MODEL KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA IBU DAN ANAK DALAM PERKEMBANGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA MALANG (Studi Pada Siswa SMA Negeri 8 Malang Dan Ibunya)

(1)

MODEL KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA IBU DAN ANAK DALAM PERKEMBANGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH

MENENGAH ATAS DI KOTA MALANG (Studi Pada Siswa SMA Negeri 8 Malang Dan Ibunya)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi

Oleh:

Yurike Rizki Tunjungsari 201010040311367

Dosen Pembimbing: 1. Dra. Frida Kusumastuti, M.Si

2. M. Himawan Sutanto, M.Si

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Yurike Rizki Tunjungsari NIM : 201010040311367 Konsentrasi : Public Relations (PR)

Judul Skripsi : Model Komunikasi Interpersonal Antara Ibu Dan Anak Dalam Perkembangan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Di Kota Malang (Studi Pada Siswa SMA Negeri 8 Malang Dan Ibunya) Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang dan dinyatakan

LULUS

Malang, 12 April 2014

Mengesahkan, Dekan FISIP UMM

Dr. Asep Nurjaman, M.Si

Dewan Penguji:

1. Sugeng Winarno, MA ( )

2. Winda Hardyanti ( )

3. Frida Kusumastuti, M.Si ( )


(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat serta kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Model Komunikasi Interpersonal Antara Ibu Dan Anak Dalam Perkembangan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Di Kota Malang (Studi Pada Siswa SMA Negeri 8 Malang Dan Ibunya).

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan bagi mahasiswa program S1 pada program studi Ilmu Komunikasi. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.

Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materil secara langsung maupun tidak langsung kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini, terutama kepada:

1. Kepada kedua orangtua saya, ayahanda tercinta Hery S serta ibunda Yuni Wiwik Indrawinarti yang selalu ada, terima kasih banyak atas doa, kerja keras, perhatian dan dorongan baik berupa materil maupun moril, serta keikhlasan yang tak ternilai atas dukungannya selama ini.

2. Adikku, Hernanda Agung Prasetya, terima kasih atas dorongan, dukungan, doa dan semangatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.


(4)

3. Bapak Drs. Muhadjir Effendi, M.AP selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.

4. Bapak Dr. Asep Nurjaman, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang.

5. Ibu Frida Kusumastuti, M.Si selaku pembimbing I yang penuh kesabaran dalam membimbing, memberi saran dan masukan sehingga skripsi ini dapat tersusun dengan baik.

6. Bapak M. Himawan Sutanto, M.Si selaku pembimbing II yang dengan penuh perhatian dalam membimbing dan sangat membantu kelancaran penyelesaian skripsi ini dengan baik.

7. Bapak Sugeng Winarno selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi UMM yang memberikan semangat serta membantu kelancaran kuliah dan skripsi saya. 8. Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas

Muhammadiyah Malang, terima kasih telah memberikan pengetahuannya kepada penulis, sehingga memudahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

9. Seluruh subyek penelitian yang bersedia meluangkan waktunya untuk membantu peneliti dalam mengerjakan tugas skripsi ini dengan baik.

10.Untuk sahabat-sahabatku Tashya, Wulan, Ganis, Niny, Agfi, Wina, Chita, Sinyo, Nanda, Ane, Deddy dan Ega serta seluruh teman-teman angkatan 2010 Ilmu Komunikasi UMM, terima kasih atas support yang diberikan yang membuat penulis menjadi semangat.

11.Untuk pacarku Arga Dimantara Saputra, terima kasih untuk segala perhatian dan dukungan yang diberikan.


(5)

12.Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Kepada Allah SWT-lah penulis bersyukur atas tersusunnya skripsi ini dan semoga Allah SWT juga tidak menutup mata hati kita untuk selalu berbuat yang lebih baik lagi di masa-masa yang akan datang. Amin. Penulis harapkan agar karya ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis.

Malang, 12 April 2014 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI... ……..i

LEMBAR PENGESAHAN...ii

PERNYATAAN ORISINALITAS...iii

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI...iv

ABSTRAK...v

ABSTRACT...vii

LEMBAR PERSEMBAHAN...ix

KATA PENGANTAR...x

DAFTAR ISI...xii

DAFTAR GAMBAR...xiv

DAFTAR LAMPIRAN...xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...4

C. Tujuan Penelitian...5

D. Manfaat Penelitian...5

E. Tinjauan Pustaka...6

F. Metode Penelitian...20

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. Sejarah SMA Negeri 8 Malang...27


(7)

C. Visi dan Misi SMA Negeri 8 Malang………....32 D. Identitas SMA Negeri 8 Malang………...33 BAB III TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Profil Subyek Penelitian...34 B. Temuan dan Analisis Data Penelitian...42 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan...66 B. Saran...67 DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR GAMBAR

1.1 Komponen-Komponen Analisis Data...24


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Transkrip Observasi Lampiran 2 Coding Wawancara


(10)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Mulat Wigati. 2006. Sosiologi. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia

Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Sosial. Surabaya: Airlangga

Daymon, Christine. 2008. Metode-Metode Riset Kualitatif Dalam Public Relations & Marketing Communications. Yogyakarta: Bentang Djamadin, Bahari. 2004. Komunikasi Interpersonal. Jakarta: BPK Gunung Mulya Djamarah, Saiful Bahri. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya:

Usaha Nasional

2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Devito, Joseph A. 2010. Komunikasi Antarmanusia (5th ed.) Jakarta: Professionals Books

Ekomadyo, Ike Junita. 2005. Prinsip Komunikasi Efektif Untuk Meningkatkan Minat Belajar Anak. Bandung: Simbiosa Rekatama Media

Haikal, Husain. 2012. Wanita Dalam Pembinaan Karakter Bangsa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Hamidi. 2007. Metode Peneltian dan Teori Komunikasi. Malang: UMM Press Hapsari, Sri. 2005. Bimbingan & Konseling SMA Kelas XI. Jakarta: Grasindo Kuntaraf, Kathleen Liwidjaja. 1999. Komunikasi Keluarga. Bandung: Indonesia

Publishing House

Liliweri, Alo. 1997. Komunikasi Antarpribadi. Bandung: Citra Aditya Bakti Littlejohn, Stephen. W. 2009. Teori Komunikasi. Jakarta: Salemba Humanika Luciawati, Maya. 2006. Pengaruh Komunikasi Interpersonal Orangtua dengan

