Hakikat Novel Kajian Teori

19 Jakob Sumardjo 1991: xv berpendapat perkembangan sastra di Indonesia berkembang pesat ini dimulai ketika pemerintahan Suharto sejak tahun 1966 yang memberikan angin segar yang merupakan awal dari penciptaan yang tak henti-hentinya. Buah dari perubahan politik itu terlihat begitu banyaknya pengarang dan karya sastra yang bermunculan. Bahkan acara yang berbau sastra sering diselenggarakan seperti; pertemuan sastrawan, sayembara cerpen, novel, pembacaan puisi, tanpa ada yang menghalang. Kecenderungan lain adalah tumbuh suburnya penerbitan karya sastra orisinal ataupun terjemahan serta majalah sastra dan komunitas-komunitas sastra. Semua ini telah memberikan sumbangsih, baik lewat antologi karya sastra maupun diskusi . Fenomena semacam itu sangat bagus terhadap perkembangan sastra secara umum. Pada kenyataannya, keberadaan karya sastra sangat dipengaruhi lingkungannya ketika karya sastra itu berada. Sebab, karya sastra merupakan ekspresi dari zaman itu sendiri. Keterkaitan adanya karya sastra dengan situasi sosial yang tengah terjadi di lingkungannya. Dari pendapat di depan dapat disimpulkan bahwa fiksi bersinonim dengan karya sastra. Fiksi berupa karya rekaanimajinatif.

