakaran tersebut dialirkan dengan pipa ke
dalam drum tadi yang telah berisi gabah tadi. Dan udara panas dari pembakaran arang akan mengalir lalu memanasi dan mengeringkan gabah tersebut. Kemudian
pada bagian tungku pembakaran, drum dan gabah di pasang termocoupel untuk mengetahui kenaikan temperatur yang terjadi. Sambil dicek keadaan dan
perubahan yang terjadi pada gabah. Juga dicatat lama waktu yang berjalan. Serta banyaknya bahan bakar sekam juga dicatat. Proses demikian terus dipantau
sampai pengering selesai.
Universitas Sumatera Utara
15
Gambar 2.5 : Proses heat transfer Sumber: www.heat transfer biomassa
2.7. Metode Pengeringan
1. Pengeringan Alami
Menurut Widiastuti 1980, Metode pengeringan terbagi atas : a.
Pengeringan di atas lantai b.
Pengeringan di atas rak c.
Pengeringan dengan ikatan-ikatan ditumpuk d.
Pengeringan dengan ikatan-ikatan yang diberdirikan e.
Pengeringan dengan memakai drum Penjemuran gabah pada lantai jemur lamporan adalah cara pengeringan
gabah secara alami yang praktis, murah, sederhana dan umum digunakan oleh para petani. Energi untuk penguapan diperoleh dari angin dan sinar matahari.
Lamporan harus bersih agar gabah gabah yang dikeringkan tidak kotor. Lamporan haruslah memenuhi syarat antara lain tidak menimbulkan panas yang terlalu
tinggi, mudah dibersihkan dan dikeringkan, tidak basah sewaktu digunakan, dan tidak berlubang-lubang. Lamporan pada umumnya dibuat dari semen,
permukaannya agak miring dan bergelombang dengan maksud agar air tidak menggenang, Mudah dikeringkan dan permukaannya menjadi lebih luas. Cara
penjemuran gabah dihamparkan di lamporan setipis mungkin, namun untuk efisiensi dan mengurangi pengaruh lantai semen yang terlalu panas maka tebal
lapisan dianjurkan sekitar 5-7 cm. Gabah harus sering dibolak-balik secara merata minimal 2 jam sekali. Pengeringan gabah dapat dilakukan selama 1-3 hari
Universitas Sumatera Utara
16
tergantung dengan cuaca mendung atau terik matahari. Penjemuran sebaiknya dilakukan ditempat yang bebas menerima sinar matahari, bebas banjir dan bebas
dari gangguan unggas dan binatang penggangu lainnya. Penjemuran sebaiknya dilakukan pada pukul 07.00-16.00 atau tergantung pada
intensitas panas sinar matahari. Apabila penjemuran selesai dan gabah tidak akan segera dikemas serta disimpan di dalam gudang, sebaiknya tumpukan gabah
ditutup dengan plastik atau seng agar terhindar dari embun maupun hujan.
Pengeringan secara alami mempunyai kelemahan antara lain; a
memerlukan banyak tenaga kerja untuk menebarkan, membalik dan mengumpulkan kembali,
b sangat bergantung pada cuaca, sehingga gabah tidak dapat dikeringkan
apabila cuaca buruk terlebih-lebih apabila hujan datang pada saat sedang menjemur,
c memerlukan lahan yang luas untuk jumlah gabah gabah yang besar dan
lahan yang dijadikan lamporan semen tidak dapat lagi dipergunakan untuk beberapa keperluan lain,
d sulit mengatur suhu dan laju pengeringan di atas semen atau alas logam
Widjono, dkk.
2. Pengeringan Buatan
Pengeringan buatan mempunyai kelebihan dibanding pengering alami yaitu waktu penjemuran yang lebih singkat dan gabah yang djemur lebih bersih
dan terlindung dari debu, hujan dan lain-lain. Pengeringan buatan bemacam- macam, ada yang menggunakan listrik, matahari, bahan bakar sekam dan lain-lain
Setijahartini, 1980.
Universitas Sumatera Utara
17
2.8. Teori Pengeringan