Keterkaitan Antarunsur Intrinsik dalan Novel Saman dan Larung Karya

159 tubuhnya kepada laki-laki yang memenuhi kriterianya. Harus ada pilihan atau memilih dan bukan sekedar dipilih oleh laki-laki. Shakuntala memenuhi persyaratan pola-pola pemikiran yang ada dalam pemikiran feminis radikal.

B. Pembahasan

1. Keterkaitan Antarunsur Intrinsik dalan Novel Saman dan Larung Karya

Ayu Utami Novel Saman dan Larung adalah suatu karya, karya baru bermakna apabila telah hidup dalam diri pembaca. Sebelum bertemu pembaca, karya hanyalah huruf-huruf yang tercetak di atas kertas belaka. Karya baru menjadi karya estetis setelah karya itu dinikmati oleh pembaca. Sebagai tanda makna dan nilai estetis, karya ditanggapi oleh pembaca. Penilaian, penafsiran, dan analisis yang dilakukan oleh pembaca bersifat relatif, tergantung kemampuan pembaca. Berdasarkan analisis unsur-unsur intrinsik yang meliputi penokohan, alur, setting, tema, sudut pandang dan gaya bahasa di depan maka dapat peneliti simpulkan bahwa terdapat keterkaitan yang erat antarunsur intrinsik di dalam novel Saman dan larung. Keterkaitan ini membentuk totalitas makna. Penokohan, alur, setting, gaya bahasa, dan sudut pandang dalam novel Saman merupakan unsur cerita yang saling mempengaruhi. Peristiwa yang 160 dialami oleh sang tokoh tersusun dalam urutan waktu dan setting yang tepat serta disampaikan dengan bahasa yang hidup dan menarik. Alur dalam sebuah cerita menentukan tokoh-tokohnya. Alur dalam novel Saman menggunakan alur campuran, sedangkan alur dalam novel Larung menggunakan alur maju. Alur ini memberikan gambaran bagaimana tokoh-tokoh dalam cerita berperan, sehingga tokoh mengalami peristiwa seperti yang terjadi dalam cerita. Tokoh tidak dapat dilepaskan dari alur dan setting cerita. Alur dalam novel Saman dan Larung ini diperjelas dengan adanya latar yang membelakangi cerita. Alur bergerak dari kejadian ke kejadian merupakan proses yang beruntun dan terjadi pada suatu tempat, waktu yang didukung oleh suasana cerita. Keterkaitan tokoh dengan tema dalam novel Saman dan larung sangat kuat, hal ini terlihat pada tokoh WisanggeniSaman yang memberontak terhadap keberadaan dirinya sebagai pater, ia menjadi aktivis lalu menjadi buronan. Tokoh Yasmin memberontak terhadap tatanannorma tradisi yang selama ini ia anut, ia mau menikah tetapi akhirnya memberontak dengan cara berselingkuh, Cok dan Shakuntala memberontak dengan cara menentang tentang keperawanan, dan Larung yang memberontak dengan adanya jimat yang terdapat dalam tubuh neneknya dengan cara memotong-motong tubuh neneknya yang sangat ia sayangi. Ini juga merupakan kejutan dalam novel Larung, seorang cucu yang tega memotong-motong tubuh neneh yang disayanginya. 161 Kejutan dalam novel Saman terjadi ketika Saman bersanggama dengan Yasmin di Pedussi Inn Pekanbaru, dalam pelariannya ke Amerika pada 22 April 1994. Padahal Yasmin istri yang setia kepada suami. Novel ini pun tidak hanya memakai satu gaya bertutur orang pertama. Si saya yang bercerita bisa tiba-tiba berganti menjadi orang ketiga. Bahasa dalam Saman tidak hanya terjadi pergantian gaya bertutur yang terjadi. Penuturan kisahnya pun melompat-lompat dari masa sekarang ke masa lalu, melompat dari tempat satu ke tempat yang lain. Lompatan itu bisa terjadi tiba- tiba, seringkali didahului dengan nama tempat dan waktu. Namun anehnya, meski terdapat bermacam kerumitan dan melompat- lompat dalam cara bertutur, keasyikan pembaca novel ini sama sekali tidak terganggu, bahkan ini yang membuat pembaca tidak ingin melepaskan bacaannya. Kemampuan Ayu dalam menceritakan sangat bagus, ia dapat mencerikan tanpa menimbulkan kebingungan. Kelengkapan materi cerita dan pengetahuan juga merupakan kelebihan dari novel ini dibandingkan novel-novel yang lain. Saman yang meskipun realis, tetapi tidak memberikan kesan realistis, karena peristiwa-peristiwa berlangsung tidak sambung-menyambung. Peristiwa di pengeboran minyak lepas pantai, kebun karet, keadaan kota Prabumulih dilukiskan secara detail.

2. Peran Tokoh dalam Novel Saman dan Larung Karya Ayu Utami