8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, log size, nilai
pasar saham, dan lain-lain. Pada dasarnya menurut Edy Suwito dan Arleen Herawaty 2008 : 138 ukuran perusahaan hanya terbagi dalam 3 kategori yaitu :
“perusahaan besar large firm, perusahaan menengah medium-size dan perusahaan kecil small firm. Penentuan ukuran perusahaan ini didasarkan
kepada total asset perusahaan”. Menurut Edy Suwito dan Arleen Herawaty 2008 : 138 yang mengambil
pendapat Moses 1987 menemukan bukti bahwa Perusahaan-perusahaan yang lebih besar memiliki dorongan yang
lebih besar pula untuk melakukan perataan laba dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang lebih kecil karena perusahaan-
perusahaan yang lebih besar menjadi subyek pemeriksaan pengawasan yang lebih ketat dari pemerintah dan masyarakat
umumgeneral public.
Hasil lainnya ditemukan bahwa perusahaan-perusahaan yang lebih besar memiliki dorongan untuk melakukan perataan laba dibandingkan dengan
perusahaan-perusahaan yang lebih kecil karena perusahaan yang lebih besar diteliti dan dipandang dengan lebih kritis oleh para investor.
Koefisien laba dan nilai buku ekuitas mempunyai perbedaan antara kelompok ukuran perusahaan. Barth et al 1998, Collins dan Kothari 1989,
Bhushan 1989, dan Atiase 1985 menemukan bahwa ukuran perusahaan berhubungan negatif dengan ERC. Hubungan negatif tersebut terjadi karena
Universitas Sumatera Utara
9 banyaknya informasi yang tersedia sepanjang tahun pada perusahaan-perusahaan
besar, pada saat pengumuman laba, pasar kurang bereaksi. Namun, hasil berlawanan ditemukan Chaney dan Jeter 1992 yang
menguji hubungan ukuran perusahaan dengan ERC dalam jangka panjang long window. Semakin banyak ketersediaan sumber informasi pada perusahaan-
perusahaan besar, akan meningkatkan ERC dalam jangka panjang. Informasi yang tersedia sepanjang tahun pada perusahaan besar memungkinkan pelaku pasar
untuk menginterpretasikan informasi yang terdapat pada laporan keuangan dengan lebih sempurna, sehingga dapat memprediksi arus kas dengan lebih akurat dan
menurunkan ketidakpastian. Salah satu ukuran kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba yang
maksimal dapat dilihat dari rasio-rasio yang menunjukkan perkembangan atau kemunduran dari operasional normal perusahaan tersebut, hal ini dapat dilihat
salah satunya dari rasio pertumbuhan, dimana rasio pertumbuhan menunjukkan ukuran kenaikan atau penurunan kinerja keuangan suatu perusahaan yang dapat
dilihat dari perbandingan tahun sebelum dan sesudah maupun sedang berjalan untuk beberapa pos akuntansi keuangan perusahaan.
Dalam rasio pertumbuhan ini akan dihitung seberapa jauh pertumbuhan dari beberapa pos penting dalam laporan keuangan. Variabel ini diukur dengan
rata-rata jumlah nilai kekayaan yang dimiliki suatu perusahaan total aktiva. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio. Ukuran perusahaan
merupakan ukuran atau besarnya aktiva yang dimiliki perusahaan. Perusahaan besar dapat lebih mudah untuk mengakses pasar modal dibandingkan dengan
perusahaan kecil. Kemudahan untuk mengakses ke pasar modal berarti
Universitas Sumatera Utara
10 perusahaan memiliki fleksibilitas dan kemampuan untuk mendapatkan dana.
Apabila perusahaan dihadapkan pada kebutuhan dana semakin meningkat akibat pertumbuhan penjualan dan dana dari sumber intern sudah digunakan semua
maka tidak ada pilihan lain untuk menggunakan dana dari luar baik hutang maupun mengeluarkan saham, setiap perluasan modal saham hanya akan
mempunyai pengaruh yang kecil terhadap kemungkinan hilangnya atau tergesernya pengendalian perusahaan sebaliknya perusahaan kecil dengan
penambahan jumlah saham akan mempunyai pengaruh yang besar terhadap kemungkinan hilangnya kontrol pihak dominan terhadap perusahaan.
Semakin besar ukuran perusahaan semakin mudah untuk mendapatkan modal eksternal dalam jumlah yang lebih besar terutama dari hutang. Perusahaan
yang ukurannya relatif besar, kecenderungan penggunaan dana eksternal juga semakin besar. Hal ini disebabkan kebutuhan dana juga semakin meningkat
seiring dengan pertumbuhan perusahaan. Salah satu alternatif pendanaan yang tersedia adalah pendanaan eksternal. Banyak peneliti yang menyatakan bahwa
kebijakan hutang perusahaan dipengaruhi oleh ukuran perusahaan dan menyatakan ada hubungan positif antara ukuran perusahaan firm size dengan
debt ratio. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan cenderung untuk meningkatkan hutangnya karena mereka berkembang semakin besar. Perusahaan yang besar
akan lebih aman dalam memperoleh hutang karena perusahaan mampu dalam pemenuhan kewajibanya dengan adanya diversifikasi yang lebih luas dan
memiliki arus kas yang stabil, dan hal ini berarti struktur modalnya juga akan meningkat.
