Tabel 38 Penentuan prioritas strategi pengelolaan budidaya perikanan pada cluster
2 di Kabupaten Bangka Barat
Prioritas Strategi Keterkaitan
Skor Ranking
Penyusunan peraturan dan program yang mendukung kegiatan budidaya perikanan lautpantai
W1,2,3,4,5 ; O1,2,3,4 2.47
1 Menggalakkan kegiatan budidaya perikanan laut
pantai pada lokasi yang sesuai, untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan PAD al: pilot project
budidaya perikanan lautpantai S1,2; O1,2,3
2.17 2
Penyusunan rencana pengelolaan berdasarkan potensi dan kesesuaian lahan untuk menghindari terjadinya
konflik, serta tekanan terhadap sumberdaya secara berlebihan dengan melibatkan semua stakeholders
S1,2 ; T1,2 1.58
3 Peningkatan pemahaman masyarakat terhadap
budidaya lautpantai al: penyuluhanpendampingan W3 ; O1,3
1.31 4 Penciptaan lapangan kerja baru yang bersifat
renewable budidaya lautpantai untuk mengatasi tingginya aktivitas pertambangan yang bersifat
unrenewable S1,2; T3
1.23 5
Penyusunan peraturan alokasi pemanfaatan ruang termasuk budidaya lautpantai yang diintegrasikan
dengan RTRW untuk menghindari konflik pemanfaatan ruang dan tekanan berlebihan terhadap sumberdaya
dengan melibatkan semua stakeholders W4,5 ; T1,2
0.04 6
Penguatan permodalan untuk kegiatan budidaya lautpantai, al: bantuan modal bergulir untuk kegiatan
budidaya lautpantai disertai pendampingan dari dinas terkait
W2 ; O3 0.78
7 Penyediaan akses informasi budidaya perikanan
termasuk benih dan pemasaran W1 ; O3
0.70 8
Penyusunan program pemanfaatan lahan bekas tambang
W5 ; T3 0.44
9
Cluster 3
Berdasarkan data hasil analisis dan hasil wawancara disusun faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pengelolaan budidaya perikanan di
desa-desa yang termasuk ke dalam cluster 3 di Kabupaten Bangka Barat seperti tertera pada Tabel 39. Faktor internal dan eksternal tersebut selanjutnya
dikelompokkan dengan memberi bobot untuk masing-masing faktor sesuai dengan besarnya pengaruh masing-masing faktor terhadap pengelolaan budidaya
perikanan lautpantai di Kabupaten Bangka Barat seperti tampak pada Tabel 40 di bawah ini. Proses pemberian bobot pada cluster 3 disajikan pada Lampiran 33.
Sumber: hasil analisis
Tabel 39 Identifikasi faktor internal dan eksternal pengelolaan budidaya
perikanan pada cluster 3
Aspek Internal Eksternal
Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman
Teknis ekologis
Lokasi : mempunyai
lokasi yang sesuai untuk budidaya
lautpantai dan belum dimanfaatkan
2
Kelayakan: layak
diusahakan secara ekonomi NPV,BC
ratio dan IRR
4
Ketersediaan benih: t
idak tersedia benih lokal
1
Modal : tingginya
biaya budidaya laut
4
Tekanan : tekanan
terhadap sumberdaya
1
Sosial, ekonomi,
budaya
Pemahaman: rendahnya
pemahaman thd budidaya laut
1
Aktivitas dominan: rendahnya aktivitas
pesisir
3
Aksesibilitas: rendahnya
aksesibilitas
3
Kesempatan kerja :
Peningkatan lapangan kerja dan
berusaha bagi masyarakat
1
PAD: potensi
peningkatan PAD bagi pemerintah
1
Pasar: tersedianya
pasar
1
Konflik: resiko
konflik pemanfaatan
ruang
1
Politik, hukum,
kelembagaan
RTRW: belum
terakomodasinya alokasi pemanfaatan
ruang untuk budidaya lautpantai dalam
RTRW
1
Program: belum ada
program dan perda yang mendukung
budidaya perikanan lautpantai di tingkat
daerah
1
Peraturan: UU
No.22 Th 1999 ttg Pemerintahan
Daerah
1
Keterangan :
1
Hasil wawancara dengan stakeholders
2
Hasil Analisis Kesesuaian LahanLokasi
3
Hasil Analisis Tipologi Wilayah
4
Hasil Analisis Finansial
Hasil analisis faktor internal dilihat dari total skor menunjukkan bahwa pada aspek kekuatan faktor yang paling berpengaruh adalah kelayakan secara
finansial 0.52 kemudian lokasi yang sesuai serta belum dimanfaatkan 0.39. Pada aspek kelemahan faktor yang paling berpengaruh adalah tingginya biaya,
rendahnya aktivitas pesisir, rendahnya pemahaman masyarakat terhadap budidaya perikanan lautpantai dan rendahnya aksesibilitas dengan total skor masing-
masing 0.26.
Sumber: hasil analisis
Tabel 40 Pemberian bobot untuk setiap unsur dari kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada cluster 3
Kode Unsur SWOT
Bobot rating
Total skor Kode
Faktor Internal Kekuatan
S1 Lokasi
: mempunyai lokasi yang sesuai untuk budidaya lautpantai dan belum dimanfaatkan
2
0.13 3
0.39 S1 S2
Kelayakan: layak diusahakan secara ekonomi NPV,BC
ratio dan IRR
4
0.17 3
0.52 S2
Kelemahan
W1 Ketersediaan benih:
tidak tersedia benih lokal
1
0.09 2
0.17 W1 W2
Modal : tingginya biaya budidaya laut
4
0.13 2
0.26 W2 W3
Pemahaman: rendahnya pemahaman thd budidaya laut
1
0.13 2
0.26 W3 W4
Aktivitas dominan: rendahnya aktivitas pesisir
3
0.09 3
0.26 W4 W5
Aksesibilitas: rendahnya aksesibilitas
3
0.13 2
0.26 W5 W6
RTRW: belum terakomodasinya alokasi pemanfaatan
ruang untuk budidaya lautpantai dalam RTRW
1
0.04 2
0.09 W6 W7
Perda: belum ada program dan peraturan yang
mendukung budidaya perikanan lautpantai di tingkat daerah
1
0.09 1
0.09 W7 TOTAL 1.00
2.30 Eksternal
Peluang
O1
Kesempatan kerja : Peningkatan lapangan kerja dan
berusaha bagi masyarakat
1
0.21 3
0.64 O1 O2
PAD:
potensi peningkatan PAD bagi pemerintah
1
0.14 2
0.29 O2 O3
Pasar: tersedianya pasar
1
0.21 3
0.64 O3 O4
Peraturan: UU No.22 Th 1999 ttg Pemerintahan Daerah
1
0.07 3
0.21 O4
Ancaman
T1
Konflik:
resiko konflik pemanfaatan ruang
1
0.14 3
0.43 T1 T2
Tekanan : tekanan terhadap sumberdaya
1
0.21 2
0.43 T2 TOTAL
1.00 2.64
Hasil analisis faktor eksternal menunjukkan bahwa pada aspek peluang yang paling berpengaruh adalah ketersediaan pasar dan peluang kesempatan kerja
0.64 sedangkan pada aspek ancaman kedua faktor yang diidentifikasi sebagai ancaman resiko konflik pemanfaatan, tekanan terhadap sumberdaya mempunyai
pengaruh yang sama 0.43. Berdasarkan pembobotan dan pemberian rating dari masing-masing faktor internal dan eksternal di atas kemudian dilakukan formulasi
Strategi dengan membuat strategi silang dari ke empat faktor tersebut sehingga dihasilkan Strategi SO, Strategi ST, Strategi WO dan Strategi WT . Formulasi
strategi pengelolaan budidaya perikanan lautpantai pada Cluster 3 secara lengkap disajikan pada Tabel 41.
