Setting Penelitian Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Kecemasan Ibu dalam Melakukan Toilet Training pada Anak Pertamanya di Dusun Ngelo Desa Getasan Kabupaten Semarang T1 462012056 BAB IV

33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Setting Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Dusun Ngelo Dusun Ngelo merupakan salah satu dusun yang ada di Desa Getasan Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah dengan luas wilayah 32.000 ham 2 dengan jumlah penduduk 551 orang yaitu 200 laki-laki dan 351 perempuan. Adapun batas-batas wilayah Dusun Ngelo yaitu sebelah utara berbatasan dengan Dusun Kali Tengah, sebelah selatan berbatasan dengan Dusun Jambelan, sebelah timur berbatasan dengan Dusun Sanggar, dan sebelah barat berbatasan dengan Dusun Gedad. Dusun Ngelo merupakan dusun dengan karakteristik wilayah yang terdiri dari bukit, pegunungan, dan hutan pinus serta berada di sekitar lereng gunung merbabu sehingga memiliki hawa yang dingin dan sejuk. Sebagian besar masyarakat Dusun Ngelo bekerja sebagai petani dengan jenis sayuran yang ditanami berupa kol, kentang, wortel, labu siam, ketimun, cabai, dan tomat. 34 4.1.2 Gambaran Umum Partisipan Tabel 4.1 Gambaran Umum Partisipan No Partisipan Nama Jenis Kelamin Usia Tahun Pekerjaan Pendidikan Terakhir 1. Pertama Ibu S Perempuan 24 Ibu Rumah Tangga Sekolah Menengah Pertama SMP 2. Kedua Ibu K Perempuan 32 Karyawan Swasta Sekolah Menengah Atas SMA 3. Ketiga Ibu D Perempuan 23 Ibu Rumah Tangga Sekolah Menuju Kejuruan SMK 4. Keempat Ibu I Perempuan 21 Ibu Rumah Tangga Sekolah Menengah Pertama SMP 35 4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Kategorisasi Hasil Wawancara Tabel 4.2 Kategorisasi Hasil Wawancara No Aspek Indikator Kategorisasi Partisipan 1 Partisipan 2 Partisipan 3 Partisipan 4 1. Psikologis Jengkel Merasa jengkel. P1 51 Hanya perlu sabar tetapi kalau di ajarkan terus membantah pasti seorang ibu juga merasa jengkel. Terkadang saat di ajarkan buang air besar dan buang air kecil malah main air jadi merasa jengkel tetapi masih kecil jadi harus pelan- pelan. P2 33-36 Perasaannya sabar karena masih susah kalau awal-awal begitu. P3 97-98, 100-103 Kalau sudah di toilet maunya main air jadi saya juga merasa jengkel. P4 74-75, 102-103 Kadang kalau di latih sibuk main jadi buang air kecil di 36 P1 333-336 Merasa kesal sudah capek kerja masuk siang pulang malam masih harus membersihkan terkadang buang air besar atau kecil sembarangan. P2 57-60, 64-65 Ya kesal karena mau tidur harus membersihkan dulu. P2 68-69 Merasa jengkel karena tidak mau menuruti apa yang di katakan. P2 102, 116 Kalau saya termasuk ibu yang menuruti kemauan anak tidak terlalu lantai jadi saya merasa jengkel. P4 89-90, 92, 138- 140 Saya suruh ayahnya yang kongkong kalau di latih buang air besar dan buang air kecil biar anaknya mau. P4 215-217, 119- 120 37 jahat mungkin karena terlalu pelan jadi anak tidak mau nurut, terkadang kalau pelan-pelan tidak mau nurut saya jengkel juga. P2 212-215 Emosi Merasa emosi. 51 Hanya perlu sabar tetapi kalau di ajarkan terus membantah pasti seorang ibu juga merasa emosi. P1 333-336 Merasa emosi karena tidak mau menuruti apa yang di katakan. P2 102 Merasa emosi sudah capek kerja masuk siang pulang malam masih harus membersihkan terkadang buang air besar atau kecil sembarangan. P2 57-60, 64-65 Marah Iya pernah merasa Mengajarkan buang 38 marah tetapi tidak pernah melakukan kekerasan. P1 48-49 Merasa marah. P1 51 Merasa sedikit marah tetapi di maklumi karena anak masih kecil jadi harus sabar. P1 132-133 Tidak ada hanya perlu sabar tetapi kalau di ajarkan terus membantah pasti seorang ibu juga merasa marah. P1 333-336 air besar dan buang air kecil itu melatih kesabaran. P1 39 Merasa marah karena kalau anak tidak mau menuruti apa yang di katakan. P2 116 Marah tetapi tidak sampai pakai kekerasan. P2 236-237 Sedih Merasa sedih ketika marah nanti anaknya tidak mau dengan ibunya. 39 P2 79-81 Takut Takut sampai besar tidak bisa buang air besar dan kecil secara mandiri apalagi anak perempuan harus bersih beda dengan anak laki-laki. P1 235-236 Merasa takut ketika marah nanti anaknya tidak mau dengan ibunya. P2 79-81 Takut kalau di kamar mandi kepleset karena tulangnya masih rawan. P2 97-98 Takut teman- temannya sudah bisa tetapi anak saya belum. P2 127, 129 Takut tidak bisa buang air besar dan kecil secara mandiri dan ketinggalan dengan teman- temannya. Takut tidak terbiasa buang air besar dan kecil di toilet. P3 117, 142-143 Harus bisa soalnya sudah mau menganjak besar takutnya kalau tidak bisa buang air besar dan kecil secara mandiri. Saya sebagai ibu harus bisa mengajarkan karena sudah berumur 2 tahun jadi harus bisa. P4 55-56 Merasa takut saat melatih anaknya terjatuh. P4 71 40 P2 132, 154 Takut anak jatuh di toilet jadi di pegang. P2 188 Takut jatuh dan belum bisa. P2 197 Khawatir dan cemas Khawatir kalau tidak di latih nanti besar tidak bisa buang air besar dan buang air kecil secara mandiri. P1 54-57 Kalau tidak bisa melakukan tugas perkembangan toilet training terutama buang air besar khawatir nanti besar masih mengandalkan orang tua. Merasa khawatir ketika marah anaknya tidak mau dengan ibunya. P2 79-81 khawatir tidak bisa buang air besar dan kecil secara mandiri dan ketinggalan dengan teman- temannya. P2 132 Biasanya saya sharing dengan ibu- ibu yang Penting untuk mengajari buang air besar dan kecil di toilet kalau tidak nanti jadi kebiasaan seperti keponakan saya sudah taman kanak-kanak tetapi masih buang air besar di celana karena orang tuanya tidak bisa mengajarkan ke toilet kalau di ajarin kan pasti mengerti. P3 70-76 Merasa khawatir saat melatih anaknya terjatuh. P4 71 Belum bisa membersihkan kalau habis buang air besar atau buang air kecil langsung pakai celana saja tidak bilang. P4 132-133 Saya pernah cerita ke orang yang lebih 41 P1 88-90 Merasa sedikit cemas. P1 138 Merasa cemas karena pada saat di latih tidak mau menuruti perintah dan cemas jika besar nanti belum bisa buang air besar dan buang air kecil secara mandiri nanti membebani orang tua. P1 140-143 Merasa cemas karena kondisi kamar mandi yang licin. P1 168 Merasa cemas jika mempunyai anak seumuran dengan anak saya tanya- tanya saran. P2 204-207 Khawatir ketinggalan sama teman-teman sebayanya. P2 223 Khawatir kalau anak tidak terbiasa buang air besar dan buang air kecil di toilet nanti buat susah orang tua dan jadi bahan pembicaraan orang. P3 111-115 Khawatir tidak terbiasa buang air besar dan kecil di toilet. P3 117, 142-143 tua tetapi di suruh buat lubang di tanah tetapi saya tidak mau harus di toilet. P4 205-207 42 tidak di ajarkan nanti menjadi kebiasaan. P1 170 Saya bertanya kepada ibu-ibu yang mempunyai anak yang seumuran dengan anak saya tentang mengajarkan buang air besar dan buang air kecil yang saya ajarkan sudah benar atau tidak. P1 176-177 Saya sering membicarakan soal tugas perkembangan anak dengan ibu- ibu. P1 179-181 43 Sering bertukar pikiran dengan ibu- ibu lain karena anak umur 1 – 3 tahun sulit di ajarkan. P1 183-184 Meminta saran kepada suami, membicara kendala yang di hadapi saat mengajarkan tugas perkembangan anak dan di sarankan untuk pelan-pelan dalam mengajarkan, tidak marah, dan mengikuti kemauan anak. P1 201-204 Suami saya menyarankan untuk mengikuti kemauan anak saat di ajarkan 44 nanti kalau salah baru di beri nasihat dengan pelan- pelan. P1 206-207 Sulit atau susah Anak saya kalau di ajarkan tidak mau menuruti. P1 130 Harapan saya kalau di latih mau mengikuti perintah yang di berikan. P1 145-146 Saya melihat anak saya takut jatuh saat di ajarkan buang air besar dan buang air kecil karena kakinya belum sampai toilet terlalu lebar dan tidak bisa pegangan Terkadang tidak mau menuruti apa yang di katakan karena sibuk main air. P2 42-43 Terkadang waktu di ajarkan gampang dan terkadang sulit. P2 104-105 Saat di ajarkan terkadang di suruh berdiri tidak mau malah melamun. P2 109-110 Terkadang anak tidak mau menuruti Kendalanya tidak mau buang air kecil di kamar mandi. P3 23, 26-27, 29, 31-34 Terkadang anak di ajarkan buang air besar dan kecil di kamar mandi tidak mau, maunya di luar karena gelap. P3 100-103 Biasanya mengajarkan anak- anak itu sedikit sulit karena di tanya mau buang air besar tidak mau buang air kecil tidak nurut jadi sedikit sulit. P4 35-36 Ya ada kendala dalam mengajarkan anak-buang air besar dan buang air kecil tetapi saya anggap tidak ada maklumi. P4 40-41 Masih kecil jadi 45 jadi anak saya tidak mau di ajarkan. P1 158-160 Umur 3 tahun di ajarkan sulit menuruti apa yang di katakan. P1 243-244, 246, 248 Anak saya pada saat di ajarkan tidak mau nuruti dan banyak alasannya seperti tidak mau karena takut jatuh. P1 250-252 Kalau menurut saya R itu manja kalau menuruti apa yang di katakan pasti ada perubahan karena anak manja apa- apa minta di temani. apa yang di katakan. P2 184 Kesulitannya bagaimana biar anak bisa ke kamar mandi sendiri dan bisa buang air besar sendiri. P2 194-195 kadang tidak nurut mau buang air kecil di luar. P4 83-84, 87 Kalau buang air besar masih takut sendiri karena jarak toilet yang terlalu lebar anaknya takut jatuh jadi tidak mau di toilet harus ibunya atau ayanya yang kongkong tetapi malah sulit buang airnya kalau di kongkong. P4 160-164, 179- 181, 194-196 46 P1 257-259 Saya merasa kesulitan saat mengajarkan karena tidak ada yang R takuti tetapi kalau ada orang lain seperti neneknya pasti mau dan anak seusia ini masih sulit di ajarkan. P1 285-287 R di manja sama ayahnya jadi saya marah juga masih belum mau menuruti. P1 289-291 Anak yang manja itu hanya mau yang gampang saja tidak mau berusaha jadi di ajarkan masih 47 sulit. P1 297-300 Sulit saat di beri arahan pokoknya tidak mau menuruti apa yang di katakan kalau di ajarkan dan masih mengandalkan orang tua. P1 341-343 Mengajarkan anak seusia ini bertahap jadi harus di maklumi. P1 348-350 Memikirkan Merasa memikirkan tentang tugas perkembangan anak tetapi tidak terlalu di jadikan beban karena anak- anak umur 1 – 3 Memikirkan karena takut ketinggalan dengan teman- teman sebayanya. P2 127 Ya terkadang di Saya memikirkan kenapa anaknya takut terkadang di tatur suruh menghadap ke tembok biar tidak takut tetapi tidak 48 tahun harus di ajarkan secara bertahap tidak bisa di paksakan. P1 213-216 Suami saya kalau anak salah di bela jadi tidak bisa membedakan mana yang benar dan yang salah. P1 224-226 Saya memikirkan tugas perkembangan karena belum bisa melakukan sendiri dan sulit saat di ajarkan. P1 140-143 Saya tuangkan air ke dalam ember sebagai tempat pikirkan kenapa tidak mau menuruti apa yang di katakan terkadang juga sampai berdoa. P2 134-136, 138 Memikirkan bagaimana cara agar anak menuruti apa yang di katakan. P2 163, 165-166 Yang membuat terpikirkan bagaimana biar anak bisa buang air besar dan buang air kecil secara mandiri. P2 220 Terkadang terpikirkan gimana cara mengajarkan mau takut terjatuh. P4 198-199, 201 Harapan saya agar anak itu bisa hidup bersih kalau mau buang air besar dan buang air kecil di kamar mandi tidak di sembarang tempat. P4 223-224 Saya cerita di suami terus di bilang jangan di pikirkan sendiri di ajarkan saja terus nanti juga bisa. P4 232-234 49 pegangan anak saya saat di ajarkan buang air besar dan buang air kecil. P1 166 Hanya memikirkan kenapa sulit saat di ajarkan. P1 354 biar mau nurut sambil berdoa karena anak saya belum bisa, cara didik saya yang salah harus pelan- pelan atau bagaimana tetapi kalau pelan-pelan malah tidak ada rasa takut jadi marah. P2 228-234 2 Fisiologis Sulit tidur Terkadang di pikirkan sampai sulit tidur. P2 143-145 Ya sulit tidur karena memikirkan tugas perkembangan anak. P2 151, 161 Sakit kepala Terkadang saya 50 atau pusing memikirkan sampai sedikit pusing karena tidak mau menuruti apa yang di katakan. P1 220-222 Ya merasa pusing karena memikirkan anak saya belum bisa dan sulit di ajarkan. P1 346 51 4.2.2 Hasil Data Pendukung 4.2.2.1 Data Pendukung Observasi a Observasi partisipan 1 saat melakukan toilet training Partisipan pertama P1 melakukan toilet training dengan mendampingi anaknya ke toilet pada saat ingin buang air besar BAB atau buang air kecil BAK, P1 juga membiasakan anaknya pergi ke toilet pada saat anak bangun tidur di pagi hari. Pada saat di toilet P1 memberikan instruksi untuk membuka celana dan berjongkok di atas kloset, setelah habis BAB atau BAK P1 membersihkan sisa kotoran yang ada di kloset. Kemudian membersihkan sisa kotoran yang menempel di tubuh, memakaikan celana, dan mencuci tangan anaknya. Instruksi yang P1 berikan terkadang tidak dipatuhi seperti tidak mau berjongkok di atas kloset, berdiri pada saat membersihkan sisa kotoran yang menempel, dan tidak mau mencuci tangan hal tersebut yang membuat P1 marah. 