Anak dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Anak di SD Kristen Petra 9 Surabaya. Surabaya: Universitas Kristen Petra

Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Raco, Jozef. 2010. Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik dan Keunggulannya. (Pengantar: Conny R. Semiawan). Jakarta: Grasindo


(11)

Ratnawati, Sintha. 2000. Keluarga, Kunci Sukses Anak. Jakarta: Kompas

Ruslan, Rosady. 2010. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Rusyan, Tabrani. 1989. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remadja Karya

Salim. 1991.Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Balai Pustaka Tama Sugiyono. 2013. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta

Sunarto. 2003. Manajemen, Komunikasi Antarpribadi. Jakarta: Elex Media Komputindo

Sutedja, Heryanto. 1991. Mengapa Anak Anda Malas Belajar?. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: [T. Raja Grafindo Persada Usman, Husaini. 2009. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: PT. Bumi Aksara Database Internet:

http://www.balairungpress.com/2012/11/mengulas-peran-perempuan-dalam-membina-karakter-bangsa/(diakses pada 7 Desember 2013, 14:10 WIB)


(12)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Baik komunikasi intrapersonal maupun komunikasi interpersonal, keduanya dibutuhkan oleh manusia. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang berlangsung di antara dua atau lebih orang yang memiliki hubungan yang mantap dan jelas. Artinya, setiap individu yang terlibat di dalamnya membutuhkan komunikasi antar personal yang baik dari komunikator dan komunikannya untuk membina suatu hubungan yang harmonis.Komunikasi interpersonal terjadi dalam komunikasi keluarga.Keluarga adalah sebagai suatu sistem yang terdiri atas individu-individu yang berinteraksi dan saling bersosialisasi dan mengatur.Keluarga merupakan tempat di mana sebagian besar dari kita mempelajari komunikasi, bahkan bisa dikatakan tempat di mana sebagian besar dari kita belajar bagaimana berpikir mengenai komunikasi.Definisi ini menekankan hubungan-hubungan interpersonal yang saling terkait di antara para anggota keluarga, berdasarkan ikatan darah atau dasar bagi sebuah keluarga.

Arti pentingnya sebuah keluarga bagi diri seorang anak dikemukakan pula oleh Susan Urmston Philips (Ratnawati, 2000:15) dalam buku The Invisible Culture, ditemukan bahwa anak orang Indian (penduduk asli Amerika) selalu kalah cerdas dengan anak orang kulit putih. Ini terjadi karena keluarga orang Indian sangat pendiam. Ocehan anak Indian tidak direspon oleh keluarganya


(13)

2

sebagaimana anak orang kulit putih sehingga kemampuan berkomunikasi anak orang Indian terbilang kurang baik pada waktu mereka bermain dan belajar. Sebaliknya, karena anak orang kulit putih sejak kecil dibiasakan memiliki komunikasi interaktif dengan keluarganya, maka mereka berhasil memberikan respon terhadap lingkungan, baik saat bermain maupun saat belajar.

Banyak orangtua yang menuntut prestasi tinggi pada anak tanpa dibarengi sikap demokratis dan pendekatan komunikasi yang baik sehingga perkembangan anak terabaikan, yang pada akhirnya berpengaruh pada prestasi belajar anak tersebut (Sutedja, 1991:34). Banyak orangtua yang terlalu memaksakan kehendaknya atau ambisinya kepada anak, terlebih lagi dalam hal prestasi (Ekomadyo, 2005:4). Orangtua merasa tindakannya benar hanya dengan menyuruh anak-anak mereka untuk belajar dan meningkatkan prestasinya di sekolah tanpa memberikan perhatian khusus dalam membantu pembelajaran akademis si anak. Ada pula beberapa orangtua yang menuntut anaknya untuk berprestasi demi harga diri orangtuanya di mata orang lain, hal ini merupakan pandangan yang tidak benar dan tidak baik untuk perkembangan anak ke depannya.Secara umum, prestasi adalah hasil yang telah diraih oleh seseorang, sedangkan prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dalam suatu usaha (belajar) untuk mengadakan perubahan atau mencapai tujuan (Abu Ahmadi (1978), dalam Hapsari, 2005:75).

Pada penelitian terdahulu oleh Maya Luciawati (2006) ditemukan bahwa komunikasi interpersonal antara orangtua dengan anak berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Komunikasi Interpersonal Orangtua dengan Anak dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Anak


(14)

3

di SD Kristen Petra 9 Surabaya, Luciawati berhasil membuktikan adanya pengaruh komunikasi interpersonal antara orangtua dengananak terhadap prestasi belajar dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Jelas berbeda dengan penelitian Luciawati tersebut, dalam penelitian ini penelitibertujuan untuk mendeskripsikan model komunikasi interpersonal antara Ibu dan anak dalam perkembangan prestasi belajar melalui pendekatan kualitatif.Ayah dan Ibu memegang andil yang sangat besar terhadap perkembangan anak-anaknya. Dalam suatu keluarga, terdapat Ayah dan Ibu yang membimbing anak-anaknya.Oleh karena penelitian Luciawati berhasil membuktikan adanya pengaruh komunikasi interpersonal antara orangtua dengan anak terhadap prestasi belajar, maka peneliti bermaksud untuk lebih mengerucutkan subyek penelitiannya, yaitu Ibu dan anak. Hal tersebut didukung pula oleh pendapat Husain Haikal (2012) dalam bukunya yang berjudul “Wanita Dalam Pembinaan Karakter Bangsa” yang menyebutkan bahwa perempuan mempunyai peran yang sangat kompleks dalam sebuah keluarga, perempuan paling berperan dalam membentuk karakter dan mental generasi muda, yang dalam hal ini berarti anaknya. Selain itu, Kuntaraf juga menyatakan bahwa sebelum seorang anak tiba ke tangan pendidik atau guru di sekolahnya, peran dan fungsi orangtua khususnya Ibu sangat berpengaruh besar dalam upaya mengarahkan perkembangan anak, mengingat Ibu sebagai orang yang melahirkan buah hatinya pasti lebih memahami pribadi anaknya jika dibandingkan dengan orang lain (Kuntaraf, 1999:199).Meskipun sebenarnya memang Ayah dan Ibu memegang tanggung jawab atas perkembangan anak, baik dalam hal prestasi belajar maupun psikologisnya.


