Penentuan kadar air kesetimbangan Me

selama 24 jam dalam ruang uji. Kemasan contoh kemudian ditempel pada tempat uji. Nilai ketebalan kemasan, luas kemasan, suhu uji, lamanya uji, laju alir udara, dan kelembaban udara yang digunakan dimasukan pada program komputer yang telah disediakan. Gas nitrogen kering dilewatkan pada sebuah chamber dimana terdapat contoh uji plastik yang memisahkan aliran gas nitrogen kering dari aliran nitrogen basah. Adanya perbedaan tekanan menyebabkan uap air berdifusi menuju daerah dengan tekanan lebih rendah. Uap air yang berdifusi melalui plastik dibawa oleh gas pembawa nitrogen kering menuju sensor inframerah untuk selanjutnya terdeteksi sebagai jumlah uap air yang dilewatkan melalui plastik. Pengujian dianggap selesai bila kondisi kesetimbangan telah tercapai steady state. Kondisi dianggap setimbang bila laju uap air yang terdeteksi sensor inframerah telah menunjukan nilai yang konstan. Pada akhir pengujian, alat menunjukan nilai Water Vapour Transmission Rate WVTR, gm 2 harimmHg. Nilai permeabilitas kemasan kx dihitung dengan membagi nilai WVTR dengan hasil perkalian tekanan uap air murni Po pada suhu pengujian 37.8 o C dengan nilai RH. b. Penentuan bobot padatan per kemasan Ws dan luas kemasan A Bobot produk awal Wo dalam satu kemasan ditimbang dan dikoreksi kadar air awalnya Mo yang merupakan berat padatan per kemasan Ws. Luas kemasan A yang digunakan dihitung dengan mengalikan panjang dengan lebar kemasan dalam satuan m 2 . Ws = Wo x solid100 ……………………………..…………………21 solid = 1- Mo1 + Mo x 100 …………………………...……………….22 A = P panjang x L lebar ……………………………….……………23 Keterangan : Wo = Bobot produk awal g Mo = Kadar air produk awal solid = Persentase padatan dalam kemasan A = Luas kemasan m 2 HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik fisik dan kimia beras pratanak

1. Karakteristik fisik

1.1 Rendemen Dalam penelitian ini rendemen beras pratanak dihitung berdasarkan perbandingan antara berat beras hasil giling dengan dengan berat gabah yang digiling. Penggilingan gabah dilakukan di penggilingan padi milik petani di daerah Marga Jaya Bogor Barat. Penggilingan merupakan proses untuk mengubah gabah menjadi beras. Penggilingan gabah dimulai dengan pemecahan kulit yang bertujuan untuk melepaskan kulit gabah dengan kerusakan yang sekecil mungkin pada butiran beras. Setelah pemecahan kulit, beras pecah kulit masih berwarna gelap kecoklatan dan tidak bercahaya sehingga dilakukan tahap selanjutnya yaitu penyosohan. Proses penggilingan gabah dilakukan dengan satu kali pecah kulit dan dua kali penyosohan, jenis mesin penggilingan yang digunakan adalah ICHI N50. Rendemen penggilingan beras pratanak dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 8 menunjukkan bahwa persentase rendemen giling beras pratanak adalah 72.58, lebih tinggi dibandingkan persentase rendemen giling beras kontrol yaitu 71.60. Peningkatan rendemen giling pada beras pratanak disebabkan karena pada saat proses pengukusan mampu melekatkan lapisan Gambar 8 Rendemen giling beras pratanak 70.0 70.5 71.0 71.5 72.0 72.5 73.0 Beras Pratanak Beras Kontrol Rendem en Giling