Penggunaan aplikasi e-ska dalam kegiatan ekspor via laut (studi pada pt.mitra kargo indonesia) kun

(1)

commit to user

i

PENGGUNAAN APLIKASI E-SKA DALAM KEGIATAN

EKSPOR VIA LAUT

(

STUDI PADA PT.MITRA KARGO INDONESIA)

Tugas Akhir

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas Dan Memenuhi Persyaratan guna Mencapai Gelar Ahli Madya pada Program Studi D-3

Manajemen Perdagangan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Disusun Oleh: KUN SUTA PRABAWA

F3109041

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2012


(2)

commit to user

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Tugas akhir ini disetujui oleh Dosen Pembimbing Program Diploma III Bisnis Internasional Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Untuk Dipertahankan Dihadapan Dosen Penguji

Surakarta, 25 Juni 2012 Disetujui dan Diterima Dosen Pembimbing


(3)

commit to user

iv NIP. 310 800 002

HALAMAN PENGESAHAN

Telah Disetujui dan diterima baik oleh team penguji Tugas Akhir Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat

Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Bisnis Internasional.

Surakarta, 2012 Team penguji tugas akhir

1. Drs. Sutanto Penguji

NIP.19561129.198601.1.001

(……….)


(4)

commit to user

v

MOTTO

Janganlah cepat puas dengan apa yang didapat, karena setiap kepuasan yang di dapat pasti akan memunculkan kepuasan yang lain, selalu bersyukur atas apa yang didapat, tetap semangat menjalani kehidupan, berusaha semaksimal dengan sekuat tenaga, berdoa dan percaya dengan keajaiban ALLAH SWT, semua pasti indah pada waktunya dan yakinlah

bahwa semua pasti BISA!!! (Kun Suta Prabawa)

Tidak perlu bermain indah di lapangan jika pada akhirnya kalah, tapi bermainlah untuk meraih kemenangan pada akhirnya akan jauh lebih bijak daripada bermain indah tanpa

kemenangan. (Jose Mourinho)

Manfaatkanlah setiap kesempatan dan peluang yang datang, bisa jadi kesempatan dan peluang itu tidak akan datang menghampirimu lagi. KEEP OUR SPIRIT!!!

(Kun Suta Prabawa)

Menjadi orang yang sukses bukanlah suatu kewajiban setiap orang, tetapi bagaimana cara menjadi suskseslah yang harus menjadi kewajiban setiap orang.

(Dedy Corbuzier)

Digdoyo tanpo aji, Nglurug tanpo bolo, Menang tanpo ngasorake (RMP Sosro Kartono)

Jadilah pribadi yang selalu berusaha untuk berfikir positif, percaya diri, dan optimis. (Bambang Pamungkas / @Bepe20)


(5)

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Karya Ilmiah ini penulis persembahkan untuk: 1. Babe dan Ibu tercinta atas segalanya yang

telah diberikan selama ini

2. My Beloved Sister “Tira Hanita”

3. My Special One “Meyta Andriani”

4. Seluruh keluarga besar Trah Hardjosukismo dan Trah Wongsodimedjan

5. Seluruh keluarga BI 2009

6. Teman-Teman Aksi Remaja Club 7. Almamaterku dan masa depanku


(6)

commit to user

vii

KATA PENGANTAR Bismillahirohmanirrohim,

Segala puji hanya bagi Allah SWT yang karena nikmat –Nya segala kebaikan menjadi sempurna, tak lupa shalawat dan salam penulis curahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, juga segenap keluarga, para sahabat dan seluruh umatnya yang mengikuti sunahnya sampai akhir zaman. Meskipun dengan kemampuan dan waktu yang terbatas akhirnya penulis mampu menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini dengan judul “ PENGGUNAAN APLIKASI e-SKA DALAM KEGIATAN EKSPOR VIA LAUT” (Studi Kasus PT. Mitra Kargo Indonesia).

Penyusunan Tugas Akhir ini tidak akan berhasil dengan baik tanpa adanya bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas akhir ini, khususnya kepada:

1. Bp. Mulyadi, SE selaku dosen pembimbing lapangan sekaligus pembimbing dalam penyelesaian penyusunan Tugas Akhir ini yang dengan arif dan kesabaran telah banyak memberikan pengarahan, petunjuk, nasehat serta bimbingan hingga terselesaikannya tugas akhir penulis.

2. Dekan Fakultas Ekonomi Sebelas Maret Surakarta

3. Ketua program D3 Bisnis Internasional Drs. Hari Murti, M.Si terima kasih atas bimbingan dan pengertian-pengertian yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.

4. Bp. Supriyono MM selaku direktur utama PT. Mitra Kargo Indonesia serta Ibu Titik yang sudah memberikan izin untuk praktik magang kerja untuk penulisan Tugas Akhir ini.


(7)

commit to user

viii

5. Bp. Andris selaku kepala bagian Operasional PT. Mitra Kargo Indonesia yang sudah memberikan pengarahan, dorongan dan masukkan sehingga Tugas akhir ini dapat terselesaikan.

6. Seluruh staff PT.Mitra Kargo Indonesia, Mb Ayu, Mb Lia, Bu Bayu, Pak Dedy, Mas Arif, Pak Syaban, Mb Nining, Pak Rudi, Pak Agung, Mas Iksan, Mas Faisal, Mas Nanang, Pak Joko, Mas Heri dan Mas Marno.

7. Babe KRT. Sukamto Hadinagoro dan Ibu Sri Rejeki yang selalu sabar dalam mendidik dan tulus dalam segala hal sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

8. My beloved sister Tira Hanita yang telah sabar dalam membimbing penulis dalam segala hal setiap harinya.

9. My Special One Meyta Andriani yang telah sabar dalam membantu,menemani dan menjadi semangat dalam keseharian penulis.

10.Mbak Genug, Mas Agus, Mas Prat, Mahir, Putra, dan Farah yang telah banyak membantu selama penulis berada di Semarang.

11.Babe Slamet Widodo, Mamah Ponisi, Mbak Septi,Tegar dan putri yang telah memberi support.

12.Seluruh keluarga Bisnis Internasional 2009, You are the best guys!!!!

13.Teman-Teman PulsaHolic, Bosse, Alwin, Klowor dan Benjo yang selalu tertawa dalam keadaan susah maupun senang.

14.Teman-Teman Aksi Remaja Club, Budi, Joni, Kiyer, Mbah Gi, Belog, Handoko, Hakim dan lain-lain, jaga selalu api semangat dan kekompakan kawan.

15.Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu hingga terselesaikannya penulisan Laporan Tugas Akhir ini.


(8)

commit to user

ix

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritikan dari berbagai pihak demi kemajuan penulis dan tentunya penulis Tugas Akhir selanjutnya.

Surakarta,25 Juni 2012


(9)

commit to user

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN ABSTRAKSI ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... viii

HALAMAN DAFTAR TABEL ... ix

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Metode Penelitian... 6

BAB II. LANDASAN TEORI A. Pengertian Ekspor ... 9

B. Prosedur Penyelesaian Barang Ekspor ... 10


(10)

commit to user

xi

D. Pengertian Freight Forwarding dan Ekspedisi

Muatan Kapal Laut (EMKL) ... 20

E. Pengertian Aplikasi ... 21

F. Pengertian Umum Tentang Certificate Of Origin (COO) ... 23

BAB III. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Berdiri PT. Mitra Kargo Indonesia ... 35

2. Lokasi PT. Mitra Kargo Indonesia ... 38

3. Struktur Organisasi PT. Mitra Kargo Indonesia ... 38

4. Kinerja PT. Mitra Kargo Indonesia ... 44

5. Visi dan Misi PT. Mitra Kargo Indonesia ... 45

6. Jam Kerja PT. Mitra Kargo Indonesia ... 45

B. Pembahasan 1. Prosedur Penerbitan Certificate Of Origin dengan Sistem Aplikasi e- SKA ... 46

2. Aplikasi Web e-SKA ... 53

3. Kendala-kendala yang dihadapi PT. Mitra Kargo Indonesia dalam pengisian dan penggunaan Sistem Aplikasi e- SKA dalam Form Certificate Of Origin (COO) ... 61


(11)

commit to user

xii BAB IV. PENUTUP

A. Kesimpulan ... 64

B. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 66


(12)

commit to user

xiii DAFTAR TABEL

3.1 Daftar Customer PT. Mitra Kargo Indonesia ... 37 3.2 Jam Kerja Karyawan PT. Mitra Kargo Indonesia ... 45


(13)

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

2.1 Bagan Prosedur Ekspor ... 11

3.1. Struktur Organisasi Freight Forwarding dan EMKL PT. Mitra Kargo Indonesia ... 40

3.2. Alur Proses Registrasi ... 50

3.3 Alur Pengajuan Permohonan Registrasi ... 51

3.4 Halaman Utama Sistem e-SKA ... 54

3.5 Login Sistem e-SKA ... 55

3.6 Halaman Utama Eksportir ... 56

3.7 Pengisian Form COO ... 57

3.8 Daftar Pemohon COO ... 57

3.9 Tipe Form COO ... 58

3.10 Pengisian Header ... 58

3.11 Pengisian Goods/Barang ... 59

3.12 Penyimpanan File ... 60

3.13 Pengiriman Data COO ke IPSKA ... 60


(14)

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Pernyataan

2. Surat Keterangan Magang 3. Shipping Instruction 4. Invoice

5. Commercial Invoice 6. Packing List

7. PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang) 8. Booking Confirmation Evergreen Line 9. Bill Of Lading

10.COO (Certificate Of Origin) Original 11.COO (Certificate Of Origin) form A 12.COO (Certificate Of Origin) form B 13.COO (Certificate Of Origin) form E 14.COO (Certificate Of Origin) form AK


(15)

commit to user ABSTRAKSI

PENGGUNAAN APLIKASI E-SKA DALAM KEGIATAN EKSPOR VIA LAUT

(Studi Kasus Pada PT. Mitra Kargo Indonesia)

KUN SUTA PRABAWA F3109041

Tugas Akhir yang berjudul PENGGUNAAN APLIKASI DALAM KEGIATAN EKSPOR VIA LAUT mengkaji tentang penggunaan Sistem Aplikasi e-SKA pada PT. Mitra Kargo Indonesia yaitu Sistem Aplikasi yang digunakan dalam pengisian Data Certificate of Origin dalam memenuhi ketentuan syarat dalam melakukan ekspor.

Penelitian ini mengguanakn Metode Studi Kasus, yaitu mengambil satu obyek tertentu untuk dianalisa secara mendalam dengan memfokuskan pada satu masalah. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan melalui wawancara langsung tanpa pedoman wawancara ter kepada staff karyawan PT.Mitra Kargo Indonesia tentang bagaimana Tata Cara penggunaan Sistem Aplikasi e-SKA dalam pengisian Certificate of Origin. Sedangkan data sekunder diperoleh dari hasil pengamatan selama magang kerja pada PT. Mitra Kargo Indonesia yaitu tentang data Dokumen Ekspor seperti Invoice, Packing List, Bill of Lading, dan Dokumen Certificate of Origin yang berkenaan dan relevan dengan pokok bahasan yang diambil.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Sistem Aplikasi e-SKA merupakan Sistem Penerbitan Certificate of Origin (COO) secara elektronik yang dibangun oleh Kementrian Perdagangan untuk seluruh Instansi Penerbit Surat Keterangan Asal (IPSKA). Sistem e-SKA menggunakan sistem terpusat berbasis web (Web Bassed) untuk menghubungkan seluruh IPSKA dengan Eksportir/EMKL dan Kementrian Perdagangan.

