Pemerintahan Desa Landasan Teori

23 upah pungut, dan bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh kabupatenkota diberikan kepada desa paling sedikit 10 sepuluh per seratus, sedangkan bantuan Pemerintah Provinsi kepada desa diberikan sesuai dengan kemampuan dan perkembangan keuangan provinsi bersangkutan. Bantuan tersebut lebih diarahkan untuk percepatan atau akselerasi pembangunan desa. Sumber pendapatan lain yang dapat diusahakan oleh desa berasal dari Badan Usaha Milik Desa, pengelolaan pasar desa, pengelolaan kawasan wisata skala desa, pengeloaan galian C dengan tidak menggunakan alat berat dan sumber lainnya.

2. Pemerintahan Desa

Adanya Undang-undang tentang pemerintahan desa yang terdahulu ternyata berakibat melemahkan bahkan menjurus pada terhapusnya keberadaan unsur-unsur demokrasi demi terciptanya keseragaman bentuk dan susunan pemerintahan di desa. Demokrasi pada masa itu hanya merupakan angan-angan biasa yang tak akan pernah tercapai. Keadaan masyarakat desa sangatlah menghawatirkan, mereka tidak bisa memberdayakan dirinya dan bahkan lambat laun kedudukan mereka semakin lemah dan tidak berdaya. Adanya keadaan sedemikian rupa ini tidak dapat dibiarkan begitu saja. Jarum jam selalu berputar menuju perubahan zaman, begitu pula pemerintahan di Indonesia juga mengalami perubahan, diawali runtuhnya kekuasaan orde baru dan dimulainya era reformasi menjadikan aspirasi masyarakat pun terus tersalurkan. Kaitannya dengan pemerintahan di desa adanya upaya untuk menyongsong pemerintahan 24 desa yang lebih demokratis, maka perlu disusun dan diatur kembali pola-pola kehidupan dalam tata pemerintahan desa sesusai dengan tuntutan masyarakat. Untuk itu maka perlu adanya pergantian undang-undang yang berlaku mengeani pemerintahan di desa. Pergantian Undang-undang Nomor 5 Tahun 1979 menjadi Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 mengenai otonomi daerah. Berlakunya Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 itu pun tak berlangsung lama, adanya penyempurnaan mengakibatkan pada tahun 2004 muncul Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 yang juga mengatur mengenai otonomi daerah. Adanya perubahan Undang-undang yang berlaku tersebut merupakan upaya agar terjadi perubahan dalam pemerintahan desa terutama perubahan yang berkaitan dengan penguatan unsur-unsur demokrasi dalam bentuk pemerintahan desa. Penyelenggaraan pemerintahan di desa merupakan subsistem dari sistem penyelenggaraan pemerintahan, hal inilah yang membuat desa layak memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya sendiri. Dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 mengisyaratkan bahwa desa merupakan daerah yang istimewa yang mempunyai sifat mandiri dimana berkedudukan di wilayah kabupaten sehingga setiap warga desa berhak berbicara ataupun mengutarakan pendapatnya atas kepentingan sendiri sesuai dengan kondosi sosial budaya yang ada di lingkungan masyarakatnya. Perubahan tentang desa menurut Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 memerlukan pemahaman atas perubahan fungsi dan peranan dari seorang kepala desa sebagai akibat dari perubahan undang-undang tersebut. 25 Pemerintah desa dan perangkat desa serta masyarakat desa perlu memahami dan mengetahui perubahan nama, fungsi kelembagaan desa, hubungan dengan pemerintahan dan beberapa hal yang menyangkut dengan pelaksanana tugas. Tabel berikut ini akan mengambarkan perubahan yang dimaksud sebagai mana uraian di atas. Tabel 3. Berbagai perubahan yang perlu diketahui No. Bidang perubahan UU No 32 tahun 2004 1. Nama desa Tidak seragam 2. Susunan organisasi pemerintahan Kepala desa sebutan lain dan perangkat desa serta BPD 3. Kewenangan desa 1 Kewenangan yang sudah ada berdasarkan hak asal-usul desa; 2 Kewenangan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupatenkota yang diserahkan pengaturannya kepada desa; 3 Tugas pembantuan dari Pemerintah, pemerintah provinsi, danatau pemerintah kabupatenkota; 4 Kewenangan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan perundang-perundangan diserahkan kepada desa. 26 4. Lembaga perwakilan Terdapat atau adanya BPD lembaga tersendiri 5. Keanggotaan lembaga perwakilan Dipilih berdasarkan musyawarah mufakat 6. Tanggung jawab Kepada rakyat melalui BPD dan menyampaikan ke Bupati 7. Pengangkatan Kepala Desa Dipilih oleh rakyat dan ditetapkan oleh BPD. Bupati mengesahkan 8. Penetapan peraturan desa dan APBD Kepala desa bersama dengan BPD menetapkan peraturan desa 9. Hubungan dengan Camat Kepala desa bukan sebagai bawahan camat. Camat sebatas administratife 10. Tugas pembantuan Dengan tegas disertai dengan pembiayaan 11. Pembangunan yang direncanakan kabupaten, propinsi dan pusat Wajib mengikutsertakan desa yang menjadi tempat pembangunan 12. Tugas dan kewajiban Kepala Desa Penyelenggaraan dan penanggung jawab utama dibidang pemerintahan, pembangunana masyarakat termasuk pembinaan ketentraman dan ketertiban serta adanya tugas mendamaikan perselisihan masyarakat di desa 27 Dengan adanya keterangan tabel di atas, maka dalam pengaturan pemerintahan desa telah mengalami pergeseran paradigma utama yaitu dalam hal kewenangan. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah tidak lagi campur tangan secara langsung tetapi kedudukan mereka sebagai pemberi pedoman, bimbingan, pelatihan ataupun pembelajaran termasuk peraturan desa serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa APBD. Dalam upaya peningkatan pemberdayaan pemerintahan desa, maka diharapkan dapat mewujudkan kondisi pemerintahan desa yang kuat dan mandiri serta berdayaguna.

3. Demokrasi di desa