3. Hakikat Novel

Novel menurut Burhan Nurgiyantoro 2007: 9 berasal dari bahasa Itali novella secara harfiah berarti sebuah barang baru yang kecil. Menurutnya novel dan cerpen merupakan bentuk karya sastra yang sekaligus disebut fiksi. Bahkan dalam perkembangannya novel dianggap bersinonim dengan fiksi. 20 Sedangkan menurut Herman J. Waluyo 1994: 37 novel berasal dari bahasa Latin novellas yang diturunkan menjadi novies yang berarti baru. Novel jauh lebih panjang jika dibandingkan cepen, sehingga novel dapat mengemukakan sesuatu secara bebas, lebih rinci, lebih mendetail dan menyajikan sesuatu lebih banyak. Suminto A. Sayuti 2000: 10 berpendapat novel berkebalikan dengan cerpen yang bersifat memadatkan, novel cenderung bersifat expands “meluas”. Jika cerpen lebih mengutamakan intensitas, novel yang baik cenderung menitikberatkan munculnya complexity ‘kompleksitas”. Novel lebih luas daripada cerpen, baik dari segi kompleksitas masalah maupun tokoh. Novel memungkinkan adanya penyajian secara panjang lebar mengenai tempat, waktu, ataupun konflik. Novel menurut Taufik Ismail 2002: xiii adalah sebuah prosa naratif fiksional yang panjang dan kompleks yang secara imajinatif berjalin dengan pengalaman manusia melalui suatu rangkaian peristiwa yang saling berhubungan satu sama lain dengan melibatkan sekelompoksejumlah orang karakter di dalam setting latar yang spesifik. Panuti Sudjiman 1986: 53 berpendapat bahwa novel adalah proses rekaan yang panjang, yang menyuguhkan tokoh-tokoh dan penampilan serangkaian peristiwa dan latar secara tersusun. Clara Reeve dalam Wellek dan Warren, 1989: 282 mengemukakan novel adalah gambaran kehidupan dan perilaku yang nyata, dari zaman saat 21 novel itu ditulis. Romansa yang ditulis dalam bahasa yang agung dan indah, menggambarkan apa yang pernah ditulis dan apa yang pernah terjadi. Burhan Nurgiyantoro 2007: 4 berpendapat bahwa novel adalah karya fiksi yang menawarkan sebuah dunia, dunia yang berisi model kehidupan yang diedialkan, dunia imajiner yang dibangun melalui beberapa unsur intrinsik seperti peristiwa, plot, tokoh, penokohan, latar, sudut pandang, yang semuanya tentu bersifat imajiner. Kebenaran dalam dunia fiksi, tidak harus sama dan tidak perlu disamakan dengan kebenaran dalam dunia nyata. Dalam dunia fiksi dikenal dengan licentia poetica, pengarang dapat berkreasi, mensyahkan, maupun memanipulasi berbagai masalah kehidupan yang dialami dan diamati menjadi kebenaran yang hakiki dan universal dalam karyanya, walaupun secara faktual merupakan hal yang salah. Cerpen, novel, dan roman pada dasarnya sama, yaitu sama-sama dibangun oleh unsur-unsur pembangun yang sama. Sedangkan perbedaan cerpen dan novel menurut Burhan Nurgiyantoro 2007: 10-14 adalah: 1 novel lebih panjang, dari cerpen, cerpen selesai dibaca dalam sekali duduk, suatu hal yang tidak mungkin dilakukan untuk membaca sebuah novel; 2 plot cerpen umumnya tunggal, novel umumnya mempunyai lebih dari satu plot; 3 setting dalam novel lebih detail, cerpen hanya pelukisan garis besarnya saja; 4 tema dalam cerpen hanya satu, novel menawarkan lebih dari satu tema, yaitu tema utama dan tema tambahan; 5 kepaduan dalam cerpen lebih mudah tercipta, sedangkan dalam novel lebih sulit karena novel biasanya 22 terdiri panjang yang dari beberapa bab sehingga mencari kepaduan dalam novel sangat sulit. Perbedaan cerpen dengan novel menurut Stanton 2007: 90 adalah ciri khas cerpen terletak pada kekuatannya yang mampu menghadirkan sesuatu lebih dari yang ia ceritakan, sedangkan ciri khas novel terletak pada kemampuannya untuk menciptakan satu semesta yang lengkap sekaligus rumit. Novel berarti lebih mudah sekaligus lebih sulit dibaca dibandingkan dengan cerpen. Lebih mudah karena tidak dibebani tanggung jawab untuk menyampaikan seseuatu secara cepat atau dalam bentuk yang padat, dikatakan sulit karena novel ditulis dalam skala besar sehingga mengandung satuan- satuan organisasi yang lebih luas daripada cerpen. Perbedaan novel dengan roman, novel bersifat realistis, sedang roman cenderung puitis dan epik. Tokoh dalam novel lebih realistis, lebih objektif, ia merupakan tokoh yang memiliki derajat lifelike, sedangkan tokoh dalam roman cenderung subjektif. Hal ini sesuai dengan pendapat Wellek dan Warren 1989: 15 bahwa novel lebih menggambarkan tokoh nyata, tokoh yang berangkat dari realitas sosial. Jadi merupakan tokoh yang lebih memiliki derajat lifelike. Brooks dalam Henry Guntur Tarigan,1993: 165 mengungkapkan bahwa: a novel bergantung pada tokoh; b novel menyajikan lebih dari satu ikspresi; c novel menyajikan lebih dari satu efek ; d novel menyajikan lebih dari satu emosi. 23 Walaupun sampai saat ini antara pengertian novel dan roman masih kabur, tapi perbedaan yang penting terlihat dari batasan tokohnya, Tokoh dalam roman lebih banyak melukiskan seluruh kehidupan tokoh dari lahir sampai meninggal, sedangkan novel lebih banyak melukiskan kehidupan tokoh satu saat dari kehidupan seseorang. Jadi novel adalah karya fiksikarya sastra yang dibangun oleh beberapa unsur peristiwa, pandangan, karakter, tema yang membangun suatu kesatuan, kebulatan struktur unity, lebih komplek dan luas daripada cerpen. Kebulatan itu bersifat fungsional, mendukung maksud secara keseluruhan, dan maknanya ditentukan oleh keseluruhan itu.

4. Pendekatan Struktural