1. Pembuatan minuman bubuk kakao
Minuman bubuk kakao bebas lemak disiapkan dengan cara bubuk kakao bebas lemak bulk masak non fermentasi sebanyak 4 gram dilarutkan dalam 100
ml air hangat, ditambahkan 2 gram gula dan 2 gram susu bubuk skim .
Minuman
bubuk kakao dalam keadaan hangat akan diminum oleh responden 2.
Persiapan responden
Responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah mahasiswi S1 Institut Pertanian Bogor. Pertimbangan dalam memilih subyek ini adalah kesamaan
tempat tinggal, memiliki pengetahuan tentang pangan, gizi, dan metodologi penelitian dengan baik, serta mempunyai status gizi normal. Dengan demikian,
penelitian ini diharapkan dapat berjalan dengan baik, sosialisasinya mudah, dan pengaruh biologisnya relatif seragam.
Jumlah subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah 18 orang berjenis kelamin perempuan, umur 22-27 tahun, dibagi dalam dua kelompok.
Kelompok pertama berjumlah 9 orang meminum minuman bubuk kakao bebas lemak selama 25 hari dan sisanya kelompok yang tidak meminum minuman kakao
bebas lemak, kelompok ini dinamakan dengan kontrol. Kelompok kontrol ini hanya mengkonsumsi minuman yang terdiri dari
sedikit susu bubuk skim yang ditambah sedikit gula dalam 100 ml air hangat Responden yang dipilih adalah mahasiswa yang dinyatakan sehat
berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan oleh Klinik Farfa Dramaga, Bogor.
3. Pelaksanaan intervensi modifikasi dari Nurrahman, 1998
Intervensi dilaksanakan selama 25 hari di rumah indekost mahasiswa di kompleks perumahan IPB II Sindang Barang. Pelaksanaan dilakukan setiap hari
pada jam 07.00-08.00 WIB. Setiap responden pada kelompok perlakuan meminum minuman bubuk kakao sebanyak 4 g100 ml setiap hari. Minuman
bubuk kakao dipersiapkan setiap hari oleh peneliti yang sekaligus mengawasi responden meminum minuman bubuk kakao. Semua responden akan mendapat
sarapan pagi sebelum mengkonsumsi minuman bubuk kakao bebas lemak dan makan malam dengan menu yang seragam. Seminggu sekali selama pelaksanaan
intervensi dilakukan diskusi yang melibatkan seluruh responden mengenai
penelitian dan kesehatan umum.
Sebelum pelaksanaan intervensi juga dilakukan penandatanganan surat perjanjian Inform consent lampiran 1 dan wawancara terhadap responden
dengan format kuisioner standar lampiran 2. Kuisioner tersebut berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai status sosial ekonomi, pengetahuan tentang
pangan, pola konsumsi dan kebiasaan membeli makanan jajanan. Hasil pengisian kuisioner tentang pola konsumsi dan kebiasaan membeli
makanan jajan disusun jenis makanan dan fekuensinya per minggu per orang serta nilai pencemaran. Nilai pencemaran diperoleh dengan cara mengalikan
frekuensi konsumsi makanan jajanan, tempat pembelian dan jenis pembungkusnya. Masing-masing faktor pengkali diberi skor dari 1 untuk tingkat
pencemaran rendah sampai 6 untuk pencemaran tinggi.
4. Pengukuran status gizi Nurrahman 1998