PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI ANTARA SISWA YANG BERASAL DARI DAERAH PEGUNUNGAN DENGAN DAERAH PANTAI.

(1)

Dini Soni Ramdani, 2014

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI ANTARA SISWA YANG BERASAL DARI DAERAH PEGUNUNGAN DENGAN DAERAH PANTAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu [Type text]

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI ANTARA SISWA YANG BERASAL DARI DAERAH PEGUNUNGAN DENGAN

DAERAH PANTAI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi

Oleh :

Dini Soni Ramdani 1001720

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN


(2)

Dini Soni Ramdani, 2014

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI ANTARA SISWA YANG BERASAL DARI DAERAH PEGUNUNGAN DENGAN DAERAH PANTAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu [Type text]

BANDUNG 2014

LEMBAR PENGESAHAN

DINI SONI RAMDANI

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI ANTARA SISWA YANG BERASAL DARI DAERAH PEGUNUNGAN DENGAN

DAERAH PANTAI

Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I

Dr. Yudy Hendrayana M. Kes. NIP. 19627181988031004

Pembimbing II

dr. Lucky Angkawidjaja R, M. Pd. NIP. 197103282000121001

Mengetahui, Ketua Program Studi


(3)

Dini Soni Ramdani, 2014

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI ANTARA SISWA YANG BERASAL DARI DAERAH PEGUNUNGAN DENGAN DAERAH PANTAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu [Type text]

Drs. Mudjihartono, M. Pd. NIP. 196508171990011001

Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1

Perbedaan Hasil Belajar Pendidikan

Jasmani Antara Siswa Yang Berasal

Dari Daerah Pantai Dengan

Pegunungan

Oleh

Dini Soni Ramdani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Dini Soni Ramdani 2014 Universitas Pendidikan Indonesia


(4)

Dini Soni Ramdani, 2014

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI ANTARA SISWA YANG BERASAL DARI DAERAH PEGUNUNGAN DENGAN DAERAH PANTAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu [Type text]

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(5)

Dini Soni Ramdani, 2014

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI ANTARA SISWA YANG BERASAL DARI DAERAH PEGUNUNGAN DENGAN DAERAH PANTAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI ANTARA SISWA YANG BERASAL DARI DAERAH PEGUNUNGAN DENGAN

DAERAH PANTAI Dini Soni Ramdani

(1001720)

Penelitian ini berlatar belakang perbedaan wilayah. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah terdapat perbedaan hasil belajar pendidikan jasmani antara siswa Sekolah Menengah Pertama yang berasal dari daerah pegunungan dan daerah pantai dalam domain psikomotor, kognitif, afektif dan secara keseluruhan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar pendidikan jasmani antara siswa Sekolah Menengah Pertama yang berasal dari daerah pegunungan dan daerah pantai dalam domain psikomotor, kognitif, afektif, dan secara keseluruhan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode ex post

facto. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi.

Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel menggunakan teknik purporsive

sampling. Penilitian ini menggunakan analisis statistik yaitu uji kesamaan dua

rata-rata (Uji hipotesis / uji t). Hasil dari pengolahan data dari pengujian hipotesis dihasilkan thitung > ttabel yaitu t hitung data psikomotor = 2,416 , data kognitif = 3,816 ,

data afektif = 2,147 , dan data keseluruhan = 3,934 > t tabel 2,002 , maka Ho ditolak.

Dengan demikian terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar pendidikan jasmani antara siswa Sekolah Menengah Pertama yang berasal dari daerah pegunungan dan daerah pantai dalam domain psikomotor, kognitif, afektif, dan secara keseluruhan.


(6)

Dini Soni Ramdani, 2014

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI ANTARA SISWA YANG BERASAL DARI DAERAH PEGUNUNGAN DENGAN DAERAH PANTAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

DIFFERENCE OUTCOMES BETWEEN PHYSICAL EDUCATION OF STUDENTS WHO LIVE IN MOUNTAINOUS REGIONS

TO COASTAL AREAS Dini Soni Ramdani

(1001720)

The research has regional differences background. The problem in this study is whether there are differences in the physical education learning outcomes among junior high school students who come from mountainous regions and coastal areas in the psychomotor skill, cognitive, and affective. The purpose of this study is to determine whether there are differences in learning outcomes between the physical education junior high school students who come from mountainous regions and coastal areas in the psychomotor skill, cognitive, affective. The method used in this study is an ex post facto method. The instrument used in this study is the observation sheets. Techniques used in this study is sampling purposive. This research uses statistical analysis that tests the equality of two on average (Test of the hypothesis / t test). The results of the processing of data generated from testing the hypothesis of t > ttable is a data psychomotor t = 2.416, = 3.816 cognitive data, the data affective =

2.147, and the overall data = 3.934 > 2.002 ttable, then Ho is rejected. Thus there are

significant differences in the physical education learning outcomes among junior high school students who come from mountainous regions and coastal areas in the psychomotor skill, cognitive, and affective.


(7)

Dini Soni Ramdani, 2014

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI ANTARA SISWA YANG BERASAL DARI DAERAH PEGUNUNGAN DENGAN DAERAH PANTAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

PERNYATAAN ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR BAGAN ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAM PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. KAJIAN PUSTAKA ... 7

1. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 7

2. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani di Sekolah ... 8

3. Tujuan dan Manfaat Pendidikan Jasmani ... 9


(8)

Dini Soni Ramdani, 2014

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI ANTARA SISWA YANG BERASAL DARI DAERAH PEGUNUNGAN DENGAN DAERAH PANTAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Pengertian Pegunungan ... 10

b. Iklim Daerah Pegunungan ... 11

c. Budaya Masyarakat Daerah Pegunungan ... 11

d. Kondisi Siswa di Daerah Pegunungan ... 12

e. Daerah Cibodas ... 13

5. Masyarakat Daerah Pantai ... 13

a. Pengertian Pantai ... 13

b. Iklim Daerah Pantai ... 14

c. Budaya Masyarakat Pantai ... 15

d. Kondisi Siswa di Daerah Pantai ... 18

e. Daerah Kandanghaur ... 19

B. KERANGKA PEMIKIRAN ... 20

C. HIPOTESIS ... 22

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek / Populasi dan Sampel Penelitian ... 23

1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 23

a. Tempat Penelitian ... 23

b. Waktu Peneltian ... 23

2. Sasaran Penelitian ... 23

3. Populasi dan sampel ... 23

a. Populasi ... 23

b. Sampel ... 24

B. Desain Penelitian dan Langkah-langkah Penelitian ... 24

1. Desain Penelitian ... 24

2. Langkah-langkah Penelitian ... 25


(9)

Dini Soni Ramdani, 2014

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI ANTARA SISWA YANG BERASAL DARI DAERAH PEGUNUNGAN DENGAN DAERAH PANTAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Definisi Operasional Variabel ... 27

E. Instrumen Penelitian ... 28

F. Teknik Pengumpulan Data dan Prosedur Pengolahan Data ... 31

1. Teknik Pengumpulan Data ... 31

A. Studi Lapangan (Field research) ... 31

a. Pengamatan (Observation) ... 31

b. Dokumentasi (Documentation) ... 31

B. Studi Kepustakaan (Library research) ... 31

2. Prosedur Pengolahan Data ... 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Hasil Penelitian ... 35

1. Deskripsi Data ... 35

2. Hasil Analisis Data ... 35

a. Hasil Perhitungan Rata-rata dan Simpangan Baku ... 35

b. Hasil Perhitungan Uji Normalitas ... 36

c. Hasil Perhitungan Uji Homogenitas ... 37

d. Hasil Perhitungan Uji Hipotesis ... 38

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 39

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 42

B. Saran ... 42

DAFTAR PUSTAKA ... 44


(10)

Dini Soni Ramdani, 2014

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI ANTARA SISWA YANG BERASAL DARI DAERAH PEGUNUNGAN DENGAN DAERAH PANTAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(11)

1

Dini Soni Ramdani, 2014

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI ANTARA SISWA YANG BERASAL DARI DAERAH PEGUNUNGAN DENGAN DAERAH PANTAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani merupakan salah satu alat pendidikan yang menggunakan aktivitas fisik dan olahraga sebagai alat mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan jasmani mempunyai tujuan tidak hanya mengembangkan aspek fisik saja namun lebih dari itu, melalui pendidikan jasmani dapat mengembangkan aspek-aspek kognitif, mental, emosi, moral dan estetika. Menurut James A. Bales dan David A. Field (dalam: Abduljabar, 2010) menjelaskan bahwa:

Pendidikan Jasmani adalah suatu proses terjadinya adaptasi dan pembelajaran secara organik, neuromuscular, intelektual, sosial, kultular, emosional, dan estetika yang dihasilkan dari proses pemilihan berbagai aktivitas jasmani.

Menurut Jesse Feiring Williams (dalam: Abduljabar, 2001) bahwa:

“Pendidikan Jasmani adalah sejumlah aktivitas jasmani manusiawi yang terpilih

sehingga dilaksanakan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.” Dalam konteks

yang lebih luas pendidikan jasmani didefinisikan sebagai proses pembelajaran melalui kegiatan fisik yang dirancang untuk meningkatkan kebugaran fisik, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sportif, dan kecerdasan emosional. Dengan demikian pendidikan jasmani tidak hanya ditujukan untuk pembangunan fisik saja tetapi juga mencakup pengembangan individu secara menyeluruh. Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap, mental, emosional, sportivitas, spiritual, sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.


(12)

2

Dini Soni Ramdani, 2014

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI ANTARA SISWA YANG BERASAL DARI DAERAH PEGUNUNGAN DENGAN DAERAH PANTAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ruang lingkup pendidikan jasmani dalam kurikulum sekolah adalah sebuah mata pelajaran yang unik, merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar gerak, mengembangkan kebugaran jasmani dan mendapatkan pemahaman tentang aktivitas jasmani. Pendidikan jasmani di sekolah sebagai suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan siswa untuk belajar tentang semua keuntungan yang dapat diperoleh dari kebiasaan gaya hidup aktif secara fisik dan keterampilan serta pengetahuan tentang aktivitas jasmani dan kepuasaan beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari.

Manfaat pendidikan jasmani sangat besar. Yang membedakannya dengan mata pelajaran lain adalah alat yang digunakan yaitu gerak insani, manusia yang bergerak secara sadar ataupun tidak sadar. Gerak itu dirancang secara sadar oleh gurunya dan diberikan dalam situasi yang tepat, agar dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan siswa. Melalui program yang direncanakan secara baik, siswa dilibatkan dalam kegiatan fisik yang tinggi intensitasnya. Pendidikan jasmani juga tetap menyediakan ruang untuk belajar menjelajahi lingkungan yang ada disekitarnya dengan banyak mencoba, sehingga kegiatannya tetap sesuai dengan minat siswa, lewat pendidikan jasmani ini siswa diarahkan untuk menemukan saluran yang tepat untuk bergerak bebas dan meraih kembali keceriaannya, sambil terangsang perkembangan yang bersifat menyeluruh. Manfaat yang diperoleh dari aktivitas jasmani termasuk pencegahan penyakit, keamanan dan kenyamanan fisikal, menekan atau terhindar dari kematian dini, dan meningkatkan kesehatan mental.

