Pertumbuhan larva Kelangsungan hidup larva Histologi hati Tingkah laku ikan

kuning telur habis dengan menggunakan mikroskop yang dilengkapi mikrometer. Hasil pengukuran dikonversi dalam satuan milimeter dengan cara mengalibarasi mikroskop tersebut menggunakan mikrometer objektif. Hasil konversi ini kemudian menghitung volume, dan laju penyerapan kuning telur. Perhitungan volume, dan laju penyerapan kuning telur menggunakan rumus Blaxter dan Hempel dalam Nacario 1983, yaitu: a. Volume kuning telur larva V: V= π6LH 2 dengan V : volume kuning telur mm 3 L : diameter kuning telur memanjang mm, dan H : diameter kuning telur memendek mm b. Laju penyerapan kuning telur LPK LPK = ln V - lnV t t x 100 dengan LPK : laju penyerapan kuning telur jam V : volume kuning telur awal periode sampling mm 3 V t : volume kuning telur akhir periode sampling mm 3 , dan t : periode sampling jam

2.9 Pertumbuhan larva

Pertumbuhan diketahui dengan mengukur panjang total larva ikan. Panjang total adalah jarak antara ujung terminal mulut hingga ujung sirip ekor. Panjang total dihitung dengan cara mengambil lima ekor ikan setiap perlakuan yang selanjutnya diukur panjang total di atas kertas melimeter blok.

2.10 Kelangsungan hidup larva

Kelangsungan hidup larva dihitung dengan menggunakan rumus Effendi 1979, yaitu SR = N t N x 100 SR : Kelangsungan hidup N t : Jumlah larva yang hidup pada akhir pemeliharaan ekor N : Jumlah larva yang ditebar ekor

2.11 Histologi hati

Proses pembuatan preparat histologi diawali dengan fiksasi menggunakan larutan Bouin ‟s. Setelah itu hati direndam dalam larutan fiksasi, lalu dilalanjutkan dengan dehidrasi yaitu proses pengeluaran air dari dalam jaringan dengan menggunakan etanol, clearing yaitu proses pembersihan etanol dari dalam jaringan dan digantikan dengan xylol. Proses selanjutnya yaitu embedding, yaitu proses penyusupan parafin ke dalam jaringan. Setelah itu hati ikan dimasukkan ke dalam cetakan kertas, dan diisi dengan parafin blocking. Setelah blok parafin beku, maka dilakukan pemotongan blok dengan mikrotom dengan ketebalan potongan 5-10 µ m secara membujur, kemudian jaringan yang telah dipotong ditempatkan di permukaan air 40 o C di dalam water bath, selajutnya ditempatkan pada kaca objek dan biarkan mengering. Tahap terakhir adalah pewarnaan menggunakan pewarna hematatoxylin eosin serta meneteskan entelen atau canada balsam lalu ditutup dengan gelas penutup.

2.12 Tingkah laku ikan

Tingkah laku ikan pada saat pemeliharaan meliputi pergerakan ikan, nafsu makan, dan warna kulit ikan. Pergerakan ikan dilihat dari aktif tidaknya ikan perlakuan pada saat di dalam air yang dibandingkan dengan ikan kontrol. Nafsu makan ikan didapatkan dengan cara pengamatan lama waktu pakan habis pada sesaat setelah diberi pakan yang dibandingkan setiap perlakuan. Warna ikan merupakan salah satu indikator stres pada ikan. Pada penelitian ini pengamatan warna dilakukan dengan melihat warna kulit ikan yaitu jika ikan bewarna cerah, maka ikan dikategorikan tidak stres.

2.12 Analisis statistik