UJI MANN WHITNEY ANTARA KOTA SATELIT YAN

UJI MANN-WHITNEY
ANTARA KOTA SATELIT
YANG MENERAPKAN SISTEM NOMOR PELAT
GANJIL GENAP DENGAN KOTA SATELIT YANG TIDAK
MENERAPKAN SISTEM NOMOR PELAT GANJIL GENAP
Regita Viani Gulo - 1630600171
1

Mahasiswa Prodi Perencanaan Wilayah Kota, Universitas Pasundan. regitavianigulo@gmail.com

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota – Universitas Pasundan Bandung
Jl. Dr. Setiabudi No.193, Bandung

1.

Pendahuluan
Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut dan ruang udara

termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah tempat manusia dan
makhluk lain hidup, melakukan kegiatan dan memelihara kelangsungan hidupnya.
(UU Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang). Manusia disini dapat

diklasifikasikan menjadi 2 yakni penduduk dan non penduduk, penduduk adalah
orang/manusia yang menetap pada suatu tempat dalam jangka waktu yang relatif
lama sedangnkan non penduduk adalah orang/manusia yang menetap pada suatu
tempat dalam jangka waktu yang relatif sebentar karena dipengaruhi oleh
kepentingan dan batasan waktunya.
Pesatnya pertumbuhan penduduk saat ini akan diikuti oleh bertambahnya
tuntutan penyediaan fasilitas sarana dan prasarana penunjang guna memenuhi
kebutuhan hidup penduduk itu sendiri. Salah satu prasarana yang dibutuhkan adalah
jaringan jalan, dimana jaringan jalan adalah prasarana yang dibutuhkan guna
memenuhi kebutuhan dasar penduduk yakni melakukan transportasi dari lokasi asal
ke lokasi tujuan sebagai permintaan turunan dari tujuan awal penduduk tersebut
melakukan transportasi. Namun keterbatasan lahan di perkotaan menjadi kendala
bagi pembangunan jaringan jalan ataupun perluasan lebar jalan, akibat yang tidak
bisa dihindari adalah kemacetan di kota-kota metropolitan. Guna mengatasi atau

paling tidak mengurangi kemacetan tersebut maka diberlakukanlah sistem
transportasi nomor pelat ganjil-genap di kota-kota khususnya kota metropolitan.
Penerapan sistem transportasi nomor pelat ganjil-genap di kota-kota
metropolitan dengan harapan dapat mengurangi kemacetan tentunya membuat
reaksi pro dan kontra di masyarakat. Ada yang pro dengan penerapan sistem

tersebut karena di anggap dapat mengurangi jumlah kendaraan yang melintas setiap
harinya, ada juga yang kontra dan beranggapan bahwa penerapan sistem
transportasi nomor pelat ganjil-genap hanya akan membuat masyarakat lebih
konsumtif terhadap kepemilikan kendaraan agar bisa praktis bertransportasi setiap
harinya. Oleh karena hal itu maka Saya berkeinginan untuk menguji apakah
terdapat perbedaan median dalam diterapkan atau tidaknya sistem nomor pelat
transportasi ganjil-genap di kota-kota metropolitan (dalam pengujian ini menguji
kota satelitnya) dengan menggunakan metode pengujian MannWhitney dengan
batasan H0: tidak terdapat perbedaan bermakna antar kedua kelompok.

2. Tinjauan Teori
A. Uji Mann Whitney
Uji Mann Whitney merupakan uji non parametris untuk mengetahui perbedaan
median 2 kelompok bebas yang berskala data ordinal, interval atau ratio dimana
data tersebut tidak berdistribusi normal.
Asumsi yang harus terpenuhi dalam Mann Whitney U Test, yaitu
1. Skala data variabel terikat adalah ordinal, interval atau rasio. Apabila
skala interval atau rasio, asumsi normalitas tidak terpenuhi. (Normalitas
dapat diketahui setelah uji normalitas.
2. Data berasal dari 2 kelompok. (Apabila data berasal dari 3 kelompok atau

lebih, maka sebaiknya gunakan uji kruskall wallish.
3. Variabel independen satu dengan yang lainnya, artinya data berasal dari
kelompok yang berbeda atau tidak berpasangan.
4. Varians kedua kelompok sama atau homogen. (Karena distribusi tidak
normal, maka homogenitas yang tepat dilakukan a dalah uji Levene’s

Test. Di mana uji fisher –F diperuntukkan bila asumsi normalitas

terpenuhi).

B. Kota Satelit
Kota satelit atau kota penyangga adalah kota di tepi sebuah kota yang lebih
besar yang meskipun merupakan komunitas mandiri, sebagian besar penduduknya
tergantung dengan kehidupan di kota besar. Biasanya penghuni kota satelit ini
adalah komuter dari kota besar tersebut ini, misalkan:






Tangerang dan Bekasi adalah kota satelit dari Jakarta
Gresik dan Sidoarjo adalah kota satelit dari Surabaya
Binjai dan Lubuk Pakam adalah kota satelit dari Medan
Maros dan Gowa adalah kota satelit dari Makassar
Kota satelit merupakan daerah penunjang bagi kota-kota besar di sekitarnya dan

merupakan 'jembatan' masuk/akses untuk menuju ke kota besar. Karena kota satelit
juga berfungsi sebagai penunjang kota besar, maka implikasi daripada kota satelit
sebagai penunjang akan tampak pada hidup keseharian warganya. Kota satelit bisa
juga sebagai pemasok barang-barang kebutuhan warga kota besar, karena semakin
besar dan berkembangnya suatu kota maka sikap warganya untuk memproduksi
barang-barang untuk kebutuhan mereka juga akan semakin turun. Karena hal inilah
maka fungsi kota satelit sebagai kota penunjang kebutuhan hidup masyarakat kota
juga akan semakin tampak. Terlepas dari fungsi kota satelit yang terbangun di atas,
dengan adanya interaksi yang tetap, maka sikap hidup pada masyarakatnya juga
akan secara bertahap akan mengalami apa yang bernama "resonansi sosiologis",
yaitu perubahan sikap yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi yang relatif
tetap.

C. Sistem Nomor Plat Ganjil Genap

Sistem tranportasi nomor plat ganjil genap adalah suatu konsep pembatasan
kendaraan yang mengacu pada dua nomor terakhir pelat nomor kendaraan. Dengan
begitu, nantinya setiap kendaraan yang melintas akan bergantian sesuai hari
pemberlakuan dua digit angka terakhir pelat nomornya.

3.

Aplikasi dalam SPSS
Untuk mengetahui perbedaan median 2 kelompok bebas apabila skala data

variabel terikatnya adalah ordinal atau interval/ratio tetapi tidak berdistribusi
normal, harus memperhatikan:
3.1 Pengujian pada SPSS dengan menggunakan Uji Mann Whitney dengan pada taraf
signifikansi 0,05

3.2 Apabila nilai p value < batas kritis 0,05 maka terdapat perbedaan bermakna
antara dua kelompok atau yang berarti H1 diterima

4.


Tahapan Pengerjaan





Buka Aplikasi SPSS
Buka Variable View dan Isikan data seperti di bawah ini, di mana pada kolom
1 diisi dengan nama variabel Kota Satelit yang berisi kategori 1 dan 2.
Sedangkan pada kolom 2 diisi dengan nama variabel Tingkat Kemacetan.

 Isi sesuai dengan gambar berikut:

 Setelah data terisi, pada menu klik Graph, Legacy Dialogs, Histogram.
Maka akan muncul jendela seperti di bawah ini:

 Masukkan Tingkat Kemacetan ke kotak Variable dan Kota Satelit ke
Rows. Kemudian centang Nest Variables (no empty rows) dan tekan OK.

 Lihat output. Akan muncul 2 histogram yang tersusun atas bawah, yaitu

histogram metode 1 dan histogram metode 2. Klik 2 kali histogram

kemudian klik kanan dan pilih Add Distribution Curve. Maka akan
muncul garis kurve normal.

 Perhatikan 2 histogram di atas, ternyata bentuk kemiringan dan lebarnya
sama. Hal ini menunjukkan bahwa bentuk dan penyebaran data sama.
kemudian lihat puncak tertinggi kedua histogram, ternyata tidak sama antara
keduanya, yang berarti terdapat perbedaan median. Maka asumsi pertama
uji mann whitney u test telah terpenuhi, yaitu terdapat kesamaan bentuk dan
penyebaran data. Asumsi berikutnya yang akan diuji adalah homogenitas
varians.

 Pada menu, klik analyze, Descriptive statistics, Explore. Masukkan Nilai
ke kotak Dependen List dan Metode ke kotak Factor List.

 Kemudian klik tombol plot kemudian centang Histogram, Normality plots
with test dan Power estimation. Selanjutnya klik Continue. Kemudian
pada jendela utama klik OK dan lihat output.


Perbedaan Mean dalam Mann Whitney
Di atas adalah tabel deskriptive tiap metode atau kelompok. Dapat anda perhatikan
bahwa terdapat perbedaan mean. Perbedaan mean ini yang akan kita uji nantinya,
apakah bermakna secara statistik atau tidak.

Uji Normalitas pada Mann Whitney

Tabel di atas adalah hasil uji normalitas dengan SPSS menggunakan metode
Lilliefors dan Shapiro Wilk. Nilai Sig (p Value) kedua uji di atas < 0,05 yang berarti
data tidak berdistribusi normal. Ini benar sebab apabila data berdistribusi normal,
sebaiknya lebih memilih menggunakan uji Independen T Test dari pada Mann
Whitney U Test.

Perbedaan Homogenitas pada dalam Mann Whitney

Tabel di atas menunjukkan hasil uji homogenitas menggunakan metode Levene’s
test. Uji Levene lebih dianjurkan sebab uji tersebut dapat digunakan untuk menguji

homogenitas varians pada data yang tidak berdistribusi normal. Sedangkan uji
lainnya, yaitu uji Fisher F lebih diutamakan apabila data berdistribusi normal. Nilai

uji Levene’s Test ditunjukkan pada baris Nilai Based On Mean, yaitu dengan Sig
(p value) 0,845 > 0,05 yang berarti varians kedua kelompok sama atau yang disebut
homogen. Maka asumsi kedua yaitu homogenitas telah terpenuhi.

Langkah Atau Cara Uji Mann Whitney dengan SPSS

 Pada menu, klik Analyze, Non Parametric Test, 2 Independent Samples.
Masukkan Nilai ke kotak Variables dan masukkan Metode ke kotak
Grouping variable.

 Klik tombol Grouping Variable dan masukkan angka 1 dan 2 (sesuai dengan
kode kategori pada variabel Metode). Klik Continue dan pada jendela utama
tekan OK.

Output: Mann Whitney

Interprestasi Uji Mann Whitney dengan SPSS

Berikut cara baca hasil uji mann whitney:
Tabel di atas menunjukkan Mean Rank atau rata-rata peringkat tiap kelompok.

Yaitu pada kelompok kesatu rerata peringkatnya 38,29 lebih rendah dari pada rerata
peringkat kedua, yaitu 42,71. Apakah perbedaan rerata peringkat kedua kelompok
di atas bermakna secara statistik atau yang disebut dengan Signifikan? Lihat di
bawah ini:

Tabel di atas menunjukkan nilai U sebesar 711,5 dan nilai W sebesar 1531.5.
Apabila dikonversikan ke nilai Z maka besarnya -0.853 Nilai Sig atau P Value
sebesar 0,394 > 0,05. Apabila nilai p value > batas kritis 0,05 maka tidak
terdapat perbedaan bermakna antara dua kelompok atau yang berarti H0
diterima.

Kesimpulan Uji Mann Whitney U Test dengan SPSS
Karena bentuk dan penyebaran sama, maka hasil uji di atas juga dapat digunakan
untuk menyimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan Median yang bermakna
antara 2 kelompok. Apabila bentuk dan penyebaran kedua kelompok tidak sama,
maka uji Mann Whitney hanya dapat digunakan untuk menyimpulkan adanya
perbedaan rerata atau Mean antara 2 kelompok.

Daftar Pustaka
Puspa, Balebat. 2018. Modul Praktikum Statistik Perencanaan. Prodi PWK

UNPAS. Halaman 33-38.