(15)

4

Penelitian ini mengarah pada prestasi belajar siswa Sekolah Menengah Atas (selanjutnya disebut SMA), karena secara tingkat kedewasaan dalam berpikirnya remaja dinilai paling relevan untuk dijadikan subyek dalam penelitian.Masa remaja adalah periode perkembangan dari masa kanak-kanak menuju kedewasaan, baik dalam hal fisik, sosial, intelektual,emosi dan spiritual.Dari hasil penelusuran di digilib.umm.ac.id, peneliti menemukan bahwa skripsi dengan tema Model Komunikasi Interpersonal Antara Ibu Dan Anak Dalam Perkembangan Prestasi Belajar Siswa belum pernah diteliti sebelumnya, sehingga penelitian ini terjamin keorisinalitasannya, khususnya di kalangan civitas akademika Universitas Muhammadiyah Malang.

Dilatarbelakangi oleh realitas mengenai komunikasi interpersonal antara Ibu dan anak tersebut, maka peneliti memilih judul “Model Komunikasi Interpersonal Antara Ibu Dan Anak Dalam Perkembangan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas di Kota Malang”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut: ”Bagaimana Model Komunikasi Interpersonal Antara Ibu Dan Anak Dalam Perkembangan Prestasi Belajar Siswa SMA di Kota Malang?”


(16)

5 C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan model komunikasi antara Ibu dan anak dalam perkembangan prestasi belajar siswa SMA di Kota Malang.

D. Kegunaan Penelitian 1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi untuk karya ilmiah selanjutnya, khusunya dalam memahami model-model komunikasi interpersonal dalam keluarga serta pengaruhnya dalam perkembangan prestasi belajar siswa.

b. Memberikan tambahan ilmu pengetahuan bagi peneliti khususnya dan civitas akademika Universitas Muhammadiyah Malang pada umumnya.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan bahan dan ide penelitian untuk dikembangkan lebih lanjut dalam situasi dan kondisi lain, bagi kalangan akademis pada umumnya dan khususnya pada mahasiswa komunikasi yang akan mengadakan penelitian di bidang komunikasi interpersonal maupun komunikasi keluarga.

b. Penelitian ini mampu mengantarkan peneliti untuk melengkapi persyaratan menyelesaikan pendidikan Strata-1.


(17)

6

E. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan uraian, analisis kritis dan evaluasi terhadap teks-teks yang relevan, baik saat ini maupun yang akan berkembang dengan pertanyaan riset atau topik penelitian (Daymon, 2008:55).

E.1 Komunikasi Interpersonal

Komunikasi merupakan sebuah kata yang abstrak dan memiliki sejumlah arti. Kata ”komunikasi” berasal dari bahasa Latin, yaitu coommunis, yang berarti

”sama” atau communicare yang berarti ”membuat sama” (Mulyana,

2001:41).Komunikasi interpersonal, yaitu komunikasi yang berlangsung di antara dua atau lebih orang yang memiliki hubungan yang mantap dan jelas.Komunikasi interpersonal dapat dilakukan secara tatap muka maupun melalui media.Komunikasi interpersonal yang terjadi antara Ibu dan anak bertujuan untuk menciptakan hasil yang baik dan maksimal.Artinya, setiap individu yang terlibat didalamnya membutuhkan komunikasi interpersonal yang baik untuk membina suatu hubungan yang harmonis.

Komunikasi interpersonal mempunyai 4 tujuan (Devito, 2010:245), di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Mengurangi kesepian

Kontak dengan sesama manusia akan mengurangi kesepian. Dalam upaya mengurangi kesepian, orang berusaha melindungi diri dengan memiliki banyak kenalan. Satu hubungan yang dekat biasanya berdampak lebih baik.


(18)

7 2. Mendapatkan rangsangan

Manusia membutuhkan stimulasi atau rangsangan. Bila tidak, manusia akan mengalami kemunduran. Kontak antar manusia merupakan salah satu cara terbaik untuk mendapatkan stimulasi tersebut.

3. Mendapatkan pengetahuan diri

Sebagian besar melalui kontak dengan sesama manusialah kita belajar mengenal diri kita. Persepsi diri kita sangat dipengaruhi oleh apa yang kita yakini dan dipikirkan orang tentang kita.

4. Memaksimalkan kesenangan

Alasan paling umum untuk membina hubungan dan alasan yang dapat mencakup semua alasan lainnya, yaitu kita berusaha berhubungan dengan manusia lain untuk memaksimalkan kesenangan kita. Kita perlu berbagi rasa dengan orang lain mengenai nasib baik, emosi ataupun fisik kita.

Dari keempat tujuan tersebut biasanya komunikasi interpersonal diperlukan dalam suatu hubungan demi mencapai harmonisasi. Komunikasi interpersonal memiliki 8 aspek yang merupakan ciri-ciri dari komunikasi interpersonal (Liliweri, 1997:14), yaitu:

1. Komunikasi interpersonal biasanya terjadi secara spontan. Biasanya, komunikasi interpersonal terjadi secara kebetulan tanpa rencana, sehingga pembicaraan terjadi secara spontan.


(19)

8

3. Komunikasi interpersonal merupakan kebetulan dan identitas peserta. Melalui pembicaraan secara interpersonal, hubungan dan identitas seseorang akan dapat diketahui dengan baik.

4. Komunikasi interpersonal merupakan bentuk akibat. Akibat yang dimaksud adalah hasil dari pembicaraan komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal mempunyai akibat yang disengaja dan tidak disengaja.

5. Komunikasi interpersonal sifatnya berbalas-balasan. Salah satu ciri khas dari komunikasi interpersonal adalah adanya timbal balik dan saling memberi maupun menerima informasi antara komunikator dan komunikan secara bergantian sehingga tercipta suasana dialogis.

6. Komunikasi interpersonal berkaitan dengan masalah jumlah orang, suasana dan pengaruh. Manusia suka berkomunikasi dengan manusia lain, oleh karena itu tiap orang selalu berusaha agar mereka lebih dekat satu sama lain.

7. Komunikasi interpersonal berkaitan dengan masalah hasil. Komunikasi interpersonal dikatakan sukses bila menghasilkan sesuatu yang diharapkan dan hasilnya nyata. Nyata dalam hal mengubah wawasan, perasaan, maupun perilaku.

8. Komunikasi interpersonal merupakan pesan lambang-lambang bermakna. Proses komunikasi yang terjadi selalu mengalirkan pesan. Dalam komunikasi interpersonal, hambatan komunikasi interpersonalnya dibedakan menjadi 3 aspek (Sunarto, 2003:17), yaitu:


(20)

9

1. Hambatan mekanik, timbul akibat adanya gangguan pada saluran komunikasi, seperti terganggunya saluran magnetik radio oleh getaran-getaran sehingga pesan yang disampaikan menjadi kurang jelas.

2. Hambatan semantik, sering terjadi dalam tahap proses komunikasi karena berkisar pada masalah apa yang dikomunikasikan dan disampaikan pada tahap-tahap komunikasi. Suatu pesan akan berarti lain pada seseorang dalam konteks yang berbeda, hal ini disebabkan adanya gangguan komunikator karena salah persepsi.

3. Hambatan manusiawi, segala masalah yang paling semu dalam semua proses komunikasi karena berasal dalam diri manusia. Terjadi karena adanya faktor emosi dan prasangka pribadi serta kemampuan alat panca indera.

Hambatan-hambatan tersebut dapat menyebabkan terganggunya proses komunikasi interpersonal. Oleh karena itu perlu diperhatikan oleh setiap individu apa yang menjadi hambatan komunikasi agar dapat diantisipasi.

E.2 Komunikasi Keluarga

Keluarga sangat berperan penting bagi perkembangan anak. Komunikasi sangat penting untuk membina sebuah hubungan dalam keluarga, sebab tanpa adanya komunikasi, hubungan yang akrab tidak dapat terjalin. Tujuan dari suatu komunikasi keluarga bukan hanya sekedar untuk menyampaikan informasi melainkan membentuk sebuah hubungan yang baik dengan orang lain. Komunikasi merupakan kebutuhan primer bagi anak. Dengan komunikasi yang baik, nilai-nilai yang baik dapat dibentuk. Komunikasi yang baik antara orangtua


(21)

10

dan anak menunjukkan bahwa ada penerimaan orangtua kepada anaknya (Kuntaraf, 1999:205).

E.3 Hubungan Ibu dan Anak

Kemampuan komunikasi awal untuk perkembangan anak berada pada tingkat keluarga. Keluarga yang memiliki budaya berkomunikasi dengan anak secara baik akan mampu menciptakan prakondisi yang baik bagi tumbuhnya kecerdasan anak-anak (Ratnawati, 2000:14).

Setiap kali membicarakan tentang perkembangan dan pertumbuhan anak, keluarga selalu menjadi lingkungan tempat anak belajar dan berinteraksi dengan teman, maupun dengan lingkungan tempat ia berada. Anak merupakan aset keluarga yang harus dijaga dan diasuh dengan baik. Kelak, anak akan menjadi aset bangsa dan negara sebagai generasi penerus. Seorang anak memerlukan pengawasan dan bimbingan yang baik untuk menjadi individu yang berkemampuan, berwawasan jauh dan matang. Sebelum seorang anak tiba ke tangan pendidik atau guru di sekolah, peran dan fungsi orangtua, khususnya Ibu sangat berpengaruh besar dalam upaya mengarahkan perkembangan anak (Kuntaraf, 1999:199). Ibu, sebagai orang tua perempuan memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan prestasi anaknya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas komunikasi interpersonal dalam kaitannya dengan peningkatan prestasi belajar anak (Devito, 2010:259-264) adalah sebagai berikut:

1. Keterbukaan

Kualitas keterbukaan mengacu pada setidaknya 3 aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus terbuka pada orang yang diajak berinteraksi dan


(22)

11

sebaliknya, harus ada kesediaan untuk membuka diri mengungkap informasi yang biasanya disembunyikan. Kedua, mengacu pada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Orang yang diam, tidak kritis dan tanggap merupakan peserta percakapan yang menjemukan. Kita ingin setiap orang bereaksi secara terbuka terhadap apa yang kita ucapkan. Aspek ketiga, mengacu pada ”kepemilikan” perasaan hati dan pikiran. Terbuka dalam arti ini adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang kita lontarkan adalah ”milik” kita dan kita bertanggungjawab atasnya. Keterbukaan adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang dilontarkan adalah milik pribadi (Salim,1991).

2. Kesetaraan

Kedua pihak yang berkomunikasi harus mengakui bahwa dirinya sama-sama bernilai dan berharga. Kesetaraan meminta kita untuk memberikan ”penghargaan positif tak bersyarat” kepada orang lain. 3. Sikap mendukung

Sikap mendukung adalah pandangan yang mendukung, membantu bersama-sama (Salim, 1991). Sebuah bentuk hubungan interpersonal yang efektif adalah sebuah hubungan di mana terdapat sikap mendukung (supportiveness), suatu konsep yang perumusannya dilakukan berdasarkan karya Jack Gibb. Komunikasi yang terbuka dan empatik tidak dapat berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung. Kita memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap sebagai berikut:


(23)

12 a. Deskriptif, bukan evaluatif

Deskriptif maksudnya mempersepsikan suatu komunikasi sebagai permintaan akan informasi, bukan bernada menilai atau evaluatif karena hal tersebut dapat membuat seseorang bersikap defensif. b. Spontan

Gaya spontan membantu terciptanya suasana yang mendukung. Orang yang spontan dalam komunikasinya dan terus terang serta terbuka dalam mengutarakan pikirannya biasanya bereaksi dengan cara yang sama, yaitu terus terang dan terbuka. Sebaliknya bila kita merasa bahwa seseorang menyembunyikan perasaannya yang sebenarnya-bahwa dia mempunyai rencana terselubung, kita akan bereaksi secara defensif.

c. Provisionalisme

Artinya bersikap tentatif dan berpikiran terbuka serta bersedia memahami pandangan yang berlawanan dan bersedia mengubah posisi pandangannya jika diharuskan.

4. Empati

Henry Backrack (1976), dikutip dalam buku komunikasi interpersonal Devito (2010:260) mendefiisikan empati sebagai ”kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain, melalui kacamata orang itu”. Pengertian empati ini akan membuat seseorang lebih mampu menyesuaikan komunikasinya.


