Jenis-jenis Kesalahan dalam Berfikir

ternyata memuat premis-premis yang tidak berhubungan dengan kesimpulan yang akan dicari. Sebuah argumen yang premis-premisnya tidak berhubungan dengan kesimpulannya merupakan argumen yang “salah” sekalipun semua premisnya itu mungkin benar.

E. Jenis-jenis Kesalahan dalam Berfikir

Pada umumnya kesalahan berfikir dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu kesalahan karena bahasa, kesalahan formal dan material. 1. Kesalahan karena bahasa. Kesalahan berfikir karena bahasa dapat terjadi karena kesalahan sebagai berikut: a. Menggunakan term ekuivokal. Term ekuivokal adalah term yang memiliki makna ganda, misalnya jarak dapat berarti ruang sela antara benda atau tempat, tetapi dapat juga berarti pohon yang sering ditanam sedemikian rupa dan berfungsi sebagai pagar. Kesalahan dalam berfikir yang disebabkan oleh penggunaan term ekuivokal disebut sesat pikir ekuifokasi fallacy of ekuifokation b. Menggunakan term metaforis Term metaforis adalah kata atau sekelompok kata yang digunakan bukan dalam arti yang sebenarnya. Misalnya: pemuda adalah tulang punggung negara. Sesat pikir yang disebabkan oleh penggunaan term metaforis disebut sesat pikir metaforisasi fallacy of metaphorization c. Menggunakan aksen yang membedakan arti suatu kata. Ada kata-kata yang apabila aksennya dirubah, akan memiliki arti yang berbeda. Misalnya apel: jika tekanan terletak pada huruf “A” artinya ialah pohon buah apel, tetapi jika tekanan terdapat pada suku kata “Pel” artinya ialah apel bendera, dan sebagainya. Kesalahan berfikir yang terjadi karena aksen disebut sesat fikir aksen fallacy of accent d. Menggunakan konstruksi kalimat bermakna ganda. Kalimat yang bermakna ganda disebut amfiboli amphiboly. Amfiboli terjadi apabila sebuah kalimat disusun sedemikian rupa sehingga arti kalimat itu dapat ditafsirkan secara berbeda-beda. Contoh: Ali mencintai kekasihnya, dan demikian pula saya Kalimat itu bisa berarti Ali mencintai kekasihnya, dan saya juga mencintai kekasih Ali. Atau bisa juga berarti Ali mencintai kekasihnya, dan saya mencintai kekasih saya. e. Kesalahan dalam komposisi fallacy of composition 10 Kekeliruan berpikir karena menetapkan sifat yang ada pada bagian untuk menyifati keseluruhannya, seperti: setiap kapal perang telah siap tempur, maka keseluruhan angkatan laut negara itu sudah siap tempur. Mundiri, 1996 f. Kesalahan dalam pembagian fallacy of division Kesalahan berpikir karena menetapkan sifat yang ada pada keseluruhannya, maka demikian juga setiap bagiannya, seperti: komplek ini dibangun di atas tanah yang luas, tentulah kamar-kamar tidurnya juga luas. Mundriri, 1996 2. Sesat Pikir Formal Sesat pikir formal terjadi karena melanggar ketentuan-ketentuan yang berlaku bagi bentuk form penalaran yang sahih. Jenis-jenis sesat pikir formal adalah sebagai berikut. a. Sesat pikir empat term fallacy of terms Bentuk silogisme yang sahih ialah silogisme yang hanya memiliki tida term yang masing-masing disebut dua kali. Apabila dalam sebuah silogisme terdapat empat term, bentuk silogisme itu tidak sahih. Hal itu melanggar ketentuan pertama mengenai term-term silogisme lihat ketentuan mengenai term-term silogisme- halaman 58 dalam buku “Pengantar Logika” karya Jan Hendrik Rapar b. Sesat pikir proses tak sah fallacy of illicit process Sesat pikir yang terjadi karena term premis tidak berdistribusi tetapi term konklusi berdistribusi. Hal itu melanggar ketentuan keempat mengenai term-term silogisme lihat ketentuan mengenai term-term silogisme- halaman 59 karya Jan Hendrik Rapar c. Sesat pikir term tengat tak berdistribusi fallacy of undistributed meddle Sesat pikir yang terjadi karena term tengah tidak berdistribusi, padahal untuk memperoleh konklusi yang benar term tengah sekurang-kurang satu kali berdistribusi. Hal itu melanggar ketentuan ketiga mengenal term-term silogisme d. Sesat pikir dua premis negatif fallacy of two negative premises Sesat pikir ini terjadi karena menarik konklusi dari dua buah premis negatif, padahal dari dua premis negatif tidak dapat ditarik konklusi yang benar. Hal itu melanggar ketentuan kedua dari ketentuan-ketentuan mengenai premis-premis. 11 e. Sesat Pikir Material Sesat pikir material ialah sesat pikir yang terjadi bukan karena bahasa atau bentuk penalaran yang tidak sahih, melainkan yang terjadi pada materi atau isi penalaran itu sendiri. Jenis-jenis sesat pikir material adalah sebagai berikut. 1 Argumen Terhadap Orangnya argumentum ad hominem Sesat pikir ini terjadi karena argumentasi yang diberikan tidak tertuju kepada persoalan yang sesungguhnya, tetapi terarah kepada pribadi orang yang menjadi lawan bicara. 2 Argumen Untuk Mempermalukan argumentum ad verecundiam Sesat pikir ini terjadi karena argumnentasi yang diberikan memang sengaja tidak terarah kepada persoalan yang sesungguhnya, tetapi dibuat sedemikian rupa untuk membangkitkan perasaan malu si lawan bicara. Contoh: “jika Anda benar-benar seorang pembela kebenaran, Anda pasti akan membenarkan saya karena apa yang saya katakan selalu benar” hal itu sering pula dilakukan oleh pemasang iklan. Misalnya, “Orang yang benar-benar bijaksana adalah orang yang selalu menggunakan produk kami” 3 Argumen Berdasarkan Kewibawaan argumentum auctoritatis Dalam suatu diskusi, tiba-tiba seseorang mengatakan demikian: “saya yakin apa yang dikatakan beliau adalah baik dan benar karena beliau adalah seseorang pemimpin yang brilian, seorang tokoh yang sangat dihormati, dan seorang doktor yang jenius”. Jelas terlihat bahwa argumen yang dikemukakan oleh orang tersebut tidak berdasarkan penalaran sebagaimana mestinya, tetapi didasarkan pada kewibawaan si pembicara terdahulu. Sesat pikir seperti itu yang perlu dihindari. 4 Argumen ancaman argumentum ad baculum Argumen ancaman mendesak orang untuk menerima suatu konklusi tertentu dengan alasan bahwa jika menolak akan membawa akibat yang tidak diinginkan. 5 Argumen belas kasihan argumentum ad misericordiam Sesat pikir ini sengaja terarah untuk membangkitkan rasa belas kasihan si lawan bicara dengan tujuan untuk memperoleh pengampunan. 6 Argumen demi rakyat argumentum ad populum 12 Argumen ini dibuat untuk menghasut massa, rakyat, kelompok untuk membakar emosi mereka dengan alasan bahwa pemikiran yang melatarbelakangi suatu usul atau program adalah demi kepentingan rakyat atau kelompok itu sendiri. Argumen ini bertujuan untuk memperoleh dukungan atau membenarkan tindakan si pembicara. 7 Argumen ketidaktahuan argumentum ad ignorantiam Apabila kita memastikan bahwa sesuatu itu tidak ada karena kita tidak mengetahui apa pun juga mengenai sesuatu itu, hal itu adalah sesat pikir. Belum tentu bahwa apa yang tidak diketahui itu benar-benar tidak ada. Sesat pikir yang demikian disebut argumentum ad ignorantiam.

F. Teori Kebenaran dan Kesalahan 1. Teori Kebenaran dalam Ilmu Pengetahuan.