Sumber: hasil analisis
Tabel 41 Formulasi strategi pengelolaan budidaya perikanan lautpantai pada cluster
3 di Kabupaten Bangka Barat
Peluang Ancaman
Kesempatan kerja : Peningkatan
lapangan kerja dan berusaha bagi masyarakat
1
PAD: potensi peningkatan PAD bagi
pemerintah
1
Pasar: tersedianya pasar
1
Peraturan: UU No.22 Th 1999 ttg
Pemerintahan Daerah
1
Konflik: resiko konflik pemanfaatan ruang
1
Tekanan : tekanan terhadap sumberdaya
1
Kekuatan Strategi SO
Strategi ST Lokasi
: mempunyai lokasi yang sesuai
untuk budidaya lautpantai dan belum
dimanfaatkan
2
Kelayakan: layak
diusahakan secara ekonomi NPV,BC
ratio dan IRR
4
Menggalakkan kegiatan budidaya perikanan laut pantai pada lokasi yang
sesuai, untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan PAD al: pilot project
budidaya perikanan lautpantai S1,2 ;
O1,2,3 Penyusunan rencana pengelolaan berdasarkan
potensi dan kesesuaian lahan untuk menghindari terjadinya konflik, serta tekanan terhadap
sumberdaya secara berlebihan dengan melibatkan semua stakeholders
S1,2 ; T1,2
Kelemahan Strategi WO
Strategi WT Ketersediaan benih:
t idak tersedia benih
lokal
1
Modal : tingginya
biaya budidaya laut
4
Pemahaman: rendahnya
pemahaman thd budidaya laut
1
Aktivitas dominan: rendahnya aktivitas
pesisir
3
Aksesibilitas: rendahnya
aksesibilitas
3
RTRW: belum
terakomodasinya alokasi pemanfaatan
ruang untuk budidaya lautpantai dalam
RTRW
1
Program: belum ada
program dan perda yang mendukung
budidaya perikanan lautpantai di tingkat
daerah
1
Penyediaan akses informasi budidaya perikanan termasuk benih dan
pemasaran W1 ; O3
Penguatan permodalan untuk kegiatan budidaya lautpantai,
al: bantuan modal bergulir untuk kegiatan budidaya
lautpantai disertai pendampingan dari dinas terkait
W2 ; O3 Peningkatan pemahaman masyarakat
terhadap budidaya lautpantai al: penyuluhanpendampingan
W3 ; O1,3 Peningkatan aksesibilitas yang sesuai ke
desa-desa pesisir untuk menunjang kegiatan budidaya perikanan
W5 ; O3 Penyusunan program dan perda yang
mendukung kegiatan budidaya perikanan lautpantai
W1,2,3,6,7 ; O1,2,3,4 Penyusunan peraturan alokasi pemanfaatan ruang
termasuk budidaya lautpantai yang diintegrasikan dengan RTRW untuk menghindari
konflik pemanfaatan ruang dan tekanan berlebihan terhadap sumberdaya dengan
melibatkan semua stakeholders
W6,7 ; T1,2
Sumber: hasil analisis
Seperti halnya pada cluster 1 dan 2 tahap akhir dari Analisis SWOT adalah menentukan prioritas dari strategi yang telah diformulasikan. Prioritas Strategi
pengelolaan budidaya perikanan lautpantai pada Cluster 3 disajikan pada Tabel 42.
Tabel 42 Penentuan prioritas strategi pengelolaan budidaya perikanan pada cluster
3 di Kabupaten Bangka Barat
Prioritas Strategi Keterkaitan
Skor Ranking
Penyusunan program dan perda yang mendukung kegiatan budidaya perikanan
lautpantai W1,2,3,6,7 ; O1,2,3,4
2.66 1
Menggalakkan kegiatan budidaya perikanan laut pantai pada lokasi yang sesuai, untuk
meningkatkan pendapatan masyarakat dan PAD al: pilot project budidaya perikanan lautpantai
S1,2 ; O1,2,3 2.48
2 Penyusunan rencana pengelolaan berdasarkan
potensi dan kesesuaian lahan untuk menghindari terjadinya konflik, serta tekanan terhadap
sumberdaya secara berlebihan dengan melibatkan semua stakeholders
S1,2 ; T1,2 1.77
3 Peningkatan pemahaman masyarakat terhadap
budidaya lautpantai al: penyuluhanpendampingan
W3 ; O1,3 1.55
4 Penyusunan peraturan alokasi pemanfaatan
ruang termasuk budidaya lautpantai yang diintegrasikan dengan RTRW untuk menghindari
konflik pemanfaatan ruang dan tekanan berlebihan terhadap sumberdaya dengan
melibatkan semua stakeholders W6,7 ; T1,2
1.03 5
Penguatan permodalan untuk kegiatan budidaya lautpantai, al: bantuan modal bergulir untuk
kegiatan budidaya lautpantai disertai pendampingan dari dinas terkait
W2 ; O3 0.90
6 Peningkatan aksesibilitas yang sesuai ke desa-
desa pesisir untuk menunjang kegiatan budidaya perikanan
W5 ; O3 0.90
6 Penyediaan akses informasi budidaya perikanan
termasuk benih dan pemasaran W1 ; O3
0.82 7
Ikhtisar Analisis SWOT
Hasil analisis SWOT pada masing-masing cluster menunjukkan bahwa tiga strategi prioritas adalah penyusunan program dan perda yang mendukung
kegiatan budidaya perikanan lautpantai, menggalakkan kegiatan budidaya perikanan laut pantai pada lokasi yang sesuai untuk meningkatkan pendapatan
masyarakat dan PAD antara lain pilot project budidaya perikanan lautpantai dan penyusunan rencana pengelolaan berdasarkan potensi dan kesesuaian lahan untuk
Sumber: hasil analisis