Dari hasil penelitian diaujukan beberapa saran yaitu untuk mengikuti perkembangan kebijakan yang dikeluarkan IPSKA, menambah staff karyawan pada bagian Certificate of Origin, dan meningkatkan kinerja dalam bekerja seperti ketelitian dalam pengisian Form Certificate of Origin agar hasil yang diperoleh dapat memuaskan Customer.


(16)

commit to user ABSTRACT

THE USE OF E-SKA APPLICATION IN VIA-SEA EXPORT ACTIVITY (A Case Study in PT. Mitra Kargo Indonesia)

KUN SUTA PRABAWA F3109041

The final project entitled THE USE OF E-SKA APPLICATION IN VIA-SEA EXPORT ACTIVITY studies about the use of e-SKA application system in PT. Mitra Kargo Indonesia, the application system used in filling in Certificate of Origin data in meeting the requirement provision in conducting exporting activity.

This study used a Case Study method, that was, to take a certain object to analyze in-depth by focusing on one problem. The data used were primary and secondary ones. The primary data was obtained from direct interview without interview guidelines with the employee staffs of PT. Mitra Kargo Indonesia about how the procedure of e-SKA application system is in filling in the Certificate of Origin. Meanwhile the secondary data was obtained from observation result during apprenticeship activity in PT. Mitra Kargo Indonesia concerning the Export Data such as Invoice, Packing List, Bill of Lading, and Certificate of Origin Document relevant to the subject matter studied.

Based on the result of research, it could be concluded that e-SKA application system was the Certificate of Origin (COO) Publication System built electronically by Trading Ministry for all Certificate of Origin Publishing Institutions (IPSKA). E-SKA system used web-based centered system to connect all IPSKA to Exporter/EMKL and Trading Ministry.

From the result of research, the some recommendations were given such as to follow the policy development issued by IPSK, to increase the employee staff number in Certificate of Origin, and to improve the work performance such as precision in filling in Certificate of Origin form in order to obtain an outcome satisfying the customers.


(17)

commit to user BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Kegiatan ekspor merupakan salah satu kegiatan jual beli barang dengan melintasi daerah kepabeanan Indonesia, maka pelaksanaanya harus sesuai dengan prosedur tata niaga ekspor dan kelengkapan formalitas dokumen ekspor yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia maupun negara pengimpor. Dalam pelaksanaan ekspor perlu keterkaitan yang saling menguntungkan antar eksportir dan importir, dan secara otomatis sudah tentu akan terkait dengan berbagai instansi pemerintah departemen, non departemen, maupun pihak-pihak swasta yang ikut memperlancar proses ekspor. Instansi-instansi tersebut adalah :

 Bea Cukai yang berwenang mengadakan fiat muat atau pengesahan pemuatan barang ke dalam kapal dengan menerbitkan PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang) dan memberikan disposisi yang bersangkutan.

 Departemen Perdagangan memainkan peranan yang tidak kecil mulai dari penerbitan SIUP sampai SKA (Certificate of Origin) yang diperlukan dalam rangka keringanan bea masuk pada saat barang tiba di Negara tujuan.

 Bank Devisa baik yang berstatus swasta maupun yang berstatus BUMN yang berfungsi memberikan jasa perbankan sebagai media perantara antara pembeli dan penjual berada dalam dua wilayah hukum yang berbeda yang belum saling mengenal atau mempercayai satu sama lain dengan menerbitkan L/C


(18)

commit to user

 Surveyor sering diinginkan jasanya dalam rangka pengambilan bea masuk atas bahan baku yang diproses untuk tujuan ekspor, Bapeksta (Badan Pelayanan Kemudahan Ekspor Pengalihan Data Keuangan) yang erat hubungannya dengan Draw Back System yang merupakan subsidi tidak langsung dari pemerintah RI kepada eksportir, perusahaan asuransi dalam kaitannya dengan dalam pengiriman transaksi ekspor, dan maskapai pelayaran atau penerbangan yang sudah barang tentu memainkan peranan sangat penting dalam melaksanakan transaksi ekspor dengan menerbitkan B/L atau Airway Bill. ( Wahyu Agung,2004:3).

Dalam melakukan kegiatan ekspor ke luar negeri tersebut dibutuhkan dokumen ekspor yang diterbitkan oleh Bea Cukai yang disebut dengan Persetujun Ekspor Barang (PEB) dan dokumen ekspor yang diterbitkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan yang disebut dengan Surat Keterangan Asal (SKA) atau yang lebih dikenal dengan Certificate of Origin (COO). Dokumen tersebut merupakan surat yang sangat penting artinya untuk memperoleh fasilitas bea masuk maupun sebagai alat perhitungan quota di negara tujuan untuk mencegah masuknya barang dari negara yang terlarang.

Surat Keterangan Asal (SKA) atau yang lebih dkenal dengan istilah COO (Certificate Of Origin) merupakan salah satu dokumen penunjang dalam melakukan kegiatan ekspor.Dokumen Ini berbentuk tercetak, dilengkapi oleh eksportir atau agen dan disertifikasi oleh badan yang mengeluarkannya, yang membuktikan bahwa barang dalam pengiriman ekspor tertentu telah sepenuhnya dihasilkan, diproduksi atau diproses di negara tertentu. Di dalam pembuatan SKA, masih ada yang menggunakan sistem aplikasi UNEDOC (United Nation Electronic Document), sistem tersebut merupakan sistem pembuatan SKA/COO dengan cara manual, misalnya input


(19)

commit to user

data yang akan dimasukkan ke dalam dokumen SKA/COO,lalu mengirim dokumen tersebut ke Instansi Penerbit Surat Keterangan Asal (IPSKA) untuk di verfikasi apakah dokumen tersebut seseuai dengan kelengkapan detail barang yang akan diekspor nantinya.

Dengan hal itu maka timbul problematika sehingga EMKL harus mengejar tenggat waktu pencairan L/C, dan COO tersebut dapat selesai tepat waktu ketika barang sudah sampai di pelabuhan bongkar negara tujuan (release barang).

Sesuai dengan Keputusan Dirjen Bea Cukai No : KEP-151/ BC/ 2003 & KEP 152/ BC/ 2003 tentang penerbitan PEB dan edaran Dirjen Perdagangan Luar Negeri Departemen Perdagangan No : 623/DAGLU/7/2006 TGL : 3 JULI 2006, tentang monitoring ekspor melalui system otomatisasi penerbitan Surat Keterangan Asal (SKA) atau Certificate of Origin (COO) (BBPPEI,2007), sehingga diterapkan permohonan penerbitan COO secara elektronik untuk menggantikan program yang lama (UNEDOC) yang penerbitannya masih secara manual.

Pada 1 januari 2012, pihak Instansi Penerbit Surat Keterangan Asal (IPSKA) selaku instansi yang berwenang terhadap penerbitan dan persetujuan COO,menerbitkan sistem operasional baru dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang berhubungan dengan SKA / COO. Sistem tersebut dinamakan system aplikasi e-SKA, sistem tersebut berwujud aplikasi yang didalamnya berisi kolom untuk pengisian data yang diperlukan dalam pengisian form COO serta memudahkan setiap EMKL dalam penggunan ataupun mendapat persetujuan IPSKA dalam pembuatan SKA / COO.

Dengan sistem otomatisasi (e-SKA), waktu untuk penerbitan SKA menjadi lebih singkat. Sehingga untuk penerbitan SKA juga lebih cepat mengingat permintaan SKA sebulannya cukup tinggi yaitu dari mulai 1.000 hingga 1.500 lembar Form COO. Dan untuk pemakaian Sistem otomatisasi (e-SKA) ini belum banyak mengingat baru diluncurkan awal


(20)

commit to user

Januari kemarin. Dari Instansi Penerbit Surat Keterangan Asal (IPSKA) dalam hal ini Departemen Perindustrian dan Perdagangan (Depperindag) selalu memberikan sosialisasi kepada eksportir maupun pihak yang membutuhkan Certificate of Origin (COO) yang datang ke IPSKA supaya memanfaatkan sistem aplikasi e-SKA untuk pengisian data Certificate of Origin (COO). Dalam praktiknya di lapangan terdapat kendala karena eksportir maupun pihak EMKL yang online belum ditunjang jaringan internet yang bagus. Sehingga ketika sedang online terkadang terputus jaringannya sehingga perlu digunakan jaringan internet yang bagus supaya bisa mengakses dengan lancar agar memudahkan dalam pengisian dan penggunaan Certificate of Origin (COO) menggunakan Sistem otomatisasi (e-SKA).

Seiring dengan perkembangan zaman dan semakin canggihnya teknologi telah menjadi sarana yang sangat berperan penting dalam kehidupan masyarakat di berbagai bidang. Disamping menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan kemudahan dalam bertransaksi perdagangan, PT. MITRA KARGO INDONESIA menggunakan system otomatisasi (e-SKA) untuk menggantikan system manual. Karena dengan system otomatisasi (e-(e-SKA) akan lebih menguntungkan baik dari segi biaya, waktu, maupun sumber daya manusia. Dan sesuai uraian diatas, pihak PT. MITRA KARGO INDONESIA selaku EMKL yang bertanggung jawab atas semua pengurusan dokumen lebih punya gambaran dengan menggunakan system otomatisasi ( e-SKA) akan lebih efisien,dibandingkan menggunakan system manual (UNEDOC). Berdasarkan atas latar belakang yang ditulis, maka penulis mengambil penelitian untuk Tugas Akhir dengan judul “ PENGGUNAAN APLIKASI E-SKA DALAM KEGIATAN EKSPOR VIA LAUT (STUDI PADA PT.MITRA KARGO INDONESIA)".


(21)

commit to user B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis merumuskan beberapa masalah dalam Tugas Akhir ini sebagai berikut :

1. Bagaimana prosedur penerbitan dokumen Certificate Of Origin (COO) dengan system otomatisasi e-SKA?

2. Bagaimana Aplikasi Web e-SKA???

3. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam pengisian Form Certificate of Origin (COO) menggunakan Sistem Aplikasi e-SKA?

C. TUJUAN PENELITIAN

Sesuai dengan perumusan masalah diatas, adapun tujuan dari Tugas Akhir ini adalah sebagai beriikut :

1. Untuk mengetahui prosedur penerbitan dokumen Certificate Of Origin (COO) dengan system otomatisasi e-SKA.

2. Untuk mengetahui aplikasi Web e-SKA dan cara penggunaanya.

3. Untuk mengetahui Kendala-kendala yang dihadapi dalam pengisian Form Certificate of Origin (COO) menggunakan Sistem Aplikasi e-SKA.

D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian Tugas Akhir mempunyai beberapa manfaat penelitian. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain :


(22)

commit to user 1. Bagi Akademisi

Melalui penulisan penelitian ini penulis berharap dapat memahami dengan baik tata cara penggunaan aplikasi e-SKA secara online yang dilakukan oleh PT. Mitra Kargo Indonesia. Dan merupakan tambahan referensi bacaan dan juga gambaran bahwa Sistem Aplikasi e-SKA sangat penting dalam proses pengisian Form Certificate of Origin (COO), khususnya untuk mahasiswa jurusan Manajemen Perdagangan yang sedang menyusun Tugas Akhir dengan pokok permasalahan yang sama

2. Bagi PT. Mitra Kargo Indonesia

Merupakan informasi yang menguntungkan untuk dijadikan bahan pertimbangan untuk menunjang dan memacu kegiatan ekspor. Khususnya dalam penggunan sistem aplikasi e-SKA dalam pengisian Form Certificate of Origin (COO) oleh PT.Mitra Kargo Indonesia.

E. METODE PENELITIAN

1. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah membahas tentang penggunaan system otomatisasi e-SKA yang digunakan oleh PT. Mitra Kargo Indonesia dalam pengisian dokumen ekspor Certificate Of Origin (COO). PT. Mitra Kargo Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang Freight Forwarding dan Ekspedisi Muatan Kapal Laut yang beralamatkan di Jalan Kepodang No.14 SEMARANG. Waktu penelitian / magang di mulai tanggal 06 Februari 2012 sampai 10 Maret 2012.


(23)

commit to user 2. Jenis dan Alat Pengumpul Data

(1). Data Primer

Merupakan pengamatan secara langsung tentang kegiatan yang berlangsung di PT. Mitra Kargo Indonesia, sehingga penulis mendapat keterangan yang jelas tentang data yang dibutuhkan untuk mendukung topik permasalahan pada Tugas Akhir ini. Misalkan data tentang jam kerja karyawan pada PT. Mitra Kargo Indonesia.

(2). Data Sekunder

Merupakan data pendukung yang diperoleh dari publikasi lain yang sudah ada di PT. Mitra Kargo Indonesia yang berkaitan dengan penelitian. Misalkan data tentang dokumen ekspor, Form Certificate of Origin, dan data customer PT. Mitra Kargo Indonesia. Termasuk informasi yang mendukung landasan teori dan daftar pustaka.

(3). Wawancara

Pelaksanaan wawancara yang dilakukan pada waktu magang kerja dengan staff karyawan PT. Mitra Kargo Indonesia dengan tidak menggunakan pedoman wawancara terstruktur, namun dilakukan secara langsung pada waktu jam kerja dan saat pengisian Form COO menggunakan sistem aplikasi e-SKA oleh staff yang bertugas.

(3). Studi Pustaka

Merupakan data pendukung yang diperoleh dari sumber lain yang berkaitan dengan penelitian. Data ini diperoleh dari buku karangan Roselyne


(24)

commit to user

Hutabarat tentang Tata Cara penerbitan Certificate of Origin (COO), buku karangan Amir M.S tentang seluk beluk perdagangan Luar Negeri, maupun website www.cooindoblogspot.com dan www.e-ska.kemendag.go.id tentang pengertian dan penggunaan sistem aplikasi e-SKA. Penulis juga menggunakan Tugas Akhir yang bertema sama dengan topik Tugas Akhir ini untuk menjadi pembanding dan informasi tambahan.


(25)

commit to user BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Ekspor

Ekspor merupakan salah satu kegiatan usaha jual beli barang dengan melintasi daerah pabean Indonesia, maka pelaksanaanya harus sesuai dengan prosedur dan dokumen ekspor yang ditetapkan baik oleh pemerintah Indonesia maupun Negara pengimpor. Ekspor adalah penjualan barang dan jasa kepada pembeli yang berdomisili di Negara lain ( Jeef Madura,2001 : 183)

Menurut Badan Pengembangan Ekspor Nasional, Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean Indonesia, sedangkan yang dimaksud dengan eksportir adalah perusahaan atau perorangan yang melakukan kegiatan ekspor.

Menurut Ditjen Perdagangan luar negeri (2004:2), ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean, sedangkan yang dimaksud daerah pabean adalah wilayah RI yang meliputi wilayah daratan,perairan, dan ruang udara di atasnya, serta tempat-tempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan landasan kontinen yang di dalamnya berlaku Undang-Undang No.17 Tahun 2006 tentang kepabeanan.

Berdasarkan pengertian ekspor dari berbagai sumber diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa ekspor adalah suatu kegiatan perdagangan yang dilakukan antara Negara satu dengan Negara lain dengan cara mengeluarkan barang dari wilayah pabean berdasarkan prosedur dan ketentuan yang berlaku.


(26)

commit to user

Dalam melaksanakan ekspor ke luar negeri dapat ditempuh beberapa cara antara lain sebagai berikut :

1. Ekspor Biasa

Dalam hal ini barang dikirim ke luar negeri sesuai dengan peraturan umum yang berlaku, yang ditujukan kepada pembeli di luar negeri sesuai transaksi yang sebelumnya sudah diadakan dengan importir di luar negeri sesuai dengan peraturan devisa yang berlaku.

2. Barter

Barter adalah pengiriman barang ke luar negeri untuk ditukarkan langsung dengan barang yang dibutuhkan dalam negeri. Dalam hal ini berarti pengiriman barang tidak menerima pembayaran dalam mata uang asing,tapi dalam bentuk barang yang dapat dijual di dalam negeri untuk mendapatkan kembali pembayaaran dalam mata uang rupiah.

B. Prosedur Penyelesaian Barang Ekspor

1. Prosedur Ekspor

Prosedur adalah langkah-langkah kegiatan yang dilakukan secara berurutan mulai dari langkah awal hingga langkah terakhir dalam rangka penyelesaian proses suatu pekerjaan. Dalam melakukan kegiatan ekspor dikenal juga istilah prosedur ekspor. Prosedur Ekspor adalah langkah-langkah yang harus dilakukan oleh eksportir apabila melakukan ekspor. Prosedur ekspor terdiri dari 12 langkah seperti yang ditunjukkan pada bagan berikut :


(27)

commit to user


(28)

commit to user Keterangan Bagan :

1. Korespondensi dan Pembuatan Kontrak Dagang

Eksportir mengadakan korespondensi dengan importir luar negeri untuk menawarkan dan menegosiasikan komoditi yang akan dijualnya. Dalam surat penawaran kepada importir harus dicantumkan jenis barang,mutu,harga,syarat-syarat pengiriman dan sebagainya.

Apabila importir menyetujui penawaran yang diajukan oleh eksportir, maka importir dan eksportir membuat dan menandatangani kontrak dagang. Dalam kontrak dagang dicantumkan hal-hal yang disepakati bersama.

2. Pembukaan Letter of Credit (L/C)

Setelah kontrak dagang ditandatangani maka importir membuka L/C melalui Bank Koresponden (Opening Bank) di negaranya.

3. Opening Bank mengirimkan L/C tersebut ke bank devisa (Receiving Bank) yang ditunjuk eksportir

4. Meneruskan L/C

Bank Devisa (Receiving Bank) yang ditunjuk memberitahukan diterimanya L/C tersebut kepada eksportir.

5. Mempersiapkan Barang Ekspor

Dengan diterimanya L/C tersebut maka eksportir mempersiapkan barang yang dipesan importir. Keadaan barang-barang yang dipersiapkan harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam kontrak dagang dan L/C.

6. Pemesanan Ruang Kapal

Eksportir memesan Ruang kapal ke perusahaan Pelayaran Laut. Dan perlu dicek Perusahaan Perkapalan mana yang mempunyai tariff angkutan kargo paling murah dan paling memberikan jaminan akan ketepatan waktu pelayarannya.


(29)

commit to user 7. Mendaftarkan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB)

Selanjutnya Eksportir mendaftarkan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) ke Bank Devisa (Receiving Bank) dengan melampirkan surat bayar. Apabila barang ekspornya terkena pajak ekspor.

a. Pengiriman Barang ke Pelabuhan

Eksportir sendiri dapat mengirimkan barang ke pelabuhan. Pengiriman dan pengurusan barang ke pelabuhan dan ke kapal dapat juga dilakukan oleh perusahaan jasa pengiriman barang (Freight Forwarding atau Perusahaan Ekspedisi Muatan Kapal Laut/EMKL). Dokumen-dokumen ekspor disertakan dalam pengiriman ke pelabuhan dan ke kapal.

b. Pemeriksaan Bea Cukai

Di pelabuhan, dokumen ekspor diperiksa oleh pihak Bea Cukai. Apabila diperlukan, barang-barang yang akan diekspor diperiksa juga oleh pihak Bea Cukai. Apabila barang-barang dan dokumen yang menyertainya telah sesuai dengan ketentuan maka bea cukai menandatangani pernyataan persetujuan muat yang ada pada PEB.

8. Pemuatan Barang ke Kapal

Setelah pihak Bea Cukai menandatangani PEB maka barang telah dapat dimuat ke kapal. Segera setelah barang dimuat ke kapal, pihak pelayaran menerbitkan Bill of Lading(B/L) yang kemudian diserahkan kepada eksportir.

8a. Surat Keterangan Asal (SKA)

EMKL memfiat pemuatan barangnya dan mengajukan permohonan ke kantor wilayah Departemen Perindustrian dan Perdagangan atau ke kantor Departemen Perindustrian dan Perdagangan untuk memperoleh SKA apabila diperlukan.


(30)

commit to user 9. Negosisasi L/C

Apabila barang sudah dikapalkan,maka eksportir/EMKL sudah dapat ke bank untuk mencairkan L/C.

10.Pengiriman dokumen sesuai L/C

Dokumen-dokumen yang dikirimkan tersebut adalah B/L, Commercial Invoice, Packing List, PEB.

11.Opening Bank menyerahkan dokumen kepada importer 12.Pengiriman Barang ke importir

Barang dalam perjalanan dengan kapal dari Indonesia ke pelabuhan di Negara tujuan.

D. Dokumen Ekspor

Pengurusan dokumen ekspor merupakan suatu tahapan yang amat penting. Tanpa dokumen-dokumen yang disyaratkan, seorang ekportir tidak akan memperoleh pembayaran dari bank. Pengiriman dokumen yang tidak tepat atau pengisian dokumen secara salah akan menghambat tahapan lain. Misalnya saja importir tidak dapat mengambil barang di pelabuhan tujuan atau eksportir tidak dapat menguangkan dokumennya. Hal ini bukan hanya akan menimbulkan biaya tambahan tetapi juga dapat mengurangi kepercayaan importir. Eskportir seringkali merasa pengurusan dokumen terlalu rumit dan memakan banyak waktu. Pada akhirnya, eksportir dapat menggunakn jasa Forwarding Agent atau Air Cargo Agent untuk mengurus dokumen dan melakukan pengiriman barang. Walau demikian, eksportir harus mengenal dokumen-dokumen yang digunakan. Jenis-jenis dokumen yang diperlukan dalam melakukan ekspor adalah sebagai berikut :


(31)

commit to user 1) Packing List

Packing list adalah dokumen ekspor yang memuat daftar informasi mengenai barang yang akan dikirim ke importir (buyer) di luar negeri.

a) Informasi pokok dalam packing list meliputi :

(1) Description of goods (uraian barang/nama barang). (2) Quantity (jumlah barang)

(3) Gross Weight dan Nett Weight (berat kotor dan berat bersih). (4) Measurement (ukuran dan volume )

b) Data tambahan lain yang perlu dimasukkan didalam Packing List yaitu : (1) Tulisan Packing List

(2) Nomor Packing List

(3) Tanggal dibuatnya Packing List

(4) Ditujukan kepada siapa barang ekspor tersebut akan dikirim, biasanya ditujukan ke importir, kecuali ada perintah lain dalam L/C

(5) Data lain sesuai perintah yang ada didalam L/C, missal : untuk mencantumkan nomor L/C, dan nomor Purchase Order.

2) Invoice

Invoice adalah dokumen ekspor mengenai nilai barang yang akan diekspor. a) Informasi data didalam Invoice meliputi :

(1) Description of Goods (nama barang) (2) Quantity (jumlah barang)

(3) Unit Price (harga barang)


(32)

commit to user

b) Data tambahan yang perlu diamsukkan dalam Invoice yaitu : (1) Tulisan Invoice

(2) Nomor Invoice

(3) Tanggal dibuatnya Invoice

(4) Ditujukan kepada siapa barang ekspor tersebut akan dikirim (5) Data lainnya sesuai perintah yang ada didalam L/C

3) Shipping Instruction

Shipping Instruction (SI) adalah dokumen untuk booking ruang kapal dan juga untuk memesan container. Informasi yang harus temuat dalam “Shipping

Instruction” adalah semua data yang diperlukan untuk pembuatan “Bill of

Lading” atau “AirWay Bill”. Pengertian BL/AWB adalah bukti tanda terima barang, pemilikan barang dan bukti adanya perjanjian adanya perjanjian pengangkutan barang yang dikeluarkan oleh maskapai pelayaran atau penerbangan. Isi BL/AWB misalnya : Shipper, Consigne, Notify, Description of Goods, Final Description Port of Discharge.

Selain itu juga mengenai :

a) Jumlah container dan ukuran container 20’/40’

b) Waktu kapan container harus dibawa ke tempat eksportir (Stuffing) c) Dimana alamat jasa EMKL/PPJK (nama perusahaan, alamat, telepon)

Setelah siap Shipping Instruction kemudian dikirim ke Shipping Company melaui fax atau dikirim langsung lewat kurir. Setelah menerima SI, maka Shipping Company akan menyiapkan “Delivery Order” (DO), untuk pengambilan container kosong di depo penumpukan container. Container kosong kemudian dibawa ke tempat eskportie sesuai dengan permintaan yang ada di dalam SI, dilakukan


(33)

commit to user

Stuffing (Pemuatan barang ke dalam container) dan selanjutnya dibawa ke pelabuhan muat untuk di fiat.

Shipping Instruction dikategorikan sebagai dokumen pendukung. Tetapi mempunyai fungsi yang strategis, karena eksportir sebagai pembuat SI harus secara benar didalam membuat SI brdasarkan perintah L/C. Dimana SI ini juga berfungsi sebagai dasar pembuatan Bill of Lading (BL). Jika ada data yang seharusnya dimasukkan ke dalam B/L seperti yang diperintahkan dalam L/C namun eksportir tidak meneruskan melalui Shipping Instruction, maka Bill of Lading yang dibuat oleh Shipping Company akan salah. Konsekuensinya nanti adalah kesulitan dalam mencairkan dana L/C (negosiasi) di bank.

4) Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB)

PEB adalah dokumen ekspor berupa Pemberitahuan Ekpor Barang yang harus disiapkan eksportir. Caranya dengan mengambil formulir PEB yang dapat diperoleh di kantor Bea Cukai dan kemudian mengisi data-data yang diperlukan.

Didalam formulir PEB dilengkapi juga dengan lembar lanjutan disamping lembar pertama. Hal tersebut dimaksudkan jika barang yang diperoleh lebih dari satu jenis barang (lebih dari satu Harmony Sistem/HS).

Cara pengisian lembar PEB harus mengacu pada buku Panduan Pengisian PEB yang memuat kode-kode Negara tujuan ekspor di seluruh dunia,kode pelabuhan,kode propinsi dll.

5) Bill of Lading (B/L)

Dikeluarkan oleh perusahaan pelayaran samudera. Bill of Lading (B/L) adalah suatu tanda terima penyerahan barang yang dikeluarkan oleh perusahaan pelayaran


(34)

commit to user

sebagai tanda bukti pemilikan atas barang yang telah dimuat di atas kapal laut oleh ekportir untuk diserahkan kepada importir.

B/L merupakan alat bukti penerimaan dan sekaligus penyerahan hak milik atas barang sebagai pelaksanaan suatu transaksi antara eksportir dengan importir. B/L juga merupakan alat bukti adanya kontak pengangkutan antara eksportir dengan perusahaan pelayaran. Apabila pengangkutan barang dilakukan dengan pesawat udara maka dokumen disebut AirWay Bill.

6) PPBE

PPBE adalah dokumen Permohonan Pemeriksaan Barang Ekspor yang dibuat oleh eksportir dan ditujukan ke surveyor independent.

Hasil pemeriksaan tercantum dalam dokumen : CTPS (Catatan Pemeriksaan Surveyor) yang hanya bersifat sementara dan kemudian CTPS ini dalam waktu 1x24 jam ditukar dengan dokumen pemeriksaan yang disebut PRA LPS (sebelum dikapalkan). Dan setelah barang selesai dikapalkan, pihak surveyor akan mengeluarkan dokumen yang disebut LPSE (Laporan Pemeriksaan Surveyor

Ekpor). Fungsi dokumen LPSE ini adalah sebagai dokumen pokok dalam “Laporan

Pelaksanaa Ekspor” untuk bisa menarik kembali Bea Masuk, Pajak-pajak (PPn,

PPn BM, PPh) yang telah dibayarkan pada waktu impor bahan baku/ barang lainnya.

7) Certificate of Origin (COO)

Aktivitas ekspor selanjutnya aadalah menyiapkan COO (Certificate of Origin) atau SKA (Surat Keterangan Ekspor) yang dikeluarkan oleh Instansi Penerbit Surat Keterangan Asal (IPSKA).


(35)

commit to user

Isi inti dari dokumen COO adalah pernyataan dari pemerintah Indonesia yang

menyatakan bahwa “barang-barang yang di ekspor tersebut benar-benar ddibuat di

Indonesia”.

a) Cara untuk memperoleh COO/SKA yaitu :

(1) Pihak eksportir membuat “Surat Permohonan COO” ke Instansi Penerbit

Surat Keterangan Asal (IPSKA).

(2) Pihak eksportir juga membuat “Surat Pernyataan” yang menyatakan bahwa barang-barang yang diekspor tersebut benar-benar dibuat di perusahaan di wilayah Indonesia, dan bila prnyataanya tidak benar,sanggup menerima sanksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

b) Surat Permohonan dan Surat Pernyataan tersebut diserahkan Instansi Penerbit Surat Keterangan Asal (IPSKA) dengan dilampiri :

(1) Copy Packing List (2) Copy Invoice (3) Copy PEB

(4) Copy Pra LPS (bila ada) (5) Copy Bill of Lading (6) Copy L/C

8) Beneficiary Certificate

Setelah mendapat COO, maka selanjutnya eksportir membuat dokumen

“Beneficiary Certificate”. Bneficiary Certificate adalah surat pernyataan yang dibuat oleh eksportir yang menyatakan bahwa copy dari dokumen-dokumen ekspor yang diminta telah dikirim ke alamat importir sesuai syarat L/C, dengan dilampiri bukti resi pengiriman dari perusahaan jasa pengiriman dokumen (PT Pos,DHL dll).


(36)

commit to user 9) Asuransi

Jika salah satu persyaratan dalam L/C meminta adanya syarat pemakaian asuransi untuk protect barang yang akan diekspor ke dalam negeri dan biaya asuransi ditanggung oleh eksportir, maka langkah ubtuk mendapatkan polis asuransi adalah pada tahap awal sebelum barang dimasukkan ke dalam container, pihak eksportir menghubungi perusahaan asuransi untuk menghitung dan menentukan besarnya biaya yang harus ditanggung.

Setelah pihak asuransi mengecek keadaan barang yang akan dikirim ke luar negeri tersebut dan meghitung probabilitas terjadinya klaim/resiko dalam perjalanan, maka pihak asuransi akan mengeluarkan polis asuransi.

Akhirnya sampai pada tahap ini, eksportir telah menyiapkan dan mempunai dokumen ekspor secara lengkap, untuk bisa mencairkan L/C di bank.

E. Pengertian Freight Forwarding dan Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL)

Freight Forwarding adalah badan usaha yang bertujuan memberikan jasa pengurusan atas seluruh kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman, pengangkutan, dan penerimaan barang dengan multimodal tansport, baik melaui darat,laut,dan udara. (SK Menhub No. KM 10 tahun 1988). Sering disebut juga Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL). Hal ini mengandung pengertian bahwa EMKL adalah usaha pengurusan dokumen dari muatan yang diangkut melalui kapal atau pengurusan dokumen dari muatan yang berasal dari kapal. (SK Mehub No.KM.82/AL 305/ PHB 85).


(37)

commit to user F. PENGERTIAN APLIKASI

Aplikasi adalah suatu program yang berada dalam suatu computer yang merupakan suatu penerapan guna menjalankan suatu proses untuk membantu menyelesaikan suatu masalah. Dalam system otomatisasi (online) itu sendiri dibutuhkan seperangkat computer dan dengan menggunakan fasilitas system EDI (Electronic Data Interchange) sebagai sarana dalam Pertukaran Data (PDE). Pertukaran data elektronik adalah transfer data terstruktur dengan format standard yang telah disetujui yang dilakukan dari satu system computer ke system computer computer yang lain dengan menggunakan media elektronik. (EDI) adalah pertukaran data computer antar aplikassi sehingga intervensi manusia atau intepretasi atas data tersebut oleh manusia dapat ditekan seminimum mungkin (www.Google.com/ search : Electronik Data Interchange (EDI)).

Dalam computer itu sendiri terdiri dari komponen-komponen seperti (Muchlis Zuhdi,2005:2) :

a. Hardware

Merupakan perangkat keras dari bagian computer yang dapat dilihat dengan mata. b. Software

Merupakan perangkat lunak dari computer yang tidak dapat dilihat dengan mata atau merupakan rangkaian instruksi / perintah sehingga dapat membuat computer mengerjakan tugas tertentu.

c. Brainware

Adalah manusia yang terlibat dalam pengoperasian computer.

Sistem otomatisasi adalah komputerisasi data yang mana EMKL harus mengisi form SKA menggunakan sebuah system aplikasi yaitu system aplikasi e-SKA yang pengajuan datanya dalam bentuk file dan dikomunikasikan langsung dengan menggunakan fasilitas


(38)

commit to user

system EDI ke pihak IPSKA (Instansi Penerbit Surat Keterangan Asal) untuk diproses dan diverifikasi untuk selanjutnya disimpan di pusat database Departemen Luar Negeri melalui PT.SUCOFINDO dan ditandatangani oleh IPSKA sebelum diberikan ke pihak EMKL. PT.SUCOFINDO adalah divisi dalam bidang ekspor, yaitu sebagai pendamping IPSKA dalam pemrosesan data secara online (Monitoring Exportir Officer). Dalam hal ini PT.SUCOFINDO telah melakukan Online Database dengan IPSKA dan Departemen Luar Negeri di mana semua data yang tersimpan dalam database PT.SUCOFINDO dan Departemen Perdagangan Luar Negeri dapat langsung diakses melalui IPSKA yang telah menerapkan sistem otomatisasi (Wawancara dengan staff PT.SUCOFINDO). Fungsi system aplikasi e-SKA tersebut sebagai berikut :

1. Entry/edit data-data perusahaan

2. Entry/edit data-data COO yang akan diajukan ke IPSKA 3. Entry/edit data struktur biaya

4. Mencetak draft COO

5. Membuat file yang berisi data-data COO yang telah di entry/edit untuk diajukan ke IPSKA.

Definisi dari database adalah himpunan elemen data mentah yang terorganisasi ke dalam table dan kolom, yang mendefinisikan cirri umum data, dan dapat diakses serta dimodifikasi oleh seorang pengguna atau lebih dalam upaya menghasilkan informasi yang bermanfaat (Robert M.Thomas,1996:203).

Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa system otomatisasi adalah komputerisasi data-data mentah yang terorganisasi ke dalam table dan kolom yang mendefinisikan cirri umum data dan dapat diakses serta dimodifikasi oleh PT.SUCOFINDO,IPSKA,dan EMKL dalam upaya menghasilkan informasi pelaporan


(39)

commit to user

penerbitan dan penggunaan dokumen COO yang akurat,cepat,bermanfaat dan berbasis teknologi informasi.

G. Pengertian Umum Tentang Certificate of Origin (COO)

1. Pengertian COO

Merupakan surat keterangan yang diterbitkan oleh Menteri Perdagangan atau pejabat berwenang yang ditunjuk olehnya yang merupakan dokumen penyerta barang yang diekspor dari wilayah Indonesia yang membuktikan bahwa barang tersebut berasal, dihasilkan dan diolah di Indonesia. Dokumen ini digunakan untuk memperoleh fasilitas bea masuk maupun sebagai alat perhitungan quota (Wahyu Agung,2007:10).

Pengertian selanjutnya tentang COO adalah suatu dokumen yang berdasarkan kesepakatan dalam perjanjian Bilateral, Regional, dan Multilateral serta ketentuan sepihak dari suatu Negara tertentu wajib disertakan pada waktu barang ekspor Indonesia akan memasuki wilayah Negara tertentu yang membuktikan bahwa barang tersebut,berasal, dihasilkan dan atau diolah di Indonesia.

Berdasarkan pengertian diatas, jelas dinyatakan bahwa COO dilandasi oleh kesepakatan antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah mitra dagang Indonesia yang dituangkan dalam perjanjian perdagangan bilateral, Regional dan Multirateral sehingga Indonesia sebagai anggota World Trade Organization (WTO) terikat dan wajib mematuhi seluruh isi kesepakatan. Indonesia juga wajib mentaati persyaratan COO yang ditentukan secara sepihak (unilateral) oleh Negara pengimpor tertentu.


(40)

commit to user

Sebagai konsekuensinya, apabila barang ekspor Indonesia tidak disertai dengan COO sebagaimana dipersyaratkan oleh Negara tujuan ekspor Indonesia maka Negara pengimpor dapat menolak barang tersebut ( untuk COO Non Preferensi) atau tidak memberikan kemudahan berupa keringanan bea masuk (untuk COO preferensi). Untuk menghindari kesalahpahaman tentang COO, perlu dilemukakan disini bahwa penggunaan COO bukanlah perizinan dan tidak dapat dipandang sebagai hambatan perdagangan.Penggunaan COO mengandung dua maksud,yaitu :

a. Sebagai dokumen yang membuktikan bahwa barang ekspor tersebut berasal, dihasilkan, dan atau diolah di Indonesia, dokumen ini dipersyaratkan oleh Negara pengimpor.

b. Sebagai dokumen untuk memperoleh fasilitas berupa pembebasan sebagian atau seluruh bea masuk impor yang diberikan oleh suatu Negara atau kelompok Negara tertentu. Artinya, barang ekspor Indonesia bisa saja masuk ke Negara pemberi preferensi meskipun tidak dilengkapi dengan COO preferensi, hanya saja tidak berhak mendapatkan keringanan bea masuk.

2. Dasar Hukum

Bagi Indonesia, memanfaatkan COO Preferensi dan mematuhi ketentuan asal barang merupakan peluang untuk meningkatkkan kegiatan ekspor. Sebaliknya, tidak memenuhi ketentuan asal barang dan tidak memanfaatkan COO Preferensi berarti memperlemah daya saing produk ekspor Indonesia. Dengan memperhatikan peranan COO yang cukup berarti dalam upaya peningkatan ekspor Indonesia maka pemerintah menerbitkan beberapa ketentuan tentang COO, antara lain yang paling penting menjadi pedoman adalah :


(41)

commit to user

a. Keputusan Presiden Republik Indonesia No.26/M-DAG/KEP/1/2012 tentang Penetapan Pejabat yang berwenang mengeluarkan Certificate of Origin.

b. Keputusan Menteri Perdagangan RI No. III/MPP/KEP/2/2002 tanggal 21 Februari 2002 tentang Certificaate of Origin Barang Ekspor Indonesia.

c. Keputusan Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri No. 06/DJLN/KP/III/2002 tentang Ketentuan Pelaksanaan Certificate of Origin.

d. Keputusan Menteri Perdagangan No. 618/MPP/KEP/10/2004 tentang Certificate of Origin Barang Ekspor Indonesia.

e. Keputusan Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri No. 32/DAGLU/KP/X/2004 tentang Ketentuan Pelaksanaan Certificate of Origin. f. Peraturan Menteri Perdagangan No. 17/M-DAG/PER/9/2005 mengenai

Penerbitan Certificate of Origin untuk barang Ekspor Indonesia.

3. Pengertian Formulir COO

Formulir COO adalah suatu daftar isian COO yang telah dibakukan baik dalam bentuk, ukuran dan warna kertas serta isinya sesuai ketentuan yang ditetapkan dalam perjanjian bilateral, regional dan multilateral maupun ditetapkan secara sepihak oleh suatu Negara tertentu.

4. Pengertian Ketentuan Asal Barang (Rules Of Origin).

Ketentuan Asal Barang (Rules Of Origin) adalah kriteria atau persyaratan yang ditetapkan, baik berdasarkan kesepakatan dalam perjanjian Bilateral, Regional, dan Multilateral maupun ketentuan sepihak dari suatu Negara tertentu, yang wajib dipenuhi suatu barang ekspor untuk dapat diterbitkan COO-nya oleh pemerintah asal barang. Tujuan ketentuan asal barang untuk memberikan kepastian dan jaminan


(42)

commit to user

bahwa produk yang diekspor telah dikerjakan atau diolah berdassarkan peraturan yang berlaku.

5. Jenis dan Masa Berlaku COO a. Jenis COO

1) COO Preferensi

COO preferensi adalah jenis dokumen COO yang berfungsi sebagai persyaratan dalam memperoleh preferensi yang disertakan pada barang ekspor tertentu untuk memperoleh fasilitas (berupa pembebasan sebagian atau seluruh bea masuk) yang diberikan oleh suatu Negara atau kelompok Negara tertentu.

Jenis-jenis COO preferensi terdiri dari 10 jenis:

a) Generalized System of Preferences Certificate of Origin Form A. Negara tujuan :Kanada, Selandia Baru, Norwegia, Swiss,

Amerika Serikat, Bulgaria, Russia, Belarus, Uni Eropa (Europian Union) : Belgia, Perancis, Jerman, Italia, Luxemburg, Belanda, Denmark, Inggris, Yunani, Portugal, Spanyol, Austria, Finlandia, Swedia, Cyprus, Estonia, Latvia, Lituania, Malta, Polandia, Ceko, Slovakia, Irlandia, Hungaria, Slovenia.

Kegunaan :Untuk memperoleh preferensi / keringanan bea masuk.


(43)

commit to user

b) ASEAN Common Effective Prefential Tariff Scheme Certificate of Origin Form D.

Negara Tujuan :Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, Kamboja.

Kegunaan :Untuk preferensi Negara ASEAN.

c) Certificate in Regard to Traditional Handicraft Batik Fabrics of Cotton.

Negara Tujuan :Jepang

Kegunaan :Untuk ekspor hasil kerajinan batik tradisonal yang terbuat dari kain kapas.

d) Certificate in Regard to Certain handicraft Products. Negara Tujuan : Uni Eropa

Kegunaan :Untuk ekspor barang-barang kerajinan non tekstil.

e) Certificate Relating to silk of Cotton Handlooms Products. Negara Tujuan : Uni Eropa

Kegunaan : Untuk ekspor barang kerajinan tangan TPT yang terbuat dari bahan sutera atau


(44)

commit to user

kapas yang termasuk dalam cakupan skema barang-barang kerajinan masyarakat Eropa.

f) Industrial Craft Certification (ICC). Negara Tujuan :Australia

Kegunaan :Untuk ekspor barang yang termasuk

“Industrial Crafts Merchandise”

g) Global Sistem of Trade Preference Certificate of Origin.

Negara Tujuan : Aljazair, Mozambik, Argentina, Nikaragua, Bangladesh, Nigeria, Benin, Pakistan, Bolivia, Peru, Brazil, Philipina, Kamerun, Qatar, Chili, Korea Selatan, Kolombia, Rumania, Kuba, Singapura, Korea Utara, Sri Lanka, Ekuador, Sudan, Mesir, Thailand, Ghana, Trinidad & Tobago, Guinea, Tunisia, Haiti, Tanzania, India, Uruguay, Venezuela, Iran, Vietnam, Irak, Libya, Malaysia, Angola, Meksiko, Guyana, Maroko, Zimbabwe.

Kegunaan :Untuk ekspor barang tertentu yang termasuk dalam daftar barang yang telah diberikan keringanan bea masuk (Preferensi) kepada sesama Negara


(45)

commit to user

berkembang peserta “Global Sistem of Trade Preference” yang telah ditetapkan

oleh Menteri Keuangan. h) Certificate of Handicraft Goods.

Negara Tujuan : Kanada

Kegunaan : Untuk ekspor barang kerajinan

i) Certificate of Authenticity Tobacco. Negara Tujuan : Uni Eropa

Kegunaan : untuk ekspor tembakau jenis tertentu

j) ASEAN-CHINA Free Trade Area Prefential Tarif Certificate of Origin. Form E

Negara Tujuan :China

Kegunaan :Untuk preferensi Negara-negara ASEAN dan China.

2) COO Non Preferensi

Coo Non Preferensi adalah jenis dokumen COO yang berfungsi sebagai dokumen pengawasan dan atau dokumen penyerta asal barang yang disertakan pada barang ekspor untuk dapat memasuki suatu wilayah Negara tertentu.


(46)

commit to user

Jenis COO non Preferensi terdiri dari 13 jenis : a) ICO Certificate of Origin.

Negara Tujuan :Semua tujuan Negara ekspor

Kegunaan :Untuk ekspor kopi ke semua Negara tujuan anggota ICO maupun bukan anggota ICO

b)Fisheries Certificate of Origin.

Negara Tujuan : Amerika Serikat

Kegunaan : Sebagai dokumen penyerta

ekspor hasil perikanan jenis tertentu

c) Export Certificate.

Negara Tujuan :Uni Eropa

Kegunaan :Untuk ekspor manioc yang kuotanya telah ditetapkan oleh komisi UE

d) Certificate of Origin for Imports of Agricultural Products into the Europian Economic Community.

Negara Tujuan : Uni Eropa

Kegunaan : Untuk ekspor produk pertanian tertentu.


(47)

commit to user e) Commercial Invoice

Negara Tujuan : Amerika Serikat

Kegunaan : Untuk ekspor tekstil dan produk tekstil yang terbuat dari kapas, serat buatan campuran sutra, ramie, dan serat alam lainnya selain kapas, yang telah dikenakan kuota.

f) Certificate in Regard to Handlooms Textile Handicraft and Taditional Textile Products of the Cottage Industry.

Negara Tujuan : Uni Eropa

Kegunaan :Untuk ekspor kain tenunan

kerajinan dari tekstil.

g) Eksport Licence (Textile Products).

Negara Tujuan : Uni Eropa

Kegunaan : untuk ekspor tekstil dan produk tekstil yang terkena kuota.


(48)

commit to user h) Certificate of Origin Form “K”.

Negara Tujuan : Kanada

Kegunaan : Untuk ekspor tekstil dan

produk tekstil yang terjena kuota.

i) Certificate in Regard to Handloom Textile Handicraft Traditional Indonesians Handicraft Batik and traditional Textile Products of Cottage Industry.

Negara tujuan : Norwegia

Kegunaan : Untuk ekspor barang kerajinan tangan dari tekstil industry pedesaan.

j) Certificate of Origin Form “N”.

Negara Tujuan : Norwegia

Kegunaan : Untuk ekspor tekstil dan produk tekstil yang terkena kuota.

k) Certificate of Origin (Textile Products).

Negara Tujuan : Uni Eropa

Kegunaan : Untuk ekspor tekstil dan produk tekstil.


(49)

commit to user

l) Republic Indonesia Department of Trade Certificate of Origin Form

“B”.

Negara Tujuan : Semua Negara apabila

mewajibkan

Kegunaan : Untuk ekspor barang ke semua Negara dengan syarat sebagai berikut :

(1) Ekspor barang-barang yang ditujukan ke Negara bukan pemberi preferensi, kecuali yang bentuk COOnya diatur tersendiri.

(2) Ekspor barang-barang yang ditujukan ke Negara pemberi preferensi, tetapi barangnya tidak termasuk dalam cakupan produk yang mendapatkan preferensi atau bentuk COOnya diatur tersendiri.

m)Certificado De Pais De Origen.

Negara Tujuan : Meksiko

Kegunaan : Untuk ekspor produk tekstil, pakaian jadi dan alas kaki.

6. Manfaat Certificate of Origin

a. Untuk mendapatkan Preferensi (Pengahapusan/pengurangan) bea masuk bagi komoditi Indonesia.

1) Jenis Preferensi :

a) General System of Preferences yaitu bantuan Negara maju untuk meningkatkan ekspor Negara-negara berkembang.

b) Global System of Trade Preference (GSTP) yaitu Preferensi yang disepakati oleh Negara berkembang.


(50)

commit to user

c) Global Effective Prefential Tarif For ASEAN Free Trade Area.

Yaitu Preferensi yang disepakati oleh Negara-negara anggota ASEAN. b. Untuk menetapkan Negara asal barang (Country of Origin) suatu barang ekspor. c. Untuk memenuhi Persyaratan Pencairan L/C terhadap pembayaran ekspor yang

menggunakan L/C. d. Data Realisasi Kuota. e. Data Realisasi Ekspor.


(51)

commit to user BAB III

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah berdiri Perusahaan

PT. Mitra Kargo Indonesia Semarang merupakan anggota dari Gabungan Forwarder dan Logistik Jasa Penyedia Ekspedisi Indonesia (ALFI) terdaftar dari 2010. Berdiri pada tanggal 31 Desember 2009 di Semarang, Jawa Tengah yang dirintis oleh Bapak Supriyono selaku direktur. PT. Mitra Kargo Indonesia Semarang merupakan perusahaan di bidang Penyedia Jasa Logistik. PT. Mitra Kargo Indonesia Semarang didirikan Di tengah industri logistic yang saat ini meningkat yang disebabkan oleh meningkatnya pasokan dan permintaan produk dalam negeri dan internasional serta kecenderungan banyak perusahaan untuk perhatian pada bisnis inti mereka dengan outsourcing fungsi logistik.

2. Jasa yang ditawarkan PT. Mitra Kargo Indonesia Semarang a. Laut / Air Freight

PT. Menyediakan kebutuhan logistik Anda baik darat, laut atau udara. PT. Mitra Kargo Indonesia juga menawarkan transportasi multimoda untuk kebutuhan transportasi Customer.


(52)

commit to user b. Inland Transportasi

Dengan armada dari Truck yang mencakup Truk trailer, Truk Box, dan juga dilengkapi dengan teknologi sistem pelacakan GPS, sehinnga PT. Mitra Kargo Indonesia mampu menangani kebutuhan distribusi konsumen. c. Ekspor / Impor

Pelayanan PT. Mitra Kargo Indonesia meliputi penanganan dokumen yang diperlukan untuk Ekspor / Impor (Clearance Custom). Dengan fasilitas EDI kita sendiri (Electronic Data Interchange), kita bisa menangani layanan dokumentasi Custom Clearance cepat dan efisien. d. Inter-Island Distribution

PT. Mitra Kargo juga menawarkan layanan pada rute domestik (Inter-Island) dengan pintu ke pintu, dari pintu ke port, port to port & port untuk pintu sesuai dengan kebutuhan Konsumen. Melalui cabang dan kantor perwakilan di seluruh Indonesia., Kami dapat memindahkan barang Anda dari satu titik ke titik lain di seluruh Indonesia.

e. FCL, LCL & Break-massal layanan

Kami menawarkan Full-Container Load (FCL) maupun

Less-Container Load (LCL) dan break-bulk layanan untuk beberapa daerah di Indonesia. Dengan 1.500 meter persegi kami fasilitas pergudangan dan armada truk, kami dapat mengambil barang anda di tempat yang

diinginkan atau Anda bisa mengirimkan barang Anda kepada kami secara langsung.


(53)

commit to user Tabel 3.1

DAFTAR CUSTOMER PT. MITRA KARGO INDONESIA TAHUN 2012

No Nama Eksportir Vol.

Container

Keterangan

1. PT. Bima Nugraha

Desa Toyaseka RT 10/ X, Toyaseka Kec. Kemangkon, Purbalingga

1 x 20’ Albasia Wooden

Lunch Box 2. CV. Cahaya Abadi

JL. Raya Wonosobo Purworejo KM.21 DS Setitik, Kel. Kepil

Kab. Wonosobo

3D 40’HC Albasia bare core

3. CV. Nuurita Mandiri

JL. Grobogan No.90 RT 002 RW 003 Kelurahan Pandan Sari

Semarang – Indonesia

2 x 40’HC Wooden

Furniture

4. PT. Kayamas Intitama

JL. Taman Industri BSB Blok A3 No. 142

Semarang – Indonesia

2 x 40’ HC Albasia Bare

Core

5. CV. Dadi Mulyo

Krajan RT 01/ 11 Pinggit Pringsurat Temanggung, Jawa Tengah- Indonesia

5 x 40’ HC Albasia Bare

Core

6. CV. Putra Tama Jaya

Jl. Raya Parakan – Wonosobo KM.2 Parakan, Temanggung

Jawa Tengah –Indonesia

5 x 40’HC Albasia Bare

Core

7. PT. Kayu Senggon Industri

JL. Soekarno Hatta KM. 30 No. 55 Kel. Randugunting

Kec. Bergas

Semarang -Indonesia

2 x 40’ HC Blockboard

8. PT. Danwood Nusantara

JL. Padi Raya IA, Genuk Indah Semarang – Indonesia

1 x 40’ HC Wooden

Furniture Sumber : PT. Mitra Kargo Indonesia, 2012


(54)

commit to user 3. Lokasi PT. Mitra Kargo Indonesia

PT. Mitra kargo Indonesia berlokasi di kota lama tepatnya di jalan Kepodang no. 14 Semarang. Lokasi kantor yang strategis di kota lama dekat dengan pelabuhan dan berbentuk ruko dimana anggota atau karyawan lebih banyak terjun langsung ke lapangan dan hanya beberapa orang yang tinggal di kantor untuk membuat dokumen dan menangani pelanggan dan kebutuhan kantor lainnya.

Demikian halnya dengan PT. Mitra Kargo Indonesia dimana perusahaan ini bergerak di bidang pengiriman barang ekspor dan disebut sebagai Freight Forwarding dapat juga disebut perantar pengiriman barang antara shipper dan consignee, dengan anggota atau karyawan sebagian besar langsung terjun ke lapangan dan hanya sedikit waktu di kantor maka, di rasa kantor tidak harus besar oleh karena itu perusahaan hanya berisi peralatan elektronik yang lengkap dan segala sesuatu ada seperti kantor – kantor pada umumnya.

4. Struktur Organisasi

Struktur organisasi PT. Mitra Kargo Indonesia adalah struktur organisasi line (garis). Struktur tersebut dipandang praktis diantara struktur organisasi lainnya dan sesuai untuk perusahaan seperti PT. Mitra Kargo Indonesia yang dilihat tidak terlalu besar.

Dalam hal ini kekuasaan dan tanggung jawab ada di tangan direktur, sehingga segala perintah dari pimpinan tertinggi mengalir melalui garis lurus kepada bawahan yang paling bawah. Dengan kata lain bahwa ketegasan


(55)

commit to user

perintah dan pengawasan lebih jelas sehingga mampu meningkatkan kedisiplinan karyawan.

Dalam perusahaan ini menggunakan system kekeluargaan dalam setiap kegiatan, dalam hal ini dirasa lebih baiik untuk meningkatkan dan mendorong kinerja mulai dari atasan sampai bawahan, dengan control yang dapat dikendalikan langsung dari atasan, jadi setiap kegiatan masuk kedalam suatu system yang diketahui langsung oleh atasan, dan pengendalian juga perhatian yang tetap focus dari atasan kepada bawahan. Dan kinerja akan menjadi sangat transparan dan dapat dilihat dan dievaluasi untuk dijadikan yang lebih baik.

Mengenai bagan struktur organisasi pada PT. Mitra Kargo Indonesia dapat dilihat sebagai berikut:


(56)

commit to user Gambar 3.1

Struktur Organisasi Freight Forwarding dan EMKL PT. MITRA KARGO INDONESIA

Sumber : PT. Mitra Kargo Indonesia, 2012

KETERANGAN GAMBAR DAN TUGASNYA

1. Direktur

Direktur adalah orang yang bertanggung jawab atas maju mundurnya perusahaan. Tugas dan tanggung jawab direktur selaku pimpinan PT. Mitra Kargo Indonesia Semarang meliputi:

DIREKTUR

DOKUMEN MARKETING

KEUANGAN OPERASIONAL

KASIR

CURRIER Office Boy


(57)

commit to user a. Mengadakan perencanaan kerja

b. Mengadakan pembagian tugas diantara unit-unit perencanaan dan pelaksanaan perencanaan

c. Mengatur dan mengambil keputusan jalannya perusahaan 2. Divisi Dokumen

Divisi ini mempunyai tugas dan tanggung jawab yang sama tetapi yang membedakan adalah pelanggan – pelanggan yang ditangani oleh 3 costumer service dan 1 orang yang membantu pengerjaan dokumen serta 1 orang sebagai pemimpin di divisi dokumen ini.

Tugas dari pemimpin divisi ini adalah memimpin serta mempunyai tanggung jawab yang besar untuk kelancaran dokumen yang dibuat serta kepuasaan pelanggan atas pelayanan yang diberikan PT. Mitra Kargo Indonesia.

Customer service disini mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a) Mengurus semua keperluan dokumen ekspor dan impor b) Memberi service yang baik kepada customer

c) Membuat Shipping Instruction (SI)

Shipping Instruction ini dibuat berdasarkan copy SI (jika ada) , invoice dan packing list dari eksportir dengan nama baru atas nama PT. Mitra Kargo Indonesia Semarang.

d) Membuat House Bill of Lading

Membuat House B/L atas nama PT. Mitra Kargo Indonesia Semarang.


(58)

commit to user e) Mengoreksi COO

Proses mengoreksi COO yang sudah dibuat bagian operasional berdasarkan Packing List dan Invoice

3. Divisi Marketing

Bertugas mengendalikan sasaran-sasaran dari program perusahaan. Berhasil tidaknya program perusahaan tergantung dari kemampuan dalam memperkenalkan program perusahaan kepada masyarakat luas.

Divisi ini terbagi 2 yaitu: a. Penjualan

Bertugas mempromosikan, memperkenalkan produk perusahaan dan mencari order.

b. Pelayanan Pelanggan

Bagian yang mencatat order masuk, menerima tamu, serta menyampaikan dan mengarsip negosiasi dengan setiap pelanggan.

4. Divisi Keuangan

Bertugas mencatat laporan keuangan setiap hari, mencatat pemasukan, pengeluaran setiap hari dan bertanggung jawab atas laporan keuangan. Keuangan disini mempuyai staff yang mengatur keluarnya uang dan masuknya uang setiap hari di perusahaan PT. Mitra Kargo Indonesia Semarang.


(59)

commit to user 5. Divisi Operasional

a. Bagian PEB ( Pemberitahuan Ekspor Barang)

Bertugas untuk mengeluarkan surat Pemberitahuan Ekspor barang yang ditujukan kepada Bea Cukai, dimana dalam dokumen PEB tersebut berisi tenatang pajak yang akan dibebankan kepada eksportir sesuai dengan barang yang diekspor.

b. Bagian COO (Certificate Of Origin)

Bertugas untuk mengisi data COO secara online dan mengambil COO asli dari IPSKA yang menerbitkannya serta membayar sesuai klasifikasi COO tersebut dengan menggunakan copy B/L

c. Bagian muat barang, pengiriman barang

Bertugas mencatat container, memuat barang yang akan dikirim ke dalam container, dan menangani segala sesuatu yang berhubungan denagn barang dan melaporkan kepada yang membuat dokumen.

d. Bagian Trucking

Bertugas mencari Truck yang sesuai dengan klasifikasi container serta muatan container tersebut dan bertanggung jawab penuh atas pengiriman container mulai dari stuffing sampai di pelabuhan.

e. Kurir

Bertugas membayar sejumlah tagihan di bank, mengambil dokumen- dokumen seperti Laporan Surveyor di Sucofindo, Fumigasi dll.


(60)

commit to user 6. Kinerja PT Mitra kargo

PT. Mitra Kargo Indonesia merupakan Gabungan Forwarder dan Logistik Jasa Penyedia Ekspedisi Indonesia (ALFI) yang dapat digolongkan masih muda, tetapi PT. Mitra Kargo telah membuktikan kinerjanya yang dapat bersaing dengan perusahaan penyedia jasa logistic yang lebih besar atau setaranya.

Didalam tubuh PT. Mitra Kargo Indonesia diterapkan system kekeluargaan yang dibangun dari pimpinan tertinggi hingga bagian lapangan telah diterapkan dan dibiasakan karena system kekeluargaan tersebut dapat mendorong dan memotivasi karyawan dan pimpinan semakin maju dan ulet dalam menjalankan tugas masing-masing.

Setiap karyawan dalam bagiannya masing-masing sangat memperlihatkan tanggung jawabnya yang besar kepada pekerjaan masing- masing sehinnga tidak sedikit customer yang menjadi pelanggan tetap pada PT. Mitra Kargo Indonesia yang mempercayakan pengiriman barang ekspornya kepada PT. Mitra Kargo Indonesia, salah satunya ialah CV. Cahaya Abadi yang masih tetap memberikan kepercayaan kepada PT. Mitra Kargo Indonesia.

PT. Mitra Kargo Indonesia Semarang adalah salah satu perusahaan yang tidak mempunyai kapal sendiri, dengan demikian PT. Mitra Kargo Indonesia Semarang berhubungan dan menjalin kerjasama dengan perusahaan pelayaran untuk penggapalan barang yang sudah dipercayakan kepada PT. Mitra Kargo Indonesia.


(61)

commit to user 7. VISI DAN MISI

a. VISI

` Visi dari PT. Mitra Kargo adalah menjadi perusahaan logistic terpercaya yang memiliki layanan terbaik.

b. MISI

PT. Mitra Kargo memiliki beberapa misi yaitu sebagai berikut:

1) Memberikan pelayanan yang terbaik dalam logistic dengan cara yang sangat baik.

2) Mempertahankan prestasi pelanggan dengan kinerja professional. 3) Membangun sikap positif dalam kuallitas handal sumber daya

manusia

4) Perlu sinergi dengan para stakeholder.

8. JAM KERJA PERUSAHAAN

Tabel 3.2 Jam Kerja Karyawan PT. Mitra Kargo Indonesia Semarang

HARI JAM KERJA JAM ISTIRAHAT

SENIN 08.00 - 17.00 12.00 - 13.00

SELASA 08.00 - 17.00 12.00 - 13.00

RABU 08.00 - 17.00 12.00 - 13.00

KAMIS 08.00 - 17.00 12.00 - 13.00

JUMAT 08.00 - 17.00 12.00 - 13.00

SABTU 08.0 - 12.00


(62)

commit to user

B. PEMBAHASAN

1. Prosedur Penerbitan Certificate of Origin (COO) dengan Sistem Aplikasi e-SKA

Prosedeur dan tata cara penerbitan Certificate of Origin (COO) untuk ekspor Indonesia mengikuti petunjuk pelaksanaan dari Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 17/M-DAG/PER/2005.

Prosedur dan tata cara penerbitan COO adalah ketentuan yang berisi tahapan yang wajib dilaksanakan atau ditaati oleh Instansi Penerbit Surat Keterangan Asal (IPSKA) maupun oleh eksportir atau EMKL pemohon COO, sebagai berikut :

a. Persyaratan Penerbitan Surat Keterangan Asal

Eksportir harus mengajukan permohonan penerbitan COO sesuai peruntukannya kepada IPSKA disertai dengan dokumen pendukung sebagai berikut :

1) Untuk ekspor barang yang wajib memenuhi ketentuan umum di bidang ekspor berdasarkan Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 558/MPP/KEP/12/1998 tentang Ketentuan Umum di Bidang Ekspor sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 17/MDAG/PER/09/2005, adalah:

Photo copy Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) yang telah di fiat muat oleh petugas Kantor Pelayanan Bea dan Cukai di pelabuhan muat atau lembar cetak (Print Out) PEB yang dibuat secara Pertukaran Data Elektronik (PDE) dengan dilampiri Dokumen Asli (Original Copy) Persetujuan Ekspor (PE) dan Dokumen Asli (Original Copy) Bill of Lading (B/L) atau Copy Air Way Bill (AWB) atau Copy Cargo Receipt jika pelaksnaan eksspornya melalui darat.


(63)

commit to user

2) Untuk ekpsor barang yang tidak wajib memenuhi ketentuan umum di bidang ekspor berdasarkan Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 225/KP/X/1995 tentang pengeluaran Barang-barang ke Luar negeri di luar Ketentuan Umum di Bidang Ekspor sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 317/MPP/KEP/9/1997 adalah : Struck pembelian barang yang dimintakan COO-nya dan Photo Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) bagi penduduk Indonesia atau Paspor bagi Warga Negara Asing atau Surat Kuasa dari pemilik barang apabila pelaksanaannya menggunakan Perusahaan Jasa Titipan.

3) Khusus untuk eskpor barang yang menggunakan COO Form A, harus dilengkapi dengan dokumen sebagai berikut :

a. PE (Persetujuan Ekspor)

b. PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang)

c. Bill of Lading (B/L) atau Air Way Bill (AWB)

d. Surat Permohonan COO Form A atau Penegasan Permohonan COO Form A.

e. Struktur biaya per unit (Dalam US$)

4) Khusus untuk eskpor barang yang menggunakan COO Form D,E,dan GSTP harus dilengkapi dengan dokumen berupa Struktur Biaya per Unit dalam Dollar Amerika Serikat.

5) Dalam hal eksportasi barang tertentu yang tidak disertai COO Preferensi atau COO yang dipersyaratkan secara khusus berdasarkan kesepakatan internasional diatur sebagai berikut:


(64)

commit to user

a. Penetapan jenis barang tertentu akan ditetapkan dengan Peraturan Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri, sebgaimana dimaksud dalam lampiran VII peraturan ini.

b. Barang tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib disertai dengan COO Form B atau COO berdasarkan perjanjian internasinal. c. Khusus untuk ekspor barang tertentu dapat dilakukan verifikasi untuk

menelusuri sumber bahan baku dan proses produksi.

d. Instansi Penerbit Surat Keterangan Asal (IPSKA) khusus untuk barang tertentu akan membatasi pada daerah-daerah tertentu disesuaikan dengan sentra industry.

Persyaratan untuk COO barang tertentu harus dilengkapi dengan dokumen sebagai berikut:

a) Photo Copy PEB yang telah di fiat muat oleh petugas Kantor Pelayanan Bea dan Cukai di pelabhan muat atau lembar cetak (Print Out) PEB dengan dilampiri Dokumen Asli (Original Copy) Persetujuan Ekspor (PE).

b) Dokumen Asli (Original Copy) Master Bill of Lading (Non Negotiable B/L) atau Copy Air Way Bill (AWB) atau Copy Cargo Receipt jika pelaksanaannya melalui jalur darat.


(65)

commit to user

c) Data pendukung sumber bahan baku berupa : 1) Data produksi perusahaan

2) Data Pembelian lokal: a. Faktur Pembelian b. Invoice Lokal 3) Data pembelian impor :

a. Bill of Lading (B/L) b. Invoice

c. COO Negara asal barang

6) Eksportir atau pihak yang memerlukan COO, dapat memperoleh formulir COO sesuai dengan jumlah yang diperlukan.

Sebagai Contoh :

Dalam hal 1 (satu) PEB terdiri dari beberapa B/L (Bill of Lading) atau AWB (Air Way Bill), maka eksportir atau pihak lain yang memerlukan COO dapat memperoleh formulir sesuai dengan B/L (Bill of Lading) atau AWB (Air Way Bill). 7) IPSKA mencatat nomor seri Formulir COO yang diserahkan kepada eksportir atau

pihak lain yang memerlukan COO pada sudut kiri bawah formulir permohonan.

b. Tata Cara Penerbitan Surat Keterangan Asal Menggunakan Sistem Aplikasi e-SKA.

a) Registrasi

Bagi pemohon/pengguna Certificate of Origin (COO) dengan menggunakan Sistem Aplikasi e-SKA harus melakukan registrasi terlebih dahulu seperti bagan berikut:


(66)

commit to user Gambar 3.2 Alur Proses Registrasi

Sumber : www.e-ska.kemendag.go.id, 2012

Keterangan Bagan :

1) Sebelum menggunakan Sistem e-SKA, Eksportir atau dapat diwakilkan EMKL diwajibkan untuk melakukan pendaftaran secara online ke website e-SKA.

2) Eksportir/EMKL kemudian datang ke Instansi Penerbit Surat Keterangan Asal (IPSKA) dengan membawa Dokumen validasi perusahaan seperti NPWP,SIUP,TDP dan lain-lain untuk diverifikasi.

3) Petugas IPSKA melakukan verifikasi dokumen validasi perusahaan (NPWP,SIUP,TDP,dan lain-lain) terhadap data registrasi online.


(67)

commit to user

4) Jika verifikasi absah (data telah sesuai), petugas IPSKA melakukan approval (persetujuan) terhadap data registrasi. Setelah data regiostrasi disetujui, eksportir/EMKL dapat menggunakan Sistem Aplikasi e-SKA.

b) Pengajuan Permohonan COO

Setelah eksportir atau dapat diwakilkan EMKL telah sukses registrasi,maka selanjutnya ialah mengajukan permohonan COO, hal ini dimaksudkan agar Form COO yang akan diisi nantinya dapat digunakan dan disetujui oleh Instansi Penerbit Surat Keterangan Asal (IPSKA).

Adapun pengajuan permohonan Certificate of Origin (COO) sebagai berikut :

Gambar 3.3

Alur Pengajuan Permohonan COO Sumber : www.e-ska.kemendag.go.id, 2012


(68)

commit to user Keterangan Bagan :

1) Setelah Login ke Sistem e-SKA, Eksportir/EMKL membuat permohonan baru COO ( Header,Goods, dan Cost Structure) yang disertai dengan upload file pendukung/dipersyaratkan, seperti PEB, Invoice, B/L, dan lain-lain.

2) Data tersebut kemudian dikirimkan oleh eksportir/EMKL ke IPSKA melalui Sistem Aplikasi e-SKA.

3) Petugas IPSKA memeriksa data permohonan yang baru, kemudian membandingkan data tersebut dengan file pendukung yang di upload (PEB,Invoice,B/L dan lain-lain).

4) Jika data sesuai, petugas IPSKA melakukan proses persetujuan terhadap data (persetujuan sementara). Nomor COO akan di-generate secara otomatis oleh sistem.

5) Data yang telah disetujui akan diproses lebih lanjut oleh Eksportir/EMKL. 6) Eksportir/EMKL mencetak COO dan Cost Structure yang telah disetujui,

kemudian menandatangani COO.

