Skala pemetaan 1 : 250.000 luas poligon terkecil 6,25 ha 2.7

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran

Tingginya potensi sumberdaya alam khususnya tambang timah di Kabupaten Bangka Tengah menyebabkan aktivitas penambangan dilakukan sejak dulu. Meningkatnya nilai tukar dolar terhadap rupiah pada akhir tahun 1990 yang berdampak terhadap kenaikan harga timah di pasar dunia menjadi faktor penyebab meningkatnya aktivitas pertambangan baik oleh perusahaan besar maupun yang dilakukan oleh masyarakat umum. Seiring dengan itu, dimulainya era otonomi daerah pada saat yang hampir bersamaan dengan melonjaknya harga timah dunia berdampak terhadap peluang masyarakat umum untuk ikut menambang timah terbuka lebar. Meningkatnya aktivitas penambangan ini secara ekonomi berdampak terhadap meningkatnya kesejahteraan masyarakat Bangka Tengah Budimanta 2007. Hal ini menjadi salah satu faktor datangnya penduduk dari luar wilayah Kabupaten Bangka Tengah. Selain kebutuhan akan lahan tambang yang semakin meningkat, bertambahnya penduduk ini menyebabkan kebutuhan akan lahan permukiman dan lahan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup lainnya juga ikut meningkat. Misalnya kebutuhan akan lahan perkebunan yang juga ikut meningkat karena datangnya penduduk dari luar Kabupaten Bangka Tengah adalah untuk mencari penghidupan dengan menambang namun kenyataannya ketika keuntungan ekonomi yang mereka harapkan dengan menambang sulit untuk didapatkan, maka mereka mulai ikut mengembangkan tanaman perkebunan seperti yang dilakukan oleh masyarakat setempat. Perkebunan ini dikembangkan sebagai cadangan dan untuk keuntungan ekonomi jangka panjang, sementara menambang timah dilakukan untuk membiayai kebutuhan sehari-hari. Meningkatnya penggunaan lahan tertentu menyebabkan menurunnya pengggunaan lahan yang lain sehingga terjadi perubahan penggunaan lahan yang cukup dinamis. Pemikiran secara skematis digambarkan sebagai sebuah bagan alir sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1. Potensi tambang timah di Kabupaten Bangka Tengah Aktivitas Penambangan Timah meningkat Harga timah meningkat Kebutuhan lahan meningkat Perubahan penggunaan lahan Pertumbuhan penduduk UU Otoda dan Kepmenperindag Gambar 1 Kerangka Pemikiran.

3.2 Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Bangka Tengah yang secara geografis terletak pada posisi 02°08‘26“- 02°43‘23“Lintang Selatan dan 105°44‘58“ - 106°50‘57“ Bujur Timur. Penelitian dilakukan selama 7 tujuh bulan yaitu dari Agustus 2010 sampai Februari 2011.

3.3 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara Citra Satelit Landsat 7+ ETM Tahun 2010 path 123 row 062 tanggal penyiaman 31 Juli 2010, Landsat 5 TM Tahun 2004 path 123 row 062 tanggal penyiaman 7 Agustus 2004, Landsat 7+ ETM Tahun 2000 path 123 row 062 tanggal penyiaman 14 April 2000 serta Alos Avnir Tahun 2010. Data lain yang digunakan adalah Peta Geologi Pulau Bangka dan Peta Batas Administrasi Kabupaten Bangka Tengah. Alat yang digunakan antara lain komputer yang dilengkapi dengan perangkat lunak Sistem Informasi Geografis dan pengolahan citra satelit, Statistica 8 , Global Positioning System serta kamera digital.

3.4 Analisis dan Pengolahan Data

Pada Gambar 2, analisis dilakukan dalam tiga tahapan dengan tahapan sebagai berikut : a. Tahap pertama 1. Interpretasi penutupanpenggunaan lahan berasal dari data penginderaan jauh tiga titik tahun yaitu citra satelit Landsat 7+ ETM Tahun 2010, Landsat 5 TM Tahun 2004, dan Landsat 7+ ETM Tahun 2000 serta Alos Avnir 2010. Proses interpretasi yang dilakukan dimulai dari tahap pengolahan awal, penajaman gambar, pemotongan citra dengan menggunakan data vektor berupa peta administrasi, dan klasifikasi penggunaan lahan yang hasil akhirnya adalah peta penggunaan lahan tahun 2000, 2004 dan 2010. 2. Pengolahan data untuk mendapatkan informasi digital yang berasal dari peta-peta tematik dilakukan melalui proses digitasi peta sehingga diperoleh basis data digital yang dipersiapkan untuk proses selanjutnya. 3. Pengolahan data untuk mendeteksi perubahan penggunaan lahan dengan melakukan proses overlay tumpang tindih antara peta penggunaan lahan dua titik tahun. 4. Analisis dinamika spasial perubahan penggunaan lahan dilakukan dengan analisis deskriptif perubahan penggunaan lahan dari data tabulasi yang diperoleh dari proses sebelumnya. b. Tahap kedua Analisis spasial dan pendekatan Location Quotient Analysis dilakukan untuk mengidentifikasi pusat-pusat perubahan penggunaan lahan. Faktor-faktor yang diduga sebagai penyebab utama perubahan penggunaan lahan didekati dengan melakukan identifikasi terhadap variabel-variabel yang diduga berpengaruh terhadap perubahan penggunaan lahan dengan menggunakan Multiple Regression Analysis . Variabel-variabel yang digunakan dalam analisis regresi berganda digunakan dalam scatterplot untuk memperkuat hasil analisis tersebut. c. Tahap ketiga Analisis deskriptif berdasarkan hasil analisis tahap-tahap sebelumnya digunakan dalam menganalisis hubungan perubahan penggunaan lahan dengan aktivitas pertambangan di Kabupaten Bangka Tengah. Koreksi Geometri Pra-klasifikasi Klasifikasi Post-klasifikasi Survey Lapang - Citra Landsat Tahun 2000 Citra Landsat Tahun 2004 Citra Landsat Tahun 2010 Peta Perubahan Penggunaan Lahan Peta Penggunaan Lahan Tahun 2000 Peta Penggunaan Lahan Tahun 2004 Peta Penggunaan Lahan Tahun 2010 Data Atribut Faktor utama perubahan penggunaan lahan Peta Perubahan Penggunaan Lahan LQ Analysis Hubungan perubahan penggunaan lahan dengan aktivitas pertambangan Pusat perubahan penggunaan lahan Data Atribut Peta jaringan jalan Peta jaringan sungai Data Podes Identifikasi pusat perubahan penggunaan lahan Identifikasi faktor utama perubahan penggunaan lahan Multiple Regression Analysis Gambar 2 Bagan Alir Penelitian.