BAB 2 DESKRIPSI PROYEK - Urban Creativity Zone : Creative Space

URBAN CREATIVITY ZONE

BAB 2 DESKRIPSI PROYEK

  2.1 Terminologi Judul

  Judul Proyek : Urban Creativity Zone Urban : adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi .

  Creativity : atau kreatifitas adalah penemuan atau asal usul setiap hal baru (produk, solusi, karya seni, karya sastra, lelucon, inovasi, dll) yang memiliki nilai. Dari definisi diatas, arti kreativitas menekankan pada dua hal utama, yaitu “baru” dan “nilai”. Kata “baru” berarti hal yang belum ada sebelumnya atau inovatif dari sudut pandang individu, komunitas atau masyarakat di wilayah tertentu. Kata “nilai” berarti manfaat yang dirasakan oleh individu, komunitas atau masyarakat di daerah tertentu.

  Zone : atau Zona adalah daerah (di kota) dengan pembatasan khusus atau kawasan.

  Jadi, “Urban Creativity Zone” ialah sebuah area untuk komunitas kreatif baik itu kreatif dalam bidang seni maupun dalam bidang olahraga, dan didalamnya komunitas komunitas dapat menyalurkan energi mereka dan berekspresi selain untuk komunitas area ini bisa juga sebagai tempat hiburan alternatif bagi keluarga.

  2.2 Tinjauan Umum Ruang terbuka publik adalah ruang tidak terbangun dalam kota yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas estetika, lingkungan, dan kesejahteraan warganya. Stephen Carr dalam bukunya Public Space , menyatakan bahwa ruang terbuka publik harus responsif, demokratis dan bermakna. Responsif artinya ruang

URBAN CREATIVITY ZONE

  terbuka publik harus dapat digunakan untuk berbagai kegiatan dan kepentingan luas. Demokratis berarti ruang terbuka publik seharusnya dapat digunakan oleh masyarakat umum dari berbagai latar belakang sosial, ekonomi dan budaya serta aksesibel bagi penyandang cacat tubuh, lanjut usia dan berbagai kondisi fisik manusia. Sedangkan bermakna berarti ruang terbuka publik harus memiliki tautan dengan manusia, dunia luas, dan konteks sosial. Perkembangan kota yang pesat, menyebabkan banyak masalah, salah satu diantaranya adalah terjadinya perubahan fungsi lahan. Kebiasaan yang sering dilakukan oleh Pemerintah kota dan pihak swasta adalah merubah fungsi ruang terbuka hijau menjadi ruang terbangun. Dampak dari kesemuanya itu adalah hilangnya fasilitas umum yang bisa menjadi ajang untuk bersosialisasi antar sesama (Carr, 1992).

  Ruang terbuka membantu meningkatkan kepercayaan masyarakat atau meningkatkan kohesi, dan tata ruang terbuka publik mampu menjadi lebih dari sekedar tempat untuk rekreasi: mengintegrasikan infrastruktur hijau ke dalam infrastruktur masyarakat yang dibangun dan akan menghasilkan manfaat lingkungan yang kuantitatif (Braza, 2003).

  Berkurangnya ruang terbuka publik ini tidak saja merupakan persoalan pakar lingkungan, tetapi menjadi beban psikologis masyarakat kota akan kebutuhan ruang sebagai aktualisasi diri (Sukawi, 2007).

  Stephen Carr, dkk (1992) melihat ruang terbuka publik sebagai ruang milik bersama, tempat masyarakat melakukan aktivitas fungsional dan ritualnya dalam suatu ikatan komunitas, baik kehidupan sehari-hari maupun dalam perayaan berkala yang telah ditetapkan sebagai sesuatu yang terbuka, tempat masyarakat melakukan aktivitas pribadi dan kelompok. Pengertian-pengertian mengenai ruang terbuka publik yang dikemukakan oleh para ahli perencanaan kota sangat beragam.

URBAN CREATIVITY ZONE

  Beberapa pengertian ruang terbuka publik tersebut, adalah:

  1. Ruang terbuka publik adalah lahan tidak terbangun di dalam kota dengan penggunaan tertentu. Pertama, ruang terbuka kota didefinisikan sebagai bagian dari lahan kota yang tidak ditempati oleh bangunan dan hanya dapat dirasakan keberadaanya jika sebagian atau seluruh lahannya dikelilingi pagar. Selanjutnya ruang terbuka didefinisikan sebagai lahan dengan penggunaan spesifik yang fungsi atau kalitas terlihat dari komposisinya (Rapuano, 1964).

  2. Ruang terbuka publik merupakan ruang wadah aktivitas sosial yang melayani dan juga mempengaruhi kehidupan masyarakat kota. Ruang terbuka juga merupakan wadah dari kegiatan fungsional maupun aktivitas ritual yang mempertemukan sekelompok masyarakat dalam rutinitas normal kehidupan sehari-hari maupun dalam kegiatan periodik (Carr,1992).

3. Ruang terbuka publik merupakan elemen vital dalam sebuah ruang kota karena keberadaannya di kawasan yang berintensitas kegiatan tinggi.

  Sebagai lahan tidak terbangun, ruang terbuka biasanya berada di lokasi strategis dan banyak dilalui orang (Nazarudin, 1994).

2.3 Tinjauan Khusus

  2.3.1 Skateboard Skateboard pertama kali ditemukan pada pertengahan tahun 1950, seiring dengan era surfing di daerah California, Amerika Serikat. Pertama kali muncul, skateboard masih diciptakan oleh tangan manusia dan terbuat dari kayu yang gabungkan dengan ban sepatu roda dan disambungakan oleh trucks dari sepatu roda juga yang sangat tebal dan berat. Pada saat itu orang juga belum mengenal nama ‘skateboard’, melainkan ‘sidewalk surfing’.

URBAN CREATIVITY ZONE

Gambar 2.1 Sumber : www.skatepark.org

  Kemudian pada tahun 1970an Frank Nasworthy membuat ban skateboard dengan bahan polyurethane atau biasa dipanggil Cadillac.

Gambar 2.2 Sumber : www.skatepark.org

  Di periode 1980-an dipicu oleh perusahaan skateboard yang dikelola oleh skateboarders. Fokus awalnya ialah di jalur vert yang melanda skateboarding. Penemuan no-hands aerial (nanti dikenal sebagai ollie) oleh Alan Gelfand di Florida pada 1976. dan perkembangannya penemuan grabbed aerial oleh George Orton

URBAN CREATIVITY ZONE

  dan Tony Alva di California.trick ini membuat para skater bisa melakukan perform di ramp vertical.Karena kebanyakan orang tidak bisa membangun vert ramp atau tidak mempunyai akses ke ramp, bermain distreet/jalanan menjadi populer. Freestyle street seperti Rodney Mullen menciptakan banyak trick dasar,di antaranya trik dasar modern seperti impossible dan kickflipPengaruh freestyle street skating masih menjadi trend selama pertengahan 80an, tetapi street skating masih dilakukan di papan vert yang lebar dengan nose yang pendek. sakteboard pada tahun 1980an berkembang dengan cepat tetapi terhambat dengan akomodasi street skating. tahun 1990an sampai sekarang digenerasi sekarang skateboarding didominasi dengan street skating .dengan lebar papan 7¼ sampai 8 inci dan panjang

  30 sampai 32 inci.Ukuran roda relatif kecil agar papan terlihat lebih terang, dan agar roda berputar lebih cepat, dengan begitu membuat trik lebih mudah didapatkan. Bentuk kontemporer skateboard didapat dari freestyle papan 1980s dengan bentuk dan lebar relatif sempit yang sangat simetris. Bentuk ini sudah menjadi standar dipertengahan 90an. Go Skateboarding Day dibuat pada tahun 2004 oleh kelompok perusahaan skateboarding untuk mempromosikan skateboarding dan menolong agar skateboarding lebih dikenal oleh dunia. dirayakan setiap tahun pada 21 Juni.

  Dahulu bila ada Event Nasional paling banyak peserta dari Jakarta dan Bandung sedangkan sekarang untuk pesertanya sudah mulai dari berbagai daerah di Indonesia dan tidak sedikit dari skater-skater daerah yang berprestasi di Event- event nasional.

  Semenjak adanya asosiasi dari para oldschool/senior biasa di sebut ISA membuat event event di Indonesia mulai terorganisir dengan baik sponsor brand pun mulai masuk untuk Event event bertaraf Nasional maupun International didukung mulai menjamurnya skateshop atau toko toko olah raga extreme dan sekelas distro yang menjual produk skate di Indonesia membuat Skateboard mulai berkembang pesat.

URBAN CREATIVITY ZONE

  Sarana skatepark pun juga berubah dahulu cuma standart besi, box dan rail , sekarang alat yang dipertandingkan sudah setaraf internasional

Gambar 2.3 Sumber : www.skatepark.org

  Dukungan pemerintah pusat pun mulai mengalir di buatnya pertandingan skate terbesar di Bali dengan pesertanya dari berbagai Negara di hadiri oleh Mentri Olah raga dengan Event ini membuktikan bahwa komunitas anak skate sudah bisa diterima dan di kenal oleh masyarakat maupun pemerintah setempat. Tinggal kita membenahi lagi kekurangan kekurangan kita seperti membangun skatepark yang memadai, kerjasama berbagai pihak pasti Industri skate bisa lebih maju, tidak hanya dari segi bisnis tetapi skateboardernyapun turut berprestasi.Beberapa contoh skateboarder-skateboarder muda indonesia yang telah dikenal namanya sampai ke luar negeri adalah : Deny Lizam TX,Pevi Permana,Tony Sruntul,Putu Yogi dan Agung HB

  2.3.2 Komunitas Istilah komunitas memiliki dua arti komutatif berbeda: 1 ) komunitas dapat merujuk pada biasanya kecil , unit sosial dari berbagai ukuran yang berbagi nilai- nilai umum . Istilah ini juga dapat merujuk kepada komunitas nasional maupun komunitas internasional , dan 2 ) dalam biologi , komunitas adalah sekelompok organisme hidup berinteraksi berbagi lingkungan penduduk.

URBAN CREATIVITY ZONE

  Dalam komunitas manusia , niat , keyakinan , sumber daya , preferensi , kebutuhan , risiko , dan sejumlah kondisi lain mungkin ada dan umum, mempengaruhi identitas peserta dan tingkat keterpaduan .

  Kata " community" berasal dari bahasa Prancis Lama communite yang berasal dari bahasa latin communitas. ( com , " dengan / bersama-sama " + munus , " hadiah" ) , istilah yang luas untuk persekutuan atau masyarakat terorganisir .

  Berikut Ini adalah Komunitas-Komunitas yang ada di Kota Medan :

1. Akademi Berbagi Medan ( AKBER MEDAN )

  Prinsipnya sama seperti AKBER di daerah-daerah lain, sama dengan 32 kota di Indonesia + Singapura. Inti kegiatannya buat kelas- kelas sharing tentang apa aja yang positif (termasuk juga bagaimana caranya menjadi komunitas yang kreatif sehingga bisa membentuk kota yang kreatif). Karenasocial movement maka konsepnya free bagi siapapun yang mau belajar. Yang sharing juga suka rela berbagi ilmu/pengalamannya, begitu juga dengan penyedia tempat, semuanya free. AKBER MEDAN relawannya ada 4 orang. Kelas pertama Maret 2011. AKBER dimanapun tidak membuat basecamp khusus, kelasnya berpindah-pindah sesuai tema dan penyedia tempat. AKBER di kota Medan termasuk salah satu yang berjalan dengan baik. Minimal ada satu kelas dalam 2 bulan. Dari rata-rata jumlah peserta yang ikut kelas AKBER MEDAN, AKBER MEDAN termasuk yang paling ramai setelah Jakarta dan Bandung.

URBAN CREATIVITY ZONE

Gambar 2.4 Sumber : www.akbermedan.wordpress.com

2. Medan Art (ME&ART)

  Basicnya street art (seperti bomber). Tetapi para anggota Medan Art tidak suka disebut bomber. Karena itu bahasa kasarnya. Bahasa seninya graffiti wall. Anggotanya sebanyak 5 orang. 4 di Medan dan 1 di Jogja. Berdiri sejak 6 Oktober 2011. Komunitas ini punya fan base yang disebut Medan Art Family yang anggotanya sekitar 500 orang dengan macam-macam kreatifitas. Seperti fotografi, skate, dancing, dll. Medan Art cukup berkembang karena karya karya sudah cukup banyak menghiasi Kota Medan

Gambar 2.5 Sumber : www.medanart.blogspot.com

URBAN CREATIVITY ZONE

  3. Piknik Asik Medan

  Komunitas ini termasuk komunitas baru . Basicnya gathering dengan anak-anak Medan dan anggota komunitas lainnya. Secara grafis, PAM belum terlalu berkembang tetapi komunitas ini berpotensi untuk berkembang pesat karena seminggu sekali mengadakan gathering plus didominasi juga oleh orang-orang yang cukup dikenal. Untuk kedepannya komunitas ini berencana mengadakan event yang juga akan menjadi kegiatan rutin komunitas ini disetiap bulannya.

