5 sepanjang pantai laut selatan, dan pada tahun 2008 direncanakan menanam tanaman nyamplung seluas
300 ha.
2.2 MINYAK NYAMPLUNG
Buah nyamplung memiliki biji yang berpotensi menghasilkan minyak nyamplung, terutama biji yang sudah tua. Kandungan minyaknya mencapai 50-70 basis kering dan mempunyai daya
kerja dua kali lipat lebih lama dibandingkan minyak tanah Heyne, 1987. Tabel 2. Kandungan biji nyamplung
Kandungan Nilai
Minyak 50-70
Abu 1,7
Protein kasar 6,2
Pati 0,34
Air 10,8
Hemiselulosa 19,4
Selulosa 6,1
Sumber: Kilham 2003 Minyak nyamplung merupakan minyak kental, berwarna coklat kehijauan, beraroma
menyengat seperti karamel dan beracun. Minyak nyamplung dihasilkan dari buah yang telah matang dan mempunyai fungsi penyembuhan signifikan khususnya untuk jaringan terbakar Kilham, 2003.
Minyak nyamplung mempunyai kandungan asam lemak tidak jenuh yang cukup tinggi seperti asam oleat serta komponen–komponen tak tersabunkan diantaranya alkohol lemak, sterol, xanton, turunan
koumarin, kalofilat, isokalofilat, isoptalat, kapelierat, asam pseudobrasilat dan penyusun triterpenoat sebanyak 0,5-2 yang dapat dimanfaatkan sebagai obat.
Kandungan minyak nyamplung Gambar 2 tergolong tinggi dibandingkan tanaman lainnya, seperti jarak pagar 40-60 dan sawit 46-54. Menurut Heyne 1987, minyak nyamplung
digunakan sebagai obat oles dengan nama ndilo-olie. Minyak nyamplung di beberapa daerah juga digunakan untuk penerangan Dweek dan Meadows, 2002.
A B Gambar 2. Minyak nyamplung kasar A dan minyak yang telah dimurnikan B
6 Minyak nyamplung diperoleh melalui tahapan proses: 1 pengupasan biji dari kulit yang
keras, 2 perajangan hingga menjadi irisan tipis, 3 pengeringan dengan panas matahari selama dua hari, 4 penumpukan, 5 pengukusan, 6 pengepresan atau ekstraksi dengan pelarut organik, 7
degumming, pemisahan getah dengan asam fosfat 1 Pusat Informasi Kehutanan 2008. Karakteristik minyak nyamplung sebelum dan sesudah degumming dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai
berikut. Tabel 3. Sifat fisika dan kimia minyak nyamplung
Karakteristik Sebelum
degumming crude oil Sesudah
degumming refined oil
Kadar air 0.25
0.41 Densitas pada suhu 20
o
C 0.944 gml
0.940 gml Viskositas pada suhu 40
o
C 56.7 cP
53.4 cP Bilangan asam
59.94 mg KOHg 54.18 mg KOHg
Kadar asam lemak bebas 29.53
27.21 Bilangan penyabunan
198.1 mg KOHg 194.7 mg KOHg
Bilangan iod 86.42 mgg
85.04 mgg Indeks refraksi
1.447 1.478
Penampakanwarna Hijau gelap dan kental
dengan bau menyengat Kuning kemerahan
dan kental Sumber: Balitbang Kehutanan 2008
Menurut Andyna dalam Kraftiadi 2011, rendemen minyak nyamplung pada proses pengempaan atau pengepresan antara 40 hingga 70 dari massa biji kering. Sedangkan dari hasil
proses degumming, rendemen minyak nyamplung yang dihasilkan mencapai 62.80 – 65.89 Fathiyah, 2010.
Minyak nyamplung hasil degumming dengan proses sederhana kemudian dinetralisasi dengan NaOH dapat menjadi bio-kerosen, sebagai alternatif pengganti minyak tanah yang sangat bermanfaat
untuk masyarakat pedesaan http:www.esdm.go.id. 2009. Dari segi nilai kalor pembakaran, minyak nyamplung memiliki nilai kalor yang semakin tinggi setelah mengalami proses degumming dan
pemurnian Fathiyah, 2010. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Fathiyah 2010, minyak nyamplung kasar memiliki nilai kalor sebesar 9088.08 calg dan setelah degumming nilai kalornya
meningkat menjadi 9121.84 calg. Adapun nilai kalor minyak tanah adalah sebesar 10284 calgr Annamalai, 2006.
Minyak nyamplung memiliki daya bakar dua kali lebih lama dibandingkan dengan minyak tanah, dimana 1 ml minyak nyamplung memiliki pembakaran 11.8 menit, sedangkan 1 ml minyak
tanah memiliki pembakaran 5.6 menit. Minyak nyamplung memiliki kemiripan komposisi asam lemak dengan minyak jarak pagar maupun sawit yang sudah dicoba dan digunakan sebagai bahan baku
pembuatan biodiesel. Tabel 4 berikut menunjukkan bahwa minyak nyamplung memiliki kemiripan komposisi asam lemak dengan minyak jarak pagar maupun sawit yang sudah dicoba dan digunakan
sebagai bahan baku biodiesel. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 2009.
7 Tabel 4. Perbandingan komposisi asam lemak minyak nyamplung dengan minyak jarak pagar
dan sawit
Komponen Minyak
nyamplung Minyak
jarak pagar Minyak sawit
Asam miristat C14 0.09
- 0.70
Asam palmitat C16 14.60
11.90 39.20
Asam stearat C18 19.96
5.20 4.60
Asam oleat C18 : 1 37.57
29.90 41.40
Asam linoleat C18 : 2 26.33
46.10 10.50
Asam Linolenat C18: 3 0.27
4.70 0.30
Asam arachidat C20 0.94
- -
Asam erukat C20 : 1 0.72
- -
Jumlah 98.46
93.10 95.70
Sumber: Balitbang Kehutanan 2008
2.3 KOMPOR TEKAN