(24)

13

Langkah pertama dalam mencapai empati adalah menahan diri untuk mengevaluasi, menilai, menafsirkan dan mengkritik, karena hal tersebut dapat menghambat pemahaman dalam berkomunikasi. Langkah kedua, semakin banyak anda mengenal keinginan, pengalaman dan kemampuan seseorang, maka anda akan mampu melihat apa yang dilihat dan dirasakan oleh orang tersebut. Langkah ketiga, cobalah merasakan apa yang sedang dirasakan orang lain dari sudut pandangnya. Wilbur Scramm juga mengemukakan bahwa setiap orang yang melakukan komunikasi intepersonal harus dapat menyesuaikan dirinya melalui empati dengan orang lain agar tidak terjadi jurang komunikasi (Djamadin, 2004:10).

5. Sikap positif

Sikap positif adalah pandangan yang positif (Salim, 1991). Sikap positif dalam komunikasi interpersonal dinyatakan dengan 2 cara, yaitu:

a. Menyatakan sikap positif, yaitu dengan menunjukkan ketertarikan terhadap percakapan yang sedang berlangsung.

b. Mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi secara positif. Dorongan adalah istilah yang berasal dari kosakata umum yang dipandang sangat penting baik dalam analisis interaksional maupun dalam interaksi antar manusia secara umum. Perilaku mendorong ini mendukung penilaian pribadi kita, selain itu perilaku mendorong dapat membuat kita merasa lebih baik. Oleh karena itulah seorang anak (dalam hal ini siswa) perlu mendapatkan dorongan dari orangtuanya, terutama dari Ibu agar anak tersebut


(25)

14

dapat merasa termotivasi untuk menjadi lebih baik dalam kepribadiannya maupun dalam prestasinya di sekolah.

Setiap orang harus memainkan peranannya sesuai dengan ”naskah” yang telah dibuat oleh masyarakat sehingga terjalin hubungan komunikasi interpersonal yang baik. Hubungan interpersonal dapat berkembang dengan baik apabila individu bertindak sesuai dengan ekspektasi peranan dan tuntutan peranan, memiliki keterampilan peranan dan terhindar dari konflik peranan dan kerancuan peranan. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan orangtua oleh untuk menciptakan komunikasi melalui pendampingan guna membentuk suasana belajar pada anak (Ekomadyo, 2005:18), antara lain adalah sebagai berikut:

1. Membangun empati

Dalam konteks ini, orangtua dapat memahami komunikasi yang dilakukan anak, mendengarkan apa yang diutarakan dan dikeluhkan anak, serta menjalin kedekatan dengan anak

2. Menjalin kedekatan

Orangtua dapat menerapkan cara belajar yang menyenangkan bagi anak dengan menggunakan metode pengajaran yang sifatnya persuasif dan menyarankan, serta menjalin kedekatan dengan anaknya

3. Membangun rasa memiliki

Orangtua memberikan kebebasan kepada anak untuk berekspresi. Orangtua mengaitkan proses pembelajaran dengan dunia keseharian anak


(26)

15 4. Pendampingan

Dalam konteks ini, pendampingan diperlukan agar dapat membuat anak lebih nyaman belajar, karena ada orang dewasa yang siap melindungi serta sebagai tempat ia bertanya untuk menjawab rasa ingin tahunya terutama ketika sedang belajar

Dari keterangan di atas, Ibu lah yang harus memiliki peranan dan pengaruh paling besar dalam perkembangan prestasi belajar anaknya, karena di dalam keluarga, Ibu sebagai orangtua perempuan yang melahirkan anak-anaknya dan dinilai paling mengerti buah hatinya.

E.4 Prestasi Belajar

Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dilakukan, diciptakan dan dikerjakan. Prestasi belajar tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan suatu kegiatan belajar (Djamarah,1994:18). Belajar adalah suatu kata yang sudah sangat akrab dengan semua lapisan masyarakat. Belajar sangatlah penting untuk dijadikan pegangan dalam memahami masalah.

Dapat dikatakan bahwa fungsi dan makna komunikasi interpersonal mengambil peranan yang sangat yang penting dalam peningkatan prestasi belajar anak, dalam hal ini yaitu siswa. Seorang anak yang mendapat perhatian serta hubungan komunikasi dengan keluarganya, khususnya hubungan anak dengan Ibunya berjalan baik, maka ia memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk meraih prestasi belajar yang lebih baik.Oleh karena itu, jika komunikasi interpersonal antara Ibu dan anak terjalin baik, maka prestasi yang diperoleh anak tersebut juga akan baik. Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan


(27)

16

hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya, baik dari dalam diri (faktor internal) maupun faktor dari luar diri (faktor eksternal) siswa. Faktor-faktor internal yang dimaksud antara lain (Djamarah, 2002:155):

a. Kondisi fisiologis. Pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dengan orang yang dalam keadaan kelelahan. Menurut Noelhi (dikutip dalam Djamarah, 2002:155), hal yang tidak kalah pentingnya adalah kondisi panca indera (mata, hidung, pengecap, telinga dan tubuh). Panca indera adalah lima macam alat perasa, yaitu lidah untuk mengecap, mata untuk melihat, tubuh untuk merasa, telinga untuk mendengar dan hidung untuk mencium (Salim, 1991). Panca indera dapat dijadikan sebagai alat untuk kepentingan belajar, apabila semua aktivitas itu didorong oleh kebutuhan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan situasi tertentu untuk memperoleh perubahan tingkah laku.

b. Kondisi psikologis. Belajar hakikatnya adalah proses psikologis. Faktor psikologis dipandang sebagai faktordari dalam yang utama dalam menentukan intensitas belajar seorang murid. Guru sadar bahwa bahan pelajaran yang diberikan di kelas tidak semuanya dapat diserap oleh murid. Murid yang duduk dengan diam, tidak dapat dipastikan bahwa ia memperhatikan semua penjelasan guru. Oleh karena itu, bakat, motivasi dan intelegensi juga mempengaruhi proses belajar. Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki


(28)

17

seseorang untuk mencapai keberhasilan. Sedangkan motivasi menurut Slavin adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Menurut Whitherington, intelegensi adalah kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri dengan cepat tanpa mengalami suatu masalah (Djamarah, 2002:53). Yang termasuk faktor eksternal dalam mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor lingkungan (Djamarah, 2002:142). Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekitar kita, yang berpengaruh terhadap manusia. Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan murid. Dalam lingkungan-lah murid-murid dididik hidup dan berinteraksi maupun bersosialisasi dengan orang lain dalam mata rantai kehidupan. Lingkungan yang dimaksud di sini adalah lingkungan tempat berinteraksi bagi individu. Lingkungan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pembelajaran dan dapat menimbulkan adanya perubahan pada diri murid.

