Tahap Pembentukan Panitia Pemilihan Kepala Desa

92 bersedia mencalonkan diri menjadi Calon Kepala Desa dan menjadi tim sukses. Secara rinci bentuk dari partisipasi masyarakat tersebut adalah sebagai berikut :

1. Tahap Pembentukan Panitia Pemilihan Kepala Desa

Berdasarkan Perda Nomor 2 Tahun 2007 tentang tata cara pencalonan, pemilihan, pengesahan, pelantikan, pemberhentian sementara dan pemberhentian Kepala Desa yang di dalamnya juga mengatur mengenai penyusunan pembentukan Panitia Pemilihan Kepala Desa, selanjutnya ditindak lanjuti dengan adanya keputusan BPD Desa sriwulan Kecamatan Sayung Kabupaten Demak Nomor 09X2008 tentang pembentukan panitia pemilihan Kepala Desa Sriwulan Kecamatan Sayung Kabupaten Demak dibentuklah Panitia Pemilihan Kepala Desa Sriwulan. Sesuai dengan peraturan yang tercantum di atas, maka Ketua BPD yang seterusnya juga menjadi ketua panitia dalam Pemilihan Kepala Desa Sriwulan membentuk Panitia Pemilihan Kepala Desa yang keanggotaannya terdiri dari para anggota BPD itu sendiri serta para tokoh masyarakat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan kepada responden melalui pemilihan secara acak dalam Kepanitiaan Pemilihan Kepala Desa, muncul pengakuan dari Bapak Gigis Mohammad Afnan yang bekerja sebagai Guru SMK di Demak, menyatakan sebagai berikut : 93 “Di dalam kepanitiaan saya berkedudukan sebagai sekretaris, pembentukan Panitia Pemilihan Kepala Desa dilakukan oleh kepala BPD yang terlebih dahulu mengelar rapat musyawarah pembentukan panitia, jadi saya sebagai tokoh masyarakat yang juga sebagai Guru dinilai mampu untuk mengemban tugas ini sehingga saya terpilih menjadi sekretaris dalam kepanitiaan. Dasar hukum penbentukan panitia tersebut telah diatur dalam Perda Kabupaten Demak Nomor 2 Tahun 2007 dan selanjutnya juga diatur dalam Keputusan BPD Nomor 9x2008. Seharusnya mekanisme pemilihan anggota panitia harus melalui pengumuman kepada warga desa tetapi hal ini dinilai terlalu lama dan terkesan berteletele”. wawancara tanggal 17 April 2009 Dari keterangan di atas yang diberikan oleh Bapak Gigis, bahwa beliau ikut serta dalam kepanitiaan karena selain sebagai tokoh masyarakat yang juga sebagai Guru dimana kebanyakan masyarakat mengenal beliau, sehingga beliau dinilai mampu untuk menyelenggarakan Pemilihan Kepala Desa yang demokratis. Pemilihan dalam kepanitiaan ini juga dipilih langsung oleh Kepala BPD melalui penunjukan dan tidak terlebih dahulu mengumumkan kepada masyarakat karena apabila hal tersebut terlebih dahulu diumumkan kepada masyarakat akan memerlukan waktu yang cukup lama. Hal serupa juga diutarakan oleh responden lain yaitu Bapak Sugeng yang bekerja sebagai PNS, beliau mengatakan : “Dalam kepanitiaan saya berkedudukan sebagai anggota, pemilihan anggota panitia dimusyawarahkan oleh Ketua BPD, dan yang berhak menjadi anggota dalam kepanitiaan adalah anggota BPD, tokoh masyarakat, dan perangkat desa, dimana dasar hukum penbentukan panitia tersebut telah diatur dalam 94 Perda Kabupaten Demak Nomor 2 Tahun 2007 dan selanjutnya juga diatur dalam Keputusan BPD Nomor 9X2008. Saya merupakan bagian dari tokoh masyarakat yang pada akhirnya ditunjuk menjadi anggota Panitia Pemilihan Kepala Desa”wawancara tanggal 17 April 2009. Bapak Sugeng juga memberikan pernyataan yang sama yaitu dalam pembentukan Panitia Pemilihan Kepala Desa dibentuk melalui rapat musyawarah yang diselenggarakan oleh Ketua BPD dan didalam rapat itu terdapat penunjukan siapa sajakah yang berhak menjadi panitia. Senada dengan kedua responden tersebut di atas Bapak Harno yang bekerja di DLLAJR, beliau mengatakan : “Kedudukan saya dalam kepanitiaan adalah sebagai anggota yang dipilih oleh Ketua BPD yang juga sebagai ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa dimana dasar hukum penbentukan panitia tersebut telah diatur dalam Perda Kabupaten Demak Nomor 2 Tahun 2007 dan selanjutnya juga diatur dalam Keputusan BPD Nomor 9x2008 ”wawancara tanggal 19 April 2009. Dari pernyataan Bapak Harno nampak bahwa keanggotaan dalam panitia ini dipilih berdasarkan rapat musyawarah yang diselenggarakan oleh Ketua BPD dan para anggota panitia ditunjuk langsung tanpa melalui pemberitahuan kepada warga masyarakat. Dari ketiga responden tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa didalam penunjukan siapa saja yang duduk sebagai anggota Panitia Pemilihan Kepala Desa ditentukan dalam rapat musyawarah yang diselenggarakan oleh BPD dan dari rapat tersebutlah langgsung 95 ditunjuk anggota kepanitiaan yang merupakan wakil dari BPD, tokoh masyarakat, dan perangkat desa.

2. Partisispasi Politik Para Elit Desa