Gambar 2.6 Sumber : Koleksi Pribadi Piknik Asik Medan

  4. Medan Street Hunting

  Basicnya tentang fotografi. Memiliki anggota sekitar 20-30 orang yang aktif. Berdiri sejak tahun 2011. Kegiatannya hunting foto bersama para anggota. Hunting foto yang diiring juga dengan share teknik teknik fotografi, komunitas fotografi ini sedikit berbeda dengan

URBAN CREATIVITY ZONE

  yang lainnya, karena mereka langsung hunting bersama sama dan beramai ramai. Karena basicnya fotografi, komunitas ini cukup berkembang melihat semakin meningkatnya minat fotografi di Medan.

Gambar 2.7 Sumber : fotografer.net

5. Medan Berkebun

  Medan Berkebun adalah salah satu anggota jejaring Indonesia Berkebun (@IDberkebun) yang sudah ada di lebih dari 26 kota di seluruh Indonesia. Medan berkebun memulai aktivitas “ngebun” pertama pada akhir Oktober 2011 di lahan kosong Komplek TASBI 2. Misi dari Medan Berkebun sendiri adalah 3 E yaitu:

  1. Ekologi : pemanfaatan lahan kosong menjadi lahan terbuka hijau yang dapat mendukung gerakan penghijauan serta dapat dijadikan lahan rekreasi yang dapat dipilih dalam menghabiskan akhir pekan.

  2. Edukasi: memberikan pendidikan pada publik terutama anak muda untuk peduli lingkungan

  3. Ekonomi: menciptakan ketahanan pangan kota yang berkelanjutan agar tidak tergantung dengan barang impor.

Gambar 2.8 Sumber : koleksi foto Medan Berkebun

URBAN CREATIVITY ZONE

2.4 Lokasi / Site

  Untuk memilih lokasi yang akan dijadikan tempat pelaksanaan pembangunan proyek ini, maka penting terlebih dahula dibuat kriteria- kriteria pemilihan lokasi. Langkah ini ditempuh kemudian dievaluasi sehingga mendapatkan lokasi yang benar benar cocok untuk proyek ini.

  Kriteria ini dibuat berdasarkan analisa tata ruang kota, analisa sasaran proyek, analisa program aktifitas, analisa pencapaian, dan analisa penerapan tema. Ada pun kriteria dalam pemilihan lokasi untuk proyek ini adalah:

  • Beberapa dilokasi yang diperuntukkan atau mempunyai sasaran pembangunan di bidang rekreasi (berdasarkan RUTRK Medan)
  • Lokasi dekat dengan jalan primer
  • Lokasi mudah dijangkau kenderaan pribadi dan umum karena target pengunjungnya adalah masyarakat umum.
  • Lokasi dekat dengan fasilitas-fasilitas kota sebagai pendukung, seperti pusat perbelanjaan, retail-retail,hotel, dan fasilitas lainnya

Tabel 2.1 WPP Kotamadya Medan dibagi menjadi lima wilayah, Yaitu :

NO PUSAT PELAYANAN FUNGSI WILAYAH PELAYANAN

  • Kota Medan, Kec. Medan
  • Pusat kegiatan

  A Pusat Pelayanan Kota di Pusat Kota

  perdagangan/bisnis;

  • Pusat kegiatan jasa

  

dan kegiatan

pemerintahan provinsi dan kota;

  • Provinsi Sumatera Utara • Internasional
  • • Pusat pelayanan

  ekonomi

  Polonia, Kec. Medan Baru, Medan Petisah, Kec. Medan Timur, kec.Medan Barat, Kec. Medan Kota;

URBAN CREATIVITY ZONE

  Pusat Pelayanan

  • Pusat Kegiatan Jasa Kota Medan Bagian Utara;

  Kota dibagian Utara dan Perdagangan

  • Provinsi Sumatera Utara

  regional

  • Regional

    • Pusat pelayanan

  B transportasi;

  • Pusat kegiatan sosial-

  budaya

  • Pusat kegiatan industri

  Subpusat pelayanan pusat pelayanan Kec. Medan Belawan

  kota Medan Belawan

transportasi laut,

  • pusat kegiatan bongkar

  muat dan impor – ekspor,

  1

  • pusat kegiatan industri,

  dan

  • pusat kegiatan

  perikanan

  • Pusat Kegiatan Jasa •

  Subpusat pelayanan Kec. Medan Labuhan dan Perdagangan kota Medan Labuhan

  • • Pusat pelayanan

  2 transportasi

  • • Pusat pelayanan

  kesehatan Subpusat pelayanan

  • Pusat kegiatan Kec, Medan Marelan;

  kota Medan Marelan perdagangan

  • Kabupaten Deli Serdang

  3 kebutuhan pokok

(pasar induk);

  • Pusat kegiatan rekreasi

  dan wisata Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah ( RTRW ) Kotamadya Medan

URBAN CREATIVITY ZONE

  2.4.1 Analisis Pemilihan Lokasi

  a. Tinjauan terhadap struktur kota

  b. Berdasarkan pembagian wilayah menurut RUTRK

  c. Pencapaian Site harus dapat dicapai dengan mudah, baik bagi kendaraan maupun bagi pejalan kaki. Site juga harus sudah memiliki jarngan jalan dengan kondisi yang baik, cukup lebar, nyaman dan dilalui oleh angkutan umum.

  d. Area Pelayanan Merupakan lingkungan permukiman dan terdapat banyak kompleks perumahan.

  e. Keadaan Lahan Ukuran lahan harus mencukupi yntuk program fungsional dan ruang pengembangan untuk masa mendatang. Biasanya dilakukan untuk mengantisipasi perluasan lahan terbuka hijau.

  f. Lingkungan Berada pada lokasi strategis, representatif dan sesuai untuk fungsi pendukung skala kota. Lingkungan yang kondusif seperti keamanan dan kenyamanan sangat mendukung kegiatan bermain skateboard dan tempat berkumpulnya komunitas.

  Berdasarkan kriteria pemilihan diatas, maka diputuskan untuk memilih lokasi tapak dikota Medan yang cocok untuk proyek One Stop Entertainment. Lokasi tapak yang terpilih adalah :

URBAN CREATIVITY ZONE

  1. Lokasi 1

  Lokasi : Jalan Gagak Hitam ( Ring Road ) Kecamatan: Medan Sunggal Luas lahan : ± 3 Ha Batas Utara : Perumahan Setiabudi Indah I Batas Barat : Jl. Gagak Hitam Batas Timur : Perumahan Setiabudi Indah I Batas Selatan : Lahan Kosong

Gambar 2.9 Sumber : Hasil Olah Data Primer

  2. Alternatif Lokasi 2

  Lokasi : Jl. Dr. Mansyur Kecamatan: Medan Selayang Luas lahan : ± 2 Ha Batas Utara : Jl. Sipirok Batas Barat : Perumahan Warga Batas Timur : Area Komersil Batas Selatan : Jl. Dr.Mansyur

Gambar 2.10 Sumber : Hasil Olah Data Primer

  3. Alternatif Lokasi 3

  Lokasi : Jl. A.H Nasution Kecamatan: Medan Johor Luas lahan : ± 3 Ha Batas Utara : Jl. A.H Nasution Batas Barat : Lahan Kosong Batas Timur : Asrama Haji Medan

URBAN CREATIVITY ZONE

  4. Alternatif Lokasi 4

Tabel 2.2 Tabel Perbandingan Penetapan Lokasi tapak

  Kriteria Lokasi

  1 Lokasi

  2 Lokasi

  3 Lokasi

  4 RUTRK ( Rekreasi) (1) (1) (1) (1)

  Poin 1: Tidak Sesuai 2: - 3: Sesuai

  Luas Lahan (3) (2) (3) (3) Poin 1 : < 1 Ha 2 : 2-3 Ha

  3 : >3 Ha Dekat Dengan Jalan Primer (3) (3) (3) (3)

  Poin 1: Jauh, lebih dari 500 m 2 : Dekat, kurang dari 500 m 3 : Berada pada jalan primer

  Mudah (3) (3) (3) (3) Poin 1: Hanya bisa dijangkau kenderaan pribadi

Gambar 2.11 Sumber : Hasil Olah Data Primer

  Lokasi : Jalan Gagak Hitam ( Ring Road ) Kecamatan: Medan Sunggal Luas lahan : ± 2 Ha Batas Utara : Permukiman Penduduk Batas Barat : Jl. Gagak Hitam Batas Timur : Perumahan Setiabudi Indah I Batas Selatan : Jl. Perumahan TASBIH I

Gambar 2.12 Sumber : Hasil Olah Data Primer

URBAN CREATIVITY ZONE

  dijangkau kenderaan pribadi dan umum 2: Bisa dijangkau kenderaan pribadi dan hanya becak atau angkot 3: Mudah dijangkau oleh kenderaan pribadi, becak dan angkot

  Fasilitas pendukung disekitar lokasi (2) (3) (2) (2) Poin 1: Sedikit, hanya ada salah satu dari fasilitas berikut: pusat perbelanjaan, retail-retail, hotel,fasilitas pendidikan

  2: Cukup Banyak, terdapat beberapa fasilitas (tidak semuanya) seperti: pusat perbelanjaan, retail-retail, hotel,fasilitas pendidikan. 3: Banyak, terdapat semua fasilitas seperti: pusat perbelanjaan, retail- retail, hotel,fasilitas pendidikan, dll,

  Total Nilai

  12

  12

  12

12 Peringkat - - - -

  Sumber : olah Data Primer

  2.4.2 Deskripsi Kondisi Tapak Terpilih

a. Deskripsi Tapak

  • Kasus Proyek : Urban Creativity Zone
  • Status Proyek : Fiktif
  • Lokasi Lahan : Jalan Gagak Hitam ( Ring Road ), Kecamatan Medan Sunggal
  • Batas Utara : Permukiman Penduduk
  • Batas Timur : Perumahan Taman Setia Budi Indah I
  • Batas Selatan : Jl. Perumahan TASBIH I
  • Batas Barat : Jalan Gagak Hitam ( Ring Road )
  • Luas Lahan : ± 2 Ha
  • Kontur : Relatif Datar
  • KDB : 1 – 3 lantai
  • KLB : 40 – 70 %

URBAN CREATIVITY ZONE

  • Potensi Lahan : o o

  Terletak di salah satu jalan primer Kota Medan o Berada pada kawasan disekitar perumahan o Transportasi sangat lancer dan baik o Luas site yang mendukung Berdekatan dengan sarana perbelanjaan

Gambar 2.13 Sumber : Hasil Olah Data

  Primer

b. Alasan Pemilihan Tapak

  Adapun dasar dasar pemikiran untuk pemilihan lokasi di Jl. Timur Adalah:

  1. Kota Medan sebagai salah satu dari 5 kota besar yang ada di Indonesia sampai saat ini belu mempunyai wadah untuk tempat para skaters bermain dengan leluasa dan tanpa mengganggu lalu lintas

  2. Lokasi site sangat berdekatan dengan tempat anak muda untuk berkumpul sekarang ini

  3. Selain itu lokasi berdekatan dengan perumahan taman setia budi indah 1, diman perumahan ini merupakan tempat dimana banyak para pemain skateboard bertempat tinggal

URBAN CREATIVITY ZONE

  4. Akses menuju kawasan ini terbilang mudah karena merupakan jalan primer.

  5. Selain itu jalan pada kawasan ini merupakan kawasan hijau dan ini bisa diselaraskan dengan area terbuka hijau yang akan didesign pada Urban Creativity Zone

2.5 Tinjauan Pengguna dan Aktvitas

2.5.1 Pengguna

  Diinjau dari segi pengguna, pengguna pada Urban Creativity Zone ini dibagi berdasarkan fungsi nya, yaitu : a. Skatepark

  Pengguna skatepark adalah para skaters yang hanya sekedar ingin bermain skateboard atau juga para skaters yang datang untuk berlomba/ bertanding pada event yang diselenggarakan. Tetapi Skatepark tidak hanya untuk skateboard, sekarang ini skatepark juga bisa untuk para pengguna sepeda BMX dan Aggressive inline skating.

  b. Urban Creativity Zone Pengguna area Ini ialah komunitas komunitas yang usianya relatif, mayoritas umurnya ialah dari 18 – 25 tahun

  Selain dibagi berdasarkan fungsi, terdapat juga pengunjung lainnya yang dapat dikelompokkan sebagai berikut : a. Pengunjung

  Pengunjung yang dimaksud disini ialah pengunjung yang hanya ingin sekedar menikmati selain dai fasilitas utama yang terdapat pada diatas. Seperti hanya ingin sekedar ke coffee shop berkumpul dengan teman, kolega atau saudara

URBAN CREATIVITY ZONE

  b. Pengelola Pengelola ialah orang orang yang bertanggung jawab dalam mengelola “Skatepark and Urban Creative Zone” c. Servis

  Ialah orang yang bertanggung jawab dalam memaintenance langsung ke lapangan dari “Skatepark and Urban Creative Zone” baik dari kebersihan, keamana sampai dengan mekanikal dan elektrikal

2.5.2 Aktivitas

  Kegiatan kegiatan yang ada dalam sebuah Urban Creativity Zone umumnya dapat dikelompokkan menjadi 3 fungsi atau kegiatan yang berkenaan langsung dengan jenis ruang- ruang yang dibutuhkan,yaitu:

  a. Kegiatan utama kegiatan ini menjalankan fungsi utama dari sebuah Urban Creativity Zone yaitu area bermain skateboard dan juga ruang terbuka untuk komunitas berbagi, sharing dan juga membuat event event.

  b. Kegiatan Penunjang o Kegiatan penunjang ini juga berhubungan dengan aktivitas utama Café, yaitu tempat kegiatan makan dan minum sambil o mendengarkan music Restaurant, yaitu kegiatan yang menyediakan aneka jenis makanan o dan minuman. Retail, yaitu kegiatan yang menyediakan barang-barang yang o berhubungan dengan dunia skateboard Graffiti space, ialah area para bomber untuk mengekspresikan passionnya lewat graffiti

URBAN CREATIVITY ZONE

  c .kegiatan pengelola dan pemeliharaan dan servis Kegiatan ini berhungan langsung dengan penyelenggaraan kegiatan

  One Stop Entertainment. Untuk menjalankan fungsi kegiatan tersebut

  diperlukan ruang-ruang sebagai berikut:

  1. Pengelolaan ,berhubungan dengan kegiatan pengelolaan bangunan

  2. Pelayanan gedung,merupakan kegitan untuk pelayanan dan pemeliharaan fasilitas dalam bangunan.

  Kegiatan ini berhubungan langsung dengan penyelenggaraan kegiatan theme park. Untuk menjalankan fungsi kegiatan tersebut diperlukan ruang-ruang sebagai berikut:

  • Ruang-ruang pengelola (administrasi)
  • Ruang-ruang pemeliharaan
  • Ruang-ruang servis, seperti ruang loading, gudang, dan lain-lain.

2.6 Deskripsi Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang

2.6.1 Fasilitas Utama

  Urban Creativity Zone ialah satu satunya tempat alternatif di Kota Medan yang ada berhubungan langsung dengan olahraga, khususnya olahraga ekstrim yaitu olahraga skateboard. Fasilitas utama Dalam Urban Creativity Zone adalah:

  a. Skatepark Skatepark adalah tempat bermain yang dikhususkan untuk permainan skateboard, rollerskate dan BMX. Skatepark pada awalnya hanya dirancang untuk permainan skateboard saja. Dalam skatepark terdiri dari banyak obstacle yang berupa half pipe, quarter oioe,

URBAN CREATIVITY ZONE

  railbanks, ledges, bowl bahkan vert ramp. Di skatepark skateboarder bebas bermain sesuka hati tanpa diusir atau dilarang bermain seperti halnya di jalanan, taman kota atau gedung gedung.

  Ada dua jenis skatepark yaitu :

  Private skatepark, yang biasa dimiliki pribadi

  atau instansi swasta untuk bermain di private skatepark biasanya skateboarder diharuskan untuk membayar. Dan memang Private skate- park ini juga digunakan sebagai tempat menc- ari keuntungan.

Gambar 2.14 Sumber : www.californiaskateparks.com

  Public Skatepark, Biasanya dimiliki oleh

  Pemerintah atau instansi umum yang memang Menggratiskan skatepark tersebut untuk umum. Public skatepark biasanya dibangun di area

  Gambar 2.15

  outdoor

  Sumber : www. Franklinspaine.com

  b. Urban Creativity Zone Maksud dari kata Urban Creativity Zone ialah salah satu area open space di dalam kota digunakan oleh komunitas berkumpul dan sharing antar satu komunitas atau dengan komunitas lainnya, sehingga komunitas komunitas ini bisa menemukan satu ide kreatif yang baru untuk memajukan kota-nya. Sehingga diharpkan nantinya kebiasaan sehari hari di kota tidak hanya monoton tetapi ada hal hal kreatif yang bisa diciptakan oleh anak anak muda dari komunitas ini.

URBAN CREATIVITY ZONE

Gambar 2.16 Sumber : www. inhabitat.com

2.6.2 Fasilitas Pendukung

a. Retail Shop

  Yaitu fasilitas yang menyediakan barang barang yang berhubungan juga dengan skateboard, dan juga retail lainnya yang berhubungan dengan segmen umur antara 15 – 24 tahun

Gambar 2.17 Sumber : www.aarods.tumblr.com

b. Restaurant

  Fasilitas yang menyediakan aneka jenis makanan dan minuman

URBAN CREATIVITY ZONE

  Area tempat para bomber untuk bebas membuat graffiti

  1. Willowbrook MLK Wellness Community

Gambar 2.18 Sumber : www.urbantavern.com

c. Graffiti Space

Gambar 2.19 Sumber : www.komplexgraphix.com

2.7 Studi Banding Proyek Sejenis

2.7.1 Studi banding proyek sejenis di Luar Negeri

URBAN CREATIVITY ZONE

Gambar 2.20 Sumber : www.architizer.com

  Tujuan dari Komunitas MLK Willowbrook dan MLK Kampus Master Plan adalah untuk menerjemahkan aspirasi Komunitas, dikumpulkan melalui kegiatan dengan cara menjangkau secara luas, ini menjadi rekomendasi yang nyata dan praktis dalam menciptakan . komunitas kesehatan dan kesejahteraan

Gambar 2.21 Sumber : www.architizer.com

URBAN CREATIVITY ZONE

  Dengan konsep yang kreatif dalam mengatasi masalah epidemic kesehatan masyarakat diabetes dan obesitas, dan secara langsung proyek ini

Gambar 2.22 Sumber : www.architizer.com

  Solusi mencakup serangkaian perbaikan yang saling terkait atau saling terhubung, termasuk fasilitas baru dan ruang terbuka, yang bertujuan untuk meningkatkan aktifitas fisik, menyediakan akses yang lebih luas untuk makanan sehat dan meningkatkan kualitas udara dan air. Pada akhirnya, Rencana Induk Kampus dan Visi Komunitas menggambarkan masa depan yang berkembang dan tumbuh subur lebih dari 20 tahun, dengan komponen yang dapat diimplementasikan dalam waktu yang relatif singkat, dengan biaya yang relatif rendah, tetapi dengan dampak yang tinggi.

URBAN CREATIVITY ZONE

Gambar 2.23 Sumber : www.architizer.com

URBAN CREATIVITY ZONE

2.7.2 Studi banding proyek sejenis di dalam negeri

1. Puink Skatepark

Gambar 2.24 Sumber : www.puinkskatepark.blogspot.com

  PUINK SKATEPARK & SKATESHOP adalah sebuah arena bermain skateboard yang didukung juga dengan adanya toko yang menjual perlengkapan skateboard mulai dari deck, truck, wheels, clothing dan lain-lain. Puink skatepark & skateshop terletak dikawasan pemukiman padat penduduk diwilayah utara jakarta.

  Skatepark ini dibangun dengan tujuan memberikan hal yang positif bagi masyarakat umum dan sekitarnya sekaligus bisa memperkenalkan skateboard pada masyarakat luas. Puink Skatepark sendiri dibangun pada tahun 2008 oleh keluarga PANE sebagai skatepark pribadi.

  Pada tahun 2009 Puink Skatepark melakukan renovasi dan perluasan lahan menjadi 400 m2 untuk dijadikan sarana latihan skateboarder jakarta. Pada tahun 2010 Puink skatepark mendirikan Skateshopya itu sebuah sarana untuk memenuhi kebutuhan perlengkapan pemain skaterboard saat ini.

URBAN CREATIVITY ZONE

  Kemudian pada akhir 2011 Puink Skatepark & Skateshop melakukan perubahan secara besar-besaran dengan memindahkan lokasi yang lebih strategis dan tidak jauh dari lokasi yang lama. Sarana terbaru ini dibangun guna memenuhi jumlah pemain skateboard yang semakin banyak dan kami ingin memberikan kenyamanan bagi skateboarder dan pengunjung