Kondisi siswa saat ini bisa diamati dari faktor lingkungan atau tempat tinggal diantaranya adalah daerah pantai dan daerah pegunungan. Berkaitan dengan masalah hasil belajar pendidikan jasmani, pada dasarnya kemampuan yang dimiliki setiap siswa itu berbeda-beda. Begitu pula siswa yang tingal di daerah pantai dan siswa yang di daerah pegunungan juga memiliki tingkat keberhasilan belajar pendidikan


(13)

3

Dini Soni Ramdani, 2014

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI ANTARA SISWA YANG BERASAL DARI DAERAH PEGUNUNGAN DENGAN DAERAH PANTAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

jasmani yang berbeda, yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tempat tinggal bermain maupun kondisi alam yang ada. Di daerah pantai merupakan suatu tempat yang dekat dengan laut, yang pastinya memiliki kebiasaan masyarakat yang berbeda dengan masyarakat yang berada di daerah pegunungan. Kebanyakan mata pencaharian orang-orang yang berada di daerah pantai bekerja sebagai nelayan. Di daerah pantai cuaca atau iklim dengan tingkat kelembaban udara yang rendah sehingga udara terasa sangat panas dan menyebabkan terganggunya aktivitas jasmani. Keadaan siswa di daerah pantai yang berkarateristik sekolah di dataran rendah sepatutnnya mendapatkan perhatian yang serius dari guru pendidikan jasmani. Fasilitas olahraga di sekolah di daerah pantai masih sangat kurang dan jauh dari kata standar. Sebagai contoh tidak semua sekolah mempunyai lapangan olahraga, maupun fasilitas serta sarana prasarana yang mendukung terhadap hasil belajar pendidikan jasmani. Hal ini menyebabkan sebagian siswa menjadi tidak aktif yang akan menyebabkan keterbatasan pola gerak siswa. Akan tetapi, tidak jarang pula anak-anak di daerah pantai sering bermain di pesisiran pantai bahkan di laut, seperti bermain kejar-kejaran, bermain sepak bola, bermain perahu, bahkan berenang di laut. Namun, dengan tingkat kelembaban yang rendah akan menyebabkan anak-anak di daerah pantai akan mudah lelah. Begitu juga dengan pengaruh medan alam di daerah pantai yang landai berupa dataran rendah sehingga tidak mempunyai tingkat kesulitan berarti dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

Di daerah pegunungan sebagian besar penduduknya bekerja bercocok tanam sebagai petani sawah, petani ladang, ataupun berkebun. Tidak jarang untuk dapat mencapai tempat mereka bekerja dalam menjalankan aktivitas sehari-harinya mereka harus melalui berbagai kesulitan yang di karenakan medan alam yang ada di daerah ini. Keadaan ini tidak hanya dialami oleh orang tua saja, tetapi juga oleh anak-anak pada usia sekolah. Terkadang untuk mencapai tempat mereka belajar, para siswa harus menempuh perjalanan yang cukup jauh dengan kondisi jalan yang menanjak


(14)

4

Dini Soni Ramdani, 2014

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI ANTARA SISWA YANG BERASAL DARI DAERAH PEGUNUNGAN DENGAN DAERAH PANTAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan menurun yang ditempuh dengan berjalan kaki. Kemungkinan kondisi fisik atau derajat kebugaran jasmani siswa di daerah tersebut lebih menunjang untuk melaksanakan tugas gerak sehai-hari, di karenakan mereka sudah terbiasa dengan kondisi alam di pegunungan dengan kontur perbukitan yang naik turun. Seperti yang di jelaskan oleh Giriwirjo (dalam: Natalika, 2014):

Masalah-masalah yang berhubungan dengan fisiologis atau tingkat kemampuan menyesuaikan fungsi-fungsi alat tubuh itu bisa dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, salah satunya sifat medan dan ketinggian daerah.

Secara tidak langsung fungsi alat-alat tubuh ikut terpengaruh sehingga kondisi fisik siswa di daerah pegunungan terlatih secara alami yang menunjang terhadap hasil belajar pendidikan jasmani di sekolah secara optimal.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar pendidikan jasmani antara siswa yang berasal dari daerah pegunungan dengan daerah pantai dalam domain psikomotor.

2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar pendidikan jasmani antara siswa yang berasal dari daerah pegunungan dengan daerah pantai dalam domain kognitif. 3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar pendidikan jasmani antara siswa yang

berasal dari daerah pegunungan dengan daerah pantai dalam domain afektiv. 4. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar pendidikan jasmani antara siswa yang

berasal dari daerah pegunungan dengan daerah pantai secara keseluruhan.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang serta identifikasi masalah di atas maka dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti sebagai berikut:


(15)

5

Dini Soni Ramdani, 2014

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI ANTARA SISWA YANG BERASAL DARI DAERAH PEGUNUNGAN DENGAN DAERAH PANTAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar pendidikan jasmani antara siswa yang berasal dari daerah pegunungan dengan daerah pantai dalam domain psikomotor.

2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar pendidikan jasmani antara siswa yang berasal dari daerah pegunungan dengan daerah pantai dalam domain kognitif. 3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar pendidikan jasmani antara siswa yang

berasal dari daerah pegunungan dengan daerah pantai dalm domain afektiv. 4. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar pendidikan jasmani antara siswa yang

berasal dari daerah pegunungan dengan daerah pantai secara keseluruhan.

D. Tujuan Penelitian

Dari setiap penelitian yang kita lakukan haruslah mempunyai tujuan yang mengacu pada latar belakang dan rumusan masalah yang peneliti ajukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar pendidikan jasmani antara siswa yang berasal dari daerah pegunungan dengan daerah pantai dalam domain psikomotor.

2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar pendidikan jasmani antara siswa yang berasal dari daerah pegunungan dengan daerah pantai dalam domain kognitif. 3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar pendidikan jasmani antara siswa yang

berasal dari daerah pegunungan dengan daerah pantai dalm domain afektiv. 4. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar pendidikan jasmani antara siswa yang

berasal dari daerah pegunungan dengan daerah pantai secara keseluruhan.

E. Manfaat Penelitian

Dalam setiap melakukan penelitian kita harus memperhatikan manfaat dari penelitian tersebut, adapun manfaat penelitian ini antara lain sebagai berikut:


(16)

6

Dini Soni Ramdani, 2014

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI ANTARA SISWA YANG BERASAL DARI DAERAH PEGUNUNGAN DENGAN DAERAH PANTAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Secara Teoritis

a. Sebagai bekal pengalaman bagi penulis khususnya dalam bidang penelitian yang relevan dengan kajian tes dan pengukuran, serta sebagai bekal untuk penelitian serupa di masa mendatang.

b. Dapat dijadikan referensi apabila naninya akan dilakukan penelitian berikutnya dan dilakukan pengkajian lebih lanjut.

c. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu informasi ilmiah tentang bagaimana upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar pendidikan jasmani siswa di Sekolah.

2) Secara Praktis

a. Memberikan sumbangsih pemikiran tentang penelitian mengenai perbedaan hasil belajar pendidikan jasmani antara siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang berasal dari daerah pegunungan dan daerah pantai yang nantinya diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan untuk pembinaan kebugaran jasmani siswa melalui aktifitas jasmani atau pendidikan jasmani di Sekolah.

b. Bagi siswa dapat mengetahui hasil belajar pendidikan jasmaninya sehingga akan mendorong siswa untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang jauh lebih baik dari yang sebelumnya.

c. Bagi Guru merupakan alat yang baik untuk menilai keberhasilan tugas mengajar pendidikan jasmani dan kesehatan dalam meningkatkan dan mengembangkan pembelajaran pendidikan jasmani.

d. Bagi sekolah dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan menentukan program-program tambahan pembelajaran khususnya pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan.


(17)

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek / Populasi dan Sampel Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksankan di dua tempat. Tempat yang pertama dilaksanakan di daerah pegunungan, yaitu di SMPN 4 Lembang Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, yang terletak di kaki Gunung Tilu dengan ketinggian 1000 s/d 1500 meter di atas permukaan laut. Dan tempat kedua dilaksanakan di SMPN 1 Kandanghaur, Desa Karang Anyar, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu. Dengan letak wilayah berada di kawasan pantai utara Jawa, dengan ketinggian berada pada 0-18 meter di atas permukaan laut.

b. Waktu Penelitian

Waktu untuk pelaksanaan penelitian atau pemberian instrumen ini yaitu pada tanggal 9-24 Mei 2014.

2. Sasaran Penelitian

Sasaran penelitian perbedaan hasil belajar pendidikan jasmani ini ditujukan kepada siswa SMP kelas VIII karena karakter siswa SMP kelas VIII pada umumnya berusia 13-15 tahun dengan karakter pada usia ini yang aktif dan senang bergerak sehingga kebiasaan yang setiap hari mereka lakukan akan berpengaruh besar terhadap kondisi fisiknya serta hasil belajar pendidikan jasmani.

3. Populasi dan Sampel a. Populasi

Untuk dapat menyusun sampai menganalisis data sehingga mendapatkan data yang akan diamati atau diteliti. Sumber data yang digunakan dalam sebuah


(18)

24

penelitian biasanya disebut populasi. Berkaitan dengan definisi populasi, Sugiyono (2013:117) menjelaskan bahwa:

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa SMPN 4 Lembang kelas VIII yang berada di daerah pegunungan dan siswa SMPN 1 Kandanghaur yang berada di daerah pantai.

b. Sampel

Dalam penelitian ini tidak semua anggota populasi dijadikan sumber data, tetapi hanya sebagian dari populasi yang disebut dengan sampel. Sugiyono (2013:118) menjelaskan bahwa:

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimilki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik purporsive sampling. Purporsive Sampling adalah cara pengambilan sampel dengan menetapkan ciri yang sesuai dengan tujuan.

Dari pernyataan di atas, maka peneliti menentukan sampel yang akan diteliti adalah siswa SMPN 4 Lembang kelas VIII A yang berada di daerah pegunungan dan siswa SMPN 1 Kandanghaur kelas VIII A yang berada di daerah pantai.

B. Desain Penelitian dan Langkah-langkah Penelitian 1. Desain Penelitian

Dalam sebuah penelitian haruslah mempunyai desain penelitian, tujuannya agar penelitian menjadi terarah sesuai tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itu


(19)

25

penulis menggunakan desain randomized posttest only design dalam penelitiannya. Menurut Natalika (2014) menjelaskan bahwa:

Desain ini merupakan modifikasi dari desain eksperimen, dimana dalam desian ini terdapat variabel bebas yang tidak dimanipulasi dengan tanda (X) berbeda dengan desain eksperimen.

Maksud tidak dimanipulasi artinya variabel bebas dalam penelitian ini telah terjadi atau sesuai dengan kenyataan. Desain atau model penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini seperti yang tergambar sebagai berikut:

Z1 - (X) Y1

Z1 - (X) Y2

Gambar 3.1

Desain penelitian randomized posttes only deisgn Keterangan:

Z1 : Siswa di daerah Pegunungan Z2 : Siswa di daerah Pantai

(X) : Variabel bebas yang tidak dimanipulasi

Y1 : Observasi hasil belajar pendidikan jasmani di daerah pegunungan Y2 : Observasi hasil belajar pendidikan jasmani di daerah pantai

2. Langkah-langkah Penelitian

Dalam langkah-langkah dalam penelitian ini, Sutresna dalam Natalika (2014) menjelaskan bahwa:

Umumnya langkah penelitian diawali dengan proses penelusuran masalah, penelusuran data dan teori, perumusan hipotesis, penetuan metode penelitian, analisis data, penarikan kesimpulan.


(20)

26

Secara skematis, langkah-langkah penelitian ini dapat dilihat pada bagan berikut:

Rumusan Masalah

Populasi Populasi

Sampel Sampel

Siswa di Pegunungan Siswa di Pantai

Observasi

Data

Analisis dan Pengolahan Data

Kesimpulan

Bagan 3.1

Langkah-langkah penelitian

C. Metode Penelitian

Metode diperlukan dalam sebuah penelitian. Penggunaan metode dalam sebuah penelitian disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitian yang hendak


(21)

27

dicapai. Sugiyono (2013:3): “Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.” Selanjutnya Sugiyono (2013:6) memaparkan lebih lanjut tentang metode penelitian bahwa:

Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk

mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi maslah dalam bidang pendidikan.

Terdapat beberapa macam metode penelitian, seperti eksperimen, deskriptif, ex post facto, survey dan lain-lain. Berdasarkan uraian di atas, dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian ex pos facto. Ex Post Facto memiliki arti yaitu dikerjakan setelah pernyataan. Penelitian ini disebut sebagai penelitian sesudah kejadian atau sesudah fakta atau akibat yang sudah terjadi. Seperti yang dipaparkan oleh Aji (2013) dalam sebuah situs (http://sukrisnaaji.blogspot.com/2013/10/ex-post-facto-babii-pengerttiandan.html) menjelaskan bahwa:

Penelitian Ex Post Facto merupakan penelitian dimana variabel-variabel bebas telah terjadi ketika peneliti mulai dengan pengamatan variabel-variabel terikat dalam suatu penelitian.

Ary (1982) juga menyatakan bahwa: “penelitian ex post facto merupakan

penemuan empiris yang dilakuakan secara sistematis, peneliti tidak melakukan kontrol terhadap variabel-variabel bebas karena manifestasinya sudah terjadi.”

Berdasarkan teori tersebut di atas, maka penelitian ini merupakan penelitian

ex pos facto, data yang diperoleh dari sampel populasi penelitian dianalisis sesuai

dengan metode statistik yang digunakan kemudian diinterprestasikan.

D. Definisi Operasional Variabel


(22)

28

1. “Pendidikan jasmani adalah upaya pendidikan melalui pemilihan aktivitas jasmani,

yang diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan.” Abduljabar dalam pedagogi

olahraga (2011:94).

2. Siswa menurut Rasyad (dalam: Natalika, 2014), memaparkan bahwa ”peserta didik

adalah seseorang atau sekelompok orang yang bertindak sebagai pelaku, pencari,

penerima dan penyimpan isi pelajaran yang dilakukan untuk mencapai tujuan.”

3. “Daerah pegunungan adalah wilayah yang berbukit-bukit dengan ketinggian di atas 500 meter diatas permukaan laut.” Hal ini dijelaskan oleh Supriatna (dalam: Natalika,2014).

4. Menurut Ruhimat (dalam: Natalika, 2014), menjelaskan bahwa: “daerah pantai

atau dataran rendah adalah suatu wilayah yang landai atau datar dengan ketinggian 0-500 meter di atas permukaan laut.”

E. Instrumen Penelitian

Dalam melakukan sebuah penelitian hendaklah memerlukan alat ukur guna mendapatkan data yang diperoleh dari sampel yang akan diteliti. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian pada umumnya disebut instrument. Seperti yang dipaparkan oleh Sugiyono (dalam: Natalika,2014) bahwa: “instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial

yang diteliti.” Sehubungan dengan penelitian ini, instrument penelitian yang


(23)

29

I. Lembar Observasi Perorangan Populasi:

Instrumen Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Nama:

Kelas:

No Materi Penjas Nilai Keteranagn

1 Atletik

2 Sepakbola

3 Bolabasket

4 Bolavoli

5 Aktivitas Senam

6 Aktivitas Ritmik

7 Aktivitas Air

8 Pendidikan Luar Kelas

9 Kesehatan

10 Rata-rata (Psikomotor)

11 Nilai Kognitif

12 Nilai Afektiv

Rata-rata

Tabel 3.1


(24)

30

II. Rekapitulasi Nilai Penjas Populasi :

Kelas :

No Nama Siswa Rata-rata Nilai Keterangan

Rata-rata Kelas

Tabel 3.2


(25)

31

F. Teknik Pengumpulan Data dan Prosedur Pengolahan Data 1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara untuk memperoleh data dari keterangan yang diperlukan dalam penelitian. Untuk menunjang hasil penelitian, peneliti melakukan pengelompokan data. Dalam memperoleh data dan informasi yang peneliti butuhkan, maka metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

A. Studi Lapangan (field research)

Studi lapangan adalah melakukan peninjauan secara langsung untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian. Penelitian ini dilakukan terhadap kegiatan dari seluruh objek penelitian yang meliputi:

a. Pengamatan (Observation)

Yaitu melakukan pengamatan dan pencatatan secara langsung di lokasi untuk memperoleh data yang diperlukan.

b. Dokumentasi (Documentation)

Menurut Arikunto (2006:158) menjelaskan bahwa: “Dokumentasi adalah

mencari dan mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen, raport, agenda dan sebagainya.”

B. Studi Kepustakaan (library research)

Penelitian pustaka adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mempelajari serta mengumpulkan teori-teori yang relevan dengan materi pembahasan guna dijadikan dasar dalam melakukan penelitian.

2. Prosedur Pengolahan Data

Dalam pembuktian suatu permasalahan penelitian yang telah dirumuskan, maka diperlukan pengolahan dan analisis data, sehingga dapat diketahui permasalahan tersebut dapat ditolak atau diterima. Setelah data terkumpul, selanjutnya mengolah dan menganalisis data secara statistik. Dari hasil pengolahan dan penghitungan satistik inilah, maka dapat diketahui diterima atau ditolaknya suatu


(26)

32

hipotesis berdasarkan taraf nyata yang diajukan. Adapun langkah-langkah pengolahan dan analisis data sebagai berikut:

1. Menghitung skor rata-rata dari setiap kelompok sampel dengan menggunakan rumus Sudjana (dalam: Arismoyo, 2013):

Keterangan:

= Skor rata- rata yang dicari = Nilai data

∑ = Jumlah

n = Jumlah sampel

2. Menghitung simpangan baku, menurut Sudjana (dalam: Arismoyo, 2013) sebagai berikut:

Keterangan:

= Simpangan baku

= Jumlah sampel

√ = Akar dari


(27)

33

3. Menguji normalitas distribusi data dengan menggunakan pendekatan Uji liliefors (pendekatan non parametrik).

Langkah-langkah dalam uji normalitas distribusi data:

a) Menyusun data hasil pengamatan, dimulai dari data yang terkecil sampai data yang paling besar.

b) Semua nilai pengamatan dijadikan angka baku Z dengan pendekatan Z-skor yaitu:

Z=

c) Untuk setiap bangku angka tersebut dengan bantuan tabel distribusi normal baku (tabel distribusi Z). kemudian hitung peluang dari masing-masing nilai Z (Fzi) dengan ketentuan: jika nilai Z negative, maka dalam menentukan Fzi-nya adalah 0,5-luas dari daerah distribusi Z.

d) Menentukan proporsi masing-masing nilai Z (Szi) dengan cara melihat kedudukan nilai Z pada nomor urut sampel kemudian dibagi dengan banyaknya sampel.

e) Hitung selisih antara F(zi) – S(zi) dan tentukan harga mutlaknya.

f) Ambilah harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak dari seluruh sampel yang ada dan berilah symbol Lo. Dengan bantuan tabel nilai kritis L untuk uji liliefors, maka tentukan nilai L. Untuk menolak atau menerima hipotesis, kita bandingkan Lo dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar

untuk taraf nyata α yang dipilih. Kriterianya adalah; tolak hipotesis nol, jika

Lo yang diperoleh dan data pengamatan melebihi L (Ho jika Lo > Lα = tidak normal). Dalam hal lainnya hipotesis diterima jika Lo ≤ Lα = normal).

4. Menguji Homogenitas

Menggunakan pendekatan uji F, yang formulasi rumusnya adalah sebagai berikut:


(28)

34

Kriteria pengujiannya adalah terima hipotesis jika F-hitung < F-tabel dengan derajat kebebasan = (V1, V2) dan taraf nyata α = 0,05.

5. Pengujian Hipotesis

Untuk pembuktian hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji kesamaan dua rata-rata (dua pihak). Berikut pendekatan statistika menurut sudjana (dalam:

Natalika, 2014) yaitu sebagai berikut: Dalam hal standar deviasi populasi (σ)1 = (σ)2

rumusnya adalah:

dengan =

Ketrerangan:

: Nilai t yang dicari (t hitung) : Nilai rata-rata kelompok 1 : Nilai rata-rata kelompok 2 n1 : Banyaknya sampel kelompok 1

n2 : Banyaknya Sampel kelompok 2

S2 : Variansi Induk : Variansi Kelompok 1 : Variansi kelompok 2

Kriteria pengujian yang berlaku adalah: Terima Hipotesis (Ho) jika, t < t(1-α)(n1+n2-2)

Tolak Ho jika t mempunyai harga-harga lain.


(29)

42

Dini Soni Ramdani, 2014

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI ANTARA SISWA YANG BERASAL DARI DAERAH PEGUNUNGAN DENGAN DAERAH PANTAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan yaitu:

1. “Dalam domain psikomotor, hasil belajar pendidikan jasmani siswa di daerah pegunungan lebih baik dibandingkan dengan siswa yang berasal

dari daerah pantai.”

2. “Dalam domain kognitif, hasil belajar pendidikan jasmani siswa di daerah pantai lebih baik dibandingkan dengan siswa yang berasal dari daerah pegunungan.”

3. “Dalam domain afektif, hasil belajar pendidikan jasmani siswa di daerah pegunungan lebih baik dibandingkan dengan siswa yang berasal dari

daerah pantai.”

4. “Secara keseluruhan, hasil belajar pendidikan jasmani siswa di daerah pegunungan lebih baik dibandingkan dengan siswa yang berasal dari

daerah pantai.” B. Saran

Dari kesimpulan di atas ada beberapa saran yang dapat penulis kemukakan berkaitan dengan penelitian ini adalah:

1. Bagi pemerintah agar dapat memperhatikan dan memberi solusi terhadap ketersedian fasilitas olahraga di sekolah-sekolah yang dirasa masih kurang sehingga dapat meningkatkan hasil belajar pendidikan jasmani siswa.

2. Bagi pihak sekolah agar dapat menyediakan dan memfasilitasi siswa dalam aktivitas belajar pendidikan jasmani baik di dalam jam kegiatan belajar


(30)

43

Dini Soni Ramdani, 2014

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI ANTARA SISWA YANG BERASAL DARI DAERAH PEGUNUNGAN DENGAN DAERAH PANTAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengajar (KBM) ataupun diluar KBM seperti ekstrakulikuler sehingga nantinya akan meningkatkan hasil belajar pendidikan jasmani siswa.

3. Bagi para pengajar / pendidik agar memberikan pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga dapat menarik bagi siswa yang dapat menjadikan peserta didik lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani.

4. Bagi orang tua pada umumnya agar dapat memperhatikan pola makan dan asupan gizi yang dibutuhkan oleh putra-putrinya yang dapat berpengaruh terhadap peningkatan kecerdasan terutama pada usia pertumbuhan dan perkembangan. Serta memberikan pengawasan dan kebebasan anak-anak dalam beraktivitas dan bermain sebagai pemanfaatan waktu luangnya yang berguna untuk meningkatkan kondisi fisiknya.


(31)

44

Dini Soni Ramdani, 2014

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI ANTARA SISWA YANG BERASAL DARI DAERAH PEGUNUNGAN DENGAN DAERAH PANTAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, Bambang. (2010). Landasan Ilmiah Pendidikan Intelektual Dalam

Pendidikan Jasmani. Bandung: Rizqi Press

Abduljabar, Bambang. (2011). Pedagogi Olahraga. Bandung: Redpoint

Aji, Sukrisna. (2013). Ex Post Facto. [Online]. Tersedia:

http://sukrisnaaji.blogspot.com/2013/10/ex-post-facto-babii-pengerttiandan.html

Arikunto, Suharsimi. (2006). Metodelogi Penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara

Ary, Donald. (1982). Pengantar Penelitian dalam Kependidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Asia, Akbar. (2009). Hubungan Kondisi Fisik Wilayah dengan Aktivitas Penduduk. [Online]. Tersedia: http://akbarasia.wordpress.com/2009/08/30/hubungan-kondisi-fisik-wilayah-dengan-aktivitas-penduduk. html

Ginanjar, Aang. (2011). Hubungan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Jasmani

Dengan Motivasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Di SMP Negeri 1 Lembang. Skripsi Pada Jurusan PJKR. FPOK. UPI: Tidak Di Terbitkan

Hardianto, Dwi Rezki. (2012). Manfaat Dari Pendidikan Jasmani. [Online]. Tersedia:http://olaharagabagikesehatanjasmani.blogspot.com/2013/06/manfaa t-dari-pedidikan-jasmani.html

Hendrayana, Yudy. (2007). Pendidikan Jasmani dan Olahraga Adaptif. Bandung Istiqomah, Umi. (2013). Ilmu Kesehatan Masyarakat. [Online]. Tersedia:

http://www.scribd.com/doc/139055327/113-Ilmu-Kesehatan-Masyarakat Lutan, Rusli. (2001). Mengajar Pendidikan Jasmani. Jakarta: Direktorat Jendral

Olahraga

Mahendra, Agus. (2009). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung: Redpoint


(32)

45

Dini Soni Ramdani, 2014

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI ANTARA SISWA YANG BERASAL DARI DAERAH PEGUNUNGAN DENGAN DAERAH PANTAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Natalika, Desi. (2014). Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa SMP Yang

Tinggal Di Daerah Pegunungan Dan Pantai. Skripsi Pada Jurusan POR.

Prodi PJKR. FPOK. UPI. Bandung: Tidak Di Terbitkan

Reyza, Juan Ef. (2013). Tujuan dan Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani. [Online]. Tersedia: http://itsjuandiary.blogspot.com/2013/02/tujuan-dan-ruang-lingkup-pendidikan_4434.html

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D). Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Pusat Bahasa Depdiknas

Wawan, Setiawan. (2013). Geografis Kabupaten Indramayu. [Onlie]. Tersedia: http://wawansetiawanpulutan.blogspot.com/2013/06/geografis-kabupaten-indramayu.html

Wiwaha, Dudi. (2014). Gambaran Umum Desa Cibodas. [Online]. Tersedia: http://cibodas.desa.id/gambaran-umum-desa-cibodas/


(1)

3. Menguji normalitas distribusi data dengan menggunakan pendekatan Uji liliefors (pendekatan non parametrik).

Langkah-langkah dalam uji normalitas distribusi data:

a) Menyusun data hasil pengamatan, dimulai dari data yang terkecil sampai data yang paling besar.

b) Semua nilai pengamatan dijadikan angka baku Z dengan pendekatan Z-skor yaitu:

Z=

c) Untuk setiap bangku angka tersebut dengan bantuan tabel distribusi normal baku (tabel distribusi Z). kemudian hitung peluang dari masing-masing nilai Z (Fzi) dengan ketentuan: jika nilai Z negative, maka dalam menentukan Fzi-nya adalah 0,5-luas dari daerah distribusi Z.

d) Menentukan proporsi masing-masing nilai Z (Szi) dengan cara melihat kedudukan nilai Z pada nomor urut sampel kemudian dibagi dengan banyaknya sampel.

e) Hitung selisih antara F(zi) – S(zi) dan tentukan harga mutlaknya.

f) Ambilah harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak dari seluruh sampel yang ada dan berilah symbol Lo. Dengan bantuan tabel nilai kritis L untuk uji liliefors, maka tentukan nilai L. Untuk menolak atau menerima hipotesis, kita bandingkan Lo dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar

untuk taraf nyata α yang dipilih. Kriterianya adalah; tolak hipotesis nol, jika

Lo yang diperoleh dan data pengamatan melebihi L (Ho jika Lo > Lα = tidak normal). Dalam hal lainnya hipotesis diterima jika Lo ≤ Lα = normal).

4. Menguji Homogenitas

Menggunakan pendekatan uji F, yang formulasi rumusnya adalah sebagai berikut:


(2)

Kriteria pengujiannya adalah terima hipotesis jika F-hitung < F-tabel dengan derajat kebebasan = (V1, V2) dan taraf nyata α = 0,05.

5. Pengujian Hipotesis

Untuk pembuktian hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji kesamaan dua rata-rata (dua pihak). Berikut pendekatan statistika menurut sudjana (dalam:

Natalika, 2014) yaitu sebagai berikut: Dalam hal standar deviasi populasi (σ)1 = (σ)2

rumusnya adalah:

dengan =

Ketrerangan:

: Nilai t yang dicari (t hitung) : Nilai rata-rata kelompok 1 : Nilai rata-rata kelompok 2 n1 : Banyaknya sampel kelompok 1

n2 : Banyaknya Sampel kelompok 2

S2 : Variansi Induk : Variansi Kelompok 1 : Variansi kelompok 2

Kriteria pengujian yang berlaku adalah: Terima Hipotesis (Ho) jika, t < t(1-α)(n1+n2-2)

Tolak Ho jika t mempunyai harga-harga lain.


(3)

Dini Soni Ramdani, 2014

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI ANTARA SISWA YANG BERASAL DARI DAERAH PEGUNUNGAN DENGAN DAERAH PANTAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan yaitu:

1. “Dalam domain psikomotor, hasil belajar pendidikan jasmani siswa di daerah pegunungan lebih baik dibandingkan dengan siswa yang berasal

dari daerah pantai.”

2. “Dalam domain kognitif, hasil belajar pendidikan jasmani siswa di daerah pantai lebih baik dibandingkan dengan siswa yang berasal dari daerah pegunungan.”

3. “Dalam domain afektif, hasil belajar pendidikan jasmani siswa di daerah pegunungan lebih baik dibandingkan dengan siswa yang berasal dari

daerah pantai.”

4. “Secara keseluruhan, hasil belajar pendidikan jasmani siswa di daerah pegunungan lebih baik dibandingkan dengan siswa yang berasal dari

daerah pantai.” B. Saran

Dari kesimpulan di atas ada beberapa saran yang dapat penulis kemukakan berkaitan dengan penelitian ini adalah:

1. Bagi pemerintah agar dapat memperhatikan dan memberi solusi terhadap ketersedian fasilitas olahraga di sekolah-sekolah yang dirasa masih kurang sehingga dapat meningkatkan hasil belajar pendidikan jasmani siswa.

2. Bagi pihak sekolah agar dapat menyediakan dan memfasilitasi siswa dalam aktivitas belajar pendidikan jasmani baik di dalam jam kegiatan belajar


(4)

Dini Soni Ramdani, 2014

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI ANTARA SISWA YANG BERASAL DARI DAERAH PEGUNUNGAN DENGAN DAERAH PANTAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengajar (KBM) ataupun diluar KBM seperti ekstrakulikuler sehingga nantinya akan meningkatkan hasil belajar pendidikan jasmani siswa.

3. Bagi para pengajar / pendidik agar memberikan pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga dapat menarik bagi siswa yang dapat menjadikan peserta didik lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani.

4. Bagi orang tua pada umumnya agar dapat memperhatikan pola makan dan asupan gizi yang dibutuhkan oleh putra-putrinya yang dapat berpengaruh terhadap peningkatan kecerdasan terutama pada usia pertumbuhan dan perkembangan. Serta memberikan pengawasan dan kebebasan anak-anak dalam beraktivitas dan bermain sebagai pemanfaatan waktu luangnya yang berguna untuk meningkatkan kondisi fisiknya.


(5)

Dini Soni Ramdani, 2014

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI ANTARA SISWA YANG BERASAL DARI DAERAH PEGUNUNGAN DENGAN DAERAH PANTAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, Bambang. (2010). Landasan Ilmiah Pendidikan Intelektual Dalam

Pendidikan Jasmani. Bandung: Rizqi Press

Abduljabar, Bambang. (2011). Pedagogi Olahraga. Bandung: Redpoint

Aji, Sukrisna. (2013). Ex Post Facto. [Online]. Tersedia:

http://sukrisnaaji.blogspot.com/2013/10/ex-post-facto-babii-pengerttiandan.html

Arikunto, Suharsimi. (2006). Metodelogi Penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara

Ary, Donald. (1982). Pengantar Penelitian dalam Kependidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Asia, Akbar. (2009). Hubungan Kondisi Fisik Wilayah dengan Aktivitas Penduduk. [Online]. Tersedia: http://akbarasia.wordpress.com/2009/08/30/hubungan-kondisi-fisik-wilayah-dengan-aktivitas-penduduk. html

Ginanjar, Aang. (2011). Hubungan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Jasmani

Dengan Motivasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Di SMP Negeri 1 Lembang. Skripsi Pada Jurusan PJKR. FPOK. UPI: Tidak Di Terbitkan

Hardianto, Dwi Rezki. (2012). Manfaat Dari Pendidikan Jasmani. [Online]. Tersedia:http://olaharagabagikesehatanjasmani.blogspot.com/2013/06/manfaa t-dari-pedidikan-jasmani.html

Hendrayana, Yudy. (2007). Pendidikan Jasmani dan Olahraga Adaptif. Bandung Istiqomah, Umi. (2013). Ilmu Kesehatan Masyarakat. [Online]. Tersedia:

http://www.scribd.com/doc/139055327/113-Ilmu-Kesehatan-Masyarakat Lutan, Rusli. (2001). Mengajar Pendidikan Jasmani. Jakarta: Direktorat Jendral

Olahraga

Mahendra, Agus. (2009). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung: Redpoint


(6)

Dini Soni Ramdani, 2014

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI ANTARA SISWA YANG BERASAL DARI DAERAH PEGUNUNGAN DENGAN DAERAH PANTAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Natalika, Desi. (2014). Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa SMP Yang

Tinggal Di Daerah Pegunungan Dan Pantai. Skripsi Pada Jurusan POR.

Prodi PJKR. FPOK. UPI. Bandung: Tidak Di Terbitkan

Reyza, Juan Ef. (2013). Tujuan dan Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani. [Online]. Tersedia: http://itsjuandiary.blogspot.com/2013/02/tujuan-dan-ruang-lingkup-pendidikan_4434.html

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D). Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Pusat Bahasa Depdiknas

Wawan, Setiawan. (2013). Geografis Kabupaten Indramayu. [Onlie]. Tersedia: http://wawansetiawanpulutan.blogspot.com/2013/06/geografis-kabupaten-indramayu.html

Wiwaha, Dudi. (2014). Gambaran Umum Desa Cibodas. [Online]. Tersedia: http://cibodas.desa.id/gambaran-umum-desa-cibodas/


Dokumen yang terkait

Perbedaan prestasi belajar pendidikan agama islam antara siswa yang berasal dari SMP dengan yang berasal dari MTs : studi kasus di smp negeri 1 tangerang bogor

0 5 113

Prestasi belajar fiqih MA manaratul Islam Cilandak Jkarta Selatan (analisis perbedaan antara siswa yang berasal dari MTS dan siswa yang berasal dari SMP)

0 10 98

PERBEDAAN VO2MAX PADA PEROKOK YANG TINGGAL DI DAERAH PEGUNUNGAN DAN DAERAH DATARAN RENDAH Perbedaan Vo2Max Pada Perokok Yang Tinggal Di Daerah Pegunungan Dan Dataran Rendah Di Kabupaten Boyolali.

0 2 14

PERBEDAAN VO2MAX PADA PEROKOK YANG TINGGAL DI DAERAH PEGUNUNGAN DAN DAERAH DATARAN RENDAH Perbedaan Vo2Max Pada Perokok Yang Tinggal Di Daerah Pegunungan Dan Dataran Rendah Di Kabupaten Boyolali.

0 3 16

PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA YANG BERASAL DARI IPA DENGAN MAHASISWA YANG BERASAL DARI Perbedaan Tingkat Depresi Antara Mahasiswa Yang Berasal Dari IPA Dengan Mahasiswa Yang Berasal Dari IPS Di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah S

0 1 14

PERBANDINGAN AKTIVITAS FISIK DAN KEBUGARAN JASMANI SISWA DI DAERAH PESISIR PANTAI DENGAN DI DAERAH PEGUNUNGAN DI KABUPATEN SUBANG : studi deskriptif pada siswa SMPN di kabupaten subang.

5 10 33

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SMP YANG TINGGAL DI DAERAH PEGUNUNGAN DAN PANTAI.

1 11 33

Sebahagian orang SUKSES dimulai dari KAR

0 0 2

UJI MANN WHITNEY ANTARA KOTA SATELIT YAN

0 0 10

STUDI PERBANDINGAN KECEPATAN DENYUT NADI PADA ORANG YANG TINGGAL DI DAERAH PANTAI DAN DAERAH PEGUNUNGAN

0 0 122