Terdapat dua jenis tipe LANDSAT diantaranya, LANDSAT TM Thematic
Mapper, yaitu satelit yang dapat digunakan untuk memantau sumberdaya alam, yang
pada awalnya digunakan dalam bidang geologi umum, namun berkembang pesat
dan dapat diaplikasi pada bidang selain geologi, sedangkan modifikasi dari
LANDSAT TM dengan seri baru yang dikeluarkan pada tahun 1999 hingga
sekarang yaitu LANDSAT ETM+ Enhanced Thematic Mapper Plus yang mempunyai 8
kanal dengan tambahan 1 kanal pankromatik Effendy, 2007.
Citra
LANDSAT TMETM+ memiliki masing-masing kanal yang dibedakan
berdasarkan sensor panjang gelombangnya. Kanal 1, 2, dan 3 merupakan kanal dengan
sensor panjang gelombang cahaya tampak. Kanal 4, 5, 6, dan 7 merupakan kanal
dengan sensor panjang gelombang inframerah dekat, inframerah tengah,
inframerah, dan inframerah jauh. Kanal 8 merupakan kanal dengan sensor panjang
gelombang cahaya tampak hanya hijau dan merah dan inframerah dekat. Kanal 1, 2, 3,
4, 5, dan 7 memiliki resolusi spasial 30 x 30 m, kanal 6 memiliki resolusi spasial 60 x 60
m, sedangkan kanal 8 memiliki resolusi spasial 15 x 15 m Lillesand dan Kiefer
1997. Kanal yang digunakan untuk
mengklasifikasi penutupan lahan pada penelitian ini yaitu kanal 5, 4, dan 2 atau
kanal RGB, kanal ini memiliki keunggulan dalam mendeteksi tanaman, membedakan
batas tanaman, daratan, awan, dan air. Dengan rentang nilai kanal 2 0.52 - 0.60
µm, kanal 4 0.76 - 0.90 µm, dan kanal 5 1.55 - 1.75 µm. Dan untuk analisis suhu
permukaan menggunakan kanal thermal yaitu kanal 6 dengan rentan panjang
gelombang 10.40 - 12.50 µm yang dapat mencari lokasi geothermal, mengukur
tingkat stres tanaman, kebakaran, kelembaban, dan gejala lain yang
berhubungan dengan panas Lillesand dan Kiefer 1997.
III. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari s.d. Juni 2011, dengan tahapan :
turun lapang di wilayah DKI Jakarta, pencarian data, dan pengolahan data.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah Global Positioning System GPS, kamera digital,
seperangkat komputer yang dilengkapi dengan perangkat lunak Er Mapper, Arc
View, MS. Office, dan beberapa perangkat penunjang lainnya.
Adapun bahan-bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Citra satelit LANDSAT TMETM +
wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya Pathrow 122064 tanggal akuisisi, 30
Juli 1992, 12 Juli 1997, 19 Agustus 1999, 14 September 2000, 15 Juli 2001,
21 Juni 2004 dan 18 Mei 2006. Sumber : BTIC-BIOTROP dan USGS Glovis
b. Peta spasial administrasi DKI Jakarta
Sumber : Bakosurtanal. c.
Data suhu udara
o
C dan CH mm DKI Jakarta pada tahun 2009 Sumber :
BMKG.
3.3 Metode Penelitian
3.3.1 Pengolahan Data Citra Satelit LANDSAT TMETM+
a. Koreksi Geometrik
Koreksi geometrik dilakukan untuk menghilangkan kesalahan pada koordinat
sistem bumi yang sebenarnya. Salah satu cara untuk mengkoreksi distorsi geometrik
ini adalah dengan menggunakan titik – titik kontrol tanah GCP yang sudah diketahui
koordinatnya Lillesand dan Kiefer 1997. Dalam penelitian ini, dilakukan koreksi
geometrik dari citra ke citra image to image rectification.
b.
Cropping Pemotongan citra cropping dilakukan
untuk menentukan batas daerah kajian dengan pertimbangan bahwa daerah studi
tidak meliputi seluruh daerah pada citra lebih menspesifikasikan wilayah yang dikaji
Lillesand dan Kiefer 1997. c.
Klasifikasi Klasifikasi dilakukan untuk memproses
suatu piksel dari citra yang mempunyai penampakan spektral yang sama yang akan
diidentifikasikan atau membedakan macam- macam objek yang terdapat dalam citra, dan
mengelompokkan objek-objek ke dalam karakteristik tertentu sesuai dengan hasil
citra sebenarnya Lillesand dan Kiefer 1997. Dalam studi ini dilakukan klasifikasi
terbimbing supervised classification, yaitu penelitian dilakukan terjun langsung ke
lapang, dengan training area untuk mengetahui perubahan penutupan lahan baik
Terdapat dua jenis tipe LANDSAT diantaranya, LANDSAT TM Thematic
Mapper, yaitu satelit yang dapat digunakan untuk memantau sumberdaya alam, yang
pada awalnya digunakan dalam bidang geologi umum, namun berkembang pesat
dan dapat diaplikasi pada bidang selain geologi, sedangkan modifikasi dari
LANDSAT TM dengan seri baru yang dikeluarkan pada tahun 1999 hingga
sekarang yaitu LANDSAT ETM+ Enhanced Thematic Mapper Plus yang mempunyai 8
kanal dengan tambahan 1 kanal pankromatik Effendy, 2007.
Citra
LANDSAT TMETM+ memiliki masing-masing kanal yang dibedakan
berdasarkan sensor panjang gelombangnya. Kanal 1, 2, dan 3 merupakan kanal dengan
sensor panjang gelombang cahaya tampak. Kanal 4, 5, 6, dan 7 merupakan kanal
dengan sensor panjang gelombang inframerah dekat, inframerah tengah,
inframerah, dan inframerah jauh. Kanal 8 merupakan kanal dengan sensor panjang
gelombang cahaya tampak hanya hijau dan merah dan inframerah dekat. Kanal 1, 2, 3,
4, 5, dan 7 memiliki resolusi spasial 30 x 30 m, kanal 6 memiliki resolusi spasial 60 x 60
m, sedangkan kanal 8 memiliki resolusi spasial 15 x 15 m Lillesand dan Kiefer
1997. Kanal yang digunakan untuk
mengklasifikasi penutupan lahan pada penelitian ini yaitu kanal 5, 4, dan 2 atau
kanal RGB, kanal ini memiliki keunggulan dalam mendeteksi tanaman, membedakan
batas tanaman, daratan, awan, dan air. Dengan rentang nilai kanal 2 0.52 - 0.60
µm, kanal 4 0.76 - 0.90 µm, dan kanal 5 1.55 - 1.75 µm. Dan untuk analisis suhu
permukaan menggunakan kanal thermal yaitu kanal 6 dengan rentan panjang
gelombang 10.40 - 12.50 µm yang dapat mencari lokasi geothermal, mengukur
tingkat stres tanaman, kebakaran, kelembaban, dan gejala lain yang
berhubungan dengan panas Lillesand dan Kiefer 1997.
III. METODOLOGI