Universitas Sumatera Utara
11 Ukuran perusahaan adalah rata–rata total penjualan bersih untuk tahun yang
bersangkutan sampai beberapa tahun. Dalam hal ini penjualan lebih besar daripada biaya variabel dan biaya tetap, maka akan diperoleh jumlah pendapatan
sebelum pajak. Sebaliknya jika penjualan lebih kecil dari pada biaya variabel dan biaya tetap maka perusahaan akan menderita kerugian. Ukuran perusahaan
merupakan proksi volatilitas operasional dan inventory cotrolability yang seharusnya dalam skala ekonomis besarnya perusahaan menunjukkan pencapaian
operasi lancar dan pengendalian persediaan. Sedangkan menurut Ferry dan Jones dalam Sujianto, 2008, ukuran
perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata–rata total penjualan dan rata–rata total
aktiva. Jadi, ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki oleh perusahaan. Keadaan yang dikehendaki oleh perusahaan adalah
perolehan laba bersih sesudah pajak karena bersifat menambah modal sendiri. Laba operasi ini dapat diperoleh jika jumlah penjualan lebih besar daripada
jumlah biaya variabel dan biaya tetap. Agar laba bersih yang diperoleh memiliki jumlah yang dikehendaki maka pihak manajemen akan melakukan perencanaan
penjualan secara seksama, serta dilakukan pengendalian yang tepat, guna mencapai jumlah penjualan yang dikehendaki. Manfaat pengendalian manajemen
adalah untuk menjamin bahwa organisasi telah melaksanakan strategi usahanya dengan efektif dan efisien.
Dalam aspek finansial, penjualan dapat dilihat dari sisi perencanaan dan sisi realisasi yang diukur dalam satuan rupiah. Dalam sisi perencanaan, penjualan
direfleksikan dalam bentuk target yang diharapkan dapat direalisir oleh
Universitas Sumatera Utara
12 perusahaan. Perusahaan yang berada pada pertumbuhan penjualan yang tinggi
membutuhkan dukungan sumber daya organisasi modal yang semakin besar, demikian juga sebaliknya, pada perusahaan yang tingkat pertumbuhan
penjualannya rendah kebutuhan terhadap sumber daya organisasi modal juga semakin kecil. Jadi konsep tingkat pertumbuhan penjualan tersebut memiliki
hubungan yang positif, tetapi implikasi tersebut dapat memberikan efek yang berbeda terhadap struktur modal yaitu dalam penentuan jenis modal yang akan
digunakan. Apabila perusahaan dihadapkan pada kebutuhan dana yang semakin
meningkat akibat pertumbuhan penjualan, dan dana dari sumber intern sudah digunakan semua, maka tidak ada pilihan lain bagi perusahaan untuk
menggunakan dana yang berasal dari luar perusahaan, baik hutang maupun dengan mengeluarkan saham baru. Menurut Riyanto 2008, suatu perusahaan
yang besar yang sahamnya tersebar sangat luas, setiap perluasan modal saham hanya akan mempunyai pengaruh yang kecil terhadap kemungkinan hilangnya
atau tergesernya pengendalian dari pihak yang dominan terhadap perusahaan bersangkutan. Sebaliknya, perusahaan yang kecil, dimana sahamnya tersebar
hanya di lingkungan kecil, penambahan jumlah saham akan mempunyai pengaruh yang besar terhadap kemungkinan hilangnya kontrol pihak dominan terhadap
perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian, maka perusahaan yang besar akan lebih berani mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhan untuk
membiayai pertumbuhan penjualan dibandingkan dengan perusahaan yang kecil. Perusahaan dengan ukuran yang lebih besar memiliki akses yang lebih
besar untuk mendapat sumber pendanaan dari berbagai sumber, sehingga untuk
Universitas Sumatera Utara
13 memperoleh pinjaman dari krediturpun akan lebih mudah karena perusahaan
dengan ukuran besar memiliki probabilitas lebih besar untuk memenangkan persaingan atau bertahan dalam industri. Pada sisi lain, perusahaan dengan skala
kecil lebih fleksibel dalam menghadapi ketidakpastian, karena perusahaan kecil lebih cepat bereaksi terhadap perubahan yang mendadak. Oleh karena itu,
memungkinkan perusahaan besar tingkat leveragenya akan lebih besar dari perusahaan yang berukuran kecil.
Dari uraian yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa besar kecilnya ukuran perusahaan akan berpengaruh terhadap struktur modal dengan
didasarkan pada kenyataan bahwa semakin besar suatu perusahaan mempunyai tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi sehingga perusahaan tersebut akan
lebih berani mengeluarkan saham baru dan kecenderungan untuk menggunakan jumlah pinjaman juga semakin besar pula. Perusahaan yang mempunyai nilai
skala kecil cenderung kurang menguntungkan dibandingkan dengan perusahaan yang berskala besar. Perusahaan kecil hanya memiliki faktor-faktor pendukung
untuk memproduksi barang dengan jumlah terbatas. Oleh karena itu, perusahaan yang berskala kecil mempunyai risiko yang lebih besar daripada perusahaan besar.
Perusahaan yang mempunyai risiko yang besar biasanya menawarkan return yang besar untuk menarik investor.
Miswanto dan Husnan 1999 dalam penelitiannya mengenai pengaruh ukuran perusahaan pada risiko bisnis menemukan bahwa besar kecilnya
perusahaan mempengaruhi risiko bisnis. Dari penelitiannya diperoleh bukti empiris bahwa perusahaan kecil memiliki risiko dan return yang lebih tinggi
dibanding perusahaan besar.
Universitas Sumatera Utara
14 Selain itu perusahaan besar lebih banyak menawarkan fee audit tinggi
daripada yang ditawarkan oleh perusahaan kecil. Dalam kaitannya mengenai kehilangan fee audit yang signifikan tersebut, menyebabkan auditor mungkin
menjadi ragu untuk mengeluarkan opini audit going concern pada perusahaan besar. Tetapi pada hal ini bahwa dalam penelitian faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap laporan audit pada perusahaan yang gulung tikar terdapat bukti empiris bahwa ada hubungan negatif antara ukuran perusahaan dengan penerimaan opini
audit going concern
2.2. Rasio Profitabilitas