Pengertian Ekspor Penggunaan aplikasi e-ska dalam kegiatan ekspor via laut (studi pada pt.mitra kargo indonesia) kun

commit to user BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Ekspor

Ekspor merupakan salah satu kegiatan usaha jual beli barang dengan melintasi daerah pabean Indonesia, maka pelaksanaanya harus sesuai dengan prosedur dan dokumen ekspor yang ditetapkan baik oleh pemerintah Indonesia maupun Negara pengimpor. Ekspor adalah penjualan barang dan jasa kepada pembeli yang berdomisili di Negara lain Jeef Madura,2001 : 183 Menurut Badan Pengembangan Ekspor Nasional, Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean Indonesia, sedangkan yang dimaksud dengan eksportir adalah perusahaan atau perorangan yang melakukan kegiatan ekspor. Menurut Ditjen Perdagangan luar negeri 2004:2, ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean, sedangkan yang dimaksud daerah pabean adalah wilayah RI yang meliputi wilayah daratan,perairan, dan ruang udara di atasnya, serta tempat-tempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan landasan kontinen yang di dalamnya berlaku Undang-Undang No.17 Tahun 2006 tentang kepabeanan. Berdasarkan pengertian ekspor dari berbagai sumber diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa ekspor adalah suatu kegiatan perdagangan yang dilakukan antara Negara satu dengan Negara lain dengan cara mengeluarkan barang dari wilayah pabean berdasarkan prosedur dan ketentuan yang berlaku. commit to user Dalam melaksanakan ekspor ke luar negeri dapat ditempuh beberapa cara antara lain sebagai berikut : 1. Ekspor Biasa Dalam hal ini barang dikirim ke luar negeri sesuai dengan peraturan umum yang berlaku, yang ditujukan kepada pembeli di luar negeri sesuai transaksi yang sebelumnya sudah diadakan dengan importir di luar negeri sesuai dengan peraturan devisa yang berlaku. 2. Barter Barter adalah pengiriman barang ke luar negeri untuk ditukarkan langsung dengan barang yang dibutuhkan dalam negeri. Dalam hal ini berarti pengiriman barang tidak menerima pembayaran dalam mata uang asing,tapi dalam bentuk barang yang dapat dijual di dalam negeri untuk mendapatkan kembali pembayaaran dalam mata uang rupiah. B. Prosedur Penyelesaian Barang Ekspor 1. Prosedur Ekspor Prosedur adalah langkah-langkah kegiatan yang dilakukan secara berurutan mulai dari langkah awal hingga langkah terakhir dalam rangka penyelesaian proses suatu pekerjaan. Dalam melakukan kegiatan ekspor dikenal juga istilah prosedur ekspor. Prosedur Ekspor adalah langkah-langkah yang harus dilakukan oleh eksportir apabila melakukan ekspor. Prosedur ekspor terdiri dari 12 langkah seperti yang ditunjukkan pada bagan berikut : commit to user BAGANNNNNNNNNNNNNNN CUIIIIIIIIIIIIIIIII commit to user Keterangan Bagan : 1. Korespondensi dan Pembuatan Kontrak Dagang Eksportir mengadakan korespondensi dengan importir luar negeri untuk menawarkan dan menegosiasikan komoditi yang akan dijualnya. Dalam surat penawaran kepada importir harus dicantumkan jenis barang,mutu,harga,syarat-syarat pengiriman dan sebagainya. Apabila importir menyetujui penawaran yang diajukan oleh eksportir, maka importir dan eksportir membuat dan menandatangani kontrak dagang. Dalam kontrak dagang dicantumkan hal-hal yang disepakati bersama. 2. Pembukaan Letter of Credit LC Setelah kontrak dagang ditandatangani maka importir membuka LC melalui Bank Koresponden Opening Bank di negaranya. 3. Opening Bank mengirimkan LC tersebut ke bank devisa Receiving Bank yang ditunjuk eksportir 4. Meneruskan LC Bank Devisa Receiving Bank yang ditunjuk memberitahukan diterimanya LC tersebut kepada eksportir. 