50 permukaan. Pengukuran dilakukan paling sedikit dua kali. Kemampuan
surfaktan dalam menurunkan tegangan permukaan dapat dilakukan dengan menambahkan konsentrasi surfaktan sebanyak 10 persen dalam air.
Nilai tegangan permukaan setelah ditambahkan surfaktan diukur kembali. Kemudian dibandingkan nilai tegangan permukaan air sebelum dan
sesudah ditambahkan surfaktan.
5. Tegangan Antar Muka ASTM D 1331, 2000
Metode penentuan tegangan antarmuka sama dengan pengukuran tegangan permukaan. Untuk pengukuran cairan yang mengandung dua fase
yang berbeda, yaitu fase larut dalam air aqueous dan fase tidak larut dalam air nonaqueous, dilakukan beberapa tahapan. Fase aqueous air
dimasukkan terlebih dahulu ke dalam wadah gelas, kemudian dicelupkan cincin platinum kedalamnya lingkaran logam tercelup 3 - 5 mm di bawah
permukaan cairan, setelah itu secara hati-hati fase nonaqueous xilen ditambahkan diatas fase aqueous sehingga sistem terdiri dari dua lapisan.
Kontak antara cincin dan fase nonaqueous sebelum pengukuran harus dihindari. Setelah tegangan antarmuka mencapai ekuilibrium, yaitu benar-
benar terbentuk dua lapisan terpisah yang sangat jelas, pengukuran dapat dilakukan dengan cara yang sama dengan pengukuran tegangan permukaan.
Kemampuan surfaktan dalam menurunkan tegangan antar muka dilakukan pada campuran air dengan xylene 1:1, konsentrasi surfaktan yang
ditambahkan adalah 10 persen dalam campuran xylene-air. Nilai tegangan antar muka antara air dengan xylene setelah ditambahkan surfaktan diukur
kembali. Kemudian dibandingkan nilai tegangan antar muka antara sebelum dan sesudah ditambahkan surfaktan.
6. Kadar Air SNI 01-3555-1998
Cawan alumunium dipanaskan di dalam oven pada suhu 105°C selama 1 jam, kemudian didinginkan dalam desikator selama 30 menit. Bobot cawan
kemudian ditimbang. Sebanyak 5 gram sampel dimasukkan ke dalam cawan alumunium yang telah diketahui bobotnya, kemudian dipanaskan di dalam
oven suhu 105°C selama 1-2 jam. Cawan berisi sampel dikeluarkan dan
51 didinginkan dalam desikator selama 30 menit, kemudian ditimbang.
Pemanasan dan penimbangan diulangi sampai diperoleh bobot tetap. Kadar air = m
1
-m
2
x 100 m
1
m
1
= bobot
sampel g m
2
= bobot sampel setelah pemanasan g
7. Bilangan Penyabunan SNI-01-3555-1998
Timbang 4-5 gram contoh biodiesel ester alkil ke dalam sebuah labu erlenmeyer 250 ml. Tambahkan 50 ml larutan KOH alkoholik. Sambungkan
labu erlenmeyer dengan kondensor berpendingin udara dan didihkan sampai contoh tersabunkan sempurna selama 1 jam. Larutan yang diperoleh harus
homogen dan homogen. Setelah labu dan kondensor cukup dingin, lepaskan kondensor dari labu, tambahkan 1 ml larutan indikator fenolftalein ke dalam
labu, dan titrasi isi labu dengan HCl 0.5 N sampai warna merah jambu hilang. Lakukan hal yang sama untuk blanko tanpa penambahan sampel. Nilai
bilangan penyabunan dapat dirumuskan sebagai berikut : Bilangan penyabunan = 56.1 A-B x N mg KOHg biodiesel
M Keterangan :
A = volume HCl 0.5 N untuk titrasi blanko B = volume HCl 0.5 N untuk titrasi contoh
N = normalitas HCl
8. Pengukuran pH BSI, 1996