53
C. Kerangka Pemikiran
Pajak Bumi dan Bangunan PBB merupakan salah satu penerimaan Pemerintahan Pusat yang 90 hasilnya diserahkan kembali kepada Pemerintah
Daerah yang memungutnya, sehingga PBB dijadikan sarana yang efektif untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah PAD. Namun pada kenyataannya,
banyak daerah yang tidak bisa merealisasikan target penerimaan PBB. Salah satu penyebab gagalnya pencapaian target penerimaaan PBB tersebut adalah kurang
tepatnya kegiatan pendataan dan penilaian objek PBB. Selama ini Kantor Pelayanan Pajak KPP menggunakan metode
konvensional dalam mendata objek PBB yaitu melalui penyebaran dan penarikan Surat Pemberitahuan Objek Pajak SPOP. Kemudian setelah itu dilakukan
verifikasi objek pajak di lapangan dan menggunakan prinsip self assesment, sehingga banyak objek pajak yang tidak dilaporkan atau dilaporkan tetapi tidak
sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan. Cara tersebut sudah tidak relevan lagi apabila daerah yang didata merupakan daerah yang mempunyai tingkat
pertumbuhan fisik dan sosial yang tinggi. Tentunya dengan menggunakan metode tersebut akan sangat menghabiskan banyak tenaga, waktu dan biaya yang
menyebabkan kesulitan dalam memperoleh informasi aktual. Namun sekarang, seiring dengan perkembangan tegnologi, kegiatan pendataan objek PBB dapat
menggunakan citra satelit. Citra satelit yang digunakan dalam penelitian ini adalah citra satelit Ikonos. Citra Ikonos mempunyai resolusi spasial yang tinggi
sehingga dapat memberikan informasi yang detil tentang objek PBB secara akurat dan aktual.
Dari citra Ikonos dilakukan intepretasi secara visual, yaitu dengan mengidentifikasi karakteristik objek secara keruangan spasial. Identifikasi
tersebut didasarkan pada unsur-unsur intepretasi seperti rona atau warna, bentuk, ukuran, tekstur, pola, bayangan, situs, asosiasi. Setelah itu dilakukan perhitungan
uji ketelitian dengan matrik konfusi untuk memeperbaiki kenampakan yang salah pada interpretasi citra ataupu menambah informasi yang belum ada pada data
penelitian sementara. Dengan uji ketelitian dapat diketahui tingkat akurasi
54 intepretasi citra. Jika tingkat akurasi citra tersebut belum memenuhi persyaratan,
yaitu 84 dan kesalahan komisi 20, maka dilakukan reintepretasi hingga mencapai persyaratan yang telah ditetapkan. Setelah diketahui tingkat akurasi,
maka hasil intepretasi citra dapat. digunakan untuk memetakan objek Pajak Bumi dan Bangunan. Hasil interpretasi citra Ikonos tersebut kemudian dapat dioverlay
dengan peta blok PBB hasil survei lapangan sehingga dapat diketahui perbedaan informasi yang dihasilkan dari kedua peta. Perbedaan hasil tersebut dapat
digunakan untuk mengevaluasi peta blok PBB yang sudah ada. Untuk lebih jelasnya alur pemikiran dapat dilihat dalam Gambar 6 berikut:
. .
Gambar 6. Kerangka pemikiran Pendataan Objek
Pajak Survei Lapangan
Peta Blok PBB Uji Ketelitian
Peta Sebaran Objek Pajak
Overlay
Evaluasi Peta Blok PBB Berdasarkan
Hasil Interpretasi Citra Ikonos
Interpretasi Citra Ikonos
55
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian