Epidemiologi Patofisiologi Hipertensi Hipertensi pada Lansia

2.1.1 Epidemiologi

Peningkatan tekanan darah adalah hal yang normal terjadi pada proses degeneratif. Menurut American Heart Association AHA, 2015, Jumlah penduduk Amerika penderita tekanan darah tinggi yang berusia di atas 20 tahun telah mencapai angka hingga 58 juta jiwa, namun hampir sekitar 90-95 kasus tidak diketahui penyebabnya. Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah, prevalensi hipertensi pada penduduk umur 18 tahun ke atas tahun 2007 di Indonesia adalah sebesar 31,7. Menurut provinsi, prevalensi hipertensi tertinggi di Kalimantan selatan 39,6 dan terendah di papua barat 20,1 .Sedangkan, pada tahun 2013 terjadi penurunan sebesar 5,9 dari 31,7 menjadi 25,8. Gambar 2.1 Prevalensi Hipertensi Berdasarkan Pengukuran Tekanan Darah Sumber Infodatin Kemenkes 2014 Sama halnya pada provinsi Bali, terjadi penurunan yang sekitar 10 dari tahun 2007 sampai tahun 2013. Provinsi Bali masuk ke dalam peringkat 2 dari 5 provinsi dengan prevalensi hipertensi terendah dengan jumlah 840.851 jiwa dari 4.225.384 juta jiwa Pusdatin, Kemenkes 2013. Tabel 2.1 Prevalensi Hipertensi Terendah Berdasarkan Absolut Infodatin Kemenkes 2014

2.1.2 Patofisiologi Hipertensi

Terdapat sistem kontrol yang berperan dalam mempertahankan tekanan darah antara lain sistem baroreseptor, kemoreseptor, dan pusat otak tertinggi hipotalamus dan serebrum Mayuni, 2013. Namun sejauh ini, mekanisme saraf untuk mengatur tekanan arteri yang paling diketahui ialah refleks baroreseptor Guyton Hall, 2008. Sistem baroreseptor merupakan monitor derajat tekanan arteri dan meniadakan peningkatan tekanan arteri melalui mekanisme perlambatan jantung oleh respon vagal stimulasi parasimpatis dan vasodilatasi. Sistem pengaturan tekanan arteri oleh baroreseptor dimulai oleh Sinyal dari baroreseptor karotis dijalarkan melalui saraf hering menuju saraf glosovaringeus dan kemudian ke traktus solitarius di daerah batang otak. Sinyal dari baroreseptor aorta, di arkus aorta dijalarkan melalui saraf vagus menuju traktus solitarius yang sama di medula. Baroreseptor lebih banyak merespon terhadap tekanan yang berubah cepat daripada tekanan yang menetap Guyton Hall, 2008. Gambar 2.2 Sistem baroreseptor untuk mengendalikan tekanan arteri Guyton Hall, 2008 Refleks sirkulasi terhadap perubahan tekanan darah diawali oleh baroreseptor di mana setelah sinyal baroreseptor memasuki traktus solitarius medula, sinyal sekunder menghambat pusat vasokonstriktor di medula dan merangsang pusat parasimpatis vagus. Efek yang terjadi adalah 1 vasodilatasi vena dan arteriol di seluruh sistem sirkulasi perifer dan 2 berkurangnya frekuensi denyut jantung dan kekuatan kontraksi jantung. Jadi perangsangan baroreseptor akibat tekanan tinggi di dalam arteri secara refleks menyebabkan penurunan tekanan arteri akibat penurunan tahanan perifer dan penurunan curah jantung Sebaliknya, tekanan yang rendah mempunyai efek berlawanan, yang secara refleks menyebabkan tekanan meningkat kembali menjadi normal Guyton Hall, 2008. Gambar 2.3 Area di otak yang berperan penting dalam pengaturan sirkulasi oleh saraf. Guyton Hall, 2008

2.1.3 Faktor Risiko

Dokumen yang terkait

Pengaruh Senam Jantung Sehat terhadap Tekanan Darah pada Lansia Hipertensi di PSTW Budi Mulia 03 Margaguna Jakarta Selatan

8 21 128

PENGARUH SENAM HIPERTENSI LANSIA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI PANTI WREDA Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Tekanan Darah Lansia Dengan Hipertensi Di Panti Wredha Darma Bhakti Pajang Surakarta.

1 7 15

PENGARUH SENAM TERA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI POSYANDU Pengaruh senam tera terhadap penurunan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di Posyandu Lansia Kelurahan Pabelan Kartasura.

0 5 14

PENGARUH SENAM TERA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI POSYANDU Pengaruh senam tera terhadap penurunan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di Posyandu Lansia Kelurahan Pabelan Kartasura.

0 7 15

EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA Efektifitas Senam Lansia Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Bulu Kabupaten Sukoharjo.

1 8 16

PENGARUH SENAM ERGONOMIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH DENGAN HIPERTENSI DERAJAT I PADA LANSIA DI DESA Pengaruh Senam Ergonomik Terhadap Penurunan Tekanan Darah Dengan Hipertensi Derajat I Pada Lansia Di Desa Wironanggan Kecamatan Gatak Sukoharjo.

0 1 22

PENGARUH SENAM LANSIATERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN FISIK PADA KELOMPOK LANSIA PEREMPUAN DI DESA DAUH PURI KAUH DENPASAR BARAT.

3 15 47

SKRIPSI PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI POSYANDU LANSIA KELURAHAN MULYOREJO SURABAYA

0 1 20

6 EFEKTIVITAS SENAM JANTUNG SEHAT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI

0 0 7

6 EFEKTIVITAS SENAM JANTUNG SEHAT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI

0 1 7