Hasil .1 Perkembangan larva ikan

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil 3.1.1 Perkembangan larva ikan Berdasarkan hasil penelitian didapatkan penurunan volume kuning telur larva Gambar 2, dan Lampiran 5, dan peningkatan laju penyerapan kuning telur setiap jamnya Gambar 3, dan Lampiran 6. Pada jam ke-4 volume kuning telur tidak berbeda nyata pada setiap perlakuan p0,05, sedangkan pada jam ke-0, jam ke-8, jam ke-12, jam ke-16, dan jam ke-20 volume kuning telur berbeda nyata antar perlakuan p0,05. Gambar 2. Volume kuning telur larva ikan patin pada setiap perlakuan selama pemeliharaan. Pada jam ke-0 perlakuan GT berbeda nyata terhadap perlakuan lainnya p0,05, sedangkan perlakuan G dan perlakuan T tidak berbeda nyata p0,05. Pada jam ke-8 dan jam ke-12 perlakuan T, dan perlakuan GT tidak berbeda nyata p0,05, tetapi berbeda nyata terhadap perlakuan K dan perlakuan G p0,05, sedangkan pada jam ke-16 dan jam ke-20 perlakuan T berbeda nyata terhadap perlakuan lainnya p0,05, tetapi pada perlakuan GT dan G tidak berbeda nyata satu sama lain p0,05. Begitu juga pada perlakuan G dan perlakuan K tidak berbeda nyata satu sama lainnya p0,05. Waktu jam ke- Volu m e k u n in g te lu r m m 3 Ket : K : Kontrol T : Perendaman hormon tiroksin GT : Perendaman hormon tiroksin + GH G : Perendaman hormon pertumbuhan GH 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 4 8 12 16 20 K T GT G Gambar 3. Laju penyerapan kuning telur larva ikan patin pada setiap perlakuan selama pemeliharaan. Seperti ditunjukkan pada Gambar 2 dan Lampiran 7, bahwa perlakuan perendaman hormon tiroksin memiliki laju penyerapan kuning telur lebih cepat dibandingkan perlakuan lainnya. Laju penyerapan kuning telur tidak dipengaruhi oleh perlakuan hormon berbeda pada jam ke-4, jam ke-12, dan jam ke-20, sedangkan pada jam ke-8 dan jam ke-16 dipengaruhi oleh perlakuan hormon tirokain p0,05.

3.1.2 Pertumbuhan ikan

Hasil pengukuran panjang total larva ikan patin yang dipelihara selama 12 hari untuk masing-masing perlakuan disajikan pada Gambar 3 dan Lampiran 7. Panjang larva yang diberi perlakuan perendaman hormon tiroksin, lebih panjang dibandingkan perlakuan lainnya. Panjang total larva ikan patin pada hari ke-0 dan ke-3 pada semua perlakuan tidak berbeda nyata p0,05, sedangkan pada hari ke- 6, ke-9, dan ke-12 semua perlakuan panjang total ikan patin berbeda nyata p0,05. Pada hari ke-6 dan ke-12 perlakuan kontrol berbeda nyata dengan perlakuan T yaitu 23,09 dan 14,41, GT yaitu 20,0 dan 10,55, dan perlakuan G yaitu 15,08 dan 6,77 p0,05, tetapi pada hari ke-9 perlakuan G dan GT tidak berbeda nyata terhadap perlakuan tiroksin p0,05. Pada hari ke-12 Waktu jam ke- L aj p en ye rap an k u n in g t el u r j am Ket : K : Kontrol T : Perendaman hormon tiroksin GT : Perendaman hormon tiroksin + GH G : Perendaman hormon pertumbuhan GH 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 3 6 9 12 Kontrol Tiroksin GT G perlakuan kontrol dan G tidak berbeda nyata p0,05, sedangkan perlakuan tiroksin dan GT berbeda nyata p0,05, tetapi perlakuan G dan GT berbeda nyata p0,05 dan perlakuan GT dan tiroksin berbeda nyata p0,05. Gambar 4. Rerata panjang total mm larva ikan patin pada setiap perlakuan pada saat pengamatan. Gambar 5. Panjang total mm ikan patin Siam pada setiap perlakuan saat panen umur 12 hari. Waktu hari ke- P an jan g t ot a l m m KONTROL TIROKSIN T + G G Ket : K : Kontrol T : Perendaman hormon tiroksin GT : Perendaman hormon tiroksin + GH G : Perendaman hormon pertumbuhan GH

3.1.3 Tingkat kelangsungan hidup

Hasil pengamatan terhadap kelangsungan hidup larva ikan patin Siam yang dipelihara selama 12 hari memiliki rerata sebesar 79 Gambar 6 dan Lampiran 8. Tingkat kelangsungan hidup tidak berbeda nyata antar perlakuan p0,05. Gambar 6. Rerata tingkat kelangsungan hidup larva ikan patin yang tidak direndam K, dan direndam hormon tiroksin T, hormon pertumbuhan rekombinan G, dan tiroksin dan hormon pertumbuhan rekombinan G.

3.1.4 Histologi hati

Hasil histologi hati larva ikan patin pada hari ke-15 disajikan pada Gambar 7. Histologi hati diambil pada umur hari ke-15 pemeliharaan serta diamati dengan mikroskop Olympus BH2-RFCA perbesaran 400x, diambil menggunakan kamera digital Sony W210 dengan 2,4x zoom. Pada perlakuan hormon tiroksin ukuran jaringan sel dan sitoplasma masih kecil, pada perlakuan hormon tiroksin ukuran jaringan sel dan sitoplasma telah sangat besar Gambar 7b, pada perlakuan hormon gabungan ukuran jaringan sel dan sitoplasma besar Gambar 7c, dan pada perlakuan GH ukuran jaringan sel dan sitoplasma berukuran besar Perlakuan a a a a Gambar 7d, sedangkan perlakuan kontrol ukuran jaringan sel dan sitoplasma berukuran kecil Gambar 7a. Gambar 7. Histologi hati ikan kontrol yang tidak direndam hormon a, direndam dengan tiroksin b, GT c, dan hormon pertumbuhan rekombinan d. Tanda panah pada gambar menunjukkan ukuran jaringan sel dan sitoplasma . 3.2 Pembahasan 3.2.1 Perkembangan ikan