2.67 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 29,958

pengelolaan budidaya perikanan lautpantai pada Cluster 1 disajikan pada Tabel 34. Tabel 34 Penentuan prioritas Strategi pengelolaan budidaya perikanan pada cluster 1 di Kabupaten Bangka Barat Strategi Strategi Keterkaitan Skor Prioritas Penyusunan program dan peraturan yang mendukung kegiatan budidaya perikanan lautpantai W1,2,3,4,5 ; O1,2,3,4 2.79 1 Menggalakkan kegiatan budidaya perikanan laut pantai pada lokasi yang sesuai, untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan PAD al: pilot project budidaya perikanan lautpantai S1,2; O1,2,3 2.71 2 Penyusunan rencana pengelolaan berdasarkan potensi dan kesesuaian lahan untuk menghindari terjadinya konflik, serta tekanan terhadap sumberdaya secara berlebihan dengan melibatkan semua stakeholders S1,2,3 ; T1,2 2.45 3 Peningkatan pemahaman masyarakat terhadap budidaya lautpantai W3 ; O1,3 1.71 4 Penguatan permodalan untuk kegiatan budidaya lautpantai, al: bantuan modal bergulir untuk kegiatan budidaya lautpantai disertai pendampingan dari dinas terkait W2 ; O3 1.11 5 Penyusunan peraturan alokasi pemanfaatan ruang termasuk budidaya lautpantai yang diintegrasikan dengan RTRW untuk menghindari konflik pemanfaatan ruang dan tekanan berlebihan terhadap sumberdaya dengan melibatkan semua stakeholders W4,5 ; T1,2 0.95 6 Penyediaan akses informasi budidaya perikanan termasuk benih dan pemasaran W1; O3 0.95 6 Cluster 2 Berdasarkan data hasil analisis dan hasil wawancara dapat disusun faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pengelolaan budidaya perikanan di desa-desa yang termasuk ke dalam cluster 2 seperti tertera pada Tabel 35. Faktor internal dan eksternal tersebut selanjutnya dikelompokkan dengan memberi bobot untuk masing-masing faktor sesuai dengan besarnya pengaruh masing-masing faktor terhadap pengelolaan budidaya perikanan lautpantai di Kabupaten Bangka Barat seperti tampak pada Tabel 36. Proses pemberian bobot pada cluster 2 disajikan pada Lampiran 32. Hasil analisis faktor internal dilihat dari total skor menunjukkan bahwa pada aspek kekuatan faktor yang paling berpengaruh adalah kelayakan secara finansial 0.50 kemudian lokasi yang sesuai serta belum dimanfaatkan 0.38 dan aksesibilitas yang baik 0.38. Pada aspek kelemahan faktor yang paling berpengaruh adalah tingginya biaya, rendahnya aktivitas pesisir dan rendahnya pemahaman masyarakat terhadap budidaya perikanan lautpantai 0.25. Tabel 35 Identifikasi faktor internal dan eksternal pengelolaan budidaya perikanan pada cluster 2 Aspek Internal Eksternal Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman Teknis ekologis Lokasi : mempunyai lokasi yang sesuai untuk budidaya lautpantai dan belum dimanfaatkan 2 Kelayakan: layak diusahakan secara ekonomi NPV,BC ratio dan IRR 4 Ketersediaan benih: t idak tersedia benih lokal 1 Modal : tingginya biaya budidaya laut 4 Aktivitas dominan: rendahnya aktivitas pesisir 3 Tekanan : tekanan terhadap sumberdaya 1 Tambang: tingginya aktivitas pertambangan 3 Sosial, ekonomi, budaya Aksesibilitas : aksesibilitas baik 3 Pemahaman: rendahnya pemahaman thd budidaya laut 1 Kesempatan kerja : Peningkatan lapangan kerja dan berusaha bagi masyarakat 1 PAD: potensi peningkatan PAD bagi pemerintah 1 Pasar: tersedianya pasar 1 Konflik: resiko konflik pemanfaatan ruang 1 Politik, hukum, kelembagaan RTRW: belum terakomodasinya alokasi pemanfaatan ruang untuk budidaya lautpantai dalam RTRW 1 Program: belum ada program dan perda yang mendukung budidaya perikanan lautpantai di tingkat daerah 1 Peraturan: UU No.22 Th 1999 ttg Pemerintahan Daerah 1 Keterangan : 1 Hasil wawancara dengan stakeholders 2 Hasil Analisis Kesesuaian LahanLokasi 3 Hasil Analisis Tipologi Wilayah 4 Hasil Analisis Finansial Hasil analisis faktor eksternal menunjukkan bahwa pada aspek peluang yang paling berpengaruh adalah ketersediaan pasar dan peluang kesempatan kerja 0.53 sedangkan pada aspek ancaman ketiga faktor yang diidentifikasi sebagai ancaman resiko konflik pemanfaatan, tekanan terhadap sumberdaya dan tingginya aktivitas pertambangan mempunyai pengaruh yang sama 0.35. Berdasarkan pembobotan dan pemberian rating dari masing-masing faktor internal dan eksternal di atas kemudian dilakukan formulasi strategi dengan membuat strategi silang dari ke empat faktor tersebut sehingga dihasilkan strategi SO, strategi ST, strategi WO dan strategi WT . Formulasi strategi pengelolaan budidaya perikanan lautpantai pada Cluster 2 secara lengkap disajikan pada Tabel 37. Tabel 36 Pemberian bobot untuk setiap unsur dari kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada cluster 2 Unsur SWOT Bobot Rating Total skor Kode Faktor Internal Kekuatan Lokasi : mempunyai lokasi yang sesuai untuk budidaya lautpantai dan belum dimanfaatkan 2 0.13 3 0.38 S1 Kelayakan: layak diusahakan secara ekonomi NPV,BC ratio dan IRR 4 0.17 3 0.50 S2 Aksesibilitas : aksesibilitas baik 3 0.13 3 0.38 S3 Kelemahan Ketersediaan benih: t idak tersedia benih lokal 1 0.08 2 0.17 W1 Modal : tingginya biaya budidaya laut 4 0.13 2 0.25 W2 Aktivitas dominan:rendah nya aktivitas pesisir 3 0.13 2 0.25 W3 Pemahaman: rendahnya pemahaman thd budidaya laut 1 0.13 2 0.25 W4 RTRW: belum terakomodasinya alokasi pemanfaatan ruang untuk budidaya lautpantai dalam RTRW 1 0.04 2 0.08 W5 Perda: belum ada program dan peraturan yang mendukung budidaya perikanan lautpantai di tingkat daerah 1 0.08 1 0.08 W6 TOTAL

1.00 2.33

Eksternal Peluang Kesempatan kerja : Peningkatan lapangan kerja dan berusaha bagi masyarakat 1 0.18 3 0.53 O1 PAD: potensi peningkatan PAD bagi pemerintah 1 0.12 2 0.24 O2 Pasar: tersedianya pasar 1 0.18 3 0.53 O3 Peraturan: UU No.22 Th 1999 ttg Pemerintahan Daerah 1 0.06 3 0.18 O4 Ancaman Konflik: resiko konflik pemanfaatan ruang 1 0.12 3 0.35 T1 Tekanan : tekanan terhadap sumberdaya 1 0.18 2 0.35 T2 Tambang: tingginya aktivitas pertambangan 3 0.18 2 0.35 T3 TOTAL

1.00 2.53

Sumber: hasil analisis Tabel 37 Formulasi strategi pengelolaan budidaya perikanan lautpantai pada cluster 2 di Kabupaten Bangka Barat Peluang Ancaman Kesempatan kerja : Peningkatan lapangan kerja dan berusaha bagi masyarakat 1 PAD: potensi peningkatan PAD bagi pemerintah 1 Pasar: tersedianya pasar 1 Peraturan: UU No.22 Th 1999 ttg Pemerintahan Daerah 1 Konflik: resiko konflik pemanfaatan ruang 1 Tekanan : tekanan terhadap sumberdaya 1 Tambang: tingginya aktivitas pertambangan 3 Kekuatan Strategi SO Strategi ST Lokasi : mempunyai lokasi yang sesuai untuk budidaya lautpantai dan belum dimanfaatkan Kelayakan: layak diusahakan secara ekonomi NPV,BC ratio dan IRR Aksesibilitas : aksesibilitas baik Menggalakkan kegiatan budidaya perikanan laut pantai pada lokasi yang sesuai, untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan PAD al: pilot project budidaya perikanan lautpantai S1,2,3 ; O1,2,3 Penyusunan rencana pengelolaan berdasarkan potensi dan kesesuaian lahan untuk menghindari terjadinya konflik, serta tekanan terhadap sumberdaya secara berlebihan dengan melibatkan semua stakeholders S1,2,3 ; T1,2,3 Penciptaan lapangan kerja baru yang bersifat renewable budidaya lautpantai untuk mengatasi tingginya aktivitas pertambangan yang bersifat unrenewable S1,2,3 ; T3 Kelemahan Strategi WO Strategi WT Ketersediaan benih: tidak tersedia benih lokal Modal : tingginya biaya budidaya laut Pemahaman: rendahnya pemahaman thd budidaya laut RTRW: belum terakomodasinya alokasi pemanfaatan ruang untuk budidaya lautpantai dalam RTRW Program: belum ada program dan perda yang mendukung budidaya perikanan lautpantai di tingkat daerah Penyediaan akses informasi budidaya perikanan termasuk benih dan pemasaran W1 ; O1,2,3,4 Penguatan permodalan untuk kegiatan budidaya lautpantai, al: bantuan modal bergulir untuk kegiatan budidaya lautpantai disertai pendampingan dari dinas terkait W2 ; O1,2,3,4 Peningkatan pemahaman masyarakat terhadap budidaya lautpantai al: penyuluhanpendampingan W1,3 ; O1,2,3,4 Penyusunan peraturan dan program yang mendukung kegiatan budidaya perikanan lautpantai W1,2,3,4,5 ; O1,2,3,4 Penyusunan peraturan alokasi pemanfaatan ruang termasuk budidaya lautpantai yang diintegrasikan dengan RTRW untuk menghindari konflik pemanfaatan ruang dan tekanan berlebihan terhadap sumberdaya dengan melibatkan semua stakeholders W3,4,5 ; T1,2,3 Penyusunan program pemanfaatan lahan bekas tambang W5 ; T3 Berdasarkan strategi-strategi yang telah diformulasikan dan skor keterkaitan antar faktor internal dan eksternal dilakukan penentuan prioritas strategi pada cluster 2. Prioritas strategi pengelolaan budidaya perikanan lautpantai pada cluster 2 berdasarkan skor keterkaitan disajikan pada Tabel 38. Sumber: hasil analisis Tabel 38 Penentuan prioritas strategi pengelolaan budidaya perikanan pada cluster 2 di Kabupaten Bangka Barat Prioritas Strategi Keterkaitan Skor Ranking Penyusunan peraturan dan program yang mendukung kegiatan budidaya perikanan lautpantai W1,2,3,4,5 ; O1,2,3,4 2.47 1 Menggalakkan kegiatan budidaya perikanan laut pantai pada lokasi yang sesuai, untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan PAD al: pilot project budidaya perikanan lautpantai S1,2; O1,2,3 2.17 2 Penyusunan rencana pengelolaan berdasarkan potensi dan kesesuaian lahan untuk menghindari terjadinya konflik, serta tekanan terhadap sumberdaya secara berlebihan dengan melibatkan semua stakeholders S1,2 ; T1,2 1.58 3 Peningkatan pemahaman masyarakat terhadap budidaya lautpantai al: penyuluhanpendampingan W3 ; O1,3 1.31 4 Penciptaan lapangan kerja baru yang bersifat renewable budidaya lautpantai untuk mengatasi tingginya aktivitas pertambangan yang bersifat unrenewable S1,2; T3 1.23 5 Penyusunan peraturan alokasi pemanfaatan ruang termasuk budidaya lautpantai yang diintegrasikan dengan RTRW untuk menghindari konflik pemanfaatan ruang dan tekanan berlebihan terhadap sumberdaya dengan melibatkan semua stakeholders W4,5 ; T1,2 0.04 6 Penguatan permodalan untuk kegiatan budidaya lautpantai, al: bantuan modal bergulir untuk kegiatan budidaya lautpantai disertai pendampingan dari dinas terkait W2 ; O3 0.78 7 Penyediaan akses informasi budidaya perikanan termasuk benih dan pemasaran W1 ; O3 0.70 8 Penyusunan program pemanfaatan lahan bekas tambang W5 ; T3 0.44 9 Cluster 3 Berdasarkan data hasil analisis dan hasil wawancara disusun faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pengelolaan budidaya perikanan di desa-desa yang termasuk ke dalam cluster 3 di Kabupaten Bangka Barat seperti tertera pada Tabel 39. Faktor internal dan eksternal tersebut selanjutnya dikelompokkan dengan memberi bobot untuk masing-masing faktor sesuai dengan besarnya pengaruh masing-masing faktor terhadap pengelolaan budidaya perikanan lautpantai di Kabupaten Bangka Barat seperti tampak pada Tabel 40 di bawah ini. Proses pemberian bobot pada cluster 3 disajikan pada Lampiran 33. Sumber: hasil analisis