Pendekatan Intervensi Mikro Dalam Pelaksanaan Program Rehabilitasi Tunanetra Di Yayasan Mitra Netra Lebak Bulus Jakarta Selatan

PENDEKATANINTERVENSIMIKRO
DALAM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI TUNANETRA
DI YAYASAN MITRA NETRA
LEBAKBULUSJAKARTASELATAN

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Dakwall dan Komunikasi untulc memenulli syarat-syarat
mencapai gelar Satjana Ilmu Sosial Islam

[j--'·
Oleh:

RPUSTAk;J\A
lJ!IN SY.AH·
N UTA.MA
"" iO JA.MRTA

Ameria Firdauzy
NIM: 103054128820

KONSENTRASI KESEJAHTERAAN SOSIAL

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF Il!IDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H./2008 M.

PENDEKATAN INTERVENSI MIKRO
DALAM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI TUNANETRA
DI YAYASAN MITRA NETRA
LEBAK BULUS JAKARTA SELATAN

SKRIP SI
Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Untuk Memenuhi Syarat-syarat
Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam

Oleh:

Amcria Firdauzy
NIM : 103054128820


Siti Na
NIP: 150317880

KONSENTRASI KESEJAHTERAAN SOSIAL
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1 Al"tfi l l /,.,AfiO l\hf

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul PENDEKATAN INTERVENSI MIKRO DALAM
PELAKSANAAN

PROGRAM

REHABILITASI

TUNA


NETRA

DI

YAYASAN MITRA NETRA LEBAK BULUS JAKARTA SELATAN telah
diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tanggal 24 Juni 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai
salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial lslam (S.Sos.I.) pada
Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Konsentrasi Kesejahteraan Sosial.

Jakarta, 24 Juni 2008

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota,

Sek\;taris
Mer 1gkap Anggota,


> セO@
Mセ@

Dr. Murodi, M.A.

/

/

Ismet Firdaus, M.Si.

NIP: 150254102

Anggota,
Penguji II,

Penguji I,
{

Dr.Ase


uᄋQセ@

NIP: 150246393

Qイセ@

Nurul Hidayati, S.Ag, MPd
NIP: 150277649

LEMBARPERNYATAAN
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini tdah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN SyarifHidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullal1 Jakarta.

Jakarta, Juni 2008

Ameria Firdauzy.

6. Drs. Bambang Basuki, selaku Direktur Eksekutif Yayasan Mitra Netra, yang telah
berkenan menerima penulis melakukan penelitian skripsi, Drs. lrwan Dwi Kustanto
selaku Wakil Direktur Eksekutif, beserta segenap staff di Yayasan Mitra Netra.
7. Dra. Rianti Ekowati, selaku kepala bagian rehabilitasi dan diklat, dan Tolhas
Damanik S.Pd, selaku kepala seksi rehabilitasi, konselor, instruktur Braille dan OM,
yang telah menjadi nara sumber paling inspiratif yang pernah penulis temui.
8.

Pak Ali selaku instruktur OM, Mbak Tri, dan Mpok Yani yang telah memberikan
data-data penting. Rekan-rekan penulis di Divisi Braille, Mbak Indah, Mbak Ani, Pak
Dudung, dan Mas Zaenal.

9. M. Rafik Akbar, Vina Novina Puspitasari Ridwan, dan Tria:n 'Ragil' Airlangga,

mitra dan inspirasi sejati penelitian skripsi ini.
10. Ita, Liesdha, Imah,Yuni, Taajun, Sarah, Wiwi, Guce, Ankonq, Yayoi, dan rekanrekan Kesos 2003, kalian adalah sahabat sejati yang tak lekang o!teh waktu.
Dalam proses penulisan penelitian skripsi ini, penulis menyadari masih terdapat
kekurangan maupun ketidaksempurnaan, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah
SWT. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun,
sehingga penulisan penelitian skripsi ini dapat menjadi lebih baik lagi di kemudian hari.
Akhir kata, semoga penulisan penelitian skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya, dan rekan-rekan yang turut membaca skripsi ini pada umumnya.

Jakarta, Juni 2008

Penulis

Bab II

: LANDASAN TEORI

.................................................................... 21
................................................ 21


A. Pendekatan Intervensi Mikro

1. Konsep Pendekatan Intervensi Mikro

................................ 21

2. Metode Intervensi Individu (Social Casework)
3. Metode Intervensi Keluarga (Family Casework)
4. Metode lntervensi Kelompok (Group Work)
B. Program Rehabilitasi

..............................................................

31

.....................................................

31

..............................................................


32

.....................................................

34

................................................................................

36

1. Pengertian Tunanetra

.....................................................

36

2. Penyebab Tunanetra

........................................................


37

3. Klasifikasi Tunanetra

........................................................

38

4. Perkembangan Tunanetra

Bab HI

............ 27
28

3. Perangkat Rehabilitasi
C. Tunanetra

24


.................

1. Pengertian Rehabilitasi

2. Jenis Rehabilitasi

.............