7) Eksportir/EMKL kemudian mendatangi petugas IPSKA dengan membawa COO yang telah ditandatangani disertai dengan dokumen pendukung dalam bentuk Hard Copy.

8) Petugas IPSKA menerima dokumen COO beserta pendukungnya dari eksportir/EMKL yang datang ke kantor IPSKA. Petugas IPSKA kemudian melakukan verifikasi terhadap dokumen asli/ Hard Copy dengan data permohonan yang ada di Sistem Aplikasi e-SKA.

9) Jika verifikasi absah (valid), petugas IPSKA akan memberikan approval (persetujuan) terhadap permohonan pada sistem e-SKA. Dokumen COO tersebut kemudian ditandatangani oleh Pejabat IPSKA.


(69)

commit to user

10)Petugas IPSKA menyerahkan Dokumen COO kepada EMKL. Proses penerbitan COO telah selesai.

2. Aplikasi Web e-SKA.

Sistem Aplikasi Web e-SKA adalah suatu sistem Penerbitan Surat Keterangan Asal(SKA) / Certificate of Origin (COO) secara elektronik yang dibangun oleh Kementrian Perdagangan untuk seluruh Instansi Penerbit Surat Keterangan Asal (IPSKA).

Sistem Aplikasi e-SKA menggunakan sistem terpusat berbasiskan web (web based) untuk menghubungkan seluruh IPSKA dengan eksportir maupun pihak EMKL dan Kementrian Perdagangan. Sistem Aplikasi e-SKA juga akan mengirimkan data COO untuk dipertukarkan secara internasional, yang pada saat ini dipergunakan untuk Indonesia National Single Window (INSW) dan ASEAN Single Window (ASW). Sistem Aplikasi e-SKA merupakan penyempurnaan dari sistem manual yang sudah ada (UNEDOC).

a. Manfaat Penggunaan Sistem Aplikasi e-SKA

1) Tersedianya media elektronik yang menghubungkan stakeholder penerbitan COO (Eksportir, IPSKA, Kementrian Perdagangan).

2) Membantu mempercepat proses penerbitan Certificate of Origin (COO). 3) Terseimpannya data penerbitan COO milik eksportir


(70)

commit to user b. Penggunaan Sistem Aplikasi e-SKA

1) Registrasi

Fasilitas ini digunakan oleh eksportir/EMKL untuk melakukan pendaftaran account secara online, sehingga dapat menggunakan sistem e-SKA. Fasilitas ini diperlukan eksportir/EMKL jika tidak memiliki account untuk Login ke Sistem e-SKA.

Gambar 3.4

Halaman Utama Sistem e-SKA Sumber : www.e-ska.kemendag.go.id , 2012 Keterangan :

a) Pendaftaran : Klik jika ingin melakukan registrasi ke Sistem e-SKA. b)Lupa Password : Klik jika eksportir/EMKL tidak dapat mengingat password. c) User Manual : Klik jika ingin mengetahui penggunaan sistem e-SKA.


(71)

commit to user

2) Pengisian Form COO Menggunakan Sistem Aplikasi e-SKA

Merupakan Fasilitas yang digunakan Eksportir/EMKL jika telah berhasil melakukan Registrasi dan telah disetujui oleh petugas IPSKA.

a. Login Sistem e-SKA:

1. Buka Halaman Sistem e-ska : www.e-ska.kemendag.go.id

Gambar 3.5 Login Sistem e-SKA

Sumber : www.e-ska.kemendag.go.id, 2012

2. Kemudian Eksportir/EMKL mengisi data Username dan Password, kemudian isi data Kode keamanan sesuai yang ditampilkan (Kode Captcha).


(1)

commit to user

3) SKA akan menampilkan message berikut :

Gambar 3.14 Pengiriman Data

Sumber : www.e-ska.kemendag.go.id, 2012

4) Klik OK untuk mengirim data permohonan SKA. Data akan dikirim ke IPSKA untuk diproses lebih lanjut. Selanjutnya eksportir/EMKL menunggu respon dari IPSKA atas permohonan yang telah diajukan.

3. Kendala-kendala yang dihadapi PT. Mitra Kargo Indonesia dalam pengisian dan penggunaan Sistem Aplikasi e-SKA dalam pengisian Form Certificate of

Origin (COO) (Sumber staff karyawan PT.Mitra Kargo Indonesia).

a. Kendala dalam melakukan kegiatan ekspor, terutama penggunaan Sistem aplikasi e-SKA dalam pengisian Form COO masih banyak kendala yang sering dihadapi oleh PT. Mitra Kargo Indonesia.Kendala-kendala tersebut antara lain meliputi :


(2)

commit to user

1) Kurangnya Sumber Daya Manusia di PT. Mitra Kargo Indonesia.

Kurangnya Sumber Daya Manusia di PT. Mitra Kargo Indonesia menjadi dalah satu kendala,disamping perusahaan yang baru berdiri, dan karena dalam prakteknya meskipun sudah ada 1 (satu) staff karyawan yang meng-handle COO,seharusnya sudah mampu mengatasi intensitas kesalahan dalam pengisian COO. Namun selama ini masih saja ditemui adanya kekurang telitian dalam pengisian dan masih adanya kesalahan dalam pengetikan COO.

2) Tidak disetujuinya proses penerbitan COO oleh IPSKA.

Tidak disetujuinya proses penerbitan COO oleh Instansi Penerbit Surat Keterangan Asal (IPSKA) karena adanya kekurangan kelengkapan dokumen pendukung sebagai syarat penerbitan COO, misalnya seperti Invoice harusnya dilampirkan ternyata tidak dilampirkan, maka dari itu COO tidak dapat diterbitkan oleh IPSKA.

3) Kesalahan dalam pengetikan dan kesalahan dalam memilih jenis Form COO (Misalnya untuk melakukan ekspor barang ke china seharusnya menggunakan Form E tetapi masih memakai Form B) juga merupakan kendala yang dihadapi oleh pihak PT. Mitra Kargo Indonesia.

4) Ada kemungkinan terjadinya Force Majeur pada pelayanan COO online.

Terjadinya Force Majeur seperti kerusakan pada sistem jaringan, gangguan pada provider (Trouble), pemadaman listrik, dan gempa bumi, sehingga proses pengisian Form COO dengan menggunakan Sistem Aplikasi e-SKA menjadi sedikit terganggu.


(3)

commit to user

b. Langkah-langkah yang dilakukan PT.Mitra Kargo Indonesia dalam mengatasi permasalahan tersebut antara lain :

1) Dengan mengupayakan staff pada Divisi Dokumen untuk mem back up staff yang bekerja pada Divisi Operasional bagian pengisian Certificate of Origin untuk meminimalisasi kesalahan dalam pengisian Certificate of Origin.

2) Dengan memberikan sosialisasi kepada staff karyawan bagian Certificate of Origin tentang pengisian Certificate of Origin dengan Sistem Aplikasi e-SKA,karena sistem ini merupakan sistem pengisian Form Certificate of Origin baru yang diterbitkan oleh IPSKA sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia No.26/M-DAG/KEP/1/2012 tentang Penetapan Pejabat yang berwenang mengeluarkan Certificate of Origin. Pelaksanaan sosialisasi ini dilakukan secara berkala/kontinyu sesuai peraturan IPSKA dalam menerapkan kebijakan.

3) Dengan menggunakan jaringan internet (Provider) yang memiliki kapasitas yang baik untuk menunjang pekerjaan kantor,khususnya Pengisian Certificate

of Origin menggunakan sistem aplikasi e-SKA,karena sebagian besar

pekerjaan di kantor menggunakan jaringan internet dalam kesehariannya.


(4)

commit to user BAB 4

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian mengenai penggunaan Sistem Aplikasi Web e-SKA oleh PT. Mitra Kargo Indonesia, maka ditarik kesimpulan bahwa:

1. Prosedur penerbitan COO menggunakan aplikasi e-SKA atau tata cara penerbitan COO menggunakan aplikasi e-SKA berisi tahapan yang wajib dilaksanakan atau ditaati oleh Instansi Penerbit Surat Keterangan Asal (IPSKA) maupun oleh pemohon SKA (Eksportir/EMKL), adalah Persyaratan Penerbitan Certificate of Origin, Tata Cara Pengisian Certificate of Origin, Tata Cara Penerbitan Certificate of Origin, dan Penandatanganan Formulir COO oleh pejabat yang berwenang.

2. Sistem Aplikasi Web e-SKA yaitu salah satu aplikasi pada sistem informasi Instansi Penerbit Surat Keterangan Asal yang dipergunakan untuk mendukung pelayanan online dalam memberikan kemudahan kepada masyarakat khusunya eksportir dan EMKL yang membutuhkan informasi dan pelayanan mengenai proses pengajuan Certificate of Origin melalui jaringan Internet pada Sistem Aplikasi e-SKA. Kegunaan Sistem Aplikasi Web e- SKA bagi PT. Mitra Kargo antara lain mempermudah pengisian Form Certificate of Origin secara online, membantu mempercepat proses penerbitan Certificate of Origin, dan membantu PT. Mitra Kargo Indonesia dalam hal mem back up data-data Certificate of Origin untuk mengantisipasi jika data-data original hilang ataupun salah dalam hal pengisiannya.


(5)

commit to user

3. Kendala-kendala yang dihadapi PT. Mitra Kargo Indonesia dalam penggunaan dan pengisian Form Certificate of Origin adalah kurangnya sumber daya manusia, tidak disetujuinya Penerbitan COO karena kurang lengkapnya dokumen pendukung, kesalahan pengetikan dalam pemilihan Form COO, dan terjadinya Force Majeur dalam kesehariannya. Hal ini jelas tidak diharapkan oleh PT. Mitra Kargo Indonesia dikarenakan sangat menghambat pekerjaan. Dengan kendala-kendala tesebut, PT. Mitra Kargo melakukan upaya perbaikan dan sebisa mungkin meminimalisasi kesalahan dengan cara mem back up staff pada bagian Certificate of Origin, melakukan sosialisasi jika terjadi perubahan pada sistem jaringan, serta melakukan pemasangan provider yang memiliki kapasitas dan kapabilitas yang baik sehingga tidak akan terjadi lagi koneksi internet yang buruk dan mengganggu jalannya pekerjaan di PT. Mitra Kargo Indonesia.

B. Saran

1. Penulis menyarankan supaya PT. Mitra Kargo untuk lebih memperhatikan penggunaan dokumen tambahan untuk melengkapi data tentang barang yang akan di ekspor yang disesuaikan dengan data Certificate of Origin, hal ini perlu diperhatikan agar tidak ada kesalahan di dalam persetujuan yang dilakukan Instansi Penerbit Surat Keterangan Asal (IPSKA) nantinya di dalam menerbitkan Dokumen Certificate of Origin. Misalkan untuk barang ekspor dengan Form A harus disertakan dengan struktur biaya per unit dalam Dollar Amerika Serikat (Dollar US$).

2. Penulis menyarankan agar PT. Mitra Kargo Indonesia, khususnya staff bagian Certificate of Origin untuk lebih teliti dalam penggunaan dan pengisian Form


(6)

commit to user

Certificate of Origin dengan Sistem Aplikasi Web e-SKA, ketelitian sangat penting dalam melakukan pengisian Form COO, karena akan sangat berpengaruh dengan persetujuan yang dilakukan oleh IPSKA dalam penerbitan Dokumen Certificate of Origin.

3. Penulis menyarankan kepada PT. Mitra Kargo Indonesia untuk memberikan pelatihan intensif staff karyawan pada bagian Pengisian Form Certificate of Origin, disamping untuk lebih menjaga ketelitian dalam memasukkan data barang yang akan diekspor, juga untuk mengantisipasi adanya kesalahan dalam pengisian data Form Certificate of Origin.