E.5 Teori Hubungan

Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis fenomena komunikasi interpersonal antara Ibu dan anak dalam perkembangan prestasi belajar dengan menggunakan teori hubungan. Teori hubungan memiliki 3 model dalam berkomunikasi, yang pertama adalah hubungan simetris (symmetrical relationship). Jika dua orang saling merespons dengan cara yang sama, mereka dikatakan terlibat dalam sebuah hubungan simetris. Misalnya adalah ketika salah satu lawan bicara menonjolkan kendali, yang lain menanggapinya dengan memaksakan kendali juga. Orang pertama merespon lagi dengan cara yang sama, sehingga terjadilah pertentangan. Namun, hubungan simetris tidak selalu berupa


(29)

18

pertentangan kekuasaan. Kedua pelaku komunikasi dapat saja memberi tanggapan pasif, tanggapan balasan, atau malah keduanya bersikap saling menjaga.

Yang kedua adalah model komunikasi pelengkapan (complementary). Dalam hubungan ini, pelaku komunikasi merespon dengan cara yang berlawanan. Ketika seseorang bersifat mendominasi, yang lain mematuhinya; ketika seseorang bersifat argumentatif, yang lainnya diam; ketika seseorang menjaga, yang lain menerimanya.

Yang ketiga adalah model komunikasi asimetris. Sesuai dengan namanya, dalam hubungan ini biasanya pelaku komunikasi berkomunikasi dengan cara yang tidak simetris. Ketika komunikator menunjukkan kendalinya, komunikan cenderung meresponnya dengan memperluas pembicaraan atau mengalihkan pembicaraan tersebut.

Untuk lebih memperluas gagasan umum tentang pola-pola hubungan interaksi dan konsep-konsep hubungan simetris dan pelengkapan yang spesifik, L. Edna Rogers dan koleganya menunjukkan bagaimana kendali dalam sebuah hubungan. Kendali tidak dapat didefinisikan oleh perilaku seseorang. Dengan kata lain, kendali dalam sebuah hubungan tidak bergantung pada kepribadian seseorang.

Ketika seseoranng membuat sebuah pernyataan yang tegas, orang lain dapat meresponnya dengan salah satu dari tiga cara berikut. Ia dapat menerima pernyataannya, yang merupakan sebuah gerakan one-down. Kemungkinan kedua, ia dapat membuat pernyataan balasan atau menolak gerakan dari orang pertama, yaitu sebuah respons one-up. Tipe gerakan yang ketiga adalah one-accross, yaitu gerakan menerima atau menolak kendali orang pertama, tetapi memberi


(30)

19

tanggapan yang tidak terlalu mengakui gerakan kendali orang lain. Misalnya, Anda dapat bertanya atau memperluas topik bahasan.

Pertukaran pelengkapan (complementary exchange) terjadi ketika salah satu lawan bicara memberikan sebuah pesan one-up dan yang lain menanggapinya dengan memberi one-down. Ketika interaksi seperti ini muncul dalam sebuah hubungan, kita dapat mengatakan bahwa hubungan itu bersifat pelengkap. Individu yang pesan one-up-nya muncul disebut dominan. Perbedaannya adalah antara ”dominasi” dan ”pendominasian”. Sebuah gerakan one-up adalah gerakan yang mendominasi, tetapi tidak akan terjadi pendominasian kecuali orang lain menerimanya dengan memberikan sikap one-down. Pertukaran simetris terjadi ketika pelaku percakapan merespon dalam cara yang sama, baik itu one-up/one-up, one-down/one-down, one-accross/one-accross. Pola-pola simetris dan one-up/one-up selama ini menjadi penyebab pertentangan kekuasaan (Littlejohn, 2009:286-287).

E.6 Definisi Konsep

Dalam peneltian sosial, dibutuhkan suatu definisi konseptual untuk menggambarkan secara tepat fenomena yang hendak diteliti. Konsep merupakan generalisasi dari sekelompok fenomena yang sama (Bungin, 2001:73). Diharapkan definisi konseptual ini dapat menyederhanakan sebuah pemikiran dengan menggunakan satu istilah untuk beberapa kejadian yang berkaitan satu sama lain.


(31)

20

Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang berlangsung di antara dua orang yang memiliki hubungan yang mantap dan jelas (Devito, 2010:231).

2. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar (Djamarah, 1994:23).

F. Metode Penelitian

Menurut Soerjono Soekanto dalam bukunya Abdullah (2006:62), penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang dilandaskan pada analisis (menganalisamasalah) dan konstruksi (membangun teori berdasarkan penelitian). Penelitian menjadi saran bagi ilmu pengetahuan untuk mengembangkan ilmu yang bersangkutan. Di samping itu, penelitian juga merupakan saran bagi masyarakat untuk memecahkan berbagai masalah.

F.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.Menurut Bogdan dan Taylor dalam bukunya Ruslan (2010:216).Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan suatu uraian mendalam tentang ucapan, tulisan dan tingkah laku yang dapat dilihat dari suatu individu. Dengan pendekatan kualitatif, penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui model komunikasi interpersonal antara Ibu dan anak dalam perkembangan prestasi belajar siswa SMA di kota Malang.


(32)

21 F.2 Tipe Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif.Desain penelitian deskriptif kualitatif menurut Bogdan dan Taylor dalam bukunya Ruslan (2010:12) yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan. Jadi, penulis bertujuan untuk mendeskripsikan model komunikasi interpersonal antara Ibu dan anak dalam perkembangan prestasi belajar siswa SMA di kota Malang.

F.3 Fokus Penelitian

Penelitian ini difokuskan untuk mendeskripsikan bagaimana model komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh Ibu dan anak dalam perkembangan prestasi belajar siswa SMA di kota Malang melalui pola hubungan seperti yang dijelaskan pada teori di tinjauan pustaka.

F.4 Subyek Penelitian

Subyek penelitian yang digunakan adalah beberapa anak yang merupakan siswa SMA Negeri 8 Malang beserta Ibunya yang relevan terhadap tema penelitian.Teknik sampling yang digunakan adalah teknik non-random jenis Purposive Sampling. Teknik ini digunakan untuk memilih anggota sampel berdasarkan ciri tertentu sesuai dengan pertimbangan yang diyakini dapat mewakili semua unit analisis yang akan digunakan dalam penelitian (Usman, 2009:45).


(33)

22

Adapun karakteristik Ibu yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Ibu rumah tangga 2. Ibu wanita karier

Sedangkan karakteristik anak yang dijadikan subyek penelitian adalah sebagai berikut:

1. Siswa/siswi kelas XI 2. Jurusan Bahasa

3. Rentang usia 16 – 18 tahun

F.5 Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi

Observasi adalah bagian dalam pengumpulan data.Observasi berarti mengumpulkan data langsung dari lapangan. Dalam tradisi kualitatif, data tidak akan diperoleh di belakang meja, tetapi harus terjun ke lapangan. Data yang diobservasi dapat berupa gambaran tentang sikap, kelakuan, perilaku, tindakan dan keseluruhan interaksi antar manusia.Peneliti harus mengidentifikasi tempat yang hendak diteliti, dilanjutkan dengan membuat pemetaan, sehingga diperoleh gambaran umum tentang sasaran penelitian.Observasi juga berarti peneliti berada bersama partisipan (Raco, 2010:112).


(34)

23 2. Wawancara

Wawancara terstruktur merupakan salah satu jenis dari teknik wawancara.Dalam wawancara ini masalah sudah ditentukan oleh peneliti sebelumwawancara dilakukan. Penelitian ini menggunakan wawancara terstruktur untuk mendapatkan data mengenai model komunikasi interpersonal antara Ibu dan anak dalam perkembangan prestasi belajar siswa SMA di kota Malang.

F.6 Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah pengumpulan data dalam periode tertentu. (Sugiyono, 2013:91). Teknik analisis data yang digunakan bersifat teknik analisis interaktif.Menurut Miles & Huberman dalam bukunya Bungin, aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas.Yang dimaksud dengan teknik analisis interaktif adalah setelah mengumpulkan data, peneliti akan mengkroscek ulang jawaban-jawaban yang diberikan oleh subyek-subyek penelitian tersebut, tujuannya adalah untuk membuktikan bahwa jawaban yang diberikan oleh subyek penelitian memang benar dan valid. Analisis data terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersama-sama yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi. Adapun siklus dari keseluruhan proses analisis data oleh Miles & Huberman digambarkan dalam skema berikut.


(35)

24 SIKLUS PROSES ANALISIS DATA

Gambar 1.1:Komponen-Komponen Analisis Data: Model Interaktif (Miles & Huberman, 1992:429 dikutip dari Bungin, 2001:227)

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung terus menerus selama penelitian di lapangan.Selama pengumpulan data berlangsung, terjadi tahapan reduksi selanjutnya membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat gugus-gugus, membuat partisi dan menulis memo. Reduksi data atau proses transformasi ini berlanjut terus sesudah penelitian lapangan, sampai laporan akhir lengkap tersusun. Peneliti akan memilih, memusatkan perhatian pada penyederhanaan, dan transformasi data “kasar”.

2. Data Display (Penyajian Data)

Terdapat batasan dalam suatu penyajian, yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.Penyajian data ini merupakan rangkaian kalimat yang disusun secara logis sehingga mudah dipahami oleh pembaca.Kemampuan manusia sangat terbatas

Data collection

Data display

Data reduction


(36)

25

dalam menghadapi catatan lapangan yang bias.Oleh karena itu diperlukan sajian data yang jelas. Penyajian data dalam hal ini adalah menghubungkan kesimpulan informasi interaktif subjek penelitian tentang komunikasi interpersonal antara Ibu dan anakdalam perkembangan prestasi belajar siswa SMA di kota Malang.

3. Conclusion Drawing/Verification

Penarikan kesimpulan sebagai dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan tersebut diverifikasi selama proses penelitian berlangsung. Verifikasi merupakan tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan dengan peninjauan kembali sebagai upaya untuk menempatkan salinan suatu temuan dalam seperangkat data yang lain. Singkatnya, makna-makna yang muncul dari data harus diuji kebenaranya, kekokohannya dan kecocokannya yakni yang merupakan validitasnya.

F.7 Uji Keabsahan Data

Menurut Moleong dalam bukunya Ruslan (2010:219) uji keabsahan data memanfaatkan sumber lain untuk membanding, yaitu dengan menggunakan sumber, metode, penyidik dan teori dalam penelitian secara kualitatif. Artinya teknik triangulasi adalah sebagai upaya untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks pengumpulan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan, dengan kata lain bahwa pihak peneliti dapat melakukan “check and recheck”terhadap temuan-temuannya dengan cara membandingkannya. Pada penelitian ini peneliti


(37)

26

menggunakan triangulasi sumber, yaitu dengan melakukan usaha pengecekan derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dengan beberapa sumber lain. Jadi peneliti mengecek derajat kepercayaan model komunikasi interpersonal antara Ibu dan anak dalam perkembangan prestasi belajar siswa SMA di kota Malang.


(1)

F.2 Tipe Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif.Desain penelitian deskriptif kualitatif menurut Bogdan dan Taylor dalam bukunya Ruslan (2010:12) yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan. Jadi, penulis bertujuan untuk mendeskripsikan model komunikasi interpersonal antara Ibu dan anak dalam perkembangan prestasi belajar siswa SMA di kota Malang.

F.3 Fokus Penelitian

Penelitian ini difokuskan untuk mendeskripsikan bagaimana model komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh Ibu dan anak dalam perkembangan prestasi belajar siswa SMA di kota Malang melalui pola hubungan seperti yang dijelaskan pada teori di tinjauan pustaka.

F.4 Subyek Penelitian

Subyek penelitian yang digunakan adalah beberapa anak yang merupakan siswa SMA Negeri 8 Malang beserta Ibunya yang relevan terhadap tema penelitian.Teknik sampling yang digunakan adalah teknik non-random jenis

Purposive Sampling. Teknik ini digunakan untuk memilih anggota sampel berdasarkan ciri tertentu sesuai dengan pertimbangan yang diyakini dapat mewakili semua unit analisis yang akan digunakan dalam penelitian (Usman, 2009:45).


(2)

Adapun karakteristik Ibu yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Ibu rumah tangga 2. Ibu wanita karier

Sedangkan karakteristik anak yang dijadikan subyek penelitian adalah sebagai berikut:

1. Siswa/siswi kelas XI 2. Jurusan Bahasa

3. Rentang usia 16 – 18 tahun

F.5 Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi

Observasi adalah bagian dalam pengumpulan data.Observasi berarti mengumpulkan data langsung dari lapangan. Dalam tradisi kualitatif, data tidak akan diperoleh di belakang meja, tetapi harus terjun ke lapangan. Data yang diobservasi dapat berupa gambaran tentang sikap, kelakuan, perilaku, tindakan dan keseluruhan interaksi antar manusia.Peneliti harus mengidentifikasi tempat yang hendak diteliti, dilanjutkan dengan membuat pemetaan, sehingga diperoleh gambaran umum tentang sasaran penelitian.Observasi juga berarti peneliti berada bersama partisipan (Raco, 2010:112).


(3)

2. Wawancara

Wawancara terstruktur merupakan salah satu jenis dari teknik wawancara.Dalam wawancara ini masalah sudah ditentukan oleh peneliti sebelumwawancara dilakukan. Penelitian ini menggunakan wawancara terstruktur untuk mendapatkan data mengenai model komunikasi interpersonal antara Ibu dan anak dalam perkembangan prestasi belajar siswa SMA di kota Malang.

F.6 Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah pengumpulan data dalam periode tertentu. (Sugiyono, 2013:91). Teknik analisis data yang digunakan bersifat teknik analisis interaktif.Menurut Miles & Huberman dalam bukunya Bungin, aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas.Yang dimaksud dengan teknik analisis interaktif adalah setelah mengumpulkan data, peneliti akan mengkroscek ulang jawaban-jawaban yang diberikan oleh subyek-subyek penelitian tersebut, tujuannya adalah untuk membuktikan bahwa jawaban yang diberikan oleh subyek penelitian memang benar dan valid. Analisis data terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersama-sama yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi. Adapun siklus dari keseluruhan proses analisis data oleh Miles & Huberman digambarkan dalam skema berikut.


(4)

SIKLUS PROSES ANALISIS DATA

Gambar 1.1:Komponen-Komponen Analisis Data: Model Interaktif (Miles & Huberman, 1992:429 dikutip dari Bungin, 2001:227)

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung terus menerus selama penelitian di lapangan.Selama pengumpulan data berlangsung, terjadi tahapan reduksi selanjutnya membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat gugus-gugus, membuat partisi dan menulis memo. Reduksi data atau proses transformasi ini berlanjut terus sesudah penelitian lapangan, sampai laporan akhir lengkap tersusun. Peneliti akan memilih, memusatkan perhatian pada penyederhanaan, dan transformasi data “kasar”.

2. Data Display (Penyajian Data)

Terdapat batasan dalam suatu penyajian, yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.Penyajian data ini merupakan rangkaian kalimat yang disusun secara logis sehingga

Data collection

Data display

Data reduction


(5)

dalam menghadapi catatan lapangan yang bias.Oleh karena itu diperlukan sajian data yang jelas. Penyajian data dalam hal ini adalah menghubungkan kesimpulan informasi interaktif subjek penelitian tentang komunikasi interpersonal antara Ibu dan anakdalam perkembangan prestasi belajar siswa SMA di kota Malang.

3. Conclusion Drawing/Verification

Penarikan kesimpulan sebagai dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan tersebut diverifikasi selama proses penelitian berlangsung. Verifikasi merupakan tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan dengan peninjauan kembali sebagai upaya untuk menempatkan salinan suatu temuan dalam seperangkat data yang lain. Singkatnya, makna-makna yang muncul dari data harus diuji kebenaranya, kekokohannya dan kecocokannya yakni yang merupakan validitasnya.

F.7 Uji Keabsahan Data

Menurut Moleong dalam bukunya Ruslan (2010:219) uji keabsahan data memanfaatkan sumber lain untuk membanding, yaitu dengan menggunakan sumber, metode, penyidik dan teori dalam penelitian secara kualitatif. Artinya teknik triangulasi adalah sebagai upaya untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks pengumpulan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan, dengan kata lain bahwa pihak peneliti dapat melakukan “check and recheck”terhadap temuan-temuannya dengan cara membandingkannya. Pada penelitian ini peneliti


(6)

menggunakan triangulasi sumber, yaitu dengan melakukan usaha pengecekan derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dengan beberapa sumber lain. Jadi peneliti mengecek derajat kepercayaan model komunikasi interpersonal antara Ibu dan anak dalam perkembangan prestasi belajar siswa SMA di kota Malang.


Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Adversity Quotient (AQ) Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Tahun 2014

3 66 97

GAMBARAN SISWA DALAM PERAWATAN GIGI DI SMP NEGERI X KOTA MALANG Di Sekolah Menengah Pertama Negeri X Kota Malang tahun 2015

0 18 16

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA ANAK SMU NEGERI III MALANG

0 4 2

Hubungan antara prestasi siswa tentang administrasi pendidikan terhadap prestasi Belajar siswa di sekolah menengah atas (SMA) negeri 2 Tangerang

0 5 129

Hubungan antara komunikasi orang tua dan siswa dengan prestasi belajar siswa : studi penelitian pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pamulang

0 5 94

Komparasi Keunggulan Prestasi Akademik Siswa Antara Sekolah Unggulan dan Madrasah Unggulan (Studi pada SMA Negeri 8 Jakarta dan MA Negeri 4 Jakarta)

0 12 304

Proses Komunikasi Dalam Kegiatan Belajar Mengajar Antara Guru Dan Siswa-Siswi Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Soreang

4 78 178

PERBEDAAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA ANTARA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DENGAN PERBEDAAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA ANTARA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DENGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK).

0 1 14

POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL BERPRESTASI DAN PRESTASI BELAJAR (Studi korelasi antara Berprestasi dengan Prestasi Belajar Sekolah Dasar Negeri POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL KELUARGA, MOTIVASI BERPRESTASI DAN PRESTASI BELAJAR Studi korelasi antara Pola Kom

0 0 17

POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL KELUARGA, MOTIVASI BERPRESTASI DAN PRESTASI BELAJAR (Studi korelasi antara Pola Komunikasi Interpersonal Keluarga, Motivasi Berprestasi dengan Prestasi Belajar Anak di Kalangan Siswa Kelas V-VI Sekolah Dasar Negeri Parangjoro

0 0 6