Kesalahan-Kesalahan dalam Berpikir PENDAHULUAN

pengingkaran merupakan pertentangan mutlak, karena itu disamping tidak mungkin benar keduanya juga tidak mungkin salah keduanya.

C. Kesalahan-Kesalahan dalam Berpikir

Istilah teknis kesalahan adalah sofisme. Yang dimaksud dengan kesalahan adalah pemikiran yang menyesatkan. Menyesatkan karena nampaknya benar, tetapi sebenarnya tidak. Tetapi pengertian kesalahan juga dapat diterapkan pada setiap aksi akal budi yang tidak sah karena sebenarnya kesalahan itu disebabkan tidak mematuhi hukum-hukum atau aturan-aturan pemikira . Kesalahan dalam berpikir sesat pikir ialah kekeliruan penalaran yang disebabkan oleh pengambilan kesimpulan yang tidak sahih dengan melanggar ketentuan-ketentuan logika atau susunan dan penggunaan bahasa serta penekanan kata-kata yang secara sengaja atau tidak, telah menyebabkan pertautan atau asosiasi gagasan tidak tepat. Sedangkan menurut Sumaryono, sesat pikir adalah proses penalaran atau argumentasi yang sebenarnya tidak logis, salah arah, dan menyesatkan, suatu gejala berpikir yang salah yang disebabkan oleh pemaksaan prinsip-prinsip logika tanpa memperhatikan relevansinya. Kesalahan penalaran dapat terjadi pada siapa saja, bukan karena Kesalahan dalam fakta-fakta, tetapi dari bentuk penarikan kesimpulan yang salah karena tidak dari premis-premis yang menjadi acuannya, Kesalahan berpikir dapat terjadi dalam berbagai hal, antara lain sebagai berikut. 1. Definisi Dalam membuat definisi yang tidak memperjelas kata-katanya sulit, abstrak, negatif, dan mengulang. Misalnya, hukum waris adalah hukum untuk mengatur warisan. Definisi ini salah karena mengulang apa yang didefinisikan. 2. Penggolongan a. Dasar penggolongan tidak jelas. b. Tidak konsisten. c. Tidak lengkap karena tidak bisa menampung seluruh fenomena yang ada. 3. Perlawanan Kontraris, dikira hukumnya: jika salah satu proposisi salah maka yang lain tentu benar. Misalnya: jika semua karyawan korupsi dinilai salah berarti semua karyawan tidak korupsi pasti benar. Dalam contoh ini karena 8 termasuk kontraris maka pernyataan semua karyawan tidak korupsi seharusnya bisa benar atau bisa salah. 4. Dalam mengolah proposisi majemuk Menyamakan antara proposisi hipotesis kondisional dan proposisi hipotesis bikondisional. Misalnya, jika mencuri maka dihukum, berarti jika dihukum bisa karena mencuri atau yang lainnya.

D. Faktor-Faktor Penyebab Kesalahan Dalam Berpikir