Ruang Terbuka Hijau RTH

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pesatnya laju pertumbuhan pembangunan suatu kota mengakibatkan perubahan lahan menjadi kawasan terbangun. Adanya kebutuhan ruang untuk menampung suatu kota dan aktivitasnya mengakibatkan pengurangan kawasan Ruang Terbuka Hijau RTH. Ruang terbuka hijau RTH merupakan kawasan atau wilayah yang ditumbuhi oleh berbagai jenis vegetasi baik endemik maupun introduksi yang mempunyai manfaat langsung maupun tidak langsung, terhadap kenyamanan dan kesejahteraan manusia LPL-IPB 2005. Ruang terbuka hijau merupakan indikator dari tingkat kenyamanan suatu wilayah, adanya Ruang Terbuka Hijau RTH sangat diharapkan untuk dapat menanggulangi masalah lingkungan di perkotaan, terutama dalam menyerap hasil negatif yang disebabkan oleh aktivitas perkotaan. RTH mempunyai manfaat terhadap komponen iklim, diantaranya dalam menyerap panas, mengurangi tingkat kebisingan dan pencemaran udara, serta dapat sebagai sink melalui proses oksigenasi Purnomohadi 1995. Penurunan kualitas ruang terbuka, terutama RTH pada 30 tahun terakhir ini secara besar terdapat pada 5 kota besar di Indonesia diantaranya Jakarta, Surabaya, Medan, dan Bandung. Luasan RTH Jabotabek telah berkurang 23 selama periode 1972-1997, dalam periode yang sama terjadi peningkatan RTB sebesar 23 Zain 2002. Perencanaan tata ruang wilayah perkotaan berperan sangat penting dalam menjamin kelestarian lingkungan, kawasan tersebutlah yang harus dipertahankan menjadi kawasan yang hijau guna memberikan tingkat keefektifan suatu perkotaan. Moll 1997 merekomendasikan bahwa suatu perkotaan akan lebih efektif bila luasan RTH 40 dari luasan kota. Jakarta memiliki perubahan penutupan lahan yang pesat setiap tahunnya, serta meningkatnya aktivitas kota Jakarta yang dipacu oleh pertambahan penduduk membawa dampak secara tidak langsung terhadap perubahan komponen unsur iklim, perubahan komponen unsur iklim yang paling dirasakan secara langsung yaitu peningkatan suhu. Peningkatan suhu rata- rata suatu perkotaan merupakan fenomena pulau panas atau Urban Heat Island Atkinson 2003. Studi ini menganalisis hubungan antara RTH dengan suhu permukaan di DKI Jakarta menggunakan penginderaan jauh citra satelit LANDSAT, citra satelit LANDSAT adalah citra satelit yang mendeteksi sumber daya alam, yang telah beroperasi sejak tahun 1972 Suwargana 2005. Dalam mengkaji hubungan antara keberadaan RTH dan suhu menggunakan teknik penginderaan jauh, hal yang perlu diperhatikan adalah penutupan lahan dan kondisi thermal dari citra yang diinterpretasi. Suhu permukaan sangat dipengaruhi oleh tutupan lahannya, sehingga dengan berkurangnya RTH menyebabkan dampak terhadap peningkatan suhu permukaan.

1.2 Tujuan 1.

Mengkaji perubahan penutupan lahan dan mengetahui luasan RTH DKI Jakarta periode 1992 s.d 2006; 2. Menganalisis hubungan antara Ruang Terbuka Hijau RTH dengan suhu permukaan menggunakan penginderaan jauh citra LANDSAT TMETM+.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ruang Terbuka Hijau RTH

Ruang Terbuka Hijau RTH merupakaan ruang yang diisi oleh tumbuhan, tanaman, dan vegetasi, endemik, introduksi guna mendukung manfaat langsung atau tidak langsung yang dihasilkan oleh RTH dalam kota tersebut yaitu keamanan, kenyamanan, kesejahteraan, dan keindahan wilayah perkotaan tersebut guna memberikan manfaat terhadap lingkungan LPL-IPB 2005. Secara umum RTH dibagi kedalam 2 jenis yaitu RTH alami dan RTH binaan, RTH alami merupakan suatu luasan area yang ditumbuhi berbagai jenis vegetasi secara alami dengan habitat yang liar atau kawasan lindung, sedangkan RTH binaan merupakan suatu luasan area yang ditumbuhi berbagai jenis vegetasi baik secara alami maupun ditumbuhi secara sengaja untuk dikelola dan dibudidayakan oleh privat maupun publik contohnya pertamanan kota, pertanian kota, lapangan olahraga, pemakaman, kebun campuran

I. PENDAHULUAN