Latar Sosial Setting Latar

lxvii Keesokan harinya Bandhot pergi ngamen keliling sendiri. Dia seperti sudah benar-benar tidak peduli. Ketika di pasar dan ada yang bertanya kenapa kok Cuma sendirian. Bandhot tersenyum, “Saya akan sendiri terus. Bandhit sekarang jadi suami Bandiyem”.

c. Latar Sosial

Latar sosial erat hubungannya dengan keadaan para tokoh. Latar sosial menggambarkan keadaan masyarakat desa dan bagaimana kedudukan masing-masing tokoh dalam masyarakat. Latar sosial juga mendukung tokoh tampil dalam permasalahan serta cara penyelesaiannya. Di dalam cerbung Ledhek Kethek pengarang menggambarkan keadaan masyarakat kelas bawah desa yang rukun dan damai, tidak pernah ada percekcokan antar anggota masyarakat. Juga tidak pernah ada permasalahan-permasalahan sosial yang umum terjadi di masyarakat sekarang atau masyarakat pada umumnya. Baik dalam hubungan antar individu ataupun keadaan individu masing-masing. Pengarang juga menggambarkan keadaan desa yang jauh dari keserakahan, keculasan, kejahatan, ataupun manipulasi. Semua terasa adil, begitu pula dengan lingkungan alam yang melingkupi desa tersebut, seolah-olah sudah menjadi bagian dari kehidupan mereka yang senantiasa tidak kurang menyediakan segala kebutuhan untuk masyarakat dan dapat dimanfaatkan dengan baik bagi yang tidak serakah. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut: Desane Bandhot dudu desa sing kakehan tuntutan. Dudu desa sing kaline ngilekake cecongkrahan. Kerukunan wis cinipta antarane alam lan masarakat. Rasa-rasane ora ana penduduk sing kena serangan jantung, ginjel utawa penyakit gula. Uga ora ana sing kurang turu utawa ora bisa turu. Mangan, ngombe lan nyambut gawe selaras karo alam. Warga desa anu ngono, warga desa iki ngene, lan sapiturute. Ora ndadak nganggo ngongkreh-ongkreh tata panguripane masarakat. Terjemahan : Desa Bandhot bukanlah desa yang banyak tuntutan. Bukan desa yang sungainya mengalirkan konflik. Kerukunan telah tercipta antara alam dan masyarakat. Rasa-rasanya tidak ada penduduk yang terkena serangan jantung, ginjal atau penyakit gula. Juga tidak ada yang kurang tidur atau tidak bisa tidur. Makan, minum, dan bekerja semua berjalan selaras dengan alam. Warga desa itu begitu, warga desa ini begini, dan seterusnya. Tidak harus dengan mengusik tata penghidupan masyarakat. Penggambaran latar sosial pedesaan yang ditempati oleh Bandhot, sangat kontras dengan keadaan sosial Bandhit ketika masih berada di kota. Di kota yang serba maju dan lxviii modern banyak terjadi persaingan yang menimbulkan kekecewaan-kekecewaan, kecemburuan sosial, rasa iri, dan sebagainya. Walaupun tidak dinyatakan secara eksplisit, namun dari penuturan Bandhit ketika berbicara dengan Bandhot, dapat menyiratkan bahwa kehidupan di lingkungan pekotaan telah membuat Bandhit menelan banyak kekecewaan, kecemburuan yang pada akhirnya menimbulkan banyak kekhawatiran nervous pada dirinya.

5. Amanat