Pengertian Sumber Daya Manusia Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan suatu proses untuk menumbuhkan atau meningkatkan suatu potensi fisik dan psikis manusia untuk mencapai tujuan dari suatu organisasi lembaga yang dilakukan dengan cara mendayagunakan manusia sebagai tenaga kerja atau yang melakukan pekerjaan Sudayat, 2009. Dari segi bisnis, sumber daya manusia SDM adalah manusia yang bekerja dalam suatu organisasi. Dalam hal ini disebut juga dengan karyawan. Jika tidak ada manusia yang menjadi sumber daya di perusahaan, maka perusahaan tersebut tidak dapat berjalan dan menghasilkan laba sehingga sumber daya manusia merupakan hal yang paling dibutuhkan oleh sebuah perusahaan Silfianti, 2011. Di dalam Sudayat2009 juga disebutkan bahwa sumber daya manusia adalah ujung tombak pelayanan, sangat diandalkan untuk memenuhi standar mutu yang diinginkan oleh wajib pajak dan wajib retribusi. Untuk mencapai standar mutu tersebut, maka harus diciptakan situasi yang mendukung pelayanan yang memuaskan wajib pajak dan wajib retribusi. Upaya-upaya manusia itu bukan sesuatu yang statis, tetapi terus berkembang dan berubah, seirama dengan dinamika kehidupan manusia, yang berlangsung dalam kebersamaan sebagai suatu masyarakat. Oleh karena itu salah satu situasi yang mendukung adalah seluruh peraturan pengelolaan sumber daya manusia yang berdampak pada perlakuan yang sama kepada pegawai. 11

2.2 Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia terdiri dari kata manajemen dan sumber daya manusia. Manajemen merupakan suatu proses yang mengatur pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya secara efektif dan efisian untuk mencapai tujuan tertentu. Sumber daya yang dimaksud dapat digolongkan dalam beberapa hal, yaitu: man manusia, money uang, method metodecarasistem, materials bahan, machines mesin, dan market pasar. Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu ilmu dan seni dalam mengatur hubungan dan peranan setiap sumber daya manusia agar dapat mencapai tujuan dari organisasi secara efektif dan efisien Silfianti, 2011. Manajemen sumber daya manusia adalah perencanaan , pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian dari pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemberhentian karyawan, dengan maksud terwujudnya tujuan perusahaan, individu, karyawan dan masyarakat. Sumber daya manusia rumah sakit pada prinsipnya sudah diatur melalui penentuan jumlah dan spesifikasi tenaga kesehatan juga fasilitas penunjang pelayanan kesehatan yang harus ada di dalam sebuah rumah sakit yang terdapat di dalam akreditasi sebuah rumah sakit Nengsih,2010. Sumber daya manusia yang berkompetensi sangat dibutuhkan oleh sebuah rumah sakit untuk menciptakan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Sumber daya manusia di rumah sakit pada dasarnya telah terspesialisasi secara jelas karena semua tenaga medis di rumah sakit telah memiliki latar belakang pendidikan secara khusus sesuai dengan bidang yang mereka kerjakan yang diharapkan dapat menunjang pelayanan rumah sakit yang berkualitas. Sumber daya manusia di rumah sakit terdiri atas petugas medis dan non medis. Rumah sakit merupakan organisasi yang menjual jasa pelayanan kesehatan, namun pasien harus melalui beberapa tahap kegiatan sebelum mendapatkan jasa pelayanan kesehatan seperti pada bagian informasi, loket pendaftaran, administrasi dll. Pada bagian inilah petugas non medis bekerja. Sedangkan petugas medis merupakan petugas yang memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien seperti dokter, perawat, dll.

2.2.1 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia memiliki beberapa fungsi yang dapat dibagi menjadi dua, yaitu: a. Fungsi Manajemen sumber daya manusia terdiri atas: 1. Fungsi Perencanaan : menentukan atau merencanakan program yang dapat membantu mencapai tujuan dari perusahaan. 2. Fungsi Pengorganisasian : mengorganisasikan atau membuat hubungan antara setiap jabatan, personalia dan faktor – faktor fisik. 3. Fungsi Pengarahan ActuatingDirecting : mengarahkan karyawan, mengusahakan agar karyawan mau bekerjasama dengan efektif. 4. Fungsi Pengkoordinasian 5. Fungsi PengendalianControlling : melakukan evaluasi dengan cari melihat dan membandingkan perbedaan dari rencana yang sudah dibuat dengan pelaksanaannya. b. Fungsi Operasional FO terdiri atas: 1. Fungsi Pengadaan : menentukan jenis dan jumlah karyawan dan menentukan keberhasilan rekruitmen melalui prosedur yang tepat. 2. Fungsi Pengembangan : fungsi ini berguna untuk perbaikan efektivitas kerja karyawan dengan cara meningkatkan pengetahuan, keterampilan maupun sikap karyawan. 3. Fungsi Pemberian Kompensasi : balas jasa yang diberikan sesuai dengan pekerjaan karyawan. Kompensasi dalam hal ini dapat berbentuk uang atau juga berbentuk fasilitas – fasilitas yang dapat dinilai dengan uang. 4. Fungsi Integrasi : adanya integrasi antara karyawan dan perusahaan untuk tujuan masing – masing. 5. Fungsi Pemeliharaan : pemeliharaan kemampuan dan sikap karyawan melalui program kesehatan dan keselamatan kerja.

2.3 Perencanaan Sumber Daya Manusia

Perencanaan sumber daya manusia SDM merupakan tanggung jawab bagi semua manager dalam suatu organisasi dan bukan hanya tanggung jawab manager SDM Agustiana,2009. Di dalam Jusuf Irianto 2001 disebutkan bahwa tujuan adanya perencanaan SDM adalah untuk memastikan sudah tersedianya sejumlah orangpekerja yang telah memenuhi persyaratan dalam suatu organisasi pada kurun waktu tertentu. Dari tujuan tersebut dapat dikatakan bahwa adanya perencanaan SDM yang baik dapat membuat suatu organisasi dapat mengidentifikasi apa yang harus dilakukan untuk memastikan adanya SDM yang berkompetensi sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai tujuan dari organisasi. Proses estimasi SDM berdasarkan jumlah, tempat, keterampilan, dan perilaku untuk memberikan upaya kesehatan merupakan pengertian dari perencanaan SDM yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan pembangunan kesehatan. Nengsih, 2010. Determinan yang berpengaruh dalam perencanaan kebutuhan SDM kesehatan adalah perkembangan penduduk jumlah, pola penyakit, daya beli, keadaan sosial budaya, keadaan darurat, pertumbuhan ekonomi dan berbagai kebijakan di bidang pelayanan kesehatan Depkes, 2004. Selain itu, kebutuhan SDM kesehatan pada dasarnya dapat ditentukan berdasarkan: 1. Kebutuhan epidemiologi SDM kesehatan 2. Permintaan demand akibat beban pelayanan kesehatan 3. Sarana upaya kesehatan yang ditetapkan Depkes, 2004

2.3.1 Manfaat Perencanaan Sumber Daya Manusia

Menurut Agustiana 2009, terdapat beberapa manfaat dan keuntungan dari adanya perencanaan SDM dalam suatu organisasi, yaitu: 1. Penggunaan sumber daya manusia yang lebih efektif 2. Menyesuaikan kegiatan tenaga kerja dengan tujuan organisasi 3. Membantu program penarikan tenaga dari bursa atau pasaran tenaga kerja secara baik 4. Pengadaan tenaga kerja baru secara ekonomis 5. Dapat mengkoordinasikan kegiatan – kegiatan manajemen sumber daya manusia 6. Mengembangkan sistem manajemen sumber daya manusia 7. Organisasi dapat memanfaatkan sumber daya manusia yang sudah ada dalam organisasi secara lebih baik 8. Melalui perencanaan sumber daya manusia yang matang, produktivitas kerja dari tenaga yang sudah ada dapat ditingkatkan 9. Perencanaan sumber daya manusia berkaitan dengan penentuan kebutuhan akan tenaga kerja di masa depan, baik dalam arti jumlah dan kualifikasinya untuk mengisi berbagai jabatan dan menyelenggarakan berbagai aktivitas baru 10. Salah satu segi manajemen sumber daya manusia yang semakin penting adalah penanganan informasi ketenagakerjaan 11. Perencanaan sumber daya manusia merupakan dasar bagi penyusunan program kerja bagi satuan kerja yang menangani sumber daya manusia dalam organisasi

2.3.2 Proses Perencanaan SDM

Agustiana 2009 menyebutkan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi perencanaan SDM, faktor – faktor tersebut yaitu : 1. Faktor Eksternal Faktor – faktor eksternal merupakan hal – hal yang pertumbuhan dan perkembangannya diluar kemampuan organisasi untuk mengendalikannya, yaituseperti teknologi, sosial-budaya, politik,ekonomi, pesaing dan peraturan perundang-undangan. 2. Faktor Internal Faktor – faktor internal merupakan berbagai kendala yang terdapat di dalam organisasi itu sendiri, seperti halnya rencana strategi, anggaran, estimasi produksi dan penjualan, usaha atau kegiatan baru, rancangan organisasi dan tugas pekerjaan, sistem informasi manajemen. Rangkaian pelaksanaan perencanaan SDM yang terintegrasi dengan rencana strategi bisnis baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang menurut Sunarta 2011 adalah sebagai berikut: 1. Dalam proses perencanaan strategi bisnis, beberapa organisasiperusahaan akan melakukan: a. Menyusun rencana strategi bisnis dengan perspektif jangka panjang 5-10 tahun atau lebih di masa mendatang b. Menyusun rencana operasional bisnis yang dijabarkan dalam rencana strategi dengan perspektif jangka sedang 3-5 tahun di masa mendatang. c. Menyusun rencana tindakan berupa anggaran dengan perspektif tahunan yang menggambarkan kegiatan bisnis yang akan dilaksanakan selama satu tahun tahunan dengan menyediakan anggaran tertentu untuk dapat diwujudkan 2. Dalam kegiatan perencanaan SDM a. Pada tahap awal perencanaan SDM mengidentifikasi isu-isu berdasarkan komponen – komponendi dalam rencana strategi bisnis jangka panjang. Beberapa komponen yang bisa dijadikan isu perencanaan SDM antara lain filsafat perusahaan, laporan hasil penelitian tentang hal-hal seputar lingkungan bisnis, tujuan-tujuan dan sasaran strategis yang akan dicapai, dan hasil analisis SWOT perusahaan. b. Pada tahap selanjutnya hasil analisis isu digunakan sebagai masukan dari perencanaan operasional jangka menengah ke dalam tahap kegiatan perkiraan kebutuhan SDM dalam proses perencanaan SDM. c. Hasil perkiraan kebutuhan SDM tersebut dijadikan masukan secara integral dalam penyusunan anggaran tahunan ke dalam langkah perencanaan SDM.

2.4 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2014

Didalam Permenkes No. 56 Tahun 2014 Tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit disebutkan bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit, perlu dilakukan penyempurnaan sistem perizinan dan klasifikasi rumah sakit. Di dalam Permenkes No.56 Tahun 2014 pasal 25 sampai pasal 35 disebutkan bahwa untuk rumah sakit umum kelas B seperti RSUD Wangaya Kota Denpasar diperlukan adanya klasifikasi rumah sakit sebagai berikut : a. Pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum kelas B paling sedikit meliputi: pelayanan medik, pelayanan kefarmasian, pelayanan keperawatan dan kebidann, pelayanan penunjang klinik, pelayanan penunjang nonklinik, dan pelayanan rawat inap. b. Pelayanan medik paling sedikit terdiri dari: pelayanan gawat darurat, pelayanan medik spesialis dasar, pelayanan medik spesialis penunjang, pelayanan medik spesialis lain, pelayanan medik subspesialis dan pelayanan medik spesialis gigi dan mulut. c. Pelayanan gawat darurat harus diselenggarakan 24 jam sehari secara terus menerus. d. Pelayanan medik spesialis dasar meliputi pelayanan penyakit dalam, kesehatan anak, bedah, dan obstetri dan ginekologi. e. Pelayanan medik spesialis penunjangmeliputi pelayanan anestesiologi, radiologi, patologi klinik, patologi anatomi, dan rehabilitasi medik. f. Pelayanan medik spesialis lain paling sedikit berjumlah 8 pelayanan dari 13 pelayanan yang meliputi pelayanan mata, telinga hidung tenggorokan, syaraf, jantung dan pembuluh darah, kulit dan kelamin, kedokteran jiwa, paru, orthopedi, urologi, bedah syaraf, bedah plastik, dan kedokteran forensik. g. Pelayanan medik subspesialis paling sedikit berjumlah 2 pelayanan subspesialis dari 4 subspesialis dasar yang meliputi pelayanan subspesialis di bidang spesialisasi bedah, penyakit dalam, kesehatan anak, dan obstetri dan ginekologi. h. Pelayanan medik spesialis gigi dan mulut paling sedikit berjumlah 3 pelayanan yang meliputi pelayanan bedah mulut, konservasiendodonsi, dan orthodonti. i. Pelayanan kefarmasian meliputi pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai, dan pelayanan farmasi klinik. j. Pelayanan keperawatan dan kebidanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf c meliputi asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan. k. Pelayanan penunjang klinik meliputi pelayanan bank darah, perawatan intensif untuk semua golongan umur dan jenis penyakit, gizi, sterilisasi instrumen dan rekam medik. l. Pelayanan penunjang nonklinik meliputi pelayanan laundrylinen, jasa bogadapur, teknik dan pemeliharaan fasilitas, pengelolaan limbah, gudang, ambulans, sistem informasi dan komunikasi, pemulasaraan jenazah, sistem penanggulangan kebakaran, pengelolaan gas medik, dan pengelolaan air bersih. m. Pelayanan rawat inap harus dilengkapi dengan fasilitas sebagai berikut: 1 jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 30 dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik Pemerintah. 2 jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 20 dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik swasta. 3 jumlah tempat tidur perawatan intensif sebanyak 5 dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik Pemerintah dan Rumah Sakit milik swasta. n. Sumber daya manusia Rumah Sakit Umum kelas B terdiri atas: tenaga medis, tenaga kefarmasian, tenaga keperawatan, tenaga kesehatan lain, tenaga nonkesehatan. o. Tenaga medis paling sedikit terdiri atas: 1. 12 dokter umum untuk pelayanan medik dasar 2. 3 dokter gigi umum untuk pelayanan medik gigi mulut 3. 3 dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis dasar 4. 2 dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis penunjang 5. 1 dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis lain 6. 1 dokter subspesialis untuk setiap jenis pelayanan medik subspesialis 7. 1 dokter gigi spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis gigi mulut.

2.5 Metode Penyusunan Kebutuhan Sumber Daya Manusia