...............................................

39

: Gambaran Umum Lembaga ......................................................... 42
A. Latar Belakang Lembaga

...................................................... 42

B. Visi, Misi, dan Fungsi Lembaga

............................................. 43

1. Visi

.................................................................................... 43

2. Misi

.................................................................................... 43

3. Fungsi

................................................................................. 44

C. Ruang Lingkup Program Lembaga ...........................................
1. Program Rehabilitasi

44

......................................................... 45

2. Program Pendidikan dan Pelatihan

................................. 45

3. Program Perpustakaan

...................................................... 46

4. Program Tenaga Ke1ja

...................................................... 48

5. Program Penelitian dan Pengembangan .............................. 48
6. Program Publikasi
D. Pola pendanaan

......................................... ................... 49

........................................................................ 50

E. Struktur Organisasi Lembaga

................................................ 50

DAFTAR TABEL

Tabel I.I Subjek Penelitian .............................................................................................

13

Tabel 4.1 Data Konseling Tahun 2004-2006 ..................................................................

55

Tabel 4.2 Profil Respoden ................................................................................................ 78

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Sampai saat ini, wacana mengenai kelompok penyandang cacat belum
menjadi perhatian utama masyarakat dan pemerintah Indonesia. Pembahasan
mengenai kelompok tersebut masih jarang menghiasi media massa di
Indonesia baik media cetak maupun media elektronik. Tema-tema mengenai
kecacatan (disability) dan kelompok penyandang cacat (disabled) hanya
menjadi topik hangat di media massa pada saat menyambut Hari Intemasional
Penyandang Cacat (HIPENCA). Hal tersebut menandakan bahwa wacana
mengenai kecacatan belum mendapatkan tempat sebagai salah satu isu penting
di negara ini. 1
Tidak hanya wacana mengenai kecacatan yang belum menjadi perhatian
masyarakat dan pemerintah. Pembangunan nasional yang seyogyanya dapat
menjangkau seluruh elemen masyarakat, juga belum menjadikan kelompok ini
sebagai

salal1

satu

prioritas

dalam

program-program pembangnnan.

Pembangnnan nasional yang bertujuan pada terciptanya masyarakat yang adil
dan makmur - kenyataannya belum menjangkau kelompok penyandang cacat
(disabled). Di Indonesia, kelompok ini masih menjadi masyarakat kelas dua

dan termarginalisasi dari proses dan tujuan pembangumm. Hal tersebut terlihat
dari belum terbukanya kesempatan yang sama di segala bidang, serta

2

minimnya aksesibilitas pelayanan sosial dan fasilitas publik, seperti fasilitas
pendidikan, sosial, maupun fasilitas infrastruktur lainnya.

2

Fasilitas-fasilitas publik yang tersedia bagi kelompok penyandang cacat
memang mempribatinkan. Fasilitas infrasturktur yang tidak aksesibel bagi
penyandang cacat terlihat dari fasilitas jalan yang rusak, fasilitas bangunan
yang belum aksesibel bagi tunanetra, tangga berundak yang menyulitkan
pengguna kursi roda, dan lain sebagainya. Selain fasilitas infrastruktur,
fasilitas lainnya seperti layanan pendidikan, dan sosial juga belum memihak
kepada kelompok penyandang cacat. Padahal aksesibilitas dan fasilitas yang
memadai dapat mendukung kelompok penyandang cacat untuk hidup mandiri.
Kondisi tersebut juga memudahkan mereka dalam melakukan pelbagai
aktivitas. Sehingga, mereka memiliki mobilitas yang sarna dengan kelompok
non cacat. 3
Selain minimnya aksebilitas dan fasilitas, penyandang cacat juga sulit
untuk mengembangkan potensi dir:i di segala bidang. Hal tersebut terjadi
karena belum terbukanya kesempatan yang sama. Penyandang cacat juga
sermg mendapatkan perlakuan diskriminatif dan stigma negatif dar:i
masyarakat.4 Kondisi-kondisi tersebut semal.-

6

undang No. 4 Tahun 1997 tentang pasal 6 yang menyatakan bahwa setiap
penyandang cacat termasuk tw1anetra berhak me:mperoleh rehabilitasi,
bantuan sosial, dan pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial.
Sayangnya, layanan rehabilitasi tersebut belum menyentuh seluruh
tunanetra yang ada di Indonesia. Terpusatnya layanan rehabilitasi di pantipanti sosial, menjadi salah satu penyebab mengapa tidak semua tunanetra
mendapatkan layanan rehabilitasi. Selain itu, layanan rehabilitasi yang selama
ini menggunakan sistem panti membuat tunanetra harus hidup terpisah dari
keluarga, komunitas, maupun masyarakat. Padahal tunanetra merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara,
sehingga upaya rehabilitasi membutuhkan suatu pendekatan dengan sistem
layanan luar panti sebagai alternatif.
Intervensi sosial merupakan upaya perubahan sosfal terencana yang dapat
menjadi altematif dalam upaya rehabilitasi tunanetra. Intervensi sosial itu
sendiri memiliki tiga level pendekatan yaitu, mikro, messo, dan makro. Ketiga
pendekatan

tersebut

merupakan

pendekatan

intervensi

yang

saling

mendukung, menyeluruh dan tidak terpisahkan. Dimana intervensi mikro
merupalcan level paling awal dari keseluruhan upaya intervensi sosial.
Intervensi ini menitikberatkan upaya perubahan sosial terencana pada level
individu, keluarga, dan kelompok kecil. 11
Intervensi mikro mengupayakan intervensi sosial dengan segala metode
dan prosesnya yang unik untuk meningkatkan kesejahteraan sosial tunanetra.
Di beberapa negara lain misalnya di Arnerika Serikat, i11tervensi mikro sudah

7

menjadi bagian vital dari upaya penanganan masalah sosial, termasuk upaya
rehabilitasi tunanetra. Sayangnya, pendekatan ini belum menjadi pilihan
utama dalam upaya rehabilitasi di Indonesia. Terutmna dalan1 pelaksanaan
rehabilitasi dengan sistem luar panti. Hal ini terlihat dari minimnya literaturliteratnr di Indonesia mengenai bahasan tersebut.
Pendekatan intervensi mikro dalam upaya rehabilitasi tunanetra luar panti,
tentunya memerlukan kerja sama dari pelbagai pihak. Pemerintah, masyarakat,
dan Lembaga Swadaya Mayarakat (LSM) merupakan pihak-pihak yang
berperan penting dalam npaya rehabilitasi ttmanetra luar panti. Dalam konteks
tersebut, salah satu LSM yang menaruh perhatian (concern) dalam upaya
peningkatan kesejahteraan tunanetra adalah Yayasan Mitra Netra. Lembaga ini
memiliki program rehabilitasi sebagai salah satu uj1mg tombalmya dalam
meningkatkan kesejahteraan tunanetra. Yayasan Mitra Netra mengupayakan
layanan rehabilitasi luar panti yang bebas biaya bagi tunanetra, melalui
pendekatan yang fokus pada individu tunanetra dan kelnarganya. Dengan kata
lain lembaga tersebut mengimplementasikan pendekatan intervensi mikro,
pendekatan yang tidak memisaJIB:an individu tunanetra dari keluarga dan
kommlitasnya.
Mengingat pentingnya penelitian mengenai pendekatan intevensi mikro
dalam upaya rehabilitasi ttmanetra pada lembaga independen dengan sistem
layanan luar panti, maka penulis mengajukan tema penelitian dengan judul:

"Pendekatan lntervensi Mikro Dalam Pelaksa11aa11 P1·ogram Reliabilitasi
Tunanetra di Yayasa11 Mitra Netra. "

8

B. Pcmbatasan dan Pcrumusan Masalab
1. Pembatasau Masaiab
Kecacatan (disability) merupakan isu yang belum menjadi perhatian
banyak pihak termasuk pemerintah. Kelompok penyandang cacat di
Indonesia berjumlah 2.788.457 jiwa (DEPSOS RI 1ahun 2004) terdiri dari
cacat tubuh, cacat netra, cacat mental, cacat rungu wicara, dan cacat eks
penyakit kronis, namun, pada penelitian ini penulis akan lebih fokus pada
cacat netra, karena tingkat prevalensi kebutaan di Indonesia tem1asuk yang
tertinggi di dunia. Dalam penelitian ini, penulis alcan menggunakan istilah
"tunanetra" dan "low vision" untuk menyebutkan kelompok yang
mengalami gangguan dan kekurangan penglihatan. Sedangkan istilah
"awas" adalah kelompok orang yang tidak mengalami gangguan dan
kekurangan penglihatan. Agar tunanetra dan low vision dapat memenuhi
haknya untulc sejahtera, perlu adanya upaya-upaya yang terlembaga dan
teroganisir dari pelbagai pihak, baik pemerintah, masyarakat umum, dan
LSM.
Dalam konteks tersebut, Yayasan Mitra Netra adalah salah satu LSM
yang

menamh

perhatian

(concern)

terhadap

upaya

peningkatan

kesejahteraan tunanetra dan low vision. Yayasan ini memiliki pelbagai
program bagi tunanetra dengan sistem layanan luar panti, dimana klien
tunanetra tidak tinggal dan menginap di lembaga. Program tersebut di
antaranya adalah Program Rehabilitasi, Pendidikan dan Pelatihan,
Perpustakaan, Program Tenaga Kerja, Penelitian dan Pengembangan, serta

9

Rehabilitasi bagi tunanetra dengan pendekatan Intervensi Mikro sebagai
tema penelitian.

2. Perumusan Masalab
Berdasarkan pembatasan di atas, pernmusan masalab dalam penelitian
ini adalab sebagai berikut:
a. Bagaimanakab gambaran implementasi pendekatan intervensi mikro
dalam pelaksanaan program rehabilitasi bagi tunanetra di Yayasan
Mitra Netra?
b. Bagaimanakab respon !