52 b Observasi partisipan 3 saat melakukan toilet training Partisipan ketiga P3 pada saat melakukan toilet training P3 hanya membiasakan anaknya ke toilet saat ingin buang air besar BAB tetapi saat ingin buang air kecil BAK P3 membiarkan anaknya BAK di teras depan rumah. Pada saat di toilet P3 memberikan instruksi untuk membuka celana dan berjongkok di atas kloset, setelah habis BAB P3 membersihkan sisa kotoran yang menempel di tubuh dan mencuci tangan anaknya. Setelah itu membersihkan sisa kotoran yang ada di kloset kemudian memakaikan celana. Terkadang anak P3 tidak mau BAB di toilet karena takut gelap dan bermain air saat BAB hal tersebut yang membuat P3 marah. Observasi partisipan saat melakukan toilet training hanya dapat dilakukan kepada partisipan 1 dan partisipan 3 karena partisipan 53 2 dan partisipan 4 tidak mengijinkan peneliti untuk melakukan observasi. 4.2.3 Analisa Hasil Penelitian 4.2.3.1 Aspek psikologis kecemasan melakukan toilet training Aspek psikologis kecemasan yang dialami partisipan pertama P1 seperti perasaan jengkel, emosi, dan marah tetapi tidak menggunakan tindakan kekerasan saat melakukan toilet training. Hal ini disebabkan karena anak tersebut tidak mau menuruti serta menolak untuk diajarkan mengenai toilet training P1, 48-49, 51, 132-133, 333-336. P1 merasa takut akan keberhasilan dan kegagalan toilet training yang dilakukan, perasaan takut di sebabkan karena anak P1 adalah anak perempuan jadi harus bisa hidup bersih berbeda dengan anak laki-laki P1, 235-236. P1 merasa cemas dan khawatir akan keberhasilan dan kegagalan toilet training yang dilakukan karena nanti jika tidak dapat buang air besar atau kecil secara mandiri akan 54 membebani atau menyusahkan orang tua P1, 54-57, 88-90, 138, 140-143, 170, 176-177, 201- 204. Perasaan khawatir dan cemas yang di alami P1 juga karena kondisi toilet yang licin dan berukuran besar sehingga membuat P1 merasa khawatir dan cemas akan keamanan anaknya saat melakukan toilet training P1, 138. P1 merasa kesulitan dalam melakukan toilet training kepada anaknya karena anak tersebut tidak mau menuruti setiap arahan serta pemahaman yang disampaikan oleh P1 P1, 130, 145-146, 158-160, 243-244, 246, 248, 250- 252, 257-259, 341-343, 348-350. Konflik-konflik yang timbul dalam diri P1 perasaan tersebut membuat P1 merasa memikirkan akan keberhasilan serta kegagalan toilet training yang dilakukan, karena partisipan mengalami kesulitan dalam memberikan pengarahan dan pemahaman kepada anaknya P1, 140-243, 213-216, 354. Partisipan kedua P2 merasa jengkel karena anak P2 tidak mau menuruti apa yang ia 55 katakan serta sibuk sendiri bermain air sehingga tidak fokus saat melakukan toilet training P2, 33-36, 102, 116, 212-215. P2 merasa kesal karena anak P2 didapati buang air besar atau kecil sembarangan P2, 57-60, 64-65, 68-69, P2 merasa emosi dan marah karena anaknya tidak mau menuruti apa yang P2 katakan, akan tetapi P2 tidak menggunakan tindakan kekerasan P2, 39, 57-60, 64-65, 102, 116, 236- 237. P2 merasa sedih dan menyesal setelah memarahi anaknya karena takut anaknya tidak mau lagi menuruti perkataan P2 P2, 79-81. P2 merasa takut jika anak P2 belum bisa buang air besar atau buang air kecil secara mandiri sehingga bisa tertinggal dengan teman-teman sebayanya, serta merasa takut dengan keamanan saat melakukan toilet training karena kondisi toilet yang licin serta berukuran besar P2, 79-81, 97-98, 127-129, 132-154, 188, 197. P2 merasa khawatir dan cemas karena anaknya belum dapat buang air besar dan kecil 56 secara mandiri serta ketinggalan dengan teman- teman sebayanya P2, 223, 132. P2 mengalami kesulitan dalam melakukan toilet training karena kesulitan memberikan pengarahan dan pemahaman kepada anak P2 P2, 42-43, 104- 105, 109-110, 184, 194-195. P2 sangat memikirkan akan keberhasilan dan kegagalan toilet training yang dilakukan karena takut anaknya ketinggalan dengan teman-teman sebaya, serta memikirkan cara- cara yang efektif dalam memberikan pengarahan dan pemahaman kepada anaknya, agar anak tersebut bisa buang air besar atau kecil secara mandiri P2, 127, 134-136, 138, 163, 165-166, 220, 228-234. Partisipan ketiga P3 merasa harus sabar saat melakukan toilet training karena anaknya tidak mau menuruti apa yang dikatakan olehnya P3, 97-98, 100-103. P3 merasa takut jika anaknya tidak terbiasa buang air besar atau kecil di toilet sejak usia dini sehingga di masa yang akan datang menyusahkan orang tua serta 57 akan menjadi bahan ejekan atau pembicaraan oleh lingkungan sekitar terutama oleh teman- teman sebayanya P3, 117, 142-143. P3 merasa khawatir dan cemas akan keberhasilan dan kegagalan toilet training yang dilakukan serta anaknya tidak dapat buang air besar dan kecil secara mandiri P3, 70-76, 111-115, 117, 142-143. P3 mengalami kesulitan terkadang anak P3 tidak mau buang air besar atau kecil di toilet P3, 23, 26-27, 29, 31-34, 100-103. Partisipan keempat P4 merasa jengkel karena saat dilakukan toilet training anak P4 sibuk bermain air sehingga tidak fokus saat diajarkan P4, 74-75, 102-103, 89-90, 92, 138- 140, 215-217, 119-220. P4 merasa takut akan keamanan anaknya karena kondisi toilet yang licin P4, 71, P4 merasa takut akan keberhasilan dan kegagalan toilet training yang dilakukan karena sudah beumur 2 tahun belum bisa buang air besar dan kecil dengan mandiri P4, 55-56, dan P4 merasa bertanggungjawab dalam mengajarkan anak P4 agar bisa buang air besar dan kecil secara mandiri P4, 55-56. P4 58 juga merasa khawatir dan cemas akan keamanan serta keberhasilan dan kegagalan toilet training yang dilakukan P4, 71, 132-133, 205-207. 4.2.3.2 Aspek fisiologis kecemasan melakukan toilet training Aspek fisiologis kecemasan hanya dialami oleh partisipan pertama P1 dan partisipan kedua P2. P1 saat melakukan toilet training yaitu merasa pusing atau sakit kepala dikarenakan kesulitan dalam memberikan pengarahan serta pemahaman, selain itu juga anak P1 belum dapat buang air besar dan buang kecil secara mandiri P1, 220-222, 346. Partisipan kedua P2 saat melakukan toilet training, sulit tidur karena terlalu memikirkan tugas perkembangan serta memberikan pengarahan dan pemahaman kepada anak P2 P2, 143-145, 151-161. 59 4.3 Uji Keabsahan Data 4.3.1 Member Check Partisipan 1 Member check dilaksanakan pada tanggal 7 April 2016 pukul 14.00 wib di rumah partisipan. Peneliti membawa hasil rekaman suara dan verbatim yang telah dibuat dan didengarkan serta diperlihatkan kepada partisipan supaya dikoreksi oleh partisipan apabila ada data-data yang tidak sesuai. Partisipan setuju dengan hasil rekaman suara dan verbatim yang didengarkan dan diperlihatkan 4.3.2 Member Check Partisipan 2 Member check dilaksanakan pada tanggal 7 April 2016 pukul 11.20 WIB di rumah partisipan. Peneliti membawa hasil rekaman suara dan verbatim yang telah dibuat dan didengarkan serta diperlihatkan kepada partisipan supaya dikoreksi oleh partisipan apabila ada data-data yang tidak sesuai. Partisipan setuju dengan hasil rekaman suara dan verbatim yang didengarkan dan diperlihatkan tetapi meminta untuk mengganti kata-kata seperti “Kecek-kecek”. 60 4.3.3 Member Check Partisipan 3 Member check dilaksanakan pada tanggal 7 April 2016 pukul 09.00 WIB di rumah partisipan. Peneliti membawa hasil rekaman suara dan verbatim yang telah dibuat dan didengarkan serta diperlihatkan kepada partisipan supaya dikoreksi oleh partisipan apabila ada data-data yang tidak sesuai. Partisipan setuju dengan hasil rekaman suara dan verbatim yang didengarkan dan diperlihatkan. Partisipan juga memberikan informasi tambahan yaitu bahwa saat melakukan toilet training kepada anak pada tahun pertama dan kedua itu sulit diberi pemahaman dan pengarahan untuk itu seringkali membuat partisipan merasa khawatir akan keberhasilan dan kegagalan dalam melakukan toilet training. 4.3.4 Member Check Partisipan 4 Member check dilaksanakan pada tanggal 7 April 2016 pukul 10.00 WIB di rumah partisipan. Peneliti membawa hasil rekaman suara dan verbatim yang telah dibuat dan didengarkan serta diperlihatkan kepada partisipan supaya dikoreksi oleh partisipan apabila ada data-data yang tidak sesuai. Partisipan setuju dengan 61 hasil rekaman suara dan verbatim yang didengarkan dan diperlihatkan. 62

4.4 Pembahasan

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Kecemasan Ibu dalam Melakukan Toilet Training pada Anak Pertamanya di Dusun Ngelo Desa Getasan Kabupaten Semarang T1 462012056 BAB I

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Kecemasan Ibu dalam Melakukan Toilet Training pada Anak Pertamanya di Dusun Ngelo Desa Getasan Kabupaten Semarang T1 462012056 BAB II

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Kecemasan Ibu dalam Melakukan Toilet Training pada Anak Pertamanya di Dusun Ngelo Desa Getasan Kabupaten Semarang T1 462012056 BAB V

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Kecemasan Ibu dalam Melakukan Toilet Training pada Anak Pertamanya di Dusun Ngelo Desa Getasan Kabupaten Semarang

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Kecemasan Ibu dalam Melakukan Toilet Training pada Anak Pertamanya di Dusun Ngelo Desa Getasan Kabupaten Semarang

0 2 58

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Saat Anak Sakit di Dusun Pulihan Desa Tajuk Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang T1 462009086 BAB IV

0 0 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perilaku Ibu Menyusui Dalam Pemberian Asi di Dusun Polobogo dan Sodong, Desa Polobogo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang T1 462008024 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perilaku Ibu Menyusui Dalam Pemberian Asi di Dusun Polobogo dan Sodong, Desa Polobogo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang T1 462008024 BAB II

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perilaku Ibu Menyusui Dalam Pemberian Asi di Dusun Polobogo dan Sodong, Desa Polobogo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang T1 462008024 BAB IV

0 0 139

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Fungsi Pertapaan Bunda Pemersatu Gedono Dusun Weru Desa Jetak Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang T1 152010018 BAB IV

0 4 67