5. Mempersiapkan Barang Ekspor Dengan diterimanya LC tersebut maka eksportir mempersiapkan barang yang dipesan importir. Keadaan barang-barang yang dipersiapkan harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam kontrak dagang dan LC. 6. Pemesanan Ruang Kapal Eksportir memesan Ruang kapal ke perusahaan Pelayaran Laut. Dan perlu dicek Perusahaan Perkapalan mana yang mempunyai tariff angkutan kargo paling murah dan paling memberikan jaminan akan ketepatan waktu pelayarannya. commit to user 7. Mendaftarkan Pemberitahuan Ekspor Barang PEB Selanjutnya Eksportir mendaftarkan Pemberitahuan Ekspor Barang PEB ke Bank Devisa Receiving Bank dengan melampirkan surat bayar. Apabila barang ekspornya terkena pajak ekspor. a. Pengiriman Barang ke Pelabuhan Eksportir sendiri dapat mengirimkan barang ke pelabuhan. Pengiriman dan pengurusan barang ke pelabuhan dan ke kapal dapat juga dilakukan oleh perusahaan jasa pengiriman barang Freight Forwarding atau Perusahaan Ekspedisi Muatan Kapal LautEMKL. Dokumen-dokumen ekspor disertakan dalam pengiriman ke pelabuhan dan ke kapal. b. Pemeriksaan Bea Cukai Di pelabuhan, dokumen ekspor diperiksa oleh pihak Bea Cukai. Apabila diperlukan, barang-barang yang akan diekspor diperiksa juga oleh pihak Bea Cukai. Apabila barang-barang dan dokumen yang menyertainya telah sesuai dengan ketentuan maka bea cukai menandatangani pernyataan persetujuan muat yang ada pada PEB. 8. Pemuatan Barang ke Kapal Setelah pihak Bea Cukai menandatangani PEB maka barang telah dapat dimuat ke kapal. Segera setelah barang dimuat ke kapal, pihak pelayaran menerbitkan Bill of LadingBL yang kemudian diserahkan kepada eksportir. 8a. Surat Keterangan Asal SKA EMKL memfiat pemuatan barangnya dan mengajukan permohonan ke kantor wilayah Departemen Perindustrian dan Perdagangan atau ke kantor Departemen Perindustrian dan Perdagangan untuk memperoleh SKA apabila diperlukan. commit to user 9. Negosisasi LC Apabila barang sudah dikapalkan,maka eksportirEMKL sudah dapat ke bank untuk mencairkan LC. 10. Pengiriman dokumen sesuai LC Dokumen-dokumen yang dikirimkan tersebut adalah BL , Commercial Invoice , Packing List , PEB. 11. Opening Bank menyerahkan dokumen kepada importer 12. Pengiriman Barang ke importir Barang dalam perjalanan dengan kapal dari Indonesia ke pelabuhan di Negara tujuan. D. Dokumen Ekspor Pengurusan dokumen ekspor merupakan suatu tahapan yang amat penting. Tanpa dokumen-dokumen yang disyaratkan, seorang ekportir tidak akan memperoleh pembayaran dari bank. Pengiriman dokumen yang tidak tepat atau pengisian dokumen secara salah akan menghambat tahapan lain. Misalnya saja importir tidak dapat mengambil barang di pelabuhan tujuan atau eksportir tidak dapat menguangkan dokumennya. Hal ini bukan hanya akan menimbulkan biaya tambahan tetapi juga dapat mengurangi kepercayaan importir. Eskportir seringkali merasa pengurusan dokumen terlalu rumit dan memakan banyak waktu. Pada akhirnya, eksportir dapat menggunakn jasa Forwarding Agent atau Air Cargo Agent untuk mengurus dokumen dan melakukan pengiriman barang. Walau demikian, eksportir harus mengenal dokumen-dokumen yang digunakan. Jenis-jenis dokumen yang diperlukan dalam melakukan ekspor adalah sebagai berikut : commit to user 1 Packing List Packing list adalah dokumen ekspor yang memuat daftar informasi mengenai barang yang akan dikirim ke importir buyer di luar negeri. a Informasi pokok dalam packing list meliputi : 1 Description of goods uraian barangnama barang. 2 Quantity jumlah barang 3 Gross Weight dan Nett Weight berat kotor dan berat bersih. 