Tari Balet dari Italia

Laptop, LCD, Guru Tari Pertemuan 2 C. Materi Pembelajaran Perkembangan Tari Mancanegara 1. Tari Hula dari Hawaii Tarian Hula adalah sejarah lisan masyarakat Hawai, menceritakan tentang kehidupan, keyakinan dan cita-cita orang Hawai. Tarian Hula menghidupkan cerita mengenai awal kehidupan dunia, alam dan semua yang mendiaminya, termasuk manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, tanah, air dan angin. Hula menghidupkan perasaan cinta seseorang kepada orang lain, petualangan saat berkelana sendiri di dalam hutan, cerita tentang bagaimana menghidangkan makanan ke meja makan, bercocok tanam, mendidik anak, menikmati usia senja, berterima kasih pada Tuhan, kehidupan seorang ksatria dan masih banyak lagi. Orang Hawai merasakan hubungan yang kuat dengan dunia sekitar mereka dan sangat menghormati dengan segala sesuatu yang disediakan dunia bagi mereka, hanya mengambil apa yang diperlukan untuk bertahan hidup. Apa yang dapat mereka ambil dari bumi dibatasi, orang Hawai menyebutnya “kapu” dan diekspresikan melalui tarian Hula. Jadi Hula juga merupakan alat pembelajaran manusia agar hormat terhadap dunia, tetua, keluarga, segala sesuatu yang bersentuhan dengan kehidupan mereka. “Hula adalah jiwa orang Hawai yang diekpresikan dalam gerakan,” jelas penulis situs Alternative Hawaii. Zaman dulu, Hula tidak dimaksudkan untuk menjamu pengunjung yang datang ke pulau dan mendapatkan bayaran, tetapi untuk menghormati dan bersyukur kepada Tuhan atas kehidupan, makanan diatas meja, birunya langit dan kebahagiaan hidup manusia. Ada banyak pulau di Hawai, Moloka’i, O’ahu, Kaua’i, Maui, Kaho’olawe, dan Ni’ihau yang mengaku sebagai tempat asal Hula. Legenda asal usul Hula umumnya sangat mirip satu sama lainnya. Diantaranya mengatakan Hi’iaka menari untuk Pele, gunung berapi saudara perempuannya agar memberi kedamaian diantara mereka, sedangkan lainnya mengatakan Pele memaksa saudarinya Laka –si penjaga tarian– untuk menari. Cerita yang paling sering didengar orang adalah Laka menciptakan tarian di Molokai, salah satu pulau di Hawai di salah satu tempat paling suci di Ka’ana. 2. Tari Balet Ballet ini berasal dari italia dan berkembang di prancis. Untuk dapat menari ballet, baik wanita maupun pria, membutuhkan kerja keras dan waktu yang lama untuk mencapai kesempurnaan teknik, kekuatan fisik, serta musikalitas. Yang paling penting adalah diperlukannya disiplin yang tinggi dan mental yang kuat dari setiap penari ballet. Ballet spektakuler dan berbeda dari jenis tari lain karena para ballerina-nya memakai pointe shoes atau toe shoes sambil berjinjit saat menari. Tentu saja kemampuan ini harus ditunjang dengan bentuk kaki yang lurus serta teknik yang tinggi. Penari ballet pria atau yang disebut Ballet danseur tidak memakai sepatu jenis ini, sejak mula hingga sekarang mereka memakai soft shoes yang lebih fleksibel. Meski begitu, kekuatan kaki sangat dibutuhkan ketika menari agar mereka dapat melakukan gerakan-gerakan yang hebat . Karena dalam menari ballet, seorang ballet danseur harus menunjukkan maskulinitasnya. Istilah ballo pertama kali digunakan oleh Domenico da Piacenza dalam De Arte Saltandi et Choreas Ducendi, sehingga karyanya dikenal sebagai balleti atau balli yang kemudian menjadi ballet. Istilah ballet itu sendiri dicetuskan oleh Balthasar de Beaujoyeulx dalam Ballet Comique de la Royne 1581 yang merupakan ballet comique drama ballet. Kiprah balet dimulai pada acara pertemuan para ningrat Italia di masa pencerahan. Kemudian balet dikembangkan dalam ballet de cour, yaitu dansa sosial yang dilakukan dengan musik, pidato, berpuisi, nyanyian, dekor, dan kostum oleh para ningrat Prancis.Lalu balet berkembang sebagai bentukan seni tersendiri di Prancis pada masa pemerintahan raja Louise XIV yang sangat mencintai seni tari dan bertekad memajukan kualitas seni tari pada masa itu. Sang raja mendirikan Académie Royale de Danse pada tahun 1661, dan pada tahun yang sama, balet komedi karya Jean-Baptist Lully ditampilkan. Bentuk balet awal berupa sebuah seni panggung di mana adegan-adegannya berupa tarian. Lully lalu mendalami balet opera dan mendirikan sekolah untuk mendidik penari balet profesional yang berhubungan dengan Académie Royale de Musique. Di sekolah tersebut, sistem pendidikannya berdasarkan tata krama ningrat. Abad ke-18 balet menjadi bentukan seni drama yang serius dan setara dengan opera. Kemajuan ini disebabkan oleh karya penting dari Jean-Georges Noverre yang berjudul Lettres sur la danse et les ballets 1760, yang merintis berkembangnya ballet d’action di mana penari diharuskan mengekspresikan karakter dan menampilkan narasi cerita. Musik balet itu sendiri berkembang sangat pesat pada masa itu oleh komponis seperti Christopher Gluck. Pada abad ke-19 banyak terjadi perubahan sosial termasuk dalam balet, yang bergeser jauh dari bentukan seni yang sangat ningrat Balet romantik. Ballerina seperti Marie Taglioni dan Fanny Elssler merintis teknik baru berupa pointe work yang menyebabkan peran ballerina penari balet wanita menjadi sangat penting di atas panggung. Sementara itu, para librettist profesional mulai memasukkan cerita dalam balet, dan guru balet