II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Analisis Regresi Berganda
Analisis  regresi  linear  berganda  adalah    analisis  regresi  linear  dengan  dua  atau lebih peubah bebas dalam modelnya. Ada pun bentuk umum dari analisis regresi linear
berganda menurut Myers 1990 adalah : � =  �
+ �
1 1
+ … +  �
+
y
i
adalah peubah respon ke- i, β
adalah parameter intersep, X adalah peubah penjelas, dan
ε adalah komponen galat yang tidak bisa dijelaskan model. Seperti halnya analisis regresi  sederhana,  analisis  regresi  linear  berganda  memiliki  asumsi  bahwa  E
ε=0, var
ε  =  σ
2
,  E ε
i
, ε
j
=  0,  galat  menyebar  normal,  galat  bebas  terhadap  peubah  bebas. Sebagai tambahan, asumsi pada  regresi linear berganda adalah tidak  adanya  hubungan
linear antar peubah bebas, covX
i
, X
j
= 0.
II.2 Ukuran Kepentingan Peubah Metode Konvensional
Koefisien  regresi  βj  dalam  model  regresi  berganda  menggambarkan  berapa perubahan  Y  jika  peubah  bebas  ke-j
berubah  1  unit  satuan.  Koefisien  βj  yang  paling besar  bukan  berarti  menggambarkan  pengaruh  peubah  bebas  ke-j  yang  paling  besar
karena  satuan  koefisien  regresi  bergantung  pada  satuan  peubah  respon  Y  dan  peubah bebas  ke-j.  Untuk  mengkaji  relatif  pentingnya  masin-masing  peubah  bebas,  terdapat
beberapa ukuran yang sering digunakan.
II.3 Koefisien Baku
Koefisien  baku  menggambarkan  relatif  pentingnya  peubah  bebas  X
j
dalam model  regresi  berganda.  Untuk  menghitung  koefisien  baku,  hal  yang  perlu  dilakukan
hanyalah  melakukan  regresi  linear,  yang  mana  di  dalamnya  masing-masing  peubah
dibakukan dengan cara mengurangi dengan rata-ratanya dan dibagi simpangan bakunya. Model regresi yang dibakukan adalah sebagai berikut :
− =
�
2 ∗
21
−
2
2
+ … + �
2 ∗
− +
∗
Hubungan koefisien baku β
j
dan koefisien awal β
j
adalah : �
∗
= �
semakin besar nilai koefisien baku, semakin penting peubah bebasnya. Namun ukuran kepentingan dengan koefisien baku ini tidak tepat digunakan bila data peubah bebasnya
memiliki hubungan linear ada multikolinearitas.
II.4 Korelasi Parsial