kg SUSENAS 2009. Karakteristik Fisikokimia dan Sifat Fungsional Tempe yang Dihasilkan dari Berbagai Varietas Kedelai

3

2.3 Prosedur Analisis Data

Penelitian ini terdiri atas dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Penelitian pendahuluan dilakukan dengan menganalisis karakteristik fisik dan kimia dari lima varietas kedelai yang akan digunakan dalam pembuatan tempe. Adapun penelitian utama terbagi dalam dua tahap yaitu tahap produksi tempe dan tahap analisis tempe yang dihasilkan dari lima jenis kedelai. Secara umum, bagan alir penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

2.3.1 Penelitian Pendahuluan Pengukuran Dimensi Biji

Pengukuran dimensi biji dilakukan dengan menggunakan jangka sorong. Dimensi biji yang diukur meliputi panjang, lebar, dan tebal biji kedelai. Pengukuran dilakukan dua kali, yaitu saat sebelum dan sesudah direbus dan direndam selama semalam. Hasil pengukuran dinyatakan dalam satuan mm. Pengukuran Densitas Kamba Biji Pengukuran densitas kamba biji dilakukan dengan memasukkan kedelai ke dalam gelas ukur hingga volume tertentu. Kedelai dalam gelas ukur kemudian dikeluarkan dan ditimbang. Densitas kamba kedelai adalah berat kedelai dibagi dengan volume kedelai yang terukur pada gelas ukur dengan satuan gramml. Pengukuran densitas kamba biji dilakukan dua kali yaitu saat sebelum dan sesudah perebusan dan perendaman semalam. Pengukuran Volume Biji Pengukuran volume biji dilakukan dengan memasukkan beberapa ml akuades ke dalam gelas ukur yang dilanjutkan dengan memasukkan kedelai sebanyak 10 biji ke dalam gelas ukur tersebut. Volumebiji dihitung dengan melihat pertambahan volume air akibat masuknya kedelai dibagi 10. Pengukuran volume biji dilakukan dua kali yaitu saat sebelum dan sesudah perebusan dan perendaman semalam. Hasil pengukuran dinyatakan dengan mm 3 biji kedelai. Berat per 100 Biji Pengukuran berat per 100 biji dilakukan dengan memilah biji sebanyak 100 biji yang berkualitas baik dan layak digunakan sebagai bahan baku pembuatan tempe. Kedelai terpilih selanjutnya ditimbang dengan menggunakan neraca analitik dan hasilnya dinyatakan dalam satuan gram100 biji kedelai. Persen Impuritas Pengukuran persen benda-benda asing impurities dilakukan dengan memilah kedelai yang layak digunakan sebagai bahan baku pembuatan tempe 4 dengan kedelai yang tidak layak dan pengotor non-kedelai. Hasil sortasi tersebut kemudian ditimbang secara terpisah dan dihitung dengan membandingkan gram pengotor per 100 gram kedelai. Hasil perhitungan dinyatakan dalam persen . Gambar 1 Diagram alir penelitian 2.3.2. Penelitian Utama Pembuatan Tempe Proses pembuatan tempe dilakukan dengan mengikuti prosedur yang diterapkan di Rumah Tempe Indonesia. Proses pembuatan tempe diawali dengan penyortiran kedelai, pencucian, perendaman, perebusan I, perendaman kembali selama semalam, pengupasan kulit, pemisahan dari kulit ari, pencucian, perebusan II, penirisan dan pendinginan, peragian, pencetakan, dan fermentasi. Bagan alir pembuatan tempe secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 2. Kedelai Impor 1 Kedelai Impor 2 Kedelai Lokal 1 Kedelai Lokal 2 Kedelai Lokal 3 1. Analisis Fisik  Dimensi biji panjang, lebar, tebal  Densitas kamba  Volume biji  Berat per 100 biji  Persen impuritas 2. Analisis Kimia  Kadar air  Kadar abu  Kadar protein  Kadar lemak  Kadar karbohidrat Penelitian Pendahuluan 1. Perhitungan Rendemen 2. Analisis Efektivitas Biaya 3. Analisis Fisik  Tekstur  Warna 4. Analisis Kimia  Kadar air  Kadar abu  Kadar protein  Kadar lemak  Kadar karbohidrat  Kapasitas antioksidan  Kadar serat pangan 5. Analisis Sensori 6. Analisis Umur Simpan Penelitian Utama Produksi Tempe