4 Measurement ukuran dan volume b Data tambahan lain yang perlu dimasukkan didalam Packing List yaitu : 1 Tulisan Packing List 2 Nomor Packing List 3 Tanggal dibuatnya Packing List 4 Ditujukan kepada siapa barang ekspor tersebut akan dikirim, biasanya ditujukan ke importir, kecuali ada perintah lain dalam LC 5 Data lain sesuai perintah yang ada didalam LC, missal : untuk mencantumkan nomor LC, dan nomor Purchase Order . 2 Invoice Invoice adalah dokumen ekspor mengenai nilai barang yang akan diekspor. a Informasi data didalam Invoice meliputi : 1 Description of Goods nama barang 2 Quantity jumlah barang 3 Unit Price harga barang 4 Amount jumlah nilai=quantity x unit price commit to user b Data tambahan yang perlu diamsukkan dalam Invoice yaitu : 1 Tulisan Invoice 2 Nomor Invoice 3 Tanggal dibuatnya Invoice 4 Ditujukan kepada siapa barang ekspor tersebut akan dikirim 5 Data lainnya sesuai perintah yang ada didalam LC 3 Shipping Instruction Shipping Instruction SI adalah dokumen untuk booking ruang kapal dan juga untuk memesan container. Informasi yang harus temuat dalam “Shipping Instruction” adalah semua data yang diperlukan untuk pembuatan “Bill of Lading” atau “AirWay B ill”. Pengertian BLAWB adalah bukti tanda terima barang, pemilikan barang dan bukti adanya perjanjian adanya perjanjian pengangkutan barang yang dikeluarkan oleh maskapai pelayaran atau penerbangan. Isi BLAWB misalnya : Shipper, Consigne, Notify, Description of Goods, Final Description Port of Discharge. Selain itu juga mengenai : a Jumlah container dan ukuran container 20’40’ b Waktu kapan container harus dibawa ke tempat eksportir Stuffing c Dimana alamat jasa EMKLPPJK nama perusahaan, alamat, telepon Setelah siap Shipping Instruction kemudian dikirim ke Shipping Company melaui fax atau dikirim langsung lewat kurir. Setelah menerima SI, maka Shipping Company akan menyiapkan “Delivery Order” DO, untuk pengambilan container kosong di depo penumpukan container. Container kosong kemudian dibawa ke tempat eskportie sesuai dengan permintaan yang ada di dalam SI, dilakukan commit to user Stuffing Pemuatan barang ke dalam container dan selanjutnya dibawa ke pelabuhan muat untuk di fiat. Shipping Instruction dikategorikan sebagai dokumen pendukung. Tetapi mempunyai fungsi yang strategis, karena eksportir sebagai pembuat SI harus secara benar didalam membuat SI brdasarkan perintah LC. Dimana SI ini juga berfungsi sebagai dasar pembuatan Bill of Lading BL. Jika ada data yang seharusnya dimasukkan ke dalam BL seperti yang diperintahkan dalam LC namun eksportir tidak meneruskan melalui Shipping Instruction , maka Bill of Lading yang dibuat oleh Shipping Company akan salah. Konsekuensinya nanti adalah kesulitan dalam mencairkan dana LC negosiasi di bank. 4 Pemberitahuan Ekspor Barang PEB PEB adalah dokumen ekspor berupa Pemberitahuan Ekpor Barang yang harus disiapkan eksportir. Caranya dengan mengambil formulir PEB yang dapat diperoleh di kantor Bea Cukai dan kemudian mengisi data-data yang diperlukan. Didalam formulir PEB dilengkapi juga dengan lembar lanjutan disamping lembar pertama. Hal tersebut dimaksudkan jika barang yang diperoleh lebih dari satu jenis barang lebih dari satu Harmony SistemHS . Cara pengisian lembar PEB harus mengacu pada buku Panduan Pengisian PEB yang memuat kode-kode Negara tujuan ekspor di seluruh dunia,kode pelabuhan,kode propinsi dll. 5 Bill of Lading BL Dikeluarkan oleh perusahaan pelayaran samudera. Bill of Lading BL adalah suatu tanda terima penyerahan barang yang dikeluarkan oleh perusahaan pelayaran commit to user sebagai tanda bukti pemilikan atas barang yang telah dimuat di atas kapal laut oleh ekportir untuk diserahkan kepada importir. BL merupakan alat bukti penerimaan dan sekaligus penyerahan hak milik atas barang sebagai pelaksanaan suatu transaksi antara eksportir dengan importir. BL juga merupakan alat bukti adanya kontak pengangkutan antara eksportir dengan perusahaan pelayaran. Apabila pengangkutan barang dilakukan dengan pesawat udara maka dokumen disebut AirWay Bill. 6 PPBE PPBE adalah dokumen Permohonan Pemeriksaan Barang Ekspor yang dibuat oleh eksportir dan ditujukan ke surveyor independent . Hasil pemeriksaan tercantum dalam dokumen : CTPS Catatan Pemeriksaan Surveyor yang hanya bersifat sementara dan kemudian CTPS ini dalam waktu 1x24 jam ditukar dengan dokumen pemeriksaan yang disebut PRA LPS sebelum dikapalkan. Dan setelah barang selesai dikapalkan, pihak surveyor akan mengeluarkan dokumen yang disebut LPSE Laporan Pemeriksaan Surveyor Ekpor. Fungsi dokumen LPSE ini adalah sebagai dokumen pokok dalam “Laporan Pelaksanaa Ekspor” untuk bisa menarik kembali Bea Masuk, Pajak-pajak PPn, PPn BM, PPh yang telah dibayarkan pada waktu impor bahan baku barang lainnya. 7 Certificate of Origin COO Aktivitas ekspor selanjutnya aadalah menyiapkan COO Certificate of Origin atau SKA Surat Keterangan Ekspor yang dikeluarkan oleh Instansi Penerbit Surat Keterangan Asal IPSKA. commit to user Isi inti dari dokumen COO adalah pernyataan dari pemerintah Indonesia yang menyatakan bahwa “barang-barang yang di ekspor tersebut benar-benar ddibuat di Indonesia”. a Cara untuk memperoleh COOSKA yaitu : 1 Pihak eksportir membuat “Surat Permohonan COO” ke Instansi Penerbit Surat Keterangan Asal IPSKA. 2 Pihak eksportir juga membuat “Surat Pernyataan” yang menyatakan bahwa barang-barang yang diekspor tersebut benar-benar dibuat di perusahaan di wilayah Indonesia, dan bila prnyataanya tidak benar,sanggup menerima sanksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku. b Surat Permohonan dan Surat Pernyataan tersebut diserahkan Instansi Penerbit Surat Keterangan Asal IPSKA dengan dilampiri : 1 Copy Packing List 2 Copy Invoice 3 Copy PEB 4 Copy Pra LPS bila ada 5 Copy Bill of Lading 6 Copy LC 8 Beneficiary Certificate Setelah mendapat COO, maka selanjutnya eksportir membuat dokumen “Beneficiary Certificate”. Bneficiary Certificate adalah surat pernyataan yang dibuat oleh eksportir yang menyatakan bahwa copy dari dokumen-dokumen ekspor yang diminta telah dikirim ke alamat importir sesuai syarat LC, dengan dilampiri bukti resi pengiriman dari perusahaan jasa pengiriman dokumen PT Pos,DHL dll. commit to user 9 Asuransi Jika salah satu persyaratan dalam LC meminta adanya syarat pemakaian asuransi untuk protect barang yang akan diekspor ke dalam negeri dan biaya asuransi ditanggung oleh eksportir, maka langkah ubtuk mendapatkan polis asuransi adalah pada tahap awal sebelum barang dimasukkan ke dalam container , pihak eksportir menghubungi perusahaan asuransi untuk menghitung dan menentukan besarnya biaya yang harus ditanggung. Setelah pihak asuransi mengecek keadaan barang yang akan dikirim ke luar negeri tersebut dan meghitung probabilitas terjadinya klaimresiko dalam perjalanan, maka pihak asuransi akan mengeluarkan polis asuransi. Akhirnya sampai pada tahap ini, eksportir telah menyiapkan dan mempunai dokumen ekspor secara lengkap, untuk bisa mencairkan LC di bank. E. Pengertian Freight Forwarding dan Ekspedisi Muatan Kapal Laut EMKL Freight Forwarding adalah badan usaha yang bertujuan memberikan jasa pengurusan atas seluruh kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman, pengangkutan, dan penerimaan barang dengan multimodal tansport, baik melaui darat,laut,dan udara. SK Menhub No. KM 10 tahun 1988. Sering disebut juga Ekspedisi Muatan Kapal Laut EMKL. Hal ini mengandung pengertian bahwa EMKL adalah usaha pengurusan dokumen dari muatan yang diangkut melalui kapal atau pengurusan dokumen dari muatan yang berasal dari kapal. SK Mehub No.KM.82AL 305 PHB 85. commit to user F. PENGERTIAN APLIKASI Aplikasi adalah suatu program yang berada dalam suatu computer yang merupakan suatu penerapan guna menjalankan suatu proses untuk membantu menyelesaikan suatu masalah. Dalam system otomatisasi online itu sendiri dibutuhkan seperangkat computer dan dengan menggunakan fasilitas system EDI Electronic Data Interchange sebagai sarana dalam Pertukaran Data PDE. Pertukaran data elektronik adalah transfer data terstruktur dengan format standard yang telah disetujui yang dilakukan dari satu system computer ke system computer computer yang lain dengan menggunakan media elektronik. EDI adalah pertukaran data computer antar aplikassi sehingga intervensi manusia atau intepretasi atas data tersebut oleh manusia dapat ditekan seminimum mungkin www.Google.com search : Electronik Data Interchange EDI. Dalam computer itu sendiri terdiri dari komponen-komponen seperti Muchlis Zuhdi,2005:2 : a. Hardware Merupakan perangkat keras dari bagian computer yang dapat dilihat dengan mata. b. Software Merupakan perangkat lunak dari computer yang tidak dapat dilihat dengan mata atau merupakan rangkaian instruksi perintah sehingga dapat membuat computer mengerjakan tugas tertentu. c. Brainware Adalah manusia yang terlibat dalam pengoperasian computer. Sistem otomatisasi adalah komputerisasi data yang mana EMKL harus mengisi form SKA menggunakan sebuah system aplikasi yaitu system aplikasi e-SKA yang pengajuan datanya dalam bentuk file dan dikomunikasikan langsung dengan menggunakan fasilitas commit to user system EDI ke pihak IPSKA Instansi Penerbit Surat Keterangan Asal untuk diproses dan diverifikasi untuk selanjutnya disimpan di pusat database Departemen Luar Negeri melalui PT.SUCOFINDO dan ditandatangani oleh IPSKA sebelum diberikan ke pihak EMKL. PT.SUCOFINDO adalah divisi dalam bidang ekspor, yaitu sebagai pendamping IPSKA dalam pemrosesan data secara online Monitoring Exportir Officer . Dalam hal ini PT.SUCOFINDO telah melakukan Online Database dengan IPSKA dan Departemen Luar Negeri di mana semua data yang tersimpan dalam database PT.SUCOFINDO dan Departemen Perdagangan Luar Negeri dapat langsung diakses melalui IPSKA yang telah menerapkan sistem otomatisasi Wawancara dengan staff PT.SUCOFINDO. Fungsi system aplikasi e-SKA tersebut sebagai berikut : 1. Entryedit data-data perusahaan 2. Entryedit data-data COO yang akan diajukan ke IPSKA 3. Entryedit data struktur biaya 4. Mencetak draft COO 5. Membuat file yang berisi data-data COO yang telah di entryedit untuk diajukan ke IPSKA. Definisi dari database adalah himpunan elemen data mentah yang terorganisasi ke dalam table dan kolom, yang mendefinisikan cirri umum data, dan dapat diakses serta dimodifikasi oleh seorang pengguna atau lebih dalam upaya menghasilkan informasi yang bermanfaat Robert M.Thomas,1996:203. Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa system otomatisasi adalah komputerisasi data-data mentah yang terorganisasi ke dalam table dan kolom yang mendefinisikan cirri umum data dan dapat diakses serta dimodifikasi oleh PT.SUCOFINDO,IPSKA,dan EMKL dalam upaya menghasilkan informasi pelaporan commit to user penerbitan dan penggunaan dokumen COO yang akurat,cepat,bermanfaat dan berbasis teknologi informasi. G. Pengertian Umum Tentang Certificate of Origin COO 1. Pengertian COO Merupakan surat keterangan yang diterbitkan oleh Menteri Perdagangan atau pejabat berwenang