Dini Soni Ramdani, 2014 PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI ANTARA SISWA YANG BERASAL DARI DAERAH
PEGUNUNGAN DENGAN DAERAH PANTAI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani merupakan salah satu alat pendidikan yang menggunakan aktivitas fisik dan olahraga sebagai alat mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan
jasmani mempunyai tujuan tidak hanya mengembangkan aspek fisik saja namun lebih dari itu, melalui pendidikan jasmani dapat mengembangkan aspek-aspek kognitif,
mental, emosi, moral dan estetika. Menurut James A. Bales dan David A. Field dalam: Abduljabar, 2010 menjelaskan bahwa:
Pendidikan Jasmani adalah suatu proses terjadinya adaptasi dan pembelajaran secara organik, neuromuscular, intelektual, sosial, kultular,
emosional, dan estetika yang dihasilkan dari proses pemilihan berbagai aktivitas jasmani.
Menurut Jesse Feiring Williams dalam: Abduljabar, 2001 bahwa: “Pendidikan Jasmani adalah sejumlah aktivitas jasmani manusiawi yang terpilih
sehingga dilaksanakan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.” Dalam konteks
yang lebih luas pendidikan jasmani didefinisikan sebagai proses pembelajaran melalui kegiatan fisik yang dirancang untuk meningkatkan kebugaran fisik,
mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sportif, dan kecerdasan emosional. Dengan demikian pendidikan jasmani tidak
hanya ditujukan untuk pembangunan fisik saja tetapi juga mencakup pengembangan individu secara menyeluruh. Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong
pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai sikap, mental, emosional, sportivitas, spiritual,
sosial, serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.
Dini Soni Ramdani, 2014 PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI ANTARA SISWA YANG BERASAL DARI DAERAH
PEGUNUNGAN DENGAN DAERAH PANTAI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ruang lingkup pendidikan jasmani dalam kurikulum sekolah adalah sebuah mata pelajaran yang unik, merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk belajar gerak, mengembangkan kebugaran jasmani dan mendapatkan pemahaman tentang aktivitas jasmani. Pendidikan jasmani di
sekolah sebagai suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan siswa untuk belajar tentang semua keuntungan yang dapat diperoleh dari kebiasaan gaya hidup
aktif secara fisik dan keterampilan serta pengetahuan tentang aktivitas jasmani dan kepuasaan beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari.
Manfaat pendidikan jasmani sangat besar. Yang membedakannya dengan mata pelajaran lain adalah alat yang digunakan yaitu gerak insani, manusia yang
bergerak secara sadar ataupun tidak sadar. Gerak itu dirancang secara sadar oleh gurunya dan diberikan dalam situasi yang tepat, agar dapat merangsang pertumbuhan
dan perkembangan siswa. Melalui program yang direncanakan secara baik, siswa dilibatkan dalam kegiatan fisik yang tinggi intensitasnya. Pendidikan jasmani juga
tetap menyediakan ruang untuk belajar menjelajahi lingkungan yang ada disekitarnya dengan banyak mencoba, sehingga kegiatannya tetap sesuai dengan minat siswa,
lewat pendidikan jasmani ini siswa diarahkan untuk menemukan saluran yang tepat untuk bergerak bebas dan meraih kembali keceriaannya, sambil terangsang
perkembangan yang bersifat menyeluruh. Manfaat yang diperoleh dari aktivitas jasmani termasuk pencegahan penyakit, keamanan dan kenyamanan fisikal, menekan
atau terhindar dari kematian dini, dan meningkatkan kesehatan mental. Kondisi siswa saat ini bisa diamati dari faktor lingkungan atau tempat tinggal
diantaranya adalah daerah pantai dan daerah pegunungan. Berkaitan dengan masalah hasil belajar pendidikan jasmani, pada dasarnya kemampuan yang dimiliki setiap
siswa itu berbeda-beda. Begitu pula siswa yang tingal di daerah pantai dan siswa yang di daerah pegunungan juga memiliki tingkat keberhasilan belajar pendidikan
Dini Soni Ramdani, 2014 PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI ANTARA SISWA YANG BERASAL DARI DAERAH
PEGUNUNGAN DENGAN DAERAH PANTAI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
jasmani yang berbeda, yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tempat tinggal bermain maupun kondisi alam yang ada. Di daerah pantai merupakan suatu tempat
yang dekat dengan laut, yang pastinya memiliki kebiasaan masyarakat yang berbeda dengan masyarakat yang berada di daerah pegunungan. Kebanyakan mata
pencaharian orang-orang yang berada di daerah pantai bekerja sebagai nelayan. Di daerah pantai cuaca atau iklim dengan tingkat kelembaban udara yang rendah
sehingga udara terasa sangat panas dan menyebabkan terganggunya aktivitas jasmani. Keadaan siswa di daerah pantai yang berkarateristik sekolah di dataran rendah
sepatutnnya mendapatkan perhatian yang serius dari guru pendidikan jasmani. Fasilitas olahraga di sekolah di daerah pantai masih sangat kurang dan jauh dari kata
standar. Sebagai contoh tidak semua sekolah mempunyai lapangan olahraga, maupun fasilitas serta sarana prasarana yang mendukung terhadap hasil belajar pendidikan
jasmani. Hal ini menyebabkan sebagian siswa menjadi tidak aktif yang akan menyebabkan keterbatasan pola gerak siswa. Akan tetapi, tidak jarang pula anak-anak
di daerah pantai sering bermain di pesisiran pantai bahkan di laut, seperti bermain kejar-kejaran, bermain sepak bola, bermain perahu, bahkan berenang di laut. Namun,
dengan tingkat kelembaban yang rendah akan menyebabkan anak-anak di daerah pantai akan mudah lelah. Begitu juga dengan pengaruh medan alam di daerah pantai
yang landai berupa dataran rendah sehingga tidak mempunyai tingkat kesulitan berarti dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Di daerah pegunungan sebagian besar penduduknya bekerja bercocok tanam sebagai petani sawah, petani ladang, ataupun berkebun. Tidak jarang untuk dapat
mencapai tempat mereka bekerja dalam menjalankan aktivitas sehari-harinya mereka harus melalui berbagai kesulitan yang di karenakan medan alam yang ada di daerah
ini. Keadaan ini tidak hanya dialami oleh orang tua saja, tetapi juga oleh anak-anak pada usia sekolah. Terkadang untuk mencapai tempat mereka belajar, para siswa
harus menempuh perjalanan yang cukup jauh dengan kondisi jalan yang menanjak
Dini Soni Ramdani, 2014 PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI ANTARA SISWA YANG BERASAL DARI DAERAH
PEGUNUNGAN DENGAN DAERAH PANTAI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan menurun yang ditempuh dengan berjalan kaki. Kemungkinan kondisi fisik atau derajat kebugaran jasmani siswa di daerah tersebut lebih menunjang untuk
melaksanakan tugas gerak sehai-hari, di karenakan mereka sudah terbiasa dengan kondisi alam di pegunungan dengan kontur perbukitan yang naik turun. Seperti yang
di jelaskan oleh Giriwirjo dalam: Natalika, 2014: Masalah-masalah yang berhubungan dengan fisiologis atau tingkat
kemampuan menyesuaikan fungsi-fungsi alat tubuh itu bisa dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, salah satunya sifat medan dan ketinggian daerah.
Secara tidak langsung fungsi alat-alat tubuh ikut terpengaruh sehingga kondisi fisik siswa di daerah pegunungan terlatih secara alami yang menunjang terhadap hasil
belajar pendidikan jasmani di sekolah secara optimal.
B. Identifikasi Masalah