Daya Pembeda Tingkat Kesukaran

38

b. Uji Reliabilitas

“Reliabilitas tes menunjukkan tingkat keajegan suatu tes, yaitu sejauhmana tes tersebut dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg atau konsisten” Wahyudin, 2006: 146. Jadi soal yang dibuat bisa dikatakan reliabel yaitu ketika soal diteskan berkali-kali pada siswa yang berbeda-beda maka hasilnya akan tetap atau konsiten. Uji reliabilitas dapat dihitung dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha Suherman dan Sukjaya, 1990: 194 sebagai berikut ini. r 11 = � �−1 � − Σ s i 2 2 Keterangan : n = banyak butir soal item � 2 = jumlah varians skor setiap item 2 = varians skor total Tabel 3.4 Klasifikasi Koefisien Korelasi Reliabilitas Koefisien Korelasi Interpretasi 0,80 r 11 ≤ 1.00 Korelasi sangat tinggi 0,60 r 11 ≤ 0,80 Korelasi tinggi 0,40 r 11 ≤ 0,60 Korelasi sedang 0,20 r 11 ≤ 0,40 Korelasi rendah r 11 ≤ 0,20 Korelasi sangat rendah Suherman dan Sukjaya, 1990: 177 Berdasarkan rumus di atas, hasil analisis reliabilitas instrumen tes keterampilan proses sains siswa dengan menggunakan Microsoft Office Excel 2007, diperoleh besar korelasi reliabilitas r 11 sebesar 0,67 yang berada pada korelasi tinggi.

c. Daya Pembeda

Wahyudin 2006: 96 menyatakan bahwa: Analisa daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu atau tinggi prestasinya dengan siswa yang tergolong kurang tau rendah prestasinya. 39 Sesuai dengan pernyataan di atas maka soal-soal tidak hanya berfungsi untuk melihat bahwa pembelajaran sudah tercapai atau tidak tetapi soal juga mampu mebedakan antara siswa yang pandai dan asor. Adapun rumus untuk mencari daya pembeda yaitu sebagai berikut. �� = � − � ��� Keterangan : DP = daya pembeda � = rata-rata skor kelompok atas � = rata-rata skor kelompok bawah SMI = skor maksimum ideal Daya pembeda yang diperoleh kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi daya pembeda sebagai berikut ini. Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Pembeda Daya Pembeda Interpretasi 0,70 DP ≤ 1.00 Sangat baik 0,40 DP ≤ 0,70 Baik 0,20 DP ≤ 0,40 Cukup 0,00 DP ≤ 0,20 Jelek DP ≤ 0,00 Sangat jelek Suherman dan Sukjaya, 1990: 202 Selanjutnya, hasil analisis instrumen tes keterampilan proses sains tingkat daya pembeda uji coba yang telah dilakukan adalah sebagai berikut ini. Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal No. Soal Nilai Daya Pembeda Tafsiran 1 1,9 1,2 0,35 Cukup 2 2,0 1,6 0,20 Cukup 3 2,0 0,7 0,65 Baik 4 1,6 0,5 0,55 Baik 5 1,1 0,6 0,25 Cukup 6 0,7 0,2 0,50 Baik 7 2,9 1,2 0,57 Baik 8 3,6 0,8 0,70 Baik 9 2,5 0,8 0,43 Baik 10 2,9 0,2 0,68 Baik 40 Tabel 3.7 Interpretasi Soal Interpretasi Jumlah Sangat jelek Jelek Cukup 3 Baik 7 Sangat baik

d. Tingkat Kesukaran

“Asumsi yang digunakan untuk kualitas soal yang baik disamping untuk memenuhi validitas dan reliabilitas adalah adanya keseimbangan jumlah soal dari ketiga tingkat kesukaran” Wahyudin, 2006: 93. Soal yang baik tidak hanya mempunyai validitas dan reliabilitas yang baik namun juga harus mempunyai keseimbangan antara ketiga tingkatan yaitu mudah, sedang dan sukar. Tingkat kesuakaran dapat dihitung menggunakan rumus : �� = � ��� Keterangan : IK = tingkat indeks kesukaran � = rata-rata skor butir soal ��� = skor maksimum ideal Tabel 3.8 Klasifikasi Indeks Kesukaran Indeks Kesukaran Interpretasi IK = 0.00 Terlalu sukar 0,00 IK ≤ 0,30 Sukar 0,30 IK ≤ 0,70 Sedang 0,70 IK ≤ 1,00 Mudah IK = 1,00 Terlalu mudah Suherman dan Sukjaya, 1990: 213 Indeks kesukaran dari analisis tes keterampilan proses sains siswa yang merupakan hasil uji coba yang telah dilakukan adalah sebagai berikut ini. 41 Tabel 3.9 Analisis Tingkat Kesukaran No. Soal SMI Tingkat Kesukaran Tafsiran 1 1,68 2 0,82 Mudah 2 1,73 2 0,86 Mudah 3 1,30 2 0,65 Sedang 4 1,03 2 0,51 Sedang 5 0,92 2 0,46 Sedang 6 0,59 1 0,59 Sedang 7 2,27 3 0,76 Mudah 8 2,27 4 0,57 Sedang 9 1,47 4 0,37 Sedang 10 1,11 4 0,28 Sukar Tabel 3.10 Interpretasi Soal Interpretasi Jumlah Sangat sukar Sukar 1 Sedang 6 Mudah 3 Sangat mudah Berdasarkan data hasil analisis yang telah dilakukan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa semua soal untuk uji keterampilan proses sains siswa dapat dipakai sehingga tidak ada perubahan jumlah soal. Distribusi jenis keterampilan proses sains yang dipakai pada peda penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.12. Tabel 3.11 Distribusi Soal Tes Keterampilan Proses Sains Jenis KPS Nomor Soal Jumlah Observasi mengamati 1 dan 2 2 Klasifikasi menggolongkan 3 dan 4 2 Prediksi meramalkan 5 dan 6 2 Menggunakan alat 7 dan 8 2 Mengkomunikasikan 9 dan 10 2 Jumlah 10 10 42

2. Pedoman Observasi

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajan CLIS (Children Learning in Science) terhadap hasil belajar siswa pada konsep sifat dan perubahan wujud benda

0 6 256

Penerapan Model Pembelajaran CLIS (Children Learning in Science) untuk Pemahaman Konsep Siswa SD.

2 5 30

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) DALAM PEMBELAJARAN IPA TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR.

2 7 51

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) MENGGUNAKAN VIRTUAL LABORATORY TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA.

0 1 32

PENGEMBANGAN MODEL CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) PADA SUBTEMA PEMANFAATAN ENERGI DI KELAS IV SEKOLAH DASAR.

0 4 47

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE(CLIS) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASARKELAS V PADA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA.

0 0 41

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN’S LEARNING IN SCIENCE (CLIS) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PEMAHAMAN KONSEP HUKUM NEWTON SISWA.

1 3 65

(ABSTRAK) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR ILMIAH SISWA KELAS IV SD NEGERI KEDUNGMUTIH I DEMAK.

0 0 2

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR ILMIAH SISWA KELAS IV SD NEGERI KEDUNGMUTIH I DEMAK.

0 0 135

Penerapan Model Pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) untuk

1 3 4