yang ditunjuk olehnya yang merupakan dokumen penyerta barang yang diekspor dari wilayah Indonesia yang membuktikan bahwa barang tersebut berasal, dihasilkan dan diolah di Indonesia. Dokumen ini digunakan untuk memperoleh fasilitas bea masuk maupun sebagai alat perhitungan quota Wahyu Agung,2007:10. Pengertian selanjutnya tentang COO adalah suatu dokumen yang berdasarkan kesepakatan dalam perjanjian Bilateral, Regional, dan Multilateral serta ketentuan sepihak dari suatu Negara tertentu wajib disertakan pada waktu barang ekspor Indonesia akan memasuki wilayah Negara tertentu yang membuktikan bahwa barang tersebut,berasal, dihasilkan dan atau diolah di Indonesia. Berdasarkan pengertian diatas, jelas dinyatakan bahwa COO dilandasi oleh kesepakatan antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah mitra dagang Indonesia yang dituangkan dalam perjanjian perdagangan bilateral, Regional dan Multirateral sehingga Indonesia sebagai anggota World Trade Organization WTO terikat dan wajib mematuhi seluruh isi kesepakatan. Indonesia juga wajib mentaati persyaratan COO yang ditentukan secara sepihak unilateral oleh Negara pengimpor tertentu. commit to user Sebagai konsekuensinya, apabila barang ekspor Indonesia tidak disertai dengan COO sebagaimana dipersyaratkan oleh Negara tujuan ekspor Indonesia maka Negara pengimpor dapat menolak barang tersebut untuk COO Non Preferensi atau tidak memberikan kemudahan berupa keringanan bea masuk untuk COO preferensi. Untuk menghindari kesalahpahaman tentang COO, perlu dilemukakan disini bahwa penggunaan COO bukanlah perizinan dan tidak dapat dipandang sebagai hambatan perdagangan.Penggunaan COO mengandung dua maksud,yaitu : a. Sebagai dokumen yang membuktikan bahwa barang ekspor tersebut berasal, dihasilkan, dan atau diolah di Indonesia, dokumen ini dipersyaratkan oleh Negara pengimpor. b. Sebagai dokumen untuk memperoleh fasilitas berupa pembebasan sebagian atau seluruh bea masuk impor yang diberikan oleh suatu Negara atau kelompok Negara tertentu. Artinya, barang ekspor Indonesia bisa saja masuk ke Negara pemberi preferensi meskipun tidak dilengkapi dengan COO preferensi, hanya saja tidak berhak mendapatkan keringanan bea masuk. 2. Dasar Hukum Bagi Indonesia, memanfaatkan COO Preferensi dan mematuhi ketentuan asal barang merupakan peluang untuk meningkatkkan kegiatan ekspor. Sebaliknya, tidak memenuhi ketentuan asal barang dan tidak memanfaatkan COO Preferensi berarti memperlemah daya saing produk ekspor Indonesia. Dengan memperhatikan peranan COO yang cukup berarti dalam upaya peningkatan ekspor Indonesia maka pemerintah menerbitkan beberapa ketentuan tentang COO, antara lain yang paling penting menjadi pedoman adalah : commit to user a. Keputusan Presiden Republik Indonesia No.26M-DAGKEP12012 tentang Penetapan Pejabat yang berwenang mengeluarkan Certificate of Origin. b. Keputusan Menteri Perdagangan RI No. IIIMPPKEP22002 tanggal 21 Februari 2002 tentang Certificaate of Origin Barang Ekspor Indonesia. c. Keputusan Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri No. 06DJLNKPIII2002 tentang Ketentuan Pelaksanaan Certificate of Origin. d. Keputusan Menteri Perdagangan No. 618MPPKEP102004 tentang Certificate of Origin Barang Ekspor Indonesia. e. Keputusan Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri No. 32DAGLUKPX2004 tentang Ketentuan Pelaksanaan Certificate of Origin. f. Peraturan Menteri Perdagangan No. 17M-DAGPER92005 mengenai Penerbitan Certificate of Origin untuk barang Ekspor Indonesia. 3. Pengertian Formulir COO Formulir COO adalah suatu daftar isian COO yang telah dibakukan baik dalam bentuk, ukuran dan warna kertas serta isinya sesuai ketentuan yang ditetapkan dalam perjanjian bilateral, regional dan multilateral maupun ditetapkan secara sepihak oleh suatu Negara tertentu. 4. Pengertian Ketentuan Asal Barang Rules Of Origin. Ketentuan Asal Barang Rules Of Origin adalah kriteria atau persyaratan yang ditetapkan, baik berdasarkan kesepakatan dalam perjanjian Bilateral, Regional, dan Multilateral maupun ketentuan sepihak dari suatu Negara tertentu, yang wajib dipenuhi suatu barang ekspor untuk dapat diterbitkan COO-nya oleh pemerintah asal barang. Tujuan ketentuan asal barang untuk memberikan kepastian dan jaminan commit to user bahwa produk yang diekspor telah dikerjakan atau diolah berdassarkan peraturan yang berlaku. 5. Jenis dan Masa Berlaku COO a. Jenis COO 1 COO Preferensi COO preferensi adalah jenis dokumen COO yang berfungsi sebagai persyaratan dalam memperoleh preferensi yang disertakan pada barang ekspor tertentu untuk memperoleh fasilitas berupa pembebasan sebagian atau seluruh bea masuk yang diberikan oleh suatu Negara atau kelompok Negara tertentu. Jenis-jenis COO preferensi terdiri dari 10 jenis: a Generalized System of Preferences Certificate of Origin Form A. Negara tujuan :Kanada, Selandia Baru, Norwegia, Swiss, Amerika Serikat, Bulgaria, Russia, Belarus, Uni Eropa Europian Union : Belgia, Perancis, Jerman, Italia, Luxemburg, Belanda, Denmark, Inggris, Yunani, Portugal, Spanyol, Austria, Finlandia, Swedia, Cyprus, Estonia, Latvia, Lituania, Malta, Polandia, Ceko, Slovakia, Irlandia, Hungaria, Slovenia. Kegunaan :Untuk memperoleh preferensi keringanan bea masuk. commit to user b ASEAN Common Effective Prefential Tariff Scheme Certificate of Origin Form D. Negara Tujuan :Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, Kamboja. Kegunaan :Untuk preferensi Negara ASEAN. c Certificate in Regard to Traditional Handicraft Batik Fabrics of Cotton. Negara Tujuan :Jepang Kegunaan :Untuk ekspor hasil kerajinan batik tradisonal yang terbuat dari kain kapas. d Certificate in Regard to Certain handicraft Products. Negara Tujuan : Uni Eropa Kegunaan :Untuk ekspor barang-barang kerajinan non tekstil. e Certificate Relating to silk of Cotton Handlooms Products. Negara Tujuan : Uni Eropa Kegunaan : Untuk ekspor barang kerajinan tangan TPT yang terbuat dari bahan sutera atau commit to user kapas yang termasuk dalam cakupan skema barang-barang kerajinan masyarakat Eropa. f Industrial Craft Certification ICC. Negara Tujuan :Australia Kegunaan :Untuk ekspor barang yang termasuk “Industrial Crafts Merchandise” g Global Sistem of Trade Preference Certificate of Origin. Negara Tujuan : Aljazair, Mozambik, Argentina, Nikaragua, Bangladesh, Nigeria, Benin, Pakistan, Bolivia, Peru, Brazil, Philipina, Kamerun, Qatar, Chili, Korea Selatan, Kolombia, Rumania, Kuba, Singapura, Korea Utara, Sri Lanka, Ekuador, Sudan, Mesir, Thailand, Ghana, Trinidad Tobago, Guinea, Tunisia, Haiti, Tanzania, India, Uruguay, Venezuela, Iran, Vietnam, Irak, Libya, Malaysia, Angola, Meksiko, Guyana, Maroko, Zimbabwe. Kegunaan :Untuk ekspor barang tertentu yang termasuk dalam daftar barang yang telah diberikan keringanan bea masuk Preferensi kepada sesama Negara commit to user berkembang peserta “Global Sistem of Trade Preference” yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan. h Certificate of Handicraft Goods. Negara Tujuan : Kanada Kegunaan : Untuk ekspor barang kerajinan i Certificate of Authenticity Tobacco. Negara Tujuan : Uni Eropa Kegunaan : untuk ekspor tembakau jenis tertentu j ASEAN-CHINA Free Trade Area Prefential Tarif Certificate of Origin. Form E Negara Tujuan :China Kegunaan :Untuk preferensi Negara-negara ASEAN dan China. 2 COO Non Preferensi Coo Non Preferensi adalah jenis dokumen COO yang berfungsi sebagai dokumen pengawasan dan atau dokumen penyerta asal barang yang disertakan pada barang ekspor untuk dapat memasuki suatu wilayah Negara tertentu. commit to user Jenis COO non Preferensi terdiri dari 13 jenis : a ICO Certificate of Origin. Negara Tujuan :Semua tujuan Negara ekspor Kegunaan :Untuk ekspor kopi ke semua Negara tujuan anggota ICO maupun bukan anggota ICO b Fisheries Certificate of Origin. Negara Tujuan : Amerika Serikat Kegunaan : Sebagai dokumen penyerta ekspor hasil perikanan jenis tertentu c Export Certificate. Negara Tujuan :Uni Eropa Kegunaan :Untuk ekspor manioc yang kuotanya telah ditetapkan oleh komisi UE d Certificate of Origin for Imports of Agricultural Products into the Europian Economic Community. Negara Tujuan : Uni Eropa Kegunaan : Untuk ekspor produk pertanian tertentu. commit to user e Commercial Invoice Negara Tujuan : Amerika Serikat Kegunaan : Untuk ekspor tekstil dan produk tekstil yang terbuat dari kapas, serat buatan campuran sutra, ramie, dan serat alam lainnya selain kapas, yang telah dikenakan kuota. f Certificate in Regard to Handlooms Textile Handicraft and Taditional Textile Products of the Cottage Industry. Negara Tujuan : Uni Eropa Kegunaan :Untuk ekspor kain tenunan kerajinan dari tekstil. g Eksport Licence Textile Products. Negara Tujuan : Uni Eropa Kegunaan : untuk ekspor tekstil dan produk tekstil yang terkena kuota. commit to user h Certificate of Origin Form “K” . Negara Tujuan : Kanada Kegunaan : Untuk ekspor tekstil dan produk tekstil yang terjena kuota. i Certificate in Regard to Handloom Textile Handicraft Traditional Indonesians Handicraft Batik and traditional Textile Products of Cottage Industry. Negara tujuan : Norwegia Kegunaan : Untuk ekspor barang kerajinan tangan dari tekstil industry pedesaan. j Certificate of Origi n Form “N” . Negara Tujuan : Norwegia Kegunaan : Untuk ekspor tekstil dan produk tekstil yang terkena kuota. k Certificate of Origin Textile Products. Negara Tujuan : Uni Eropa Kegunaan : Untuk ekspor tekstil dan produk tekstil. commit to user l Republic Indonesia Department of Trade Certificate of Origin Form “B” . Negara Tujuan : Semua Negara apabila mewajibkan Kegunaan : Untuk ekspor barang ke semua Negara dengan syarat sebagai berikut : 1 Ekspor barang-barang yang ditujukan ke Negara bukan pemberi preferensi, kecuali yang bentuk COOnya diatur tersendiri. 2 Ekspor barang-barang yang ditujukan ke Negara pemberi preferensi, tetapi barangnya tidak termasuk dalam cakupan produk yang mendapatkan preferensi atau bentuk COOnya diatur tersendiri. m Certificado De Pais De Origen. Negara Tujuan : Meksiko Kegunaan : Untuk ekspor produk tekstil, pakaian jadi dan alas kaki. 6. Manfaat Certificate of Origin a. Untuk mendapatkan Preferensi Pengahapusanpengurangan bea masuk bagi komoditi Indonesia. 1 Jenis Preferensi : a General System of Preferences yaitu bantuan Negara maju untuk meningkatkan ekspor Negara-negara berkembang. b Global System of Trade Preference GSTP yaitu Preferensi yang disepakati oleh Negara berkembang. commit to user c Global Effective Prefential Tarif For ASEAN Free Trade Area. Yaitu Preferensi yang disepakati oleh Negara-negara anggota ASEAN. b. Untuk menetapkan Negara asal barang Country of Origin suatu barang ekspor. c. Untuk memenuhi Persyaratan Pencairan LC terhadap pembayaran ekspor yang menggunakan LC. d. Data Realisasi Kuota. e. Data Realisasi Ekspor. f. Pelacakan Tuduhan Dumping. commit to user BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan