33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Setting Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Dusun Ngelo Dusun Ngelo merupakan salah satu dusun yang ada
di Desa Getasan Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah dengan luas wilayah 32.000 ham
2
dengan jumlah penduduk 551 orang yaitu 200 laki-laki dan 351
perempuan. Adapun batas-batas wilayah Dusun Ngelo yaitu sebelah utara berbatasan dengan Dusun Kali
Tengah, sebelah selatan berbatasan dengan Dusun Jambelan, sebelah timur berbatasan dengan Dusun
Sanggar, dan sebelah barat berbatasan dengan Dusun Gedad.
Dusun Ngelo merupakan dusun dengan karakteristik wilayah yang terdiri dari bukit, pegunungan, dan hutan
pinus serta berada di sekitar lereng gunung merbabu sehingga memiliki hawa yang dingin dan sejuk. Sebagian
besar masyarakat Dusun Ngelo bekerja sebagai petani dengan jenis sayuran yang ditanami berupa kol, kentang,
wortel, labu siam, ketimun, cabai, dan tomat.
34 4.1.2 Gambaran Umum Partisipan
Tabel 4.1 Gambaran Umum Partisipan
No Partisipan
Nama Jenis Kelamin
Usia Tahun Pekerjaan
Pendidikan Terakhir 1.
Pertama Ibu S
Perempuan 24
Ibu Rumah Tangga Sekolah Menengah
Pertama SMP 2.
Kedua Ibu K
Perempuan 32
Karyawan Swasta Sekolah Menengah
Atas SMA 3.
Ketiga Ibu D
Perempuan 23
Ibu Rumah Tangga Sekolah Menuju
Kejuruan SMK 4.
Keempat Ibu I
Perempuan 21
Ibu Rumah Tangga Sekolah Menengah
Pertama SMP
35 4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Kategorisasi Hasil Wawancara Tabel 4.2
Kategorisasi Hasil Wawancara
No Aspek
Indikator Kategorisasi
Partisipan 1 Partisipan 2
Partisipan 3 Partisipan 4
1. Psikologis Jengkel
Merasa jengkel. P1 51
Hanya perlu sabar tetapi kalau di
ajarkan terus membantah pasti
seorang ibu juga merasa jengkel.
Terkadang saat di ajarkan buang air
besar dan buang air kecil malah main air
jadi merasa jengkel tetapi masih kecil
jadi harus pelan- pelan.
P2 33-36 Perasaannya sabar
karena masih susah kalau awal-awal
begitu. P3 97-98, 100-103
Kalau sudah di toilet maunya main air
jadi saya juga merasa jengkel.
P4 74-75, 102-103 Kadang kalau di
latih sibuk main jadi buang air kecil di
36 P1 333-336
Merasa kesal sudah capek kerja masuk
siang pulang malam masih harus
membersihkan terkadang buang air
besar atau kecil sembarangan.
P2 57-60, 64-65 Ya kesal karena
mau tidur harus membersihkan dulu.
P2 68-69 Merasa jengkel
karena tidak mau menuruti apa yang
di katakan. P2 102, 116
Kalau saya termasuk ibu yang
menuruti kemauan anak tidak terlalu
lantai jadi saya merasa jengkel.
P4 89-90, 92, 138- 140
Saya suruh ayahnya yang
kongkong kalau di latih buang air besar
dan buang air kecil biar anaknya mau.
P4 215-217, 119- 120
37 jahat mungkin
karena terlalu pelan jadi anak tidak mau
nurut, terkadang kalau pelan-pelan
tidak mau nurut saya jengkel juga.
P2 212-215
Emosi Merasa emosi.
51 Hanya perlu sabar
tetapi kalau di ajarkan terus
membantah pasti seorang ibu juga
merasa emosi. P1 333-336
Merasa emosi karena tidak mau
menuruti apa yang di katakan.
P2 102 Merasa emosi
sudah capek kerja masuk siang pulang
malam masih harus membersihkan
terkadang buang air besar atau kecil
sembarangan. P2 57-60, 64-65
Marah Iya pernah merasa
Mengajarkan buang
38 marah tetapi tidak
pernah melakukan kekerasan.
P1 48-49 Merasa marah.
P1 51 Merasa sedikit
marah tetapi di maklumi karena
anak masih kecil jadi harus sabar.
P1 132-133 Tidak ada hanya
perlu sabar tetapi kalau di ajarkan
terus membantah pasti seorang ibu
juga merasa marah. P1 333-336
air besar dan buang air kecil itu melatih
kesabaran. P1 39
Merasa marah karena kalau anak
tidak mau menuruti apa yang di
katakan. P2 116
Marah tetapi tidak sampai pakai
kekerasan. P2 236-237
Sedih Merasa sedih ketika
marah nanti anaknya tidak mau
dengan ibunya.
39 P2 79-81
Takut Takut sampai besar
tidak bisa buang air besar dan kecil
secara mandiri apalagi anak
perempuan harus bersih beda dengan
anak laki-laki. P1 235-236
Merasa takut ketika marah nanti
anaknya tidak mau dengan ibunya.
P2 79-81 Takut kalau di
kamar mandi kepleset karena
tulangnya masih rawan.
P2 97-98 Takut teman-
temannya sudah bisa tetapi anak
saya belum. P2 127, 129
Takut tidak bisa buang air besar dan
kecil secara mandiri dan ketinggalan
dengan teman- temannya.
Takut tidak terbiasa buang air besar dan
kecil di toilet. P3 117, 142-143
Harus bisa soalnya sudah mau
menganjak besar takutnya kalau tidak
bisa buang air besar dan kecil secara
mandiri. Saya sebagai ibu harus
bisa mengajarkan karena sudah
berumur 2 tahun jadi harus bisa.
P4 55-56 Merasa takut saat
melatih anaknya terjatuh.
P4 71
40 P2 132, 154
Takut anak jatuh di toilet jadi di pegang.
P2 188 Takut jatuh dan
belum bisa. P2 197
Khawatir dan cemas
Khawatir kalau tidak di latih nanti besar
tidak bisa buang air besar dan buang air
kecil secara mandiri.
P1 54-57 Kalau tidak bisa
melakukan tugas perkembangan toilet
training terutama buang air besar
khawatir nanti besar masih
mengandalkan orang tua.
Merasa khawatir ketika marah
anaknya tidak mau dengan ibunya.
P2 79-81 khawatir tidak bisa
buang air besar dan kecil secara mandiri
dan ketinggalan dengan teman-
temannya. P2 132
Biasanya saya sharing dengan ibu-
ibu yang Penting untuk
mengajari buang air besar dan kecil di
toilet kalau tidak nanti jadi kebiasaan
seperti keponakan saya sudah taman
kanak-kanak tetapi masih buang air
besar di celana karena orang
tuanya tidak bisa mengajarkan ke
toilet kalau di ajarin kan pasti mengerti.
P3 70-76 Merasa khawatir
saat melatih anaknya terjatuh.
P4 71 Belum bisa
membersihkan kalau habis buang
air besar atau buang air kecil
langsung pakai celana saja tidak
bilang. P4 132-133
Saya pernah cerita ke orang yang lebih
41 P1 88-90
Merasa sedikit cemas.
P1 138 Merasa cemas
karena pada saat di latih tidak mau
menuruti perintah dan cemas jika
besar nanti belum bisa buang air besar
dan buang air kecil secara mandiri nanti
membebani orang tua.
P1 140-143 Merasa cemas
karena kondisi kamar mandi yang
licin. P1 168
Merasa cemas jika mempunyai anak
seumuran dengan anak saya tanya-
tanya saran. P2 204-207
Khawatir ketinggalan sama
teman-teman sebayanya.
P2 223 Khawatir kalau anak
tidak terbiasa buang air besar dan buang
air kecil di toilet nanti buat susah
orang tua dan jadi bahan pembicaraan
orang. P3 111-115
Khawatir tidak terbiasa buang air
besar dan kecil di toilet.
P3 117, 142-143 tua tetapi di suruh
buat lubang di tanah tetapi saya tidak
mau harus di toilet. P4 205-207
42 tidak di ajarkan
nanti menjadi kebiasaan.
P1 170 Saya bertanya
kepada ibu-ibu yang mempunyai anak
yang seumuran dengan anak saya
tentang mengajarkan buang
air besar dan buang air kecil yang saya
ajarkan sudah benar atau tidak.
P1 176-177 Saya sering
membicarakan soal tugas
perkembangan anak dengan ibu-
ibu. P1 179-181
43 Sering bertukar
pikiran dengan ibu- ibu lain karena anak
umur 1 – 3 tahun
sulit di ajarkan. P1 183-184
Meminta saran kepada suami,
membicara kendala yang di hadapi saat
mengajarkan tugas perkembangan
anak dan di sarankan untuk
pelan-pelan dalam mengajarkan, tidak
marah, dan mengikuti kemauan
anak. P1 201-204
Suami saya menyarankan untuk
mengikuti kemauan anak saat di ajarkan
44 nanti kalau salah
baru di beri nasihat dengan pelan-
pelan. P1 206-207
Sulit atau susah
Anak saya kalau di ajarkan tidak mau
menuruti. P1 130
Harapan saya kalau di latih mau
mengikuti perintah yang di berikan.
P1 145-146 Saya melihat anak
saya takut jatuh saat di ajarkan
buang air besar dan buang air kecil
karena kakinya belum sampai toilet
terlalu lebar dan tidak bisa pegangan
Terkadang tidak mau menuruti apa
yang di katakan karena sibuk main
air. P2 42-43
Terkadang waktu di ajarkan gampang
dan terkadang sulit. P2 104-105
Saat di ajarkan terkadang di suruh
berdiri tidak mau malah melamun.
P2 109-110 Terkadang anak
tidak mau menuruti Kendalanya tidak
mau buang air kecil di kamar mandi.
P3 23, 26-27, 29, 31-34
Terkadang anak di ajarkan buang air
besar dan kecil di kamar mandi tidak
mau, maunya di luar karena gelap.
P3 100-103 Biasanya
mengajarkan anak- anak itu sedikit sulit
karena di tanya mau buang air besar
tidak mau buang air kecil tidak nurut jadi
sedikit sulit. P4 35-36
Ya ada kendala dalam mengajarkan
anak-buang air besar dan buang air
kecil tetapi saya anggap tidak ada
maklumi. P4 40-41
Masih kecil jadi
45 jadi anak saya tidak
mau di ajarkan. P1 158-160
Umur 3 tahun di ajarkan sulit
menuruti apa yang di katakan.
P1 243-244, 246, 248
Anak saya pada saat di ajarkan tidak
mau nuruti dan banyak alasannya
seperti tidak mau karena takut jatuh.
P1 250-252 Kalau menurut saya
R itu manja kalau menuruti apa yang
di katakan pasti ada perubahan karena
anak manja apa- apa minta di temani.
apa yang di katakan.
P2 184 Kesulitannya
bagaimana biar anak bisa ke kamar
mandi sendiri dan bisa buang air besar
sendiri. P2 194-195
kadang tidak nurut mau buang air kecil
di luar. P4 83-84, 87
Kalau buang air besar masih takut
sendiri karena jarak toilet yang terlalu
lebar anaknya takut jatuh jadi tidak mau
di toilet harus ibunya atau ayanya
yang kongkong tetapi malah sulit
buang airnya kalau di kongkong.
P4 160-164, 179- 181, 194-196
46 P1 257-259
Saya merasa kesulitan saat
mengajarkan karena tidak ada
yang R takuti tetapi kalau ada orang lain
seperti neneknya pasti mau dan anak
seusia ini masih sulit di ajarkan.
P1 285-287 R di manja sama
ayahnya jadi saya marah juga masih
belum mau menuruti.
P1 289-291 Anak yang manja itu
hanya mau yang gampang saja tidak
mau berusaha jadi di ajarkan masih
47 sulit.
P1 297-300 Sulit saat di beri
arahan pokoknya tidak mau menuruti
apa yang di katakan kalau di ajarkan dan
masih mengandalkan
orang tua. P1 341-343
Mengajarkan anak seusia ini bertahap
jadi harus di maklumi.
P1 348-350
Memikirkan Merasa memikirkan
tentang tugas perkembangan
anak tetapi tidak terlalu di jadikan
beban karena anak- anak umur 1
– 3 Memikirkan karena
takut ketinggalan dengan teman-
teman sebayanya. P2 127
Ya terkadang di Saya memikirkan
kenapa anaknya takut terkadang di
tatur suruh menghadap ke
tembok biar tidak takut tetapi tidak
48 tahun harus di
ajarkan secara bertahap tidak bisa
di paksakan. P1 213-216
Suami saya kalau anak salah di bela
jadi tidak bisa membedakan mana
yang benar dan yang salah.
P1 224-226 Saya memikirkan
tugas perkembangan
karena belum bisa melakukan sendiri
dan sulit saat di ajarkan.
P1 140-143 Saya tuangkan air
ke dalam ember sebagai tempat
pikirkan kenapa tidak mau menuruti
apa yang di katakan terkadang juga
sampai berdoa. P2 134-136, 138
Memikirkan bagaimana cara
agar anak menuruti apa yang di
katakan. P2 163, 165-166
Yang membuat terpikirkan
bagaimana biar anak bisa buang air
besar dan buang air kecil secara
mandiri. P2 220
Terkadang terpikirkan gimana
cara mengajarkan mau takut terjatuh.
P4 198-199, 201 Harapan saya agar
anak itu bisa hidup bersih kalau mau
buang air besar dan buang air kecil di
kamar mandi tidak di sembarang
tempat. P4 223-224
Saya cerita di suami terus di bilang
jangan di pikirkan sendiri di ajarkan
saja terus nanti juga bisa.
P4 232-234
49 pegangan anak
saya saat di ajarkan buang air besar dan
buang air kecil. P1 166
Hanya memikirkan kenapa sulit saat di
ajarkan. P1 354
biar mau nurut sambil berdoa
karena anak saya belum bisa, cara
didik saya yang salah harus pelan-
pelan atau bagaimana tetapi
kalau pelan-pelan malah tidak ada
rasa takut jadi marah.
P2 228-234
2 Fisiologis
Sulit tidur Terkadang di
pikirkan sampai sulit tidur.
P2 143-145 Ya sulit tidur karena
memikirkan tugas perkembangan
anak. P2 151, 161
Sakit kepala Terkadang saya
50 atau pusing
memikirkan sampai sedikit pusing
karena tidak mau menuruti apa yang
di katakan. P1 220-222
Ya merasa pusing karena memikirkan
anak saya belum bisa dan sulit di
ajarkan. P1 346
51 4.2.2 Hasil Data Pendukung
4.2.2.1 Data Pendukung Observasi a Observasi partisipan 1 saat melakukan toilet
training Partisipan pertama P1 melakukan toilet
training dengan mendampingi anaknya ke toilet pada saat ingin buang air besar BAB
atau buang air kecil BAK, P1 juga membiasakan anaknya pergi ke toilet pada
saat anak bangun tidur di pagi hari. Pada saat di toilet P1 memberikan instruksi untuk
membuka celana dan berjongkok di atas kloset, setelah habis BAB atau BAK P1
membersihkan sisa kotoran yang ada di kloset. Kemudian membersihkan sisa kotoran yang
menempel di tubuh, memakaikan celana, dan mencuci tangan anaknya. Instruksi yang P1
berikan terkadang tidak dipatuhi seperti tidak mau berjongkok di atas kloset, berdiri pada
saat membersihkan
sisa kotoran
yang menempel, dan tidak mau mencuci tangan hal
tersebut yang membuat P1 marah.
52 b Observasi partisipan 3 saat melakukan toilet
training Partisipan
ketiga P3
pada saat
melakukan toilet
training P3
hanya membiasakan anaknya ke toilet saat ingin
buang air besar BAB tetapi saat ingin buang air kecil BAK P3 membiarkan anaknya BAK di
teras depan rumah. Pada saat di toilet P3 memberikan instruksi untuk membuka celana
dan berjongkok di atas kloset, setelah habis BAB P3 membersihkan sisa kotoran yang
menempel di tubuh dan mencuci tangan anaknya. Setelah itu membersihkan sisa
kotoran yang ada di kloset kemudian memakaikan celana. Terkadang anak P3 tidak
mau BAB di toilet karena takut gelap dan bermain air saat BAB hal tersebut yang
membuat P3 marah. Observasi partisipan saat melakukan toilet
training hanya
dapat dilakukan
kepada partisipan 1 dan partisipan 3 karena partisipan
53 2 dan partisipan 4 tidak mengijinkan peneliti
untuk melakukan observasi. 4.2.3 Analisa Hasil Penelitian
4.2.3.1 Aspek psikologis kecemasan melakukan toilet training
Aspek psikologis kecemasan yang dialami partisipan pertama P1 seperti perasaan
jengkel, emosi,
dan marah tetapi
tidak menggunakan
tindakan kekerasan
saat melakukan toilet training. Hal ini disebabkan
karena anak tersebut tidak mau menuruti serta menolak untuk diajarkan mengenai toilet training
P1, 48-49, 51, 132-133, 333-336. P1 merasa takut akan keberhasilan dan kegagalan toilet
training yang dilakukan, perasaan takut di sebabkan karena anak P1 adalah anak
perempuan jadi harus bisa hidup bersih berbeda dengan anak laki-laki P1, 235-236.
P1 merasa cemas dan khawatir akan keberhasilan dan kegagalan toilet training yang
dilakukan karena nanti jika tidak dapat buang air besar
atau kecil
secara mandiri
akan
54 membebani atau menyusahkan orang tua P1,
54-57, 88-90, 138, 140-143, 170, 176-177, 201- 204. Perasaan khawatir dan cemas yang di
alami P1 juga karena kondisi toilet yang licin dan berukuran besar sehingga membuat P1 merasa
khawatir dan cemas akan keamanan anaknya saat melakukan toilet training P1, 138.
P1 merasa kesulitan dalam melakukan toilet training kepada anaknya karena anak tersebut
tidak mau menuruti setiap arahan serta pemahaman yang disampaikan oleh P1 P1,
130, 145-146, 158-160, 243-244, 246, 248, 250- 252, 257-259, 341-343, 348-350. Konflik-konflik
yang timbul dalam diri P1 perasaan tersebut membuat
P1 merasa
memikirkan akan
keberhasilan serta kegagalan toilet training yang dilakukan,
karena partisipan
mengalami kesulitan dalam memberikan pengarahan dan
pemahaman kepada anaknya P1, 140-243, 213-216, 354.
Partisipan kedua P2 merasa jengkel karena anak P2 tidak mau menuruti apa yang ia
55 katakan serta sibuk sendiri bermain air sehingga
tidak fokus saat melakukan toilet training P2, 33-36, 102, 116, 212-215. P2 merasa kesal
karena anak P2 didapati buang air besar atau kecil sembarangan P2, 57-60, 64-65, 68-69,
P2 merasa emosi dan marah karena anaknya tidak mau menuruti apa yang P2 katakan, akan
tetapi P2
tidak menggunakan
tindakan kekerasan P2, 39, 57-60, 64-65, 102, 116, 236-
237. P2 merasa sedih dan menyesal setelah
memarahi anaknya karena takut anaknya tidak mau lagi menuruti perkataan P2 P2, 79-81. P2
merasa takut jika anak P2 belum bisa buang air besar atau buang air kecil secara mandiri
sehingga bisa tertinggal dengan teman-teman sebayanya,
serta merasa
takut dengan
keamanan saat melakukan toilet training karena kondisi toilet yang licin serta berukuran besar
P2, 79-81, 97-98, 127-129, 132-154, 188, 197. P2 merasa khawatir dan cemas karena
anaknya belum dapat buang air besar dan kecil
56 secara mandiri serta ketinggalan dengan teman-
teman sebayanya P2, 223, 132. P2 mengalami kesulitan dalam melakukan toilet training karena
kesulitan memberikan
pengarahan dan
pemahaman kepada anak P2 P2, 42-43, 104- 105, 109-110, 184, 194-195.
P2 sangat memikirkan akan keberhasilan dan kegagalan toilet training yang dilakukan
karena takut anaknya ketinggalan dengan teman-teman sebaya, serta memikirkan cara-
cara yang
efektif dalam
memberikan pengarahan dan pemahaman kepada anaknya,
agar anak tersebut bisa buang air besar atau kecil secara mandiri P2, 127, 134-136, 138,
163, 165-166, 220, 228-234. Partisipan ketiga P3 merasa harus sabar
saat melakukan toilet training karena anaknya tidak mau menuruti apa yang dikatakan olehnya
P3, 97-98, 100-103. P3 merasa takut jika anaknya tidak terbiasa buang air besar atau
kecil di toilet sejak usia dini sehingga di masa yang akan datang menyusahkan orang tua serta
57 akan menjadi bahan ejekan atau pembicaraan
oleh lingkungan sekitar terutama oleh teman- teman sebayanya P3, 117, 142-143. P3
merasa khawatir dan cemas akan keberhasilan dan kegagalan toilet training yang dilakukan
serta anaknya tidak dapat buang air besar dan kecil secara mandiri P3, 70-76, 111-115, 117,
142-143. P3 mengalami kesulitan terkadang anak P3 tidak mau buang air besar atau kecil di
toilet P3, 23, 26-27, 29, 31-34, 100-103. Partisipan keempat P4 merasa jengkel
karena saat dilakukan toilet training anak P4 sibuk bermain air sehingga tidak fokus saat
diajarkan P4, 74-75, 102-103, 89-90, 92, 138- 140, 215-217, 119-220. P4 merasa takut akan
keamanan anaknya karena kondisi toilet yang licin
P4, 71,
P4 merasa
takut akan
keberhasilan dan kegagalan toilet training yang dilakukan karena sudah beumur 2 tahun belum
bisa buang air besar dan kecil dengan mandiri P4, 55-56, dan P4 merasa bertanggungjawab
dalam mengajarkan anak P4 agar bisa buang air besar dan kecil secara mandiri P4, 55-56. P4
58 juga merasa khawatir dan cemas akan
keamanan serta keberhasilan dan kegagalan toilet training yang dilakukan P4, 71, 132-133,
205-207. 4.2.3.2 Aspek fisiologis kecemasan melakukan toilet
training Aspek fisiologis kecemasan hanya dialami
oleh partisipan pertama P1 dan partisipan kedua P2. P1 saat melakukan toilet training yaitu
merasa pusing atau sakit kepala dikarenakan kesulitan dalam memberikan pengarahan serta
pemahaman, selain itu juga anak P1 belum dapat buang air besar dan buang kecil secara mandiri
P1, 220-222, 346.
Partisipan kedua P2 saat melakukan toilet training, sulit tidur karena terlalu memikirkan tugas
perkembangan serta memberikan pengarahan dan pemahaman kepada anak P2 P2, 143-145,
151-161.
59 4.3 Uji Keabsahan Data
4.3.1 Member Check Partisipan 1 Member check dilaksanakan pada tanggal 7 April
2016 pukul 14.00 wib di rumah partisipan. Peneliti membawa hasil rekaman suara dan verbatim yang telah
dibuat dan didengarkan serta diperlihatkan kepada partisipan supaya dikoreksi oleh partisipan apabila ada
data-data yang tidak sesuai. Partisipan setuju dengan hasil rekaman suara dan verbatim yang didengarkan dan
diperlihatkan 4.3.2 Member Check Partisipan 2
Member check dilaksanakan pada tanggal 7 April 2016 pukul 11.20 WIB di rumah partisipan. Peneliti
membawa hasil rekaman suara dan verbatim yang telah dibuat dan didengarkan serta diperlihatkan kepada
partisipan supaya dikoreksi oleh partisipan apabila ada data-data yang tidak sesuai. Partisipan setuju dengan
hasil rekaman suara dan verbatim yang didengarkan dan diperlihatkan tetapi meminta untuk mengganti kata-kata
seperti “Kecek-kecek”.
60 4.3.3 Member Check Partisipan 3
Member check dilaksanakan pada tanggal 7 April 2016 pukul 09.00 WIB di rumah partisipan. Peneliti
membawa hasil rekaman suara dan verbatim yang telah dibuat dan didengarkan serta diperlihatkan kepada
partisipan supaya dikoreksi oleh partisipan apabila ada data-data yang tidak sesuai. Partisipan setuju dengan
hasil rekaman suara dan verbatim yang didengarkan dan diperlihatkan. Partisipan juga memberikan informasi
tambahan yaitu bahwa saat melakukan toilet training kepada anak pada tahun pertama dan kedua itu sulit
diberi pemahaman dan pengarahan untuk itu seringkali membuat partisipan merasa khawatir akan keberhasilan
dan kegagalan dalam melakukan toilet training.
4.3.4 Member Check Partisipan 4 Member check dilaksanakan pada tanggal 7 April
2016 pukul 10.00 WIB di rumah partisipan. Peneliti membawa hasil rekaman suara dan verbatim yang telah
dibuat dan didengarkan serta diperlihatkan kepada partisipan supaya dikoreksi oleh partisipan apabila ada
data-data yang tidak sesuai. Partisipan setuju dengan
61 hasil rekaman suara dan verbatim yang didengarkan dan
diperlihatkan.
62
4.4 Pembahasan