Proses spin coating ini merupakan reologi atau prilaku aliran larutan pada piringan yang
berputar. Mula-mula aliran volumetrik cairan dengan arah radial pada subtrat diasumsikan
bervariasi terhadap waktu. Pada saat t = 0, penggenangan
awal dan
pembasahan menyeluruh
pada subtrat
tegangan permukaan diminimalisasi yakni tidak adanya
getaran, tidak
ada noda
kering dan
sebagainya. Piringan kemudian dipercepat dengan kecepatan rotasi yang spesifik
sehingga menyebabkan bulk dari cairan terdistribusi merata.
2.3 Absorbansi, Transmitansi dan Reflektansi
Sifat optik material berkaitan dengan radiasi elektromagenitk, khususnya cahaya
tampak. Foton yang jatuh pada material dapat dipantulkan reflektansi, diabsorbsi atau
ditransmisikan. Absorbsi atau transmisi foton oleh material bergantung pada senjang energi
antara pita valensi dan pita konduksi foton dan energi foton itu sendiri. Pada struktur pita
logam tidak terdapat senjang energi sehingga foton dengan energi berapapun diabsorbsi
dengan eksitasi elektron dari pita valensi dan elektron memasuki level energi yang lebih
tinggi dari pita konduksi.
Pada semikonduktor, elektron tereksitasi memasuki level akseptor atau meninggalkan
level donor dan foton yang mempunyai cukup energi untuk memacu transisi tersebut akan
diabsorbsi. Oleh karena itu, semikonduktor tidak tembus panjang gelombang pendek dan
transparan terhadap gelombang panjang. Struktur pita dipengaruhi oleh kristalinitas
sehingga material seperti gelas dan polimer dapat bersifat transparan dalam keadaan amorf
tetapi tidak tembus cahaya apabila dalam keadaan kristal
6
.
2.4 Indeks Bias
Ketika sebuah berkas cahaya mengenai sebuah
permukaan bidang
batas yang
memisahkan dua medium berbeda, seperti misalnya sebuah permukaan udara kaca,
energi cahaya tersebut dipantulkan dan memasuki medium kedua, perubahan arah
dari sinar yang ditransmisikan tersebut disebut pembiasan. Sedangkan indeks bias adalah
perbandingan laju cahaya di ruang hampa terhadap laju cahaya di dalam medium
7
. Gelombang yang ditransmisikan adalah
hasil interferensi dari gelombang datang dan gelombang yang dihasilkan oleh penyerapan
dan radiasi ulang energi cahaya oleh atom-atom dalam medium tersebut. Untuk
cahaya yang memasuki kaca dari udara, ada sebuah ketertinggalan fase phase lag antara
gelombang yang diradiasikan kembali dan gelombang
datang. Demikian
juga ketertinggalan fase antara gelombang hasil
resultan dan
gelombang datang.
Ketertinggalan fase ini berarti bahwa posisi puncak gelombang dari gelombang yang
dilewatkan diperlambat relatif terhadap posisi puncak gelombang dari gelombang datang di
dalam medium tersebut. Jadi kecepatan gelombang yang dilewatkan lebih kecil dari
kecepatan gelombang datang.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Material,
Departemen Fisika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Institut Pertanian Bogor dari bulan Mei 2011 sampai dengan bulan Desember 2012.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah substrat Si 100 tipe-p, bubuk
litium asetat [LiO
2
CH
3 ,
99,9], bubuk niobium
[Nb
2
O
5
, 99,9],
pelarut 2-metoksietanol [C
3
H
8
O
2
, 99,3 ], metanol PA [CH
3
OH, 32,04 gmol], asam florida HF, aquades dan alumunium foil.
Alat yang akan digunakan pada penelitian ini adalah neraca analitik, pisau mata intan,
penggaris, pinset, kaca preparat, gelas ukur, beaker
glass ,
brainsonic 2510,
pipet volumetrik, hot plate, reaktor spin coater,
gunting, spatula, stop watch, tabung reaksi, pipet, perekat, double tape, tissue, furnace
vulcan
TM
3-130 dan spectrophotometer UV- VIS ocean optics USB
1000.
3.3 Metode Penelitian 3.3.1 Pembuatan larutan litium niobat