ANALISIS FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA RESTORAN IGA BAKAR MAS GIRI MALANG

(1)

ANALISIS FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA

RESTORAN IGA BAKAR MAS GIRI MALANG

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh: Hendrik Setiawan

201210160312424

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA RESTORAN IGA BAKAR

MAS GIRI MALANG

Oleh : Hendrik Setiawan 201210160312424

Diterima dan Disetujui Pada Tanggal 16 Juli 2014

Pembimbing I Pembimbing II


(3)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan anugerah yang telah diberikan-Nya. Shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW berserta Keluarga, Sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman kelak. Setelah sekian lama akhirnya terselesaikan juga skripsi yang menjadi syarat untuk mendapatkan gelar sarjana ini. Penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak dalam menyelesaikan penelitian ini, oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. DR. Nazaruddin Malik, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang.

2. DR. Marsudi, M.M selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang serta dosen pembimbing satu yang telah berkenan membimbing dan mengarahkan penulis dengan kesabaran, sampai terselesaikannya skripsi ini..

3. Drs. Noor Azis, M.M selaku dosen pembimbing dua yang telah berkenan membimbing dan mengarahkan penulis dengan kesabaran, sampai terselesaikannya skripsi ini.

4. Bapak Aan selaku Manager beserta staff-staff dan karyawan restoran Iga Bakar Mas Giri Malang yang telah banyak membantu kelancaran pelaksanaan penelitian.


(4)

5. Ibu dan Bapak tercinta atas bantuan moral dan material serta doa yang tak pernah berakhir, serta kasih sayang dan semangatnya yang selalu menyertai saya.

6. Kepada teman spesial yang selalu meluangkan waktu menemani setiap kegiatan yang berkaitan dengan proses penyelesaian penelitian ini..

7. Juga semua pihak yang telah berpartisipasi, memberikan bantuan dan dukungan hingga terselesaikannya skripsi ini.

Keterbatasan penulis sebagai manusia biasa dalam penyusunan penelitian ini membuat skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu dengan hati terbuka penulis dapat menerima kritik tanggapan dan saran yang bersifat

membangun untuk menyelesaikan hasil penelitian ini. Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membaca dan membutuhkannya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Malang, 22 Juli 2014


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI ...iii

DAFTAR TABEL ...v

DAFTAR GAMBAR...vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Rumusan Masalah ...5

C. Pembatasan Masalah ...6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian ...6

2. Manfaat Penelitian ...7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu...8

B. Landasan Teori 1. Pengertian Perilaku Konsumen ...10

2. Pentingnya Perilaku Konsumen ...11

3. Ruang Lingkup Perilaku Konsumen ...11

4. Hubungan Perilaku Konsumen dan Elemen Pemasaran ...12

5. Model Perilaku Konsumen ...13

6. Faktor-Faktor Lingkungan Ekstern yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ...19

7. Faktor-Faktor Intern yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ...22

8. Proses Pengambilan Keputusan Konsumen ...23


(6)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian ...29

B. Sifat Penelitian ...29

C. Data dan Sumber Data ...29

D. Populasi dan Sampel ...30

E. Teknik Pengumpulan Data ...31

F. Definisi Operasional Variabel ...31

G. Teknik Pengukuran Variabel ...35

H. Teknik Analisis Data ...35

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Responden ...39

B. Distribusi Jawaban Responden ...41

C. Uji Instrumen ...50

D. Analisa Data dan Pembahasan ...52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...64

B. Saran ...64

DAFTAR PUSTAKA


(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Data Rata-Rata Jumlah Pengunjung

Restoran Iga Bakar Mas Giri Malang ...4

Tabel 2. Pengelompokan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...39

Tabel 3. Pengelompokan Responden Berdasarkan Usia ...40

Tabel 4. Distribusi Pekerjaan Responden ...41

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Variabel Kebudayaan (X1) ...42

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Variabel Kelas Sosial (X2) ...43

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Kelompok Sosial dan Kelompok Referensi (X3) ...44

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Variabel Keluarga (X4) ...45

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi (X5) ...46

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Variabel Pengamatan (X6) ...47

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Variabel Belajar (X7) ...48

Tabel 12. Distribusi Frekuensi Variabel Sikap (X8) ...49

Tabel 13. Hasil Pengujian Validitas Variabel ...51

Tabel 14. Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel ...52

Tabel 15. Kmo Dan Bartlett’s Test ...53

Tabel 16. Anti Image Matrices ...54

Tabel 17. Kmo Dan Bartlett’s Test (Tanpa Variabel X2.1. X5.1, X7.2) ...54

Tabel 18. Anti Image Matrices (Tanpa Variabel X2.1. X5.1, X7.2) ...55

Tabel 19. Kmo Dan Bartlett’s Test (Tanpa Variabel X2.1. X5.1, X7.2 Dan X3.2) ...55


(8)

Tabel 20. Anti Image Matrices

(Tanpa Variabel X2.1. X5.1, X7.2 Dan X3.2) ...56

Tabel 21. Hasil Ekstraksi Faktor ...57

Tabel 22. Nilai Loading Rotasi Faktor ...58


(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Grafik pendapatan restoran iga bakar mas giri malang ...4

Gambar 2. Pola dasar teori perilaku konsumen ...15

Gambar 3. Model dasar teori psikologis ...16

Gambar 4. Model perilaku konsumen Schiffmann dan Kanuk ...17


(10)

DAFTAR PUSTAKA

Amirullah (2002), “Perilaku Konsumen”, Graha Ilmu. Yogyakarta

Anwar Prabu Mangkunegara (2005), “Perilaku Konsumen”, Edisi Revisi, PT. Revika Aditama, Bandung

Basu Swastha dan Hani Handoko (2000), “Manajemen Pemasaran, analisis Perilaku Konsumen”, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta

John C. Mowen dan Michael Minor (2002), ”Perilaku Konsumen”, Erlangga, Jakarta

Leon Schiffman dan Leslie Kanuk (2008), “Perilaku Konsumen”, Edisi Ketujuh, PT. Indeks, Jakarta

Philip Kotler dan Gary Armstrong (2004), “Dasar-dasar Pemasaran”, Edisi Sembilan, PT. Indeks Kelompok Gramedia

Setiadi Nugroho J, (2010), “Perilaku Konsumen, Konsep dan Implikasi Untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran”, Kencana Perdana Media Group, Jakarta

SinggihSantoso (2006),“Seri SolusiBisnisBerbasis TI: Menggunakan SPSS untukStatistikMultivariat”, Elex Media Komputindo, Jakarta.

Soeharto Sigit (2001), “Pengantar Metodologi Penelitian”, Pena Persada Offset, Yogyakarta


(11)

Sutisna (2002), “Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran”, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung


(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kota Malang merupakan kota yang besar dan modern. Sudah menjadi hal yang biasa jika pada suatu kota yang besar terdapat banyak pelaku-pelaku industri yang berusaha untuk mencari peluang agar dapat menarik keuntungan dengan menyediakan fasilitas-fasilitas yang diharapkan dapat mempermudah kehidupan masyarakat. Dengan banyaknya fasilitas yang tersedia, masyarakat dapat dengan leluasa memilih fasilitas mana yang akan mereka gunakan sesuai dengan kepentingan masing-masing individu masyarakat. Fasilitas-fasilitas tersebut dapat berupa tempat-tempat hiburan, olahraga, jasa salon, transportasi, dan salah satu yang sangat penting yaitu tempat makan atau rumah makan.

Dalam hal tempat makan, jika fasilitas berupa tempat makan dikaitkan dengan kepentingan yang mendorong individu masyarakat untuk mengunjungi tempat tersebut, terdapat hal yang menarik untuk dibahas, yaitu sebagian orang lebih memilih untuk membeli daripada mengolah makanannya sendiri. Hal ini bahkan dapat menjurus pada pola hidup konsumtif misalnya kuliner yang dijadikan sebagai salah satu gaya hidup yang kemudian muncul istilah wisata kuliner.

Perkembangan industri yang cepat membuat penyediaan barang konsumsi bagi masyarakat Indonesia melimpah. Dengan begitu, masyarakat mudah tertarik untuk mengkonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada. Bagi sebagian


(13)

2

besar orang, kegiatan yang begitu padat memberikan dampak berkurangnya waktu untuk mengolah sendiri makanan yang akan mereka konsumsi. Dampak ini telah membuat orang-orang dengan kegiatan yang sangat padat beralih dari mengolah dan menyiapkan makanan sendiri dan lebih memilih untuk membeli makanan yang sudah siap untuk dikonsumsi di sejumlah restoran, yang memang memberikan banyak kemudahan. Selain penyajiannya yang cepat dan praktis, menu yang dapat dipilih di restoran pun sangat bervariasi, sehingga tidak perlu waktu yang lama untuk mengolah makanan yang ingin dikonsumsi.

Pada kondisi semakin meningkatnya taraf hidup dan semakin modern gaya hidup seseorang, semakin sering pula mereka mengkonsumsi makanan yang telah siap untuk disajikan. Tetapi tidak sedikit juga orang-orang dengan taraf hidup yang tidak begitu tinggi dan gaya hidup yang tidak begitu modern menggunakan restoran walaupun hanya sekedar untuk variasi kuliner saja. Berbagai kebutuhan masyarakat akan makanan yang telah siap dikonsumsi di restoran, membuat berbagai pengusaha berkompetisi membangun restoran dengan berbagai jenis variasi menu yang mereka tawarkan.

Salah satu menu yang kini sedang digemari adalah iga bakar daging sapi. Iga bakar adalah salah satu menu kuliner yang berbahan dasar daging sapi. Bagi mereka yang gemar menyantap menu iga bakar, sebagian besar akan lebih memilih restoran yang menyediakan iga bakar daripada mereka harus mengolah sendiri, dikarenakan kegiatan yang begitu padat sehingga tidak adanya waktu yang cukup untuk mengolah menu iga bakar yang memang membutuhkan proses begitu lama.


(14)

3

Iga bakar adalah menu yang digemari banyak orang, dari kelas bawah, menengah, hingga kelas atas. Restoran iga bakar yang diketahui didesain untuk dapat dijangkau oleh kalangan menengah yaitu restoran Iga Bakar Mas Giri. Iga bakar Mas Giri berlokasi ditengah keramaian kota Malang, dan berada dekat dengan Poltekkes (Poli Teknik Kesehatan) Malang, Wearnes Education Center, Kampus Universitas Merdeka, SOB, Kampus Pasca Sarjana UMM dan lain-lain, menjadikannya semakin mudah untuk ditemukan.

Iga Bakar Mas Giri berdiri dibawah naungan grup waralaba “Wong Solo”, yang pernah mendapat penghargaan waralaba terbaik oleh presiden Megawati Soekarnoputri tahun 2003. Iga bakar Mas Giri bukan satu-satunya restoran iga bakar yang menawarkan sajian khas berbahan dasar daging sapi. Walaupun banyak restoran lain yang juga menyediakan menu berbahan dasar daging sapi yang tidak kalah populer di mata warga Malang, tetapi Iga Bakar Mas Giri tetap menjadi salah satu restoran yang ramai dikunjungi dan tetap menjadi rujukan. Hal ini terbukti dari rata-rata jumlah pengunjung di restoran ini yang dapat dikatakan cukup stabil pada enam bulan terakhir, yaitu rata-rata lebih dari 100 orang pengunjung setiap harinya. Data pengunjung dan data penjualan restoran Iga Bakar Mas Giri dapat dilihat pada tabel 1 dan gambar 1.


(15)

4

Tabel 1. Data rata-rata jumlah pengunjung restoran Iga Bakar Mas Giri Malang

Bulan Tahun Rata-rata jumlah pengunjung per hari

Desember 2013 132

Januari 2014 125

Februari 2014 114

Maret 2014 123

April 2014 123

Mei 2014 122

Sumber: Data primer

Dari grafik pendapatan restoran Iga Bakar Mas Giri berikut, dapat dikatakan bahwa restoran ini tidak mengalami perubahan jumlah pendapatan yang begitu signifikan. Dari kestabilan kinerja restoran ini, maka timbul pertanyaan tentang faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam keputusan pembelian di restoran ini, dan menjadikan restoran Iga Bakar Mas Giri menarik untuk diteliti.

Gambar 1. Grafik pendapatan restoran Iga Bakar Mas Giri Malang


(16)

5

Dengan pertimbangan adanya persaingan dalam hal usaha restoran yang sangat kompetitif, maka semakin penting pula dilakukan upaya pemasaran yang lebih intensif, dan menjadikannya sebagai suatu keharusan dan aktivitas pokok yang perlu dilakukan perusahaan untuk meraih pelanggan sebanyak-banyaknya. Untuk meraih pelanggan demi memenangkan persaingan bisnis, pemasar penting untuk mempelajari apa saja karakteristik yang mempengaruhi perilaku konsumen, dalam proses pengambilan keputusan pembelian. Mowen (1995) mengemukakan bahwa tingkat keterlibatan konsumen dalam suatu pembelian dipengaruhi oleh kepentingan personal yang dirasakan yang ditimbulkan oleh stimulus. Dengan perkataan lain, seseorang merasa terlibat atau tidak terhadap suatu produk ditentukan oleh merasa penting atau tidaknya orang itu dalam keputusan pembelian produk.

Ada berbagai macam faktor yang mempengaruhi mengapa seseorang membeli suatu produk tertentu untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Sebuah alasan mengapa seseorang membeli produk tertentu atau membeli di tempat dan penjual tertentu merupakan faktor yang sangat penting bagi penjual atau perusahaan untuk dapat menentukan bagaimana cara untuk menyikapi keinginan pelanggan.

2. Rumusan permasalahan

Konsumen Iga Bakar Mas Giri sangat ramai dan tetap mengunjungi restoran ini meskipun banyak restoran lain yang menyediakan produk serupa. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat ditarik rumusan permasalahan sebagai berikut:


(17)

6

1. Apakah faktor motivasi, pengamatan, pembelajaran, sikap, kebudayaan, kelas sosial, kelompok sosial dan kelompok referensi, dan keluarga dipertimbangkan konsumen dalam pembelian produk makanan di restoran Iga Bakar Mas Giri Malang.

2. Faktor manakah diantara faktor-faktor tersebut yang paling dipertimbangkan konsumen dalam pembelian produk makanan di restoran Iga Bakar Mas Giri Malang.

3. Pembatasan masalah

Pembatasan masalah diperlukan untuk menjaga agar masalah dan pemecahan masalah yang diteliti lebih fokus dan terarah. Penelitian ini dibatasi hanya pada masalah pengujian atas pengaruh faktor motivasi, pengamatan, pembelajaran, sikap, kebudayaan, kelas sosial, kelompok sosial dan kelompok referensi, dan keluarga terhadap keputusan pembelian konsumen, dan pengujian terhadap faktor yang paling dominan terhadap keputusan pembelian konsumen. 4. Tujuan dan manfaat penelitian

1. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Mengetahui faktor yang dipertimbangkan diantara faktor motivasi, pengamatan, pembelajaran, sikap, kebudayaan, kelas sosial, kelompok sosial dan kelompok referensi, dan keluarga (Swastha dan Handoko: 2000: 27) terhadap keputusan pembelian konsumen di restoran iga bakar Mas Giri Malang.


(18)

7

b. Mengetahui faktor yang paling dipertimbangkan diantara faktor tersebut diatas terhadap keputusan pembelian di restoran Iga Bakar Mas Giri di kota Malang

2. Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam pengambilan keputusan yang berkenaan dengan usaha-usaha untuk dapat mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan

b. Sebagai salah satu sumber literatur bagi peneliti berikutnya untuk penelitian yang lebih spesifik.


(19)

8 BAB II TINJAUAN TEORI

Landasan secara teoritis diperlukan agar dapat dicapai kemudahan dalam pemahaman dan pemecahan masalah dalam penelitian ini.

A. Landasan penelitian terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Dhiba (1998) dengan judul “Pengaruh pengembangan produk (penambahan menu nasi) Mc. Donald’s terhadap keputusan pembelian konsumen di Surabaya”, bertujuan untuk mengetahui apakah pengembangan produk (penambahan menu nasi) pada Mc. Donalds berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen di Surabaya?

Hasil dari penelitian ini yaitu faktor pengalaman, kepribadian, sikap dan keyakinan, budaya, kelompok anutan dan keluarga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pengambilan keputusan pembelian konsumen. Dan dari faktor-faktor tersebut, faktor yang mempunyai pengaruh paling dominan adalah faktor sikap dan keyakinan.

Hal yang sama dari penelitian ini adalah, penelitian ini sama-sama berfokus pada bidang kuliner, dan sama-sama menganalisis faktor perilaku konsumen terhadap keputusan pembeliannya. Ada pula perbedaan dari penelitian ini yaitu, penelitian terdahulu hanya tertuju pada perilaku konsumen yang memiliki kebiasaan mengkonsumsi nasi terhadap pengembangan produk pada Mc. Donald’s, sedangkan penelitian ini mengarah pada karakteristik apa saja yang


(20)

9

mempengaruhi perilaku konsumen terhadap keputusan pembelian di restoran Iga Bakar Mas Giri.

Landasan penelitian terdahulu yang berikutnya adalah penelitian dengan judul ”Studi Survey Perilaku Konsumen Restoran Cepat Saji Kentucky Fried Chicken di Kota Malang” (Sumarsa, 2009). Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui faktor internal yang mempengaruhi perilaku konsumen restoran cepat saji KFC di kota Malang yang meliputi: motivasi, gaya hidup, pembelajaran, persepsi, dan sikap,

2. Mengetahui faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku konsumen restoran cepat saji KFC di kota Malang yang meliputi: keluarga, sumber komersial, sumber informal, kelas sosial, dan budaya.

Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa:

1. Faktor internal yang mempengaruhi perilaku konsumen disebabkan oleh adanya kebutuhan fisiologis, kesamaan gaya hidup, respon positif konsumen terhadap pengalamannya, serta tanggapan dan sikap positif konsumen terhadap produk dan jasa KFC.

2. Faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku konsumen disebabkan oleh persepsi konsumen mengenai KFC yang diperkuat oleh keluarga, sumber komersial, serta sumber informal.


(21)

10 B. Landasan Teori

1. Pengertian Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen didefinisikan sebagai studi unit pembelian (buying units) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi, dan pembuatan barang/jasa pengalaman, serta ide (Sunarto, 2003: 3). Perilaku konsumen, seperti yang telah disimpulkan oleh Mangkunegara (2005: 4) adalah bahwa perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis yang dapat dipengaruhi lingkungan. Definisi tentang perilaku konsumen juga menyatakan bahwa proses pertukaran melibatkan serangkaian langkah-langkah dimulai dengan tahap perolehan atau akuisisi (acquisition phase), lalu ke tahap konsumsi (consumption phase), dan berakhir pada tahap disposisi (disposition phase). (Sunarto, 2003: 3)

American marketing association mendefinisikan perilaku konsumen (consumer behavior) sebagai “interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi,

perilaku, dan kejadian di sekitar kita, dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka. Berdasarkan beberapa definisi perilaku konsumen diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan perilaku konsumen adalah sejumlah tindakan-tindakan nyata individu (konsumen) yang dipengaruhi oleh faktor kejiwaan (psikologis) dan faktor luar lainnya (eksternal) yang mengarahkan mereka untuk memilih dan mempergunakan barang-barang yang diinginkannya. (Amirullah, 2002: 3)


(22)

11 2. Pentingnya perilaku konsumen

1. Perilaku konsumen penting dalam kehidupan sehari-hari.

Kalau saja setiap konsumen memiliki perilaku yang konstan, mungkin kajian tentang perilaku konsumen tidak begitu penting. Tetapi mengingat konsumen selalu berinteraksi dengan lingkungannya, maka secara otomatis perilaku itu akan berubah-ubah bahkan dalam hitungan hari. Perilaku konsumen disini penting untuk memahami mengapa dan apa saja yang mempengaruhi perubahan perilaku konsumen.

2. Perilaku konsumen penting untuk pengambilan keputusan.

Setiap keputusan yang diambil oleh konsumen pasti didasarkan pada alasan-alasan tertentu, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Proses pengambilan keputusan konsumen sangat terkait dengan masalah kejiwaan dan faktor eksternal. Dengan memahami perilaku konsumen, pemasar akan mudah untuk menggambarkan bagaimana proses keputusan itu dibuat. (Amirullah, 2003: 3)

3. Ruang lingkup perilaku konsumen

Menurut Amirullah (2002: 4), studi mengenai perilaku konsumen dipusatkan pada pemahaman bagaimana individu mengambil keputusan untuk membelanjakan sejumlah sumber daya yang tersedia (uang, waktu, dan usaha). Beberapa pertanyaan kunci yang perlu dikedepankan untuk menjawab masalah diatas adalah; apa yang mereka beli, mengapa mereka membelinya, kapan membelinya, dimana mereka membeli, bagaimana mereka membeli, bagaimana mereka menggunakan barang yang dibelinya.


(23)

12

Penelitian terhadap perilaku konsumen merupakan satu cara yang tepat untuk mengungkapkan masalah-masalah diatas. Mengingat banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan membeli konsumen, maka penelitian tentang perilaku konsumen harus diarahkan pada pengungkapan faktor-faktor yang mempengaruhi itu sendiri. Menurut Loudon dan Bitta yang dikutip oleh Amirullah (2002: 4), ada tiga variabel utama yang perlu dikaji dalam perilaku konsumen. Variabel-variabel itu meliputi; Pertama, stimulus variabel, yang diartikan sebagai variabel yang berada diluar diri individu dan berpengaruh dalam keputusan pembelian, misalnya variabel bauran pemasaran (marketing mix).

Kedua, variabel respons, yaitu variabel yang diakibatkan dari variabel stimulus atau disebut sebagai variabel aktivitas individu. Jika variabel stimulus mempengaruhi secara kuat terhadap faktor individu maka aktivitas individu akan mengikuti pengaruh dari variabel itu. Ketiga, variabel intervening. Variabel ini berada diantara variabel stimulus dan variabel respons. Konsumen bisa saja tidak mengikuti pengaruh dari variabel stimulus jka konsumen memiliki persepsi dan sikap yang kuat terhadap barang dan jasa yang ditawarkan.

4. Hubungan perilaku konsumen dan elemen pemasaran

Bila kita kembali melihat esensi dari pemasaran itu sendiri sebagai “exchange relationship between organization and its customer”, maka dalam konteks relasional pemasaran akan berpusat pada customer relationship, dimana masing-masing pihak yang terkait dapat memenuhi kebutuhannya melalui berbagai bentuk pertukaran dalam kondisi win-win solution.


(24)

13

Pertukaran (exchange) merupakan perilaku manusia yang merupakan gabungan dari aksi dan reaksi. Pertukaran itu bertujuan untuk mempengaruhi pihak lain dengan bantuan media seperti uang, pengaruh, hukuman, dan kekuasaan. Produk dan jasa termasuk dalam objek pertukaran ini. Dilihat dari sudut pandang organisasi pemasaran, strategi pemasaran merupakan suatu rencana yang didesain untuk mempengaruhi pertukaran untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam konteks hubungannya dengan perilaku konsumen, efektifitas dari strategi pemasaran dapat ditunjukkan dengan kemampuannya untuk mempengaruhi dan merubah aktivitas-aktivitas konsumen untuk mencapai apa yang menjadi sasaran dari strategi pemasaran. Dengan demikian, berarti bahwa memahami perilaku konsumen adalah elemen penting dalam pengembangan strategi pemasaran. Apabila strategi pemasaran itu diarahkan untuk mempengaruhi perilaku konsumen, maka setiap elemen dalam pemasaran (segmentasi, produk, harga, distribusi, dan promosi) harus bekerja dalam rangka menjawab permasalahan seputar perilaku konsumen (what, where, when, who, why and how). Karena perilaku konsumen terus berubah, maka perlu dipahami produk apa yang saat ini dipergunakan oleh konsumen dan manfaat apa yang mereka harapkan (product expectation). Bila konsumen mempertimbangkan masalah harga dan perubahannya dalam keputusan membelinya, maka perlu dipertanyakan seberapa penting harga bagi konsumen (price). (Amirullah, 2002: 5)

5. Model perilaku konsumen


(25)

14

1. Sangat bermanfaat untuk mengembangkan teori dalam penelitian perilaku konsumen

2. Untuk mempermudah dalam mempelajari apa yang telah diketahui mengenai perilaku konsumen. (Mangkunegara: 2005: 21)

Dengan demikian, maka model harus menggunakan struktur yang sistematik dan berfikir secara logika mengenai konsumen. Untuk itu, model harus dapat mempertimbangkan tiga hal berikut:

1. Megidentifikasi variabel-variabel yang relevan 2. Menunjukkan karakteristiknya

3. Menetapkan hubungan timbal balik, bagaimana mereka saling mempengaruhi. (Amirullah, 2002: 20)

Model perilaku pembelian konsumen berfungsi sebagai:

a. Deskriptif, yaitu fungsi yang berhubungan dengan pengalaman mengenai langkah-langkah yang diambil konsumen dalam memutuskan suatu penelitian membeli.

b. Prediksi, yaitu meramalkan kejadian-kejadian dari aktivitas konsumen pada waktu yang akan datang.

c. Explanation, yaitu mempelajari sebab-sebab dari beberapa aktivitas pembelian. d. Pengendalian, yaitu mempengaruhi dan mengendalikan aktivitas-aktivitas


(26)

15 Faktor-

faktor Lingkungan Individu Perilaku Gambar 2. Pola dasar teori perilaku konsumen

Sumber : Swastha dan Handoko (2000: 27), “Manajemen Pemasaran, Analisa Perilaku Konsumen

Gambar tersebut memperlihatkan bahwa perilaku konsumen ditimbulkan oleh adanya beberapa bentuk interaksi antara faktor-faktor lingkungan di satu pihak dan faktor individu di lain pihak. Interaksi antara kedua faktor tersebut mengakibatkan adanya perilaku konsumen dalam pembelian. (Swastha dan Handoko: 2000: 27)

Teori Psikologis

Teori psikologis secara garis besar dibagi kedalam 2 bagian, yaitu (a) teori belajar, dan (b) teori psikoanalitis. Teori psikologis ini mendasarkan diri pada faktor-faktor psikologis individu yang selalu dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan lingkungan. Pada pokoknya teori ini merupakan penerapan dari teori-teori bidang psikologi (psychological field) dalam menganalisa perilaku konsumen. (Swastha dan Handoko: 2000: 30) Model dasar dari perilaku konsumen dapat digambarkan seperti gambar 3.


(27)

16

Gambar 3. Model dasar teori psikologis

Waktu Waktu

Lampau yang akan

datang

Sumber: Swastha dan Handoko (2000: 30) : “Manajemen Pemasaran, Analisa Perilaku konnsumen

Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa manusia selalu didorong oleh kebutuhan-kebutuhan dasarnya, yang ada sebagai pengaruh dari lingkungan dimana dia tinggal dan hidup, serta nampak pada kegiatannya di waktu sekarang, tanpa mengabaikan pengaruh di waktu yang lampau atau antisipasinya untuk waktu yang akan datang. Tujuan mempelajari bidang psikologi ini adalah:

1. Mengumpulkan fakta-fakta perilaku manusia dan mempelajari hukum-hukum perilaku tersebut.

2. Psikologi berusaha untuk meramalkan perilaku manusia.

3. Psikologi bertujuan untuk mengontrol perilaku manusia Lingkungan

Individu

Di waktu sekarang

(kebutuhan dan


(28)

17

Model perilaku konsumen menurut Schiffman dan Kanuk

Model perilaku konsumen yang dikemukakan oleh Schiffman dan Kanuk dapat dilihat melalui gambar 4:

Gambar 4. Model perilaku konsumen Schiffman dan Kanuk

Pengaruh eksternal

Masukan

Pengambilan keputusan

konsumen

Proses

Perilaku setelah Keputusan

Keluaran

Sumber: Schiffman dan Kanuk (2008: 8) Usaha pemasaran perusahaan

1. Produk

2. Promosi

3. Harga

4. Saluran distribusi

Lingkungan sosio-budaya

1. Keluarga

2. Sumber informasi

3. Sumber non

komersial lain 4. Kelas sosial

5. Budaya dan

sub-budaya Pengenalan kebutuhan Penyelidikan sebelum pembelian Evaluasi alternnatif Bidang psikologi 1. Motivasi 2. Persepsi 3. Pengetahuan 4. Kepribadian 5. sikap Pengalaman Pembelian 1. Percobaan

2. Pembelian ulang


(29)

18

Schiffman dan Kanuk (2008) mengemukakan bahwa keputusan pembelian konsumen terdiri dari dua faktor utama yang saling mempengaruhi yaitu faktor eksternal yang didalamnya terdapat variabel lingkungan sosio-budaya dan usaha pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan, dan faktor internal yang dapat juga disebut faktor psikologis (motivasi, persepsi, pengetahuan, kepribadian, sikap) dan pengalaman. Proses pengambilan keputusan terdiri dari 3 tahap berbeda namun saling berhubungan satu sama lain, diantaranya:

1. Tahap masukan (input)

Tahap input terdapat pengaruh eksternal terdiri dari dua sumber informasi yaitu:

a. Usaha pemasaran perusahaan

b. Pengaruh sosiologis eksternal atas konsumen

2. Tahap proses

Tahap proses model ini memfokuskan pada cara konsumen mengambil keputusan. Berbagai faktor psikologis yang melekat kepada setiap individu (motivasi, persepsi, pengetahuan, kepribadian dan sikap) mempengaruhi cara masukan dari luar pada tahap masukan mempengaruhi pengenalan konsumen terhadap kebutuhan, pencarian informasi sebelum pembelian, dan evaluasi terhadap berbagai alternatif. Pengalaman yang diperoleh melalui evaluasi berbagai alternatif pada gilirannya akan mempengaruhi sifat psikologis konsumen yang ada.


(30)

19 3. Tahap keluaran (output)

Tahap output terdiri dari dua macam kegiatan setelah pengambilan keputusan yang berhubungan erat, yaitu perilaku membeli dan evaluasi setelah membeli. Perilaku membeli produk yang murah dan tidak tahan lama dapat dipengaruhi oleh kupon produsen dan sebenarnya bisa berupa pembelian percobaan, yang kemudian jika konsumen puas, maka akan mengulangi pembelian.

6. Faktor-faktor lingkungan ekstern yang mempengaruhi perilaku konsumen

Perilaku konsumen sangat dipengaruhi berbagai lapisan masyarakat sekitar tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Ini berarti konsumen yang berasal dari lapisan masyarakat atau lingkungan yang berbeda akan pempunyai penilaian, kebutuhan, pendapat, sikap dan selera yang berbeda-beda. Faktor-faktor lingkungan ekstern yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu: 1. Kebudayaan

Kebudayaan menurut ilmu anthropologi adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. (Swastha dan Handoko: 2000: 59). Kebudayaan yang khusus ada pada suatu golongan masyarakat yang berbeda dari kebudayaan golongan masyarakat lain maupun kebudayaan seluruh masyarakat, tentu saja mengenai beberapa bagian yang tidak pokok. Hal ini dinamakan kebudayaan khusus (subculture). Seringkali kebudayaan khusus bersifat kedaerahan, karena


(31)

20

penduduk daerah cenderung untuk mempunyai kesamaan pikiran dan tindakan sebagai akibat pergaulan erat. Bentuk kebudayaan khusus lainnya adalah serikat-serikat keagamaan, kebangsaan, persaudaraan, dan lain-lain. (Swastha dan Handoko: 2000: 62).

2. Kelas sosial

Pengertian kelas sosial dalam hal ini adalah sama dengan istilah lapisan sosial, tanpa membedakan dasar pembagian kelas itu seperti uang, tanah, kekuasaan atau dasar lainnya. Ukuran atau kriteria yang biasanya dipakai untuk menggolong-golongkan anggota-anggota masyarakat kedalam kelas-kelas tertentu adalah kekayaan, kekuasaan, kehormatan, dan ilmu pengetahuan. (Swastha dan Handoko: 2000: 63). Kelas sosial didefinisikan sebagai suatu kelompok yang terdiri dari sejumlah orang yang mepunyai kedudukan yang seimbang dalam masyarakat (Mangkunegara: 2005: 42) Masyarakat kita pada umumnya dapat dikelompokkan kedalam tiga golongan, yaitu;

a. Golongan atas

Yang termasuk kedalam kelas ini antara lain: pengusaha-pengusaha kaya, pejabat-pejabat tinggi.

b. Golongan menengah

Yang termasuk kedalam kelas ini antara lain: karyawan instansi pemerintah, pengusaha menengah.


(32)

21 c. Golongan bawah

Yang termasuk kedalam kelas ini antara lain: buruh-buruh pabrik, pegawai rendah, tukang becak, dan pedagang kecil.

3. Kelompok sosial dan kelompok referensi

Kelompok sosial adalah kesatuan sosial yang menjadi tempat individu-individu berinteraksi satu sama lain, karena adanya hubungan diantara mereka. (Swastha dan Handoko: 2000: 66). Sebagai hasil dari interaksi sosial yang terus menerus ini, lambat laun akan tercipta struktur kelompok-kelompok sosial. Kelompok referensi adalah kelompok-kelompok sosial yang menjadi ukuran seseorang (bukan anggota kelompok tersebut) untuk membentuk kepribadian dan perilakunya.

4. Keluarga

Istilah keluarga (family) dipergunakan untuk menggambarkan berbagai macam bentuk rumah tangga. Macam-macam bentuk keluarga tersebut adalah:

a. Keluarga inti (nuclear family), menunjukkan lingkup keluarga yang meliputi ayah, ibu, dan anak-anak yang hidup bersama.

b. Keluarga besar (extended family), yaitu keluarga ini ditambah dengan orang-orang yang mempunyai ikatan saudara dengan keluarga tersebut seperti kakek, nenek, paman, bibi dan menantu. Keluarga ini selalu dibangun melalui suatu perkawinan (family of procreation). (Swastha dan Handoko: 2000: 70)


(33)

22

7. Faktor-faktor intern yang mempengaruhi perilaku konsumen

Faktor-faktor psikologis yang yang berasal dari proses intern individu, sangat berpengaruh terhadap perilaku pembelian konsumen. Faktor-faktor psikologis yang menjadi faktor dasar dalam perilaku konsumen adalah:

1. Motivasi

Motif adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai sesuatu tujuan. (Swastha dan Handoko: 2000: 77). Secara definitif, dapat dikatakan bahwa motif adalah suatu dorongan kebutuhan dan keinginan individu yang diarahkan pada tujuan untuk memperoleh kepuasan.

2. Pengamatan

Pengamatan adalah suatu proses dengan mana konsumen (manusia) menyadari dan menginterpretasikan aspek lingkungannya. Atau dapat dikatakan sebagai proses penerimaan dan adanya rangsangan (stimuli) di dalam lingkungan intern dan ekstern, sehingga pengamatan bersifat aktif. Jadi, pengamatan adalah reaksi orientatif terhadap rangsangan-rangsangan walaupun rangsangan tersebut berupa benda asing. (Swastha dan Handoko: 2000: 84) 3. Pembelajaran

Belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan-perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil akibat adanya pengalaman. Hasil belajar ini akan memberikan tanggapan tertentu yang cocok dengan rangsangan-rangsangan dan yang mempunyai tujuan tertentu. Proses belajar paa suatu pembelian terjadi apabila konsumen ingin menanggapi dan memperoleh suatu kepuasan,


(34)

23

atau sebaliknya, tidak terjadi apabila konsumen merasa dikecewakan oleh produk yang kurang baik. (Swastha dan Handoko: 2000: 86-87).

4. Sikap

Sikap menggambarkan evaluasi, perasaan, dan kecenderungan yang konsisten atas suka atau tidak sukanya seseorang terhadap objek atau ide. Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dipertahankan seseorang mengenai sesuatu. (Kotler dan Armstrong, 2004: 220). Sikap (attitude) seseorang adalah predisposisi (keadaan mudah terpengaruh) untuk memberikan tanggapan terhadap rangsangan lingkungan, yang dapat memulai atau mambimbing tingkah laku orang tersebut. (Swastha dan Handoko: 2000: 93). Sikap konsumen bisa merupakan sikap positif maupun negatif terhadap produk-produk tertentu.

8. Proses pengambilan keputusan konsumen

Menurut Kotler dan Armstrong (2004: 224) yang ditunjukkan pada gambar 5, proses pengambilan keputusan terdiri dari lima tahap, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, pengevaluasian alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian.

Gambar 5. Proses pengambilan keputusan konsumen

Sumber: Kotler & Armstrong (2004: 224). “Dasar-dasar Pemasaran” Pengenalan

kebutuhan

Pencarian informasi

Pengevaluasian alternatif

Keputusan pembelian

Perilaku setelah pembelian


(35)

24

Gambar tersebut menyiratkan bahwa konsumen melalui seluruh lima tahap pada tiap pembelian. Tapi pada pembelian yang rutin, konsumen terkadang melewatkan atau membalik beberapa tahap itu.

1. Pengenalan kebutuhan

Proses pembelian bermula dari pengenalan kebutuhan (need recognition), pembeli mengenali permasalahan atau kebutuhan. Pembeli merasakan adana perbedaan antara keadaan actual dan sejumlah keadaan yang diinginkan. Kebutuhan itu dapat dipicu oleh stimulasi internal ketika salah satu kebutuhan normal, contohnya lapar, haus, seks, naik ke tingkatan yang cukup tinggi sehingga menjadi pendorong. Kebutuhan juga dapat dipicu oleh rangsangan eksternal.

2. Pencarian informasi

Konsumen yang tergerak mungkin mencari atau mungkin tidak mencari informasi tambahan. Jika dorongan konsumen kuat dan produk yang memenuhi kebutuhan berada dalam jangkauannya, ia cenderung akan membelinya. Jika tidak, konsumen akan menyimpan kebutuhan itu kedalam ingatan atau mengerjakan pencarian informasi yang berhubungan dengan kebutuhan itu. Pada suatu tahapan tertentu, konsumen mungkin sekedar meningkatkan perhatian.

Konsumen dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber. Sumber itu meliputi sumber pribadi (keluarga, teman, tertangga, rekan kerja), sumber komersial (iklan, penjual, pengecer, bungkus, situs web, dll), sumber publik


(36)

25

pengalaman (memegang, meneliti, menggunakan produk). Pengaruh relatif diantara sumber informasi itu berbeda-bedadiantara berbagai produk dan pembeli. Konsumen biasanya menerima informasi dari sumber komersial,yang dikendalikan oleh pemasar.

Namun demikian, sumber yang paling efektif cenderung yang bersifat pribadi, sumber pribadi memberikan legitimasi atau mengevaluasi produk bagi pembeli. perusahaan mempunyai ketertarikan yang kuat terhadap sumber pemasaran getok tular (world of mouth sources). Sumber-sumber itu mempunyai dua keuntungan utama. Pertama, sumber itu meyakinkan. Pemasara getok tular atau pemasaran mulut ke mulut adalah satu-satunya metode promosi dari konsumen. Kedua, biaya yang rendah. Menjaga hubungan dengan konsumen dan menjadikannya sebagai sumber promosi getok tular membutuhkan biaya yang rendah.

3. Pengevaluasian alternatif

Pemasar perlu memahami proses pengevaluasian alernatif, yaitu cara konsumen memperoleh informasi yang menghasilkan berbagai pilihan merk. Sayangnya, konsumen tidak melakukan satu evaluasi secara tunggal dan sederhana, tetapi mungkin konsumen melakukan beberapa proses evaluasi. Pemasar harus mempelajar pembeli supaya dapat mereka mengetahui proses evaluasi seperti apa yang terjadi, pemasar dapat mengambil langkah untuk mempengaruhi keputusan pembeli.


(37)

26 4. Keputusan pembelian

Di tahap pengevaluasian, konsumen menyusun peringkat merek dan membentuk kecenderungan (niat) pembelian. Secara umum, keputusan pembelian konsumen akan membeli merek yang paling disukai, tetapi ada dua factor yang muncul di antara kecenderungan pembelian, dan keputusan

pembelian.faktor utama adalah sikap orang lain. Faktor kedua adalah factor situasi yang tak terduga. Konsumen mungkin membentuk kecenderungan pembelian berdasar pada pendapatan yang diharapkan, harga, dan manfaat produk yang diharapkan. Namun keadaan tak terduga dapat mengubah kecenderungan pembelian.

5. Perilaku setelah pembelian

Setelah membeli produk, konsumen akan merasa puas atau tidak puas dan akan masuk ke perilaku setelah pembelian yang penting diperhatikan oleh pemasar. Hal yang menentukan pembeli puas atau tidak puas terhadap pembeliannya terletak pada hubungan antara harapan konsumen dan kinerja produk yang dirasakan. Jika produk jauh dibawah harapan konsumen, maka konsumen kecewa. Jika produk memenuhi harapannya, konsumen terpuaskan. Jika produk melebihi harapan konsumen, maka konsumen akan sangat senang. Oleh karena itu, perusahaan harus memberikna janji yang benar-benar sesuai dengan kinerja produk agar pembeli merasa puas.kepuasan pelanngan adalah kunci untuk membuat hubungan jangka panjang dengan pelanggan, yaitu untuk mempertahankan dan menumbuhkan konsumen serta untuk memetik hasil yang berupa nilai seumur hidup pelanggan. Konsumen yang tidak puas memberikan


(38)

27

tanggapan secara berbeda. Konsumen yang puas secara rata-rata, akan berbicara kepada tiga orang menganai baiknya pengalaman mereka mengenai produk, sedangkan kinsmen yang tidak puas akan mengeluh ke 11 orang. Oleh karena itu, perusahaan yang bijaksana perlu mengukur kepuasan konsumen secara teratur.

9. Kerangka pikir dan hipotesis 1. Kerangka pikir

Ada beberapa faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam keputusan pembelian di restoran Iga Bakar Mas Giri Malang, diantaranya adalah faktor kebudayaan, kelas sosial, kelompok sosial dan kelompok referensi, dan keluarga, motivasi, pengamatan, pembelajaran, dan sikap. (Swastha dan Handoko: 2000: 27). Fakor-faktor tersebut kemudian akan dianalisis menggunakan Analisis Faktor. Diantara faktor-faktor tersebut, sebagian diperkirakan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen.

Faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam keputusan pembelian pada restoran Iga Bakar Mas Giri Malang

- kebudayaan - kelas sosial

- kelompok sosial dan

kelompok referensi - keluarga - motivasi - pengamatan - belajar - sikap

Analisis faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam keputusasn pembelian pada restoran Iga Bakar Mas


(39)

28 2. Hipotesis

Berdasarkan dengan landasan teori yang ada, maka studi ini akan menghasilkan suatu hipotesis. Hipotesis ini akan diuji kebenarannya dengan menggunakan fakta-fakta yang diperoleh dari penelitian, dan hipotesis ini masih merupakan jawaban sementara. Sifat hipotesis adalah setiap hipotesis merupakan kemungkinan jawaban atau jawaban sementara dari persoalan yang diselidiki. Setiap hipotesis harus diuji untuk menetapkan hipotesis yang paling sesuai dengan segala bukti-bukti yang dapat dikumpulkan. Diselaraskan dengan tujuan dalam penelitian, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Faktor motivasi, pengamatan, pembelajaran, sikap, kebudayaan, kelas sosial dan kelompok referensi, dan keluarga, adalah faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam keputusan pembelian di restoran Iga Bakar Mas Giri Malang.

2. Berdasarkan penelitian terdahulu, faktor sikap adalah faktor yang paling dipertimbangkan konsumen dalam keputusan pembelian di restoran Iga Bakar Mas Giri Malang.


(1)

atau sebaliknya, tidak terjadi apabila konsumen merasa dikecewakan oleh produk yang kurang baik. (Swastha dan Handoko: 2000: 86-87).

4. Sikap

Sikap menggambarkan evaluasi, perasaan, dan kecenderungan yang konsisten atas suka atau tidak sukanya seseorang terhadap objek atau ide. Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dipertahankan seseorang mengenai sesuatu. (Kotler dan Armstrong, 2004: 220). Sikap (attitude) seseorang adalah predisposisi (keadaan mudah terpengaruh) untuk memberikan tanggapan terhadap rangsangan lingkungan, yang dapat memulai atau mambimbing tingkah laku orang tersebut. (Swastha dan Handoko: 2000: 93). Sikap konsumen bisa merupakan sikap positif maupun negatif terhadap produk-produk tertentu.

8. Proses pengambilan keputusan konsumen

Menurut Kotler dan Armstrong (2004: 224) yang ditunjukkan pada gambar 5, proses pengambilan keputusan terdiri dari lima tahap, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, pengevaluasian alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian.

Gambar 5. Proses pengambilan keputusan konsumen

Sumber: Kotler & Armstrong (2004: 224). “Dasar-dasar Pemasaran”

Pengenalan kebutuhan

Pencarian informasi

Pengevaluasian alternatif

Keputusan pembelian

Perilaku setelah pembelian


(2)

Gambar tersebut menyiratkan bahwa konsumen melalui seluruh lima tahap pada tiap pembelian. Tapi pada pembelian yang rutin, konsumen terkadang melewatkan atau membalik beberapa tahap itu.

1. Pengenalan kebutuhan

Proses pembelian bermula dari pengenalan kebutuhan (need recognition), pembeli mengenali permasalahan atau kebutuhan. Pembeli merasakan adana perbedaan antara keadaan actual dan sejumlah keadaan yang diinginkan. Kebutuhan itu dapat dipicu oleh stimulasi internal ketika salah satu kebutuhan normal, contohnya lapar, haus, seks, naik ke tingkatan yang cukup tinggi sehingga menjadi pendorong. Kebutuhan juga dapat dipicu oleh rangsangan eksternal.

2. Pencarian informasi

Konsumen yang tergerak mungkin mencari atau mungkin tidak mencari informasi tambahan. Jika dorongan konsumen kuat dan produk yang memenuhi kebutuhan berada dalam jangkauannya, ia cenderung akan membelinya. Jika tidak, konsumen akan menyimpan kebutuhan itu kedalam ingatan atau mengerjakan pencarian informasi yang berhubungan dengan kebutuhan itu. Pada suatu tahapan tertentu, konsumen mungkin sekedar meningkatkan perhatian.

Konsumen dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber. Sumber itu meliputi sumber pribadi (keluarga, teman, tertangga, rekan kerja), sumber komersial (iklan, penjual, pengecer, bungkus, situs web, dll), sumber publik


(3)

pengalaman (memegang, meneliti, menggunakan produk). Pengaruh relatif diantara sumber informasi itu berbeda-bedadiantara berbagai produk dan pembeli. Konsumen biasanya menerima informasi dari sumber komersial,yang dikendalikan oleh pemasar.

Namun demikian, sumber yang paling efektif cenderung yang bersifat pribadi, sumber pribadi memberikan legitimasi atau mengevaluasi produk bagi pembeli. perusahaan mempunyai ketertarikan yang kuat terhadap sumber pemasaran getok tular (world of mouth sources). Sumber-sumber itu mempunyai dua keuntungan utama. Pertama, sumber itu meyakinkan. Pemasara getok tular atau pemasaran mulut ke mulut adalah satu-satunya metode promosi dari konsumen. Kedua, biaya yang rendah. Menjaga hubungan dengan konsumen dan menjadikannya sebagai sumber promosi getok tular membutuhkan biaya yang rendah.

3. Pengevaluasian alternatif

Pemasar perlu memahami proses pengevaluasian alernatif, yaitu cara konsumen memperoleh informasi yang menghasilkan berbagai pilihan merk. Sayangnya, konsumen tidak melakukan satu evaluasi secara tunggal dan sederhana, tetapi mungkin konsumen melakukan beberapa proses evaluasi. Pemasar harus mempelajar pembeli supaya dapat mereka mengetahui proses evaluasi seperti apa yang terjadi, pemasar dapat mengambil langkah untuk mempengaruhi keputusan pembeli.


(4)

4. Keputusan pembelian

Di tahap pengevaluasian, konsumen menyusun peringkat merek dan membentuk kecenderungan (niat) pembelian. Secara umum, keputusan pembelian konsumen akan membeli merek yang paling disukai, tetapi ada dua factor yang muncul di antara kecenderungan pembelian, dan keputusan

pembelian.faktor utama adalah sikap orang lain. Faktor kedua adalah factor situasi yang tak terduga. Konsumen mungkin membentuk kecenderungan pembelian berdasar pada pendapatan yang diharapkan, harga, dan manfaat produk yang diharapkan. Namun keadaan tak terduga dapat mengubah kecenderungan pembelian.

5. Perilaku setelah pembelian

Setelah membeli produk, konsumen akan merasa puas atau tidak puas dan akan masuk ke perilaku setelah pembelian yang penting diperhatikan oleh pemasar. Hal yang menentukan pembeli puas atau tidak puas terhadap pembeliannya terletak pada hubungan antara harapan konsumen dan kinerja produk yang dirasakan. Jika produk jauh dibawah harapan konsumen, maka konsumen kecewa. Jika produk memenuhi harapannya, konsumen terpuaskan. Jika produk melebihi harapan konsumen, maka konsumen akan sangat senang. Oleh karena itu, perusahaan harus memberikna janji yang benar-benar sesuai dengan kinerja produk agar pembeli merasa puas.kepuasan pelanngan adalah kunci untuk membuat hubungan jangka panjang dengan pelanggan, yaitu untuk mempertahankan dan menumbuhkan konsumen serta untuk memetik hasil yang berupa nilai seumur hidup pelanggan. Konsumen yang tidak puas memberikan


(5)

tanggapan secara berbeda. Konsumen yang puas secara rata-rata, akan berbicara kepada tiga orang menganai baiknya pengalaman mereka mengenai produk, sedangkan kinsmen yang tidak puas akan mengeluh ke 11 orang. Oleh karena itu, perusahaan yang bijaksana perlu mengukur kepuasan konsumen secara teratur.

9. Kerangka pikir dan hipotesis 1. Kerangka pikir

Ada beberapa faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam keputusan pembelian di restoran Iga Bakar Mas Giri Malang, diantaranya adalah faktor kebudayaan, kelas sosial, kelompok sosial dan kelompok referensi, dan keluarga, motivasi, pengamatan, pembelajaran, dan sikap. (Swastha dan Handoko: 2000: 27). Fakor-faktor tersebut kemudian akan dianalisis menggunakan Analisis Faktor. Diantara faktor-faktor tersebut, sebagian diperkirakan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen.

Faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam keputusan pembelian pada restoran Iga Bakar Mas Giri Malang

- kebudayaan - kelas sosial

- kelompok sosial dan kelompok referensi - keluarga

- motivasi - pengamatan - belajar - sikap

Analisis faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam keputusasn pembelian pada restoran Iga Bakar Mas


(6)

2. Hipotesis

Berdasarkan dengan landasan teori yang ada, maka studi ini akan menghasilkan suatu hipotesis. Hipotesis ini akan diuji kebenarannya dengan menggunakan fakta-fakta yang diperoleh dari penelitian, dan hipotesis ini masih merupakan jawaban sementara. Sifat hipotesis adalah setiap hipotesis merupakan kemungkinan jawaban atau jawaban sementara dari persoalan yang diselidiki. Setiap hipotesis harus diuji untuk menetapkan hipotesis yang paling sesuai dengan segala bukti-bukti yang dapat dikumpulkan. Diselaraskan dengan tujuan dalam penelitian, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Faktor motivasi, pengamatan, pembelajaran, sikap, kebudayaan, kelas sosial dan kelompok referensi, dan keluarga, adalah faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam keputusan pembelian di restoran Iga Bakar Mas Giri Malang.

2. Berdasarkan penelitian terdahulu, faktor sikap adalah faktor yang paling dipertimbangkan konsumen dalam keputusan pembelian di restoran Iga Bakar Mas Giri Malang.