Indeks Harga Saham Volatilitas

BAB IV PENDUGAAN VOLATILITAS INDEKS HARGA SAHAM

4.1 Indeks Harga Saham

Saham merupakan salah satu investasi yang menjanjikan bagi investor pada saat ini. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup baik, menambah gairah perdagangan saham. Banyak investor, baik dari luar maupun dalam negeri berkecimpung dalam kegiatan ini. Indeks harga saham, sebagai salah satu panduan dalam berinvestasi sangat diperlukan oleh investor untuk menentukan strategi dalam berinvestasi. Salah satu indeks harga saham yang ada di Indonesia adalah indeks LQ45. Indeks LQ45 merupakan indeks harga saham yang dihitung dari 45 saham yang memiliki likuiditas tinggi. Setiap enam bulan sekali dilakukan peninjauan kembali, yaitu pada bulan Februari dan Agustus. Artinya bahwa indeks LQ45 terdiri dari saham-saham pilihan, yaitu saham-saham yang memiliki kualitas baik.

4.2 Volatilitas

Perubahan return dari suatu indeks harga saham memiliki ketidakpastian. Terkadang bernilai positif, terkadang bernilai negatif. Untuk mengetahui seberapa besar ketidakpastian hal tersebut digunakan sebuah ukuran yang disebut dengan volatilitas. Volatilitas dianggap sebagai suatu hal yang tak dapat diamati unobservable. Seseorang tak dapat mengetahui secara pasti berapa nilai volatilitas sesungguhnya. Oleh karena itu, perhitungan volatilitas merupakan sebuah dugaan. Volatilitas biasanya dihitung dengan menggunakan ragam atau simpangan baku. Seiring dengan perkembangan zaman, banyak peneliti mengajukan cara lain untuk menghitung volatilitas. Terdapat beberapa cara untuk menghitung volatilitas harian, yaitu: 1. Realized Volatility Volatilitas diukur dengan menggunakan rumus � ∑ � � � � 1 26 di mana � � � merupakan kuadrat return ke-i pada perdagangan hari ke-t dan n merupakan banyaknya data. Biasanya digunakan data return tiap 5 menit pada perdagangan hari ke-t. Perhitungan ini diajukan oleh Andersen dan Bollerslev 1998. 2. Range Based Volatility Terdapat beberapa cara yang diajukan peneliti untuk menghitung volatilitas dengan pendekatan ini, salah satunya adalah yang diajukan oleh Alizadeh et al. 2002. Volatilitas diukur dengan menggunakan rumus � � � 2 di mana H t merupakan harga tertinggi, dan L t merupakan harga terendah pada perdagangan hari ke-t. 3. Squared Return Cara ini disebut sebagai cara tradisional, karena cara ini telah digunakan sebelum cara ke-1, dan ke-2 ada. Rumus squared return adalah � � � 3 di mana � � merupakan kuadrat return pada perdagangan hari ke-t. Di antara ketiga cara perhitungan tersebut, cara ke-1 adalah yang terbaik, sedangkan cara ke-3 adalah yang paling tidak akurat Blair et al. 2001. Volatilitas dianggap tak dapat diamati sehingga diperlukan pembanding de Vilder Visser, 2007. Penelitian ini menggunakan cara ke-2 sebagai daily volatility proxy wakil volatilitas harian, sebagai acuan atau pembanding dalam perhitungan galat. Pemilihan cara ke-1 tidak dapat dilakukan, dikarenakan tidak tersedianya data return untuk tiap 5 menit pada indeks LQ45.

4.3 Pendugaan Volatilitas