BAB II LANDASAN TEORI
A. Konseling Behavioral
1. Pengertian Konseling Behavioral
Behavioralisme adalah pandangan yang menyatakan bahwa perilaku harus dijelaskan melalui pengalaman yang dapat diamati, bukan
dengan proses mental. Menurut pandangan behavioral, pemikiran,
perasaan dan motif ini bukan subjek yang tepat untuk ilmu perilaku karena semuanya tidak bisa diobservasi secara langsung.
17
Menurut Wolpe konseling behavioral merupakan suatu metode dengan
mempelajari tingkah laku tidak adaptif melalui proses belajar yang normal, sedangkan tingkah laku itu sendiri tersusun dari respon, kognitif,
motorik, dan emosional yang dimana respon tersebut digunakan untuk merespon stimulasi eksternal dan internal. Sedangkan menurut Gerald
Corey menyatakan bahwa behavioral adalah suatu pandangan ilmiah
17
Jhon w. Santrock, psikologi pendidikan, kencana, h 266
18
tentang tingkah laku manusia.
18
Tingkah laku seseorang dapat dipelajari ketika individu berinteraksi dengan lingkungan melalui hukum-hukum
belajar yaitu: a.
pembiasaan klasik; b.
pembiasaan operan; dan c.
peniruan.
19
Pendekatan behavioral ini didalam suatu proses konseling membatasi
perilaku sebagai fungsi interaksi antara pembawaan dengan lingkungan. Kepedulian konselor itu sendiri terletak pada pengamatan perilaku sebagai
kriteria pengukuran keberhasilan konseling. Dalam konsep
behavioral, perilaku manusia merupakan hasil belajar yang dapat diubah dengan memanipulasi atau mengkreasikan kondisi-
kondisi belajar. Proses konseling itu sendiri merupakan suatu proses atau pengalaman belajar untuk membentuk konseli mengubah perilakunya
sehingga dapat memecahkan masalahnya. Saat ini konsep behavioral
modern memandang manusia merupakan suatu mekanisme dan pendekatan ilmiah yang disampaikan pada pendekatan secara sistematis
18
Km. Mira Yutriani. Dkk, Penerapan Layanan Konseling Behavioralal Dengan Teknik
Penguatan Positif Untuk Meningkatkan Kecerdasan Intrapersonal Siswa Kelas X3 SMA Negeri 2 Singaraja Tahun Pelajaran 20122013,
Jurnal Bimbingan Konseling, FIP Universitas Pendidikan Ganesha
19
Sulistyarini dan Muhammad Jauhar, Dasar-Dasar Konseling, 2014, Jakarta: Prestasi Pustaka,
Hal 199
dan terstruktur dalam proses konseling.
20
Dalam hal ini ada beberapa karakteristik dalam konseling
behavioral adalah: a.
berfokus pada tingkah laku yang tampak spesifik; b.
memerlukan kecermatan dalam perumusan tujuan konseling; c.
mengembangkan prosedur perlakuan spesifik sesuai dengan masalah klien; dan
d. penilaian yang obyektif terhadap tujuan konselling.
21
Hal utama yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam konseling behavioral adalah membentuk perilaku yang baru dan memisahkan
tingkah laku yang bermasalah itu serta membatasi secara khusus perubahan apa yang di kehendaki. Dalam hal ini konselor meminta
peserta didik supaya mereka mampu mengendalikan tingkah laku yang bermasalah tersebut dengan cara membiasakaan tingkah laku yang baru
yang benar-benar yang ingin dirubah dan tingkah laku baru yang ingin di perolehnya.
22
2. Asumsi Dasar